Anda di halaman 1dari 13

TOKSISITAS TIMBAL (Pb)

Dosen Pengampu : Dr. Ana Hidayati M, M.Si

Disusun oleh Kelompok 3 :


1. G1C021176 Fayza Putri Aulia
2. G1C021177 Neflin Dian Fanesa
3. G1C021178 Adelia Nur Hardianti
4. G1C021179 Ruri Wulan Hidayatul Maghfiroh
5. G1C021180 Tazya Rahayu
6. G1C021181 Razita Rahmadani
7. G1C021182 Salsabilla Putri Alfida
8. G1C021183 Ayofi Krisma Bhakti
9. G1C021184 Islahul Umam
10. G1C021185 Laulita Nur Arsy Fauziyah
11. G1C021186 Nurul Anastia T.
12. G1C021188 Adristna Nasya T.
13. G1C021189 Esti Indria Pangestika
14. G1C021190 Arkan Rafi Permana
15. G1C021191 Alifah Maulida
16. G1C021192 Salsabila Kusuma Candra
17. G1C021193 Rafiatud Darajah
18. G1C021194 Actysya Virsha A.P.C.P
19. G1C021195 Moh Fadil R Abd Malik
20. G1C021196 Melisa Andina
21. G1C021198 Faza Intan Halidazia

PROGRAM STUDI D-IV TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan judul Toksisitas Timbal
(Pb) tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan makalah adalah untuk memenuhi
tugas dari Ibu Dr. Ana Hidayati M, M.Si sebagai pengampu mata kuliah teori Toksikologi ini.
Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan mengenai Toksisitas Pb
khususnya pada bidang kesehatan bagi para pembaca dan penulis.
Kami mengucapkan terimakasih kepada Tuhan Yang Maha Esa, pihak-pihak yang
telah membantu kami dalam penyusunan makalah ini, teman kelompok 3, dosen
pembimbing, dan semua yang telah membantu kami yang tidak bisa kami sebut satu per satu.

Besar harapan kami bahwa makalah ini dapat bernilai baik, dan dapat digunakan
sebaik baiknya. Kami menyadari bahwa makalah yang kami susun ini belumlah sempurna,
maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran dalam penyempurnaan untuk pembuatan
makalah selanjutnya. Sesudah dan sebelumnya kami ucapkan terimakasih.

Semarang, 9 Juni 2023

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................2
1.3 Tujuan...............................................................................................................................2
BAB II........................................................................................................................................3
TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................................................3
2.1 Pengertian.........................................................................................................................3
a. Sifat Logam Pb............................................................................................................3
b. Paparan Logam Timbal di Lingkungan.......................................................................3
c. Distribusi dan toksisitas logam Pb dalam tubuh..........................................................4
2. Analisis kadar Timbal (Pb).................................................................................................6
BAB III.......................................................................................................................................8
PENUTUP..................................................................................................................................8
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................................8
3.2 Saran.................................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................9

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Toksisitas merupakan suatu efek yang merugikan dari bahan kimia dan bersifat
negatif bagi semua ataupun sebagian makhluk hidup, baik itu sel, jaringan, organ,
individu ataupun populasi. Efek yang ditimbulkan dapat merusak fungsi fisiologis dan
struktur (Megawati, 2015). Meningkat nya kadar zat-zat pencemar yang berbahaya dapat
menimbulkan toksik atau racun sehingga mengganggu proses kehidupan dan setelah
mencapai kadar tertentu dapat mematikan hewan peliharaan (Muliari et al., 2019a);
(Muliari et al., 2019b). Salah satu bahan pencemar yang dapat menimbulkan efek negatif
bagi biota perairan adalah logam berat. Faktor lingkungan seperti toksik perairan dari dan
kelainan genetik dapat mempengaruhi keabnormalan tulang rangka ikan (Zulfahmi et al.,
2018); (Akmal et al., 2018a); (Akmal et al., 2018b); (Akmal et al., 2018c); (Akmal et al.,
2019); (Zulfahmi et al., 2019). Hal ini dapat disebabkan jika sejumlah logam telah timbul
efek dan ditemukan dalam konsentrasi tinggi dalam perairan. logam berat terbagi antara 2
yaitu logam essensial dan logam non essensial. logam essensial adalah logam yang sangat
membantu dalam proses fisiologis makhluk hidup dengan cara membantu kerja enzim
atau pembentukan organ dari organisme yang berkaitan. Sedangkan logam non essensial
adalah logam yang peranannya dalam tubuh makhluk hidup belum diketahui,
kandungannya dalam jaringan hewan sangat dikit, dan apabila kandungannya tinggi maka
dapat merusak organ-organ tubuh makhluk yang bersangkutan.

