BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap makhluk hidup memiliki alat untuk bernapas yang disesuaikan
ukuran dan jumlah individu yang terkena penyakit di bagian organ pernapasan.
Salah satu penyakit gangguan sistem pernapasan pada manusia yaitu efusi
yang dapat mengancam jiwa. Secara geografis penyakit ini terdapat di seluruh
dengan penyakitnya.
penyakit infeksi saluran nafas lainnya. Tingginya angka kejadian efusi pleura
karena lingkungan yang tidak bersih, sanitasi yang kurang, lingkungan yang
padat penduduk, kondisi sosial ekonomi yang menurun, serta sarana prasarana
penderita efusi pleura dengan prevalensi wanita 34,6% dan laki-laki 65,4%
(Tobing, 2013).
keduanya disebabkan oleh satu dari lima mekanisme yaitu peningkatan tekanan
pertukaran gas yang adekuat, ventilasi yang adekuat, dan perfusi jaringan yang
dan pertukaran gas yang adekuat. Evakuasi cairan dilakukan melalui tindakan
suara paru, monitor status mental, kesulitan bernafas, sianosis, dan saturasi
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana asuhan
keperawatan pada klien dengan efusi pleura di RSU dr. Kanujoso Djatiwibowo
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendiskripsikan kasus keperawatan
medikal bedah dengan penyakit efusi pleura secara rinci dan mendalam
yang ditekankan pada aspek asuhan keperawatan pada klien dengan efusi
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penulisan proposal ini adalah:
1. Bagi Peneliti
Melalui kegiatan penelitian ini diharapkan peneliti memperoleh
peneliti tentang asuhan keperawatan pada klien dengan efusi pleura yang
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
dan parietal, serta saluran getah bening. Jika terjadi penimbunan cairan
dalam rongga pleura maka keadaan ini disebut efusi pleura. Timbunan
2. Etiologi
keduanya, ini disebabkan oleh satu dari lima mekanisme berikut: (Morton,
2012).
1) Infeksi
a) Tuberkulosis
b) Pneumonitis
c) Abses paru
d) Perforasi esophagus
e) Abses sufrenik
2) Non infeksi
a) Karsinoma paru
7
c) Karsinoma mediastinum
d) Tumor ovarium
f) Gagal hati
g) Gagal ginjal
h) Hipotiroidisme
i) Kilotoraks
j) Emboli paru.
3. Klasifikasi
Klasifikasi efusi pleura dibagi menjadi 2 yaitu: (Morton, 2012).
dialisis peritoneium.
rusak dan masuk ke dalam paru yang dilapisi pleura tersebut atau
4. Manifestasi Klinik
c. Deviasi trakea menjauhi tempat yang sakit dapat terjadi, jika terjadi
Damoiseu).
5. Patofisiologi
Patofisiologi terjadinya efusi pleura bergantung pada
dalam pembuluh darah pada area tersebut menjadi bocor dan masuk
sebagian akan bergantung pada kekuatan relative paru dan dinding dada.
6. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pada efusi pleura menurut (Nurarif dan Kusuma,
2015). adalah:
a. Tirah baring
Tirah baring bertujuan untuk menurunkan kebutuhan oksigen karena
nyeri, dispneu dan lain-lain. Cairan efusi sebanyak 1-1,5 liter perlu
kembali.
7. Pemeriksaan Penunjang
11
pergeseran di mediatinum.
b. Ultrasonografi
c. Torakosintesis/fungsi pleura untuk mengetahui kejernihan, warna,
aksilaris anterior dan posterior, pada sela iga kedelapan. Didapati cairan
b. Jenis
12
optimal.
2) Negatif
Menunjukan bahwa klien dalam kondisi sakit atau beresiko
mengalami kesakitan.
a) Aktual
Menggambarkan respon klien terhadap kondisi kesehatan atau
kesehatan.
b) Resiko
Menggambarkan responklien terhadap kondisi kesehatan atau
c. Komponen
Masing-masing komponen diagnosis diuraikan sebagai berikut: Standar
menjadi :
Mayor : Tanda/gejala ditemukan sekitar 80% - 100% validasi
diagnosis
Minor : Tanda/gejala tidak harus ditemukan, namun jika ditemukan
optimal.
