Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

METODE PEMERIKSAAN HUMAN CHORIONIC GONADOTROPIN (HCG)


Dosen Pegampu : Arista Kurniasari Budi F, M. Kes

Disusun Oleh :
Kelompok 4
1. Esti Indria Pangestika (G1C021189)
2. Arkan Rafi Permana (G1C021190)
3. Alifah Maulida (G1C021191)
4. Salsabila Kusuma Candra (G1C021192)
5. Rafiatud Darajah (G1C021193)
6. Actysya Virsha Aurra P.C.P (G1C021194)
7. Moh Fadil R Abd Malik (G1C021195)

PROGRAM STUDI D-IV TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas kelompok makalah ini dengan judul Metode
Pemeriksaan Human Chorionic Gonadotropin (HCG) tepat pada waktunya. Adapun tujuan
dari penulisan makalah adalah untuk memenuhi tugas dari Arista Kurniasari Budi F, M. Kes
sebagai pengampu mata kuliah Praktikum Imunologi 2. Selain itu, makalah ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan mengenai apa saja jenis dan bagaimana metode pemeriksaan
Human Chorionic Gonadotropin (HCG) bagi para pembaca dan penulis.

Kami mengucapkan terimakasih kepada Tuhan Yang Maha Esa, pihak-pihak yang
telah membantu kami dalam penyusunan makalah ini, baik itu teman-teman, dosen
pembimbing, dan semua yang telah membantu kami yang tidak bisa kami sebut satu per satu.

Besar harapan kami bahwa makalah ini dapat bernilai baik, dan dapat digunakan
sebaik baiknya. Kami menyadari bahwa makalah yang kami susun ini belumlah sempurna,
maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran dalam penyempurnaan untuk pembuatan
makalah selanjutnya. Sesudah dan sebelumnya kami ucapkan terimakasih.

Penulis

Kelompok 4

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................3
BAB I......................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................................3
2.1 Rumusan Masalah.......................................................................................................................4
3.1 Tujuan..........................................................................................................................................4
BAB II.....................................................................................................................................................5
TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................................................................5
A. Definisi......................................................................................................................................5
B. Jenis dan metode pemeriksaan HCG........................................................................................5
BAB III..................................................................................................................................................13
PENUTUP.............................................................................................................................................13
Kesimpulan......................................................................................................................................13
Saran................................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................13

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Satu hal yang tidak bias lepas dari proses kehamilan adalah perubahan
hormon yang menyebabkan berbagai perubahan organ dan system tubuh seorang
ibu hamil. Hormon itu sendiri merupakan aneka substansi kimia yang
dilepaskan kealiran darah untuk merespons suatu rangsangan dan mengaktifkan
sel, sesuai dengan hormon yang dibutuhkan dan membutuhkannya. Fertilisasi
terjadi pada hari-hari setelah ovulasi yang merupakan titik tengah daur haid.
Telur yang telah mengalami proses pembuahan mengapung kearah tuba fallopi
dan m a s u k kedalam uterus dimana ovum menanam diri pada
endometrium sekretorik yang telah siap. Segera setelah implantasi pada
hari ke-21 hingga hari ke-23 dari siklus, dimulai produksi gonadotropin korionik
(chorionic gonadotrpin, CG). Produksi HCG menjadi meningkat hingga sekitar hari
ke 70 serta akan menurun selama sisa kehamilan. Hormon inilah yang dijadikan
sebagai indikator yang dideteksi oleh alat tes kehamilan melalui urin, karena
disekresikan ke dalam sirkulasi ibu hamil dan dieksresikan melalui urin (Devianty
2015).

Pada kehamilan biasanya terjadi perubahan pada seluruh tubuh, terutama oleh
pengaruh hormon-hormon somatotropin, estrogen dan progesteron. Hormon
Chorionic Gonadotropin (HCG) adalah hormon khas kehamilan (ditemukan
dalam darah dan urine perempuan hamil). Hormon ini yang dibentuk oleh
trofoblast (lapisan bagian luar janin yang terbentuk pada awal
pembentukan janin dan plasenta) ini berfungsi mempertahankan korpus
luteum (jaringan berwarna kuning dalam indung telur yang terbentuk ketika
indung telur baru saja melepaskan sel telur) yang membuat eksogen dan
progesterone sampai plasenta terbentuk seutuhnya. Menurut (Devianty, 2015
dalam Pipih Sofiah,dkk 2019), setelah plasenta terbentuk, HCG dihasilkan oleh
jaringan plasenta yang masih muda Produksi HCG akan meningkat hingga sekitar hari
ke 70 dan akan menurun selama sisa kehamilan. Hormon ini merupakan indikator

4
yang dideteksi oleh alat tes kehamilan yang melalui urin, karena disekresikan ke
dalam sirkulasi ibu hamil dan dieksresikan melalui urin.

