Makalah Psa PR - Kimia Klinik New
Makalah Psa PR - Kimia Klinik New
Disusun oleh :
Arkan Rafi Permana (G1C021190)
Actysya Virsha Aurra P.C.P (G1C021194)
Irhamna Pardomuan S (G1C021206)
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas kelompok makalah ini
dengan judul Mediator Kimiawi Prostate Spesific Antigen (PSA) tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah adalah untuk memenuhi tugas dari Andri
Sukeksi, SKM, M.Si sebagai pengampu mata kuliah Praktikum Kimia Klinik 3. Selain
itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan mengenai apa dan
bagaimana mediator kimiawi dari Prostate Spesific Antigen (PSA) bagi para pembaca
dan penulis.
Besar harapan kami bahwa makalah ini dapat bernilai baik, dan dapat
digunakan sebaik baiknya. Kami menyadari bahwa makalah yang kami susun ini
belumlah sempurna, maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran dalam
penyempurnaan untuk pembuatan makalah selanjutnya. Sesudah dan sebelumnya
kami ucapkan terimakasih.
Kelompok 8
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
iii
yang sehat maupun pada sel malignan kelenjar prostat dengan jumlah yang
lebih banyak. Selain dapat ditemukan pada cairan vesikula seminalis, PSA juga
dapat keluar dan ditemukan di dalam serum darah. 5 Pada tahun 1986, PSA
telah disahkan oleh Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat
sebagai marker untuk monitoring pasien kanker kelenjar prostat, dan pada
tahun 1994, PSA telah disahkan sebagai marker untuk mendeteksi kanker.
Selain itu, PSA merupakan suatu tumor marker yang paling penting saat ini
untuk deteksi dini dan menentukan staging. Pengukuran kadar PSA dapat
dipakai untuk meramalkan prognosis dan memantau hasil terapi dari kanker
kelenjar prostat
Dalam artikel ini, kami membahas pemahaman terkini tentang kejadian
peradangan pada perkembangan kanker prostat dan pentingnya proses dalam
penargetan terapi jalur sinyal inflamasi spesifik dan efektor penting selama
perkembangan tumor. Pemahaman lebih lanjut tentang proses peradangan
kronis pada perkembangan tumor prostat menjadi metastasis akan
memungkinkan pengembangan dan optimalisasi modalitas terapi baru untuk
pengobatan pasien berisiko tinggi.
1.3 Tujuan
1. Mengetahui definisi Prostate Spesific Antigen (PSA).
2. Mengetahui mekanisme mediator kimiawi Prostate Spesific Antigen (PSA)
sebagai biomarker Kanker Prostat.
iv
3. Mengetahui tujuan pemeriksaan Prostate Spesific Antigen (PSA) di
Laboratorium.
4. Mengetahui prinsip, metode, serta prosedur pemeriksaan Prostate Spesific
Antigen (PSA) di Laboratorium.
5. Mengetahui nilai normal dan apa saja faktor-faktor yang dapat
memengaruhi hasil pemeriksaan Prostate Spesific Antigen (PSA) di
Laboratorium.
v
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Prostat Spesifik Antigen (PSA) merupakan suatu glikoprotein rantai
tunggal dengan 237 asam amino dan berat molekul sekitar 33 kDa. Merupakan
suatu serine protease yang berperan sebagai enzim proteolitik. Memiliki 5
ikatan disulfida dan sekitar 8% merupakan karbohidrat yang memiliki bentuk
rantai samping N-linked oligosaccharida. Pada plasma seminularis PSA dapat
menunjukkan 5 bentuk isoform, tetapi hanya 2 bentuk yang secara biologis
dalam bentuk aktif.2,3 Antigen ini hanya dihasilkan oleh epitel saluran kelenjar
prostat dan dikeluarkan bersamaan dengan cairan semen dalam jumlah yang
banyak. PSA menjaga viskositas cairan semen melalui proses hidrolisis
semenogelin sehingga cairan semen menjadi cair. Antigen ini pertama sekali
dideteksi di cairan vesikula seminalis pada tahun 1971 oleh Hara dkk, dan
berhasil diisolasi dari jaringan prostat pada tahun 1979 oleh Wang dkk.4 PSA
diproduksi baik dalam sel kelenjar prostat yang sehat maupun pada sel
malignan kelenjar prostat dengan jumlah yang lebih banyak. Selain dapat
ditemukan pada cairan vesikula seminalis, PSA juga dapat keluar dan
ditemukan di dalam serum darah.