14
2. Pathway
Peradangan pleura
- Gagal jantung kiri Permeabel membran Cairan protein dari
kapiler menigkat getah bening masuk
- Obstruksi vena - Penigkatan tekanan rongga pleura
Konsentrasi protein
cava superior kapiler cairan pleura
- Asites pada Sirosis sistemik/plumonal meningkat
hati - Penurunan tekanan Eksudat
Terdapat jaringan
-nekrotik
Dialisispada
peritonial koloid osmotik &
septa
pleura
- Obstruksi fraktus
urinarius - Penurunan tekanan
Kongesti pada
intra pleura
pembuluh limfe
Transudat
Penumpukan cairan
pada rongga pleura
Gangguan
Pertukaran Gas
Sesak Nafas
Ekspansi Paru Penekanan
Anoreksiapada Resiko tinggi terhadap
Drainase
abdomen tindakan drainase dada
15
Gangguan
metabolisme O2 Suplai O2 menurun
Defisit Perawatan
Intoleransi Diri
Aktifitas
Berdasarkan Diagnosa Medis dan Nanda NIC_NOC Edisi Revisi Jilid 1. Jogyakarta:
3. Masalah keperawatan
16
Berikut adalah uraian dari masalah yang timbul bagi penderita Efusi Pleura
1) Definisi Masalah
Kelebihan atau kekurangan oksigenasi dan atau eliminasi
dangkal )
6. Warna kulit abnormal (misalnya pucat, kebiruan )
7. Kesadaran menurun
3) Kondisi Klinis Terkait
a) Penyakit paru obstruktif kronis ( PPOK )
b) Gagal jantung kongestif
c) Asma
d) Pneumonia
e) Tuberkulosis paru
f) Peyakit membran hialin
g) Asfiksia
h) Persistent pulmonary hypertension of newborn ( PPH )
i) Prematuritas
j) Infeksi saluran nafas
c. Nyeri Akut.
18
1) Definisi
Pengalaman sensorik atau emosioal yang berkaitan dengan kerusakan
bulan.
2) Batasan Karakteristik.
a) Data Mayor
Subyektif
1. Mengeluh nyeri
Obyektif
1. Tampak meringis
2. Bersikap protektif
3. Gelisah
4. Sulit tidur
b) Data Minor
Subyektif
1. Tidak tersedia
Obyektif
1. Tekanan darah meningkat
2. Pola nafas berubah
3. Nafsu makan berubah
4. Proses berfikir terganggu
5. Menarik diri
6. Berfokus pada diri sendiri
7. Diaforeses
3) Kondisi Kinis Terkait
a) Kondisi pembedahan
b) Cedera traumatis
c) Infeksi
d) Sindrom coroner akut
e) Glaukoma
d. Defisit Nutrisi.
1) Definisi
Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolisme.
2) Batasan Karakteristik
a) Data Mayor
Subyektif
19
1. Tidak ada
Obyektif
2) Batasan Karakteristik
a) Data Mayor
Subyektif
1. Mengeluh tidak nyaman
Obyektif
1. Gelisah
b) Data Minor
Subyektif
1. Mengeluh sulit tidur
2. Tidak mampu rileks
3. Mengeluh kedinginan/ kepanasan
4. Merasa gatal
5. Mengeluh mual
6. Mengeluh lelah
Obyektif
1. Menunjukan gejala distres
2. Tampak merintih/meringis
3. Pola eliminasi berubah
4. Postur tubuh berubah
5. Iritabilitas
c) Kondisi Klinis Terkait
a) Penyakit Kronis
b) Keganasan
f. Intoleransi Aktivitas.
1) Definisi
Ketidakcukupan energi untuk melakukan aktivitas sehari hari.
2) Batasan Karakteristik
a) Data Mayor
Subyektif
1. Mengeluh lelah
Obyektif
1. Frekuensi jamtung meningkat lebih dari 20% dari kondisi
istirahat
b) Data Minor
Subyektif
1. Dyspenea/ setelah aktivitas
2. Merasa tidak nyaman setelah beraktivitas
3. Merasa lemah
Obyektif
1. Tekanan darah berubah lebih dari 20% dari kondisi istirahat
2. Gambaran EKG menunjukan aritmia saat/ setelah aktivitas
3. Gambaran EKG menunjukan iskemia
21
4. Sianosis
3) Kondisi Klinis Terkait
a) Anemia
b) Gagal jantung kongestif
c) Penyakit jantung koroner
d) Aritmia
e) Penyakit katup jantung
f) PPOK
g) Gangguan metabolik
h) Gangguan muskuloskeletal
g. Defisit Perawatan Diri.
1) Definisi
Tidak mampu melakukan atau menyelesaikan aktivitas perawatan diri.
2) Batasan Karakteristik
a) Data Mayor
Subyektif
1. Menolak melakukan perawatan diri
Obyektif
1. Tidak mampu mandi atau mengenakan pakaian/ makan ke toilet
a. Data Subyektif
`` 1) Biodata
a) Nama
c) Jenis Kelamin: Efusi pleura terjadi pada semua jenis kelamin, tetapi
g) Agama
h) Pendidikan,
i) Alamat, No MR, dan diagnosa medis.