HCG dapat juga digunakan dalam upaya mesinkronkan ovulasi dan


perkawianan yang diperlukan agar terjadi suatu konsepsi. Sistem urinasi bertujuan
untuk berlangsungnya ekskresi bermacam macam produk buangan dari dalam tubuh.
Sistem ini juga penting sebagai faktor untuk mempertahankan homeokinetis, yaitu
suatu keadaan yang relatif konstan dari lingkungan internal di dalam tubuh. Hal
tersebut mencakup faktor-faktor yang beragam seperti keseimbangan air, pH, tekanan
osmotik, tingkat elektrolit dan konsentrasi banyak zat didalam plasma (Hanifa, 2013).
Pemeriksaan kehamilan menggunakan urin pagi. Menurut klinisi biasanya dibutuhkan
3-4 minggu bahwa HCG dapat dideteksi pada Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT).
Pada urin wanita hamil dilakukan penelitian untuk mengetahui HCG yang mengadung
galaktosa dan heksosamin ke dalam urin yang terjadi reaksi antigenantibodi.

2.1 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud Human Chorionic Gonadotropin (HCG)?
2. Apa saja metode yang digunakan pada pemeriksaan HCG di Laboraorium?
3. Bagaimana prinsip dan cara kerja pemeriksaan di setiap metode yang digunakan
dalam pemeriksaan HCG?
3.1 Tujuan
1. Mengetahui defnisi Human Chorionic Gonadotropin (HCG) dan proses
pembentukannya.
2. Mengetahui apa saja metode yang digunakan pada pemeriksaan HCG di
Laboratorium.
3. Mengetahui bagaimana prinsip dan cara kerja pemeriksaan di setiap metode yang
digunakan di laboratorium.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

5
A. Definisi
Hormon adalah zat kimia yang diproduksi oleh kelenjar endokrin yang
mempunyai efek tertentu pada aktifitas organ- organ lain dalam tubuh. Human
Chorionic Gonadotropin (HCG) disebut hormon kehamilan adalah hormon
yang dihasilkan selama kehamilan dalam plasenta manusia dan bertanggung jawab
atas pemeliharaan kehamilan. Hormon Chorionic Gonadotropin (HCG)
adalah hormon khas kehamilan (ditemukan dalam darah dan urine perempuan
hamil). Hormon ini dibentuk oleh trofoblast (lapisan bagian luar janin yang
terbentuk pada awal pembentukan janin dan plasenta) ini berfungsi
mempertahankan korpus luteum (jaringan berwarna kuning dalam indung
telur yang terbentuk ketika indung telur baru saja melepaskan sel telur) yang
membuat eksogen dan progesterone sampai plasenta terbentuk seutuhnya.
Hormon progesteron ini berfungsi untuk memelihara atau mempertahankan
proses kehamilan, sedangkan korpus luteum ini ditunjang keberadaannya oleh
HCG yang berfungsi menghasilkan progesteron. Setelah umur kehamilan
memasuki 12-13 minggu, hormon HCG ini dihasilkan oleh plasenta.

B. Jenis dan metode pemeriksaan HCG


Pada dasarnya, semua tes kehamilan dilakukan untuk mendeteksi adanya
hormon khusus dalam urin atau darah wanita yang memiliki gejala hamil. Seorang
wanita dikatakan hamil apabila HCG terdeteksi dalam urin maupun darah, karena
HCG merupakan hormon yang diproduksi oleh plasenta begitu embrio mulai
menempel pada dinding rahim (Triyana, 2013).
Untuk memastikan kehamilan, ada beberapa jenis tes HCG yang umum dilakukan,
yaitu metode Test Pack/dipstick (imunokromatografi), Aglutinasi/HCG Latex, dan
ELISA.
1. Dipstick/Test Pack/Immunokromatografi
Pengujian secara dipstick atau strip test ini merupakan
pengujian immunoassay chromatographic untuk mendeteksi hormon chorionic
gonadotrophin dalam urin secara kualitatif pada kehamilan awal. Pemeriksaan HCG
dengan metode immunokromatografi merupakan cara yang paling efektif untuk
mendeteksi kehamilan dini.