Timbal (Pb) adalah salah satu logam berat yang terdapat dalam perairan
(Darmono,1995). Timbal/plumbum (Pb) merupakan logam yang dapat menyebabkan
keracunan baik akut maupun kronik terhadap manusia (Widowati et al. 2008). Di
Indonesia, pencemaran logam berat cenderung meningkat sejalan dengan meningkatnya
proses industrialisasi. Pencemaran logam berat dalam lingkungan bisa menimbulkan
bahaya bagi kesehatan. Salah satu logam berat tersebut adalah timbal. Timbal sebagai
logam berat pernah dijadikan sebagai bahan adiktif pada bensin.

Timbal dalam bentuk tetraetiltimbal ((CH3CH2)4Pb) membantu proses


pembakaran pada mesin kendaraan menjadi lebih halus dan cepat. Timbal pada bahan
bakar berdampak merugikan bagi lingkungan sekitar termasuk manusia. Pada saat

1
pembakaran, timbal dilepas ke udara bersamaan dengan asap kendaraan. Senyawa yang
dilepas tersebut berdampak negatif bagi kesehatan. Berkaitan dengan efek negatif timbal
dalam bensin, maka sangatlah penting untuk mendeteksi dan memperkirakan frekuensi
kadar timbal dalam darah pekerja yang melakukan kontak langsung dengan bahan bakar
(Windusari Y dkk, 2019)

1.2 Rumusan Masalah


a) Bagaimana Toksisitas pada logam Pb
b) Bagaimana Pemeriksaan/ Analisis kadar Pb di Laboratorium?

1.3 Tujuan
a) Mengetahui Toksisitas paa logam Pb.
b) Mengetahui bagaimana pemeriksaan atau analisis kadar Pb di Laboratorium.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian
Timbal Pb merupakan salah satu jenis logam berat yang sering juga disebut
dengan istilah timah hitam. Timbal memiliki titik lebur rendah, mudah dibentuk,
memiliki sifat kimia yang aktif sehingga bisa digunakan untuk melapisi logam agar
tidak terjadi perkaratan. Timbal adalah logam yang lunak berwarna abuabu kebiruan
mengkilat dan memiliki bilangan oksidasi+2 (Sunarya, 2007). Timbal merupakan
salah satu logam berat yang sangat berbahaya bagi makhluk hidup karena bersifat
karsinogenik, dapat menyebabkan mutasi, terurai dalam jangka waktu lama dan
toksisitasnya tidak berubah.

a. Sifat Logam Pb

Logam Pb bersifat lentur, mudah dimurnikan, sangat rapuh dan mengkerut


pada pendinginan. Logam Pb dapat larut dalam asam nitrit pekat. Bentuk oskidasi
yang paling umum adalah logam Pb dan senyawa organometalik yang terpenting
adalah timbal tetra etil (TEL: Tertra ethylLead), timbal tetra metil (TML: Tetra
Methyl Lead) dan timbal stearat (Ervina, 2013). Logam Pb merupakan logam yang
tahan terhadap korosi atau karat, sehingga sering digunakan sebagai bahan coating.
Logam Pb mudah di bentuk karena lunak, bila dicampur dengan logam lain
membentuk logam campuran yang lebih bagus daripada logam murninya. Kepadatan
logam Pb melebihi logam lainnya (Palar, 2004 dalam Kawatu, 2009).

b. Paparan Logam Timbal di Lingkungan

Emisi Pb ke udara dapat berupa gas atau partikel sebagai hasil samping
pembakaran yang kurang sempurna dalam mesin kendaraan bermotor. Semakin
kurang sempurna proses pembakaran dalam mesin kendaraan bermotor, maka
semakin banyak jumlah Pb yang akan di emisikan ke udara (Librawati,2005 dalam
Gusnita, 2012). Manusia menyerap timbal melalui udara, debu, air dan makanan.
Tetraethyl Lead, merupakan bahan logam timah hitam yang ditambahkan kedalam

3
bahan bakar berkualitas rendah untuk menurunkan nilai oktan. Pb organik diabsorbsi
terutama melalui saluran pencernaan dan pernapasan.