2) Keluhan Utama
pleura keluhan utama yang di rasakan adalah batuk, dan susah nafas
(sesak), rasa berat pada dada, nyeri pleurittik akibat iritasi pleura yang
bersiufat tajam dan terlokalisir terutama pada saat batuk dan bernafas
serta batuk non produktif. Biasanya gejala efusi pleura yang paling
rasa berat pada dada, berat badan menurun. Sesak yang karakternya
Muttaqin, 2008).
paru, pneumonia, gagal jantung, trauma, asites, dan sebagainya. Hal ini
6) Data Psikososial
7) Data Spiritual
b) Pola eliminasi
pada pasien efusi pleura keadaan umum pasien lemah, pasien akan
Karena adanya nyeri dada, sesak nafas dan peningkatan suhu tubuh
tiba mengalami sakit sesak nafas, nyeri dada, sebagai orang awam,
Akibat dari efusi pleura adalah penekana pada paru oleh cairan
i) Pola kopping
b. Data Objektif
1) Pemeriksaan fisik
c) TTV
N : Takikardia
hipertermia
d) Mata
konjungtiva anemis
e) Hidung
dalam paru)
g) Vena leher
Adanya distensi/bendungan.
h) Kulit
a) Inspeksi
b) Palpasi
30
c) Perkusi
d) Auskultasi
Egofoni, yaitu suara nafas yang serupa dengan suara ekspirasi tetapi
3) Pemeriksaan abdomen
4) Pemeriksaan penunjang
a) X-Ray thorak
b) Torasintesis
c) Biopsi pleura
keganasan.
d) GDA
31
e) Bronkoskopi
biopsi dan cairan atau sample seputum dan untuk mengangkat plek
Muttaqin, 2008).
2. Diagnosa Keperawatan
kapiler.
kebutuhan oksigen.
32
3. Intervensi Keperawatan
a. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan depresi pusat pernafasan.
penurunan fungsi paru dan untuk mengetahui tanda-tanda vital klien dalam
fowler.
33
pada pola nafas dan untuk membantu pengembangan rongga dada secara
maksimal.
e) Bantu dan ajarkan pasien untuk batuk.
Rasional : Menekan daerah yang nyeri ketika batuk,penekanan otot-otot
proses penyembuhan.
kapiler.
fowler.
Rasional : memudahkan pertukaran gas agar tidak mengalami kesusahan
pada pola nafas dan untuk membantu pengembangan rongga dada secara
maksimal.
d) Bantu dan ajarkan pasien untuk batuk.
Rasional : Menekan daerah yang nyeri ketika batuk,penekanan otot-otot
proses penyembuhan.
2) Kriteria hasil:
nyeri.
35
3) Intervensi:
a)Lakukan pengkajian nyeri secara komperhensif termasuk lokasi,
2) Kriteria hasil:
3) Intervensi:
a) Kaji adanya alergi makanan
Rasional: Untuk mengatur menu sesuai kebutuhan pasien
b) Timbang berat badan sesuai indikasi.
Rasional: Berguna untuk menentukan kebutuhan kalori, menyusun tujuan
perawatan.
2) Kriteria hasil:
c) Mengontrol nyeri
37
d) Kontrol gejala
3) Intervensi:
a) Gunakan pendekatan yang menyenangkan
Rasional: Sebagai dasar dalam menyusun rencana intervensi keperawatan.
b) Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan klien selama prosedur
Rasional: Memberikan rasa nyaman pada klien dan menentukan intervensi
selanjutnya.
c) Instruksikan pasien menggunakan teknik relaksasi latihan nafas dalam
Rasional: memberikan rasa rileks pada klien
d) Kolaborasi pemberian obat untuk mengurangi kecemasan
Rasional : Membantu proses penyembuhan dan mengurangi kecemasan
klien.
kebutuhan oksigen.
2) Kriteria hasil:
a) Berpartisipasi dalam aktivitas fisik tanpa disertai peningkatan tekanan
pilihan intervensi.
38
kemampuan fisik.
Rasional : Agar klien tidak terlalu lelah dalam melakukan aktifitas.
c) Bantu klien untuk mendapatkan alat bantu aktivitas seperti kursi roda, krek
Rasional : Memudahkan klien untuk melakukan aktivitas
4. Tingkatkan aktifitas klien secara bertahap.
Rasional : mengurangi imobilisasi dan meningkatkan tonus otot.
2) Kriteria hasil:
a) Mampu melakukan tugas fisik yang paling mendasar dan aktivitas pribadi
3) Intervensi:
a) Pantau tingkat kekuatan dan toleransi aktivitas pasien dalam melakukan
personal hygine.
Rasional:Mengetahui kemampuan pasien melakukan personal hygine dan
personal hygine.
39
dilakukan klien.
c) Bantu pasien dalam melakukan perawatan diri
Rasional : Memenuhi kebutuhan personal hygine pasien
Nurarif, A. H., & Kusuma, H. (2015).