6
Metode imunokromatografi sebagai salah satu test diagnostic untuk
deteksi HCG dalam sampel urin secara in vitro. Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui apakah pemeriksaan HCG secara kualitatif metode
immunokromatografi pada urine wanita yang diduga hamil dapat
digunakan untuk membantu deteksi kehamilan dini. Pemeriksaan
dilakukan dengan mencelupkan dipstick uji ke dalam spesimen urine dan
mengobservasi warna garis yang terbentuk.

a. Alat dan bahan

Alat dan bahan yang digunakan pada pemeriksaan ini adalah urin,
timer, test strip.

b. Prosedur pemeriksaan HCG


a) Dipersiapkan alat dan bahan serta dikondisikan pada suhu ruang (15
300C)
b) Sampel urin dimasukkan dalam tabung reaksi
c) Strip test dicelupkan secara vertikal ke dalam urin dengan tanda
panah mengarah ke bawah dan saat pencelupan urin tidak boleh
melewati garis maksimal dari strip,
d) Diamkan pencelupan selama 10-15 detik, kemudian diangkat dan
diletakkan pada tempat datar dan kering untuk menghindari
kontaminasi.
e) Stik plano test diangkat, baca hasilnya dalam waktu 3 menit.
c. Interpretasi Hasil

7
- Negatif: Hanya terdapat satu tanda merah yang muncul pada bagian
control line (C) dan tidak tampak garis merah pada bagian test line (T)
(sensitif tas 0 IU/ml)
- Positif: terdapat 2 tanda merah, satu pada bagian test line (T) dan satu
pada bagian control line (C) (sensitif tas 25 mIU/ml)
d. Prinsip Pemeriksaan

Pemeriksaan HCG immunokromatografi merupakan reaksi


antara urine wanita hamil yang mengandung Į dan ȕ HCG
(monoclonal HCG lengkap) dengan anti Į dan anti ȕ HCG pada test
line (T) dan control line (C). Apabila stick planotest dimasukkan
dalam urine, maka urine akan meresap secara kapiler, sehingga
terjadi ikatan antara urine yang mengandung Į dan ȕ HCG dengan
anti Į dan anti ȕ HCG pada test line (T) dan control line (C)
akibatnya akan timbul garis warna merah pada test line (T) dan
control line (C), garis warna merah ini menunjukkan hasil yang
positif. Dan apabila garis warna merah tidak tampak pada test line
(T) atau hanya terdapat pada control line (C) menunjukkan hasil test
yang negative, karena tidak terjadi reaksi antara monoklonal HCG
lengkap dengan anti Į dan anti ȕ HCG.
e. Kelebihan dan kekurangan
Pada pemeriksaan kehamilan menggunakan dapat menggunakan
sampel urin karena pengambilan sampel mudah, praktis, dan hanya
memerlukan tempat penampung urin saja.

Kelebihan pemeriksaan HCG secara immunokromatografi :

a) Cepat, sehingga waktu yang dibutuhkan sangat singkat

8
b) Mudah didapat karena diperdagangkan secara komersil
c) Pesien dapat melakukan sendiri tanpa pergi ke RS, puskesmas,
atau pada bidan setempat.
d) Hasil pemeriksaan mudah dibaca sehing-ga tidak perlu diragukan.

Meskipun banyak kelebihan dari pemeriksaan metode ini,


tetapi juga terdapat beberapa kekurangan yaitu : tidak diketahui
kadar HCG secara pasti, membutuhkan biaya yang mahal. Test
kehamilan metode ini terutama digunakan untuk mendeteksi
kehamilan pada awal setelah terjadinya ovulasi. HCG dapat di
deteksi dalam urine wanita hamil kira-kira 7 hari setelah pembuahan
sel telur.