c. Distribusi dan toksisitas logam Pb dalam tubuh

Timah hitam yang diabsorbsi diangkut oleh darah ke organ-organ tubuh


sebanyak 95%. Timbal dalam darah diikat oleh eritrosit. Sebagian timbal plasma
dalam bentuk yang dapat berdifusi dan diperkirakan dalam keseimbangan dengan
timbal dalam jaringan tubuh lainnya yang dibagi menjadi 2 yaitu jaringan lunak
(sumsum tulang, sistem saraf, ginjal, dan hati) dan ke jaringan keras (tulang, kuku,
rambut, gigi) (Fernanda, 2012). Gigi dan tulang panjang mengandung timbal yang
lebih banyak dibandingkan tulang lainnya. Pada gusi dapat terlihat lead line yaitu
pigmen berwarna abu-abu pada perbatasan antara gigi dan gusi. Hal ini
merupakan ciri khas keracunan timbal. Pada jaringan lunak sebagian timbal
disimpan dalam aorta, hati, ginjal, otak, dan kulit.
Toksisitas timbal bersifat kronis dan akut. Paparan timbal secara kronis bisa
mengakibatkan kelelahan, kelesuan, gangguan iritabilitas, gangguan
gastrointestinal, depresi, sakit kepala, sulit berkonsentrasi, daya ingat terganggu
dan sulit tidur. Sedangkan toksisitas akut dapat terjadi bila timbal masuk kedalam
tubuh seseorang melalui makanan atau menghirup gas timbal yang relatif pendek
dengan dosis atau kadar yang relatif tinggi (Widowati, 2008 dalam Novdian,
2016). Timbal dalam tubuh dapat menghambat aktivitas kerja enzim. Namun yang
paling berbahaya adalah toksisitas timbal yang disebabkan oleh gangguan
absorbsi kalsium Ca. Hal ini menyebabkan terjadinya penarikan deposit timbal
dari tulang tersebut.
Jumlah Pb minimal di dalam darah yang dapat mengakibatkan timbulnya
gejala keracunan biasanya berkisar antara 60-100 μg/100ml darah untuk orang
dewasa. Tabel dibawah menunjukkan bahwa konsentrasi Pb di dalam darah dapat
dibedakan atas 4 kategori, yaitu:

Kategori Konsentrasi Pb (µg/100 Keterangan


ml)
A (Normal) <40 Populasi normal tanpa
pencemaran Pb pada
konsentrasi abnormal

4
B (dapat diterima) 40-80 Absorbsi meningkat
karena populasi Pb pada
tingkat abnormal, tetapi
masih belum berbahaya
C (berlebihan) 80-120 Absorbsi meningkat
karena populasi Pb yang
berlebihan, sering
disertai gejala ringan,
kadang-kadang gejala
berat
D (berbahaya) >120 Absorbsi pada tingkat
berbahaya dengan gejala
ringan dan berat, serta
efek sampingan yang
lama

Timbal adalah logam toksik yang berifat kumulatif sehingga mekanisme


toksisitasnya dibedakan menurut beberapa organ yang di pengaruhinya, yaitu
sebagai berikut:
a. Sistem hemopoeitik: Timbal akan menghambat sistem pembentukan
hemoglobin sehingga menyebabkan anemia
b. Sistem saraf pusat dan Saraf tepi: Dapat menyebabkan gangguan
enselfalopati dan gangguan saraf perifer.
c. Sistem ginjal: Dapat menyebabkan aminoasiduria, fosftfaturia,
glukosaria, nefropati, fibrosis dan atrofil glomerular.
d. Sistem gastro-intestinal: Dapat menyebabkan kolik dan konstipasi.
e. Sistem kardiovaskular: Menyebabkan peningkatan permeabilitas
kapiler pembuluh darah.
f. Sistem reproduksi: dapat menyebabkan kematian janin pada wanita
dan hiporspermi dan teratospermia
Menurut Menteri Kesehatan (2002) dalam keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor146/MENKES/XI/2002 tentang standar pemeriksaan
kadar timah hitam pada spesimen biomarker manusia, pengukuran kadar timbal

5
pada tubuh mansia dapat dilakukan melalui spesimen darah, urin dan rambut.
Nilai ambang batas kadar timbal dalam spesimen darah pada orang dewasa normal
adalah 10-25 µg per desiliter. Nilai ambang batas kadar timbal pada spesimen urin
150 µg/mL Kreatinin. Nilai ambang batas kadar timbal dalam spesimen rambut
0,007-1,17 mg Pb/100gr jaringan basah (Palar, 2008 dalam Samsuar,dkk., 2017).