PSA memiliki struktur dan fungsi yang sama dengan kelenjar kallikrein,
sehingga gen PSA dikode sebagai KLK3 (kallikrein related peptidase 3) dan
lokasi gen pada lengan panjang kromosom 19 (19q13.2-q13.4). 2,7 Menurut
hasil penelitian, seseorang yang mimiliki genotip GG beresiko 5 – 7 kali lipat
menderita kanker kelenjar prostat. Polymorphism G158A (rs266882) dan G-
4643A (rs925013) merupakan gen yang berhubungan dengan meningkatnya
resiko kanker kelenjar prostat
1
responsif terhadap terapi anti-androgen, memerlukan penanda yang dapat
diandalkan untuk memprediksi presentasi klinis yang agresif dan mengarahkan
penargetan terapeutik untuk masing-masing pasien. Saat menentukan profil
tumor pasien kanker prostat dan menyesuaikan strategi pengobatan individu,
pentingnya peradangan dalam konteks dampak fungsionalnya pada
lingkungan mikro tumor harus dipertimbangkan. Tinjauan ini berfokus pada
bukti translasi terkini yang menghubungkan proses peradangan dengan
perkembangan, perkembangan, dan respons terapeutik kanker prostat.
Keterangan : TNF, faktor nekrosis tumor; NFkB, faktor nuklir beta; EMT, transisi
mesenkim epitel; VEGF, faktor pertumbuhan endotel vaskular; IL-8, interleukin-
8; TAM, makrofag terkait tumor; TGF-β, mengubah faktor pertumbuhan-beta.
2
2.4 Pemeriksaan Prostate Spesific Antigen (PSA) sesuai Insert kit
Elecsys total PSA, 2018
Deteksi dini kanker kelenjar prostat dapat berdasarkan faktor resikonya,
yaitu pria yang berusia lebih dari 50 tahun dianjurkan melakukan pemeriksaan
PSA total (Prostate Specific Antigen) dan pemeriksaan Digital Rectal
Examination (DRE) setiap setahun sekali. Bila ada keluarga yang menderita
kanker kelenjar prostat, screening dianjurkan sejak usia 40 tahun. Namun, PSA
memiliki keterbatasan sebagai alat diagnostik yaitu kadar PSA dapat
meningkat pada penyakit kelenjar prostat yang jinak maupun ganas. Kadar
PSA bermanfaat untuk diagnosa banding adenocarsinoma pada pria dengan
asal sel tumor primer yang tidak jelas.
3
Alat : Cobas e 411
4
Setelah stand by, tekan Workplace – test selection.
Pilih sample dan parameter yang akan dikerjakan
(parameter PSA) – Tekan save.
Nilai normal
Prostat Spesifik Antigen (PSA) memiliki nilai normal ≤ 4ng/ml.
Kadar PSA pada plasma seminularis sekitar 0,2 – 5 mg/ml.
Kadar ini jauh lebih tinggi bila dibandingkan pada serum darah,
yang normalnya 0,2 – 4 ng/ml. Pasien yang memiliki kadar PSA
lebih dari 10 ng/mL biasanya menderita kanker kelenjar prostat.
Telah dilakukan penyempurnaan dalam interpretasi nilai PSA
yaitu PSA velocity atau perubahan laju nilai PSA, densitas PSA
dan nilai rata – rata PSA, yang nilainya bergantung kepada umur
penderita. Berikut rata-rata nilai normal Prostat Spesifik Antigen
menurut umur.
5
Kadar PSA yang tinggi juga dapat disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu :
6
PSA yang ditemukan dalam serum memiliki 3 bentuk, yaitu
(a) PSA bebas, dengan berat molekul 30 kDa. PSA bebas memiliki berat
molekul yang rendah, sehingga dapat dikeluarkan melalui ginjal.
7
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Prostat Spesifik Antigen (PSA) merupakan suatu glikoprotein rantai
tunggal dengan 237 asam amino dan berat molekul sekitar 33 kDa. Merupakan
suatu serine protease yang berperan sebagai enzim proteolitik. Peradangan
intraprostatik sering terdeteksi pada biopsi prostat pada pasien dengan
peningkatan antigen spesifik prostat (PSA). Peradangan kronis pada jaringan
prostat jinak dikaitkan dengan kanker prostat tingkat tinggi. Efektor inflamasi
Pentraxin 3 yang cukup signifikan baru-baru ini diidentifikasi sebagai
biomarker untuk memprediksi perkembangan tumor akibat peradangan prostat
pada pasien kanker prostat.
3.2 Saran
Dalam kehidupan, tidak ada satupun manusia yang tidak lepas dari
penyakit. Namun pada dasarnya penyakit bisa dicegah dengan perilaku hidup
yang bersih dan sehat. Dengan makalah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi
mahasiswa atau mahasiswi sebagai referensi dalam dunia medis khususnya di
laboratorium mengenai pemeriksaan Prostate Spesific Antigen (PSA)
8
DAFTAR PUSTAKA
Ann Clin Ward AM, Catto JWF and Hamdy FC, Prostate specific antigen:
biology, biochemistry and available commercial assays, Ann Clin Biochem;
2001; 38:633±651.
Malati T, Kumari GR, Murthy PVLN, Reddy CR, Prakash BS, Prostate
specific antigen in patients of benign prostate hypertrophy and carcinoma
prostate, Indian Journal of Clinical Biochemistry. 2006; 21(1): 34-40.