2. Aglutinasi/ HCG latex


Aglutinasi adalah proses yang dapat menentukan antigen atau
antibodi secara semikuantitatif, aglutinasi dapat dilihat dengan mata
biasa serta dengan menggunakan mikroskop. Metode aglutinasi yang
nanyak dipakai ialah aglutinasi lateks yang menggunakan partikel
lateks.
a) Alat dan bahan

Alat dan bahan yang digunakan seperti urin, timer, pipet reagen latex,
rotator.

b) Prosedur Kerja
a. Spesimen dan reagen dipersiapkan dan dibiarkan pada suhu
ruangaan 15-30C sebelum digunakan.
b. Dicampurkan keduanya pada lateks reagen untuk membuat
suspense pada partikel lateks.

9
c. Dikocok dan disuspensikan pada pregnancy lateks reagen,
ditambahkan 1 tetes menggunakan vial dropper (40ul) untuk setiap
lingkaran pada aglutinasi slide.
d. Diteteskan 1 tetes kontrol negative ke dalam lingkaran agglutinasi
slide.
e. Diteteskan 1 tetes kontrol positif ke dalam lingkaran agglutinasi
slide dengan memakai pipet tetes, diteteskan spesimen urin pada
lingkaran tersebut. Selanjutnya diaduk secara merata pada area
lingkaran tersebut.
c) Prinsip Pemeriksaan

Prinsip dari metode tes imunologik ini adalah berdasarkan


terjadinya reaksi imunologis kimiawi antara hormon HCG dalam
urine dengan antobodi (anti HCG) Suspensi lateks mengandung
antibody monoclonal anti HCG dengan natrium azida sebagai
pengawet sebagai anti HCG dan hormon HCG yang terkandung
dalam urin sebagai antigen. Ketika anti HCG (antibodi) bertemu
dengan antigen (hormon HCG) maka terbentuklah kompleks imun
berupa aglutinasi/gumpalan berwarna putih (Maryunani, 2010).
Namun jika spesimen tidak mengandung HCG tidak ada aglutinasi
dan tidak ada perubahan warna (Forts-diagnostic).

Urin yang digunakan harus urin pertama pagi hari, umur


kehamilan tidak lebih dari 7 bulan, adanya proteinuria dapat
menyebabkan perubahan ketepatan hasil, penyakit imunologi,
penyimpanan reagen dan penghomogenan reagen yang
mempengaruhi keakuratan hasil (Panca, 2012).

d) Yang dapat menyebabkan hasil positif palsu

10
Penyakit trophoblastic, chorionic epithelioma, hydatid mole
dan non trophoblastic neoplasma.
Melakukan rotasi lebih dari dua menit atau sampel telah
terkontaminasi oleh kontrol positif.

Ada beberapa hal juga yang dapat menyebabkan hasil negatif


palsu pada pemeriksaan HCG ini, yaitu kondisi reagen atau sampel
yang sudah rusak atau kadaluarsa dan melakukan rotasi kurang dari dua
menit.

e) Kelebihan metode aglutinasi


a. Metode latex tidak menggunakan alat canggih seperti mikroskop
untuk membacanya cukup hanya dengan melihat adanya aglutinasi
secara kasat mata.
b. Pada metode latex dalam titer terendah sekalipun sudah dapat
terdeteksi,
c. Keakuratan untuk deteksi kehamilan pada metode latex adalah 95-
98% karena metode latex tidak mengalami penguapan,
d. Lebih stabil karena dalam bentuk solution sehingga reagen latex
lebih homogen
3. ELISA
ELISA adalah singkatan dari "enzyme-linked immunosorbent
assay". Pada tahun 1974, P. Perlmann dan E. Engvall
mengembangkan tes ini sebagai pengganti tes radioimmunoassay
tertentu, dan akhirnya menggantikan tes western blot untuk
konfirmasi HIV.