2. Analisis kadar Timbal (Pb)


1. Spektrofotometer Serapan Atom (SSA)
a. Pengertian
Spektrofotometer serapan atom adalah suatu metode yang digunakan
untuk mendeteksi atom-atom logam dalam fase gas. Metode ini seringkali
mengandalkan nyala untuk mengubah logam dalam larutan sampel menjadi
atom-atom logam beberntuk gas yang digunakan untuk analisisnkuantitatif
dari logam dalam sampel (Rohman, 2007 dalam Firmansyah, dkk., 2012).
b. Prinsip

Prinsip kerja SSA Prinsip kerja dari Spektrofotometer Serapan Atom


adalah adanya interaksi antara energi (sinar) dan materi (atom). Jumlah radiasi
yang terserap tergantung pada jumlah atom atom bebas yang terlibat dan
kemampuannya untuk menyerap radiasi.

2. Pemisahan kation golongan 1

6
Golongan I merupakan golongan yang cukup berbahaya. Bagaimana tidak, kation
yang tergolong pada golongan I adalah kation Ag+, Hg+, dan Pb2+.Kation golongan I
disebut juga sebagai kation golongan HCl. Hal ini disebabkan karena semua ion-ion
anggotanya dapat mengendap sempurna dengan penambahan HCl. Adapun HCl yang
digunakan haruslah berlebih agar dihasilkan endapan yang mengendap sempurna.
Karena ketiga kation dalam golongan I semuanya mengendap sempurna, maka
dibutuhkan perlakuan yang lebih spesifik untuk mengidentifikasi keberadaannya.

Reaksi :
Pb2+ +2HNO3 -->Pb(NO3)2 +2H+

Pb(NO3)2 + 2HCl --> PbCl2 (putih) + 2HNO3

PbCl2 --> Pb2+ + 2Cl- Pb2+ + K2CrO4 --> PbCrO4 (kuning) + 2K+

7
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Logam berat (pb) yang tercemar masuk ke dalam tubuh organisme dapat
menyebabkan penumpukan bahan pencemar dalam jaringan terutama di organ-
organ yang rentan terhadap pencemaran lingkungan perairan. Uji penelitian
terhadap organ-organ ikan yang meliputi jaringan hati yang terpapar logam timbal
mengakibatkan hati mengalami degenerasi lemak karna terpapar konsentras timbal
yang lebih tinggi, ginjal menyebabkan terakumulasi bahan toksik yang masuk ke
dalam tubuh ikan sehingga akan terlihat perubahan atau kerusakan pada jaringan
ginjal ikan, pada usus terjadinya kerusakan edema pada jaringan tersebut, dan
pada insang menyebabkan kerusakan jaringan pada lamela primer dan lamela
sekunder sehingga terjadinya hiperplasia.

3.2 Saran
Penelitian selanjutnya dapat dilakukan terhadap profesi lain yang juga
beresiko dan mengkaji faktor-faktor resiko yang berhubungan dengan terpaparnya
logam timbal dalam darah.

Kompleks endapan putih yang terbentuk berupa campuran dari


Ag

8
DAFTAR PUSTAKA

Kawatu, P., 2009, Analisis Kadar Timbal Darah dan Penyakit Hipertensi pada
Petugas Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum di Kota Manado, Chemistry Progress,
2(2), 126-129.
Camargo, MMP,. Martinez, CBR. (2007). Histopathology of Gills, Kidney and
Liver of a Neotropical fish Caged in an Urban Stream. Journal of Neotropical
Ichtyology 5 (3):327-336.

Darmono. (2001). Lingkungan Hidup dan Pencemaran. UIPress.Jakarta

Mentri Kesehatan Republii Indonesia, 2002, Keputusan Mentri Kesehatan


Nomor : 1406/MENKES/SK/XI/2002 Tentang Standar Pemeriksaan Kadar Timah
Hitam pada Spesimen Biomarker Manusia, Jakarta, Departemen Kesehatan
Palar, H., 2008, Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat, Rineka Cipta, Jakarta
Sunarya, Y., 2007, Kimia Dasar, Bandung, Alkemi Grafisindo Press.

9
10

Anda mungkin juga menyukai