a. Prinsip

11
Antibodi yang menempel pada permukaan padat (pelat
polistiren). Antibodi ini memiliki afinitas terhadap (akan
menempel pada) zat yang diinginkan, seperti hormon, bakteri,
atau antibodi lain. Misalnya, hormon human chorionic
gonadotropin (HCG), protein yang biasa diukur yang
mengindikasikan kehamilan, dapat dideteksi oleh ELISA.
Campuran HCG murni yang dihubungkan dengan enzim dan
sampel uji (darah atau urin) ditambahkan ke sistem pengujian.
Jika tidak ada HCG dalam sampel uji, hanya enzim terikat yang
akan berikatan dengan permukaan padat. Semakin banyak zat
yang diinginkan dalam sampel uji, semakin sedikit enzim yang
terikat pada permukaan padat. Semakin banyak zat yang
diinginkan maka akan menyebabkan reaksi dan muncul pada
pelat tes dalam beberapa cara, seperti perubahan warna larutan
(atau seperti tes kehamilan "dua garis merah muda" atau tanda
"+") .
b. Alat dan bahan
 Air sulingan atau air deionisasi
 Pipet presisi untuk menghasilkan volume 2 μL hingga 1 μL
 Pipet 1-25 μL yang dapat disesuaikan untuk persiapan reagen
 Silinder ukur 100 μL dan 1 liter
 Tabung untuk menyiapkan pengenceran standar dan sampel
 Kertas penyerap
 Microplate reader mampu mengukur serapan pada 450nm
 Kertas grafik log-log atau komputer dan perangkat lunak
untuk analisis data ELISA
c. Cara kerja
1. Siapkan semua reagen, sampel dan standar seperti yang
diinstruksikan dalam manual.
2. Tambahkan 100 μL standar atau sampel ke setiap sumur.
3. Inkubasi 2,5 jam pada RT atau O/N pada suhu 4 °C.
4. Tambahkan 100 μL antibodi biotin yang telah disiapkan ke
setiap sumur.
5. Inkubasi 1 jam di RT.
12
6. Tambahkan 100 μL larutan Streptavidin yang telah disiapkan
ke setiap sumur.
7. Inkubasi 45 menit di RT.
8. Tambahkan 100 μL Reagen Substrat Satu Langkah TMB ke
setiap sumur.
9. Inkubasi 30 menit di RT.
10. Tambahkan 50 μL Stop Solution ke setiap sumur.
11. Segera baca pada 450 nm.

d. Kelebihan metode elisa


Tes ELISA umumnya merupakan tes yang baik dan
akurat. Metode ini dianggap sangat sensitif dan spesifik
(akurat) dan lebih baik dibandingkan dengan metode lain
yang digunakan untuk mendeteksi zat dalam tubuh. Metode
pengujian ELISA lebih lugas dan mudah dilakukan
dibandingkan teknik laboratorium lama, yang sering kali
memerlukan bahan radioaktif.

13
BAB III

PENUTUP
Kesimpulan

Hormon HCG (Human


Chorionic Gonadotropin)
diproduksi selama kehamilan
oleh sel plasenta setelah
terjadinya pembuahan sel telur
oleh sperma. Sekitar 10
hari setelah pembuahan, sel
telur yang telah dibuahi akan
bergerak ke rahim dan
melekat pada dindingnya.
Pada tahap ini, plasenta
mulai berkembang dan

14
menghasilkan HCG yang dapat
terdeteksi dalam darah dan
urin.
Metode pemeriksaan HCG
menggunakan teknik ELISA
sandwich, di mana
antibody primer spesifik
digunakan untuk menangkap
antigen yang dituju, dan
antibody sekunder yang
terhubung dengan enzim
digunakan untuk mendeteksi
keberadaan antigen tersebut.
Metode ELISA sandwich
umumnya digunakan untuk

15
antigen yang memiliki
minimal dua sisi antigenik
yang berinteraksi dengan
antibodi, atau antigen yang
bersifat multivalen seperti
polisakarida atau protein.
Hasil pemeriksaan HCG dapat
diinterpretasikan dengan
membandingkan nilai hasil
dengan rentang nilai normal
yang tercantum dalam tabel.
Hormon HCG (Human
Chorionic Gonadotropin)
diproduksi selama kehamilan

16
oleh sel plasenta setelah
terjadinya pembuahan sel telur
oleh sperma. Sekitar 10
hari setelah pembuahan, sel
telur yang telah dibuahi akan
bergerak ke rahim dan
melekat pada dindingnya.
Pada tahap ini, plasenta
mulai berkembang dan
menghasilkan HCG yang dapat
terdeteksi dalam darah dan
urin.
Metode pemeriksaan HCG
menggunakan teknik ELISA
sandwich, di mana

17
antibody primer spesifik
digunakan untuk menangkap
antigen yang dituju, dan
antibody sekunder yang
terhubung dengan enzim
digunakan untuk mendeteksi
keberadaan antigen tersebut.
Metode ELISA sandwich
umumnya digunakan untuk
antigen yang memiliki
minimal dua sisi antigenik
yang berinteraksi dengan
antibodi, atau antigen yang
bersifat multivalen seperti
polisakarida atau protein.

18
Hasil pemeriksaan HCG dapat
diinterpretasikan dengan
membandingkan nilai hasil
dengan rentang nilai normal
yang tercantum dalam tabel.
Hormon HCG (Human Chorionic Gonadotropin) diproduksi selama kehamilan oleh
sel plasenta setelah terjadinya pembuahan sel telur oleh sperma. Sekitar 10 hari setelah
pembuahan, sel telur yang telah dibuahi akan bergerak ke rahim dan melekat pada
dindingnya. Pada tahap ini, plasenta mulai berkembang dan menghasilkan HCG yang
dapat terdeteksi dalam darah dan urin.
Metode pemeriksaan HCG menggunakan teknik ELISA sandwich, di mana
antibody primer spesifik digunakan untuk menangkap antigen yang dituju, dan antibody
sekunder yang terhubung dengan enzim digunakan untuk mendeteksi keberadaan antigen
tersebut. Metode ELISA sandwich umumnya digunakan untuk antigen yang memiliki
minimal dua sisi antigenik yang berinteraksi dengan antibodi, atau antigen yang bersifat
multivalen seperti polisakarida atau protein.
Hasil pemeriksaan HCG dapat diinterpretasikan dengan membandingkan nilai hasil
dengan rentang nilai normal yang tercantum dalam tabel.

Hormon HCG (Human


Chorionic Gonadotropin)
diproduksi selama kehamilan
oleh sel plasenta setelah
terjadinya pembuahan sel telur
oleh sperma. Sekitar 10
19
hari setelah pembuahan, sel
telur yang telah dibuahi akan
bergerak ke rahim dan
melekat pada dindingnya.
Pada tahap ini, plasenta
mulai berkembang dan
menghasilkan HCG yang dapat
terdeteksi dalam darah dan
urin.
Metode pemeriksaan HCG
menggunakan teknik ELISA
sandwich, di mana
antibody primer spesifik
digunakan untuk menangkap
antigen yang dituju, dan

20
antibody sekunder yang
terhubung dengan enzim
digunakan untuk mendeteksi
keberadaan antigen tersebut.
Metode ELISA sandwich
umumnya digunakan untuk
antigen yang memiliki
minimal dua sisi antigenik
yang berinteraksi dengan
antibodi, atau antigen yang
bersifat multivalen seperti
polisakarida atau protein.
Hasil pemeriksaan HCG dapat
diinterpretasikan dengan
membandingkan nilai hasil

21
dengan rentang nilai normal
yang tercantum dalam tabel.
Saran
Semoga dengan dibuatnya makalah ini dapat membantu memudahkan dalam
mendeteksi adanya kadar hormone HCG dalam urine, sehingga dapat diaplikasikan
dalam kehidupan sehari-hari untuk mengetahui kehamilan

22
DAFTAR PUSTAKA

Hanifa,W dan Saifuddin,A.B. 2013. Ilmu Kebidanan Edisi 3. Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Harti, Agnes Sri,dkk (2013). Pemeriksaan HCG (Human Chorionic Gonadotropin)
untuk deteksi Kehamilan dini secara Immunokromatografi . Diakses dari Jurnal Kesehatan
Kusuma Husada (diunduh 05 desember 2021).
Renowati &S uharlina,Sri.(2018).Uji Kesesuaian Pemeriksaan Kehamilan metode Strip Test
dengan metode Aglutinasi. Vol. 1 No. 1 Tahun 2018. Diakses dari jurnal.stikesperintis.ac.id (diunduh
05 desember 2021).

Triyana YF.(2013).Panduan Klinis Kehamilan dan Persalinan. Yogyakarta (ID): D-Medika.


Panca. 2012.Laporan Imunoserologi. Online. Available: 2012 / contohlaporan-imunoserologi,

Charles Patrick Davis, M. P., 2022. MedicineNet. [Online]


Available at: https://www.medicinenet.com/elisa_tests/article.htm

Deutschland, t.thn. antikoerper. [Online]


Available at: https://www.antikoerper-online.de/kit/2703076/HCG+beta+ELISA+Kit/

23

Anda mungkin juga menyukai