Asuhan Keperawatan Pada Tn ”S” dengan Efusi Pleura Di Ruang TB PARU RSUD
PALEMBANG BARI Tahun 2021
Disusun Oleh:
2021/2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Efusi pleura merupakankeadaan di mana terjadinyapenumpukancairan yang
berlebih di dalamkavum pleura. Penumpukancairan yang berlebihdisebabkan oleh
ketidakseimbanganproduksi dan pengeluarancairansehinggaterjadinyaefusi pleura
(Simanjuntak, 2014). Berbagaimacamcairanpenyakitbisamembuatcairanmasuk dan
terkumpuldalamrongga pleura. Cairantersebutbisadibedakanmenjadicairanberupatransudat,
eksudat, pus ataudarah (R. Darmanto, 2016). Adanya
akumulasicairantersebutdapatmenyebabkanpasienmengalamigangguandalampolapernapasa
nnya. Menurut World Health Organization (WHO), efusi pleura merupakanpenyakit yang
mengancamjiwa, dikarenakansecarageografispenyakittersebuttersebar di seluruh dunia dan
menjadimasalahutama di negara berkembang salah satunya di Indonesia.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2015, efusi pleura
merupakansuatugejalapenyakit yang dapatmengancamjiwa.
Secarageografispenyakitiniterdapatdiseluruh dunia. Jumlahkasusefusi pleura di seluruh
dunia cukuptinggimendudukiurutanketigasetelah Ca paru sekitas10-15 jutadengan 100-250
ribukematiantiaptahunnya. Prevalensiefusi pleura di dunia diperkirakantiap 1 juta orang,
3000 orang terdiagnosaefusi pleura. Estimasikejadiaefusi pleura di Amerika Serikat,
dilaporkansebanyak 1,5 jutakasuspertahun, dengankasusefusi yang banyakdisebabkan oleh
gagaljantungkongestif, malignansi, pneumonia bakteri dan emboli paru (Gatot, 2017).
Di Indonesia tuberkulosisparumerupakanpenyebabutamaefusi pleura, disusul oleh
keganasan. MenurutDepkes RI, kasusefusi pleura mencapai 2,7 %
daripenyakitinfeksisaluran napas lainnya. Tingginyaangkakejadianefusi pleura
disebabkanketerlambatanpenderitauntukmemeriksakankesehatansejakdini dan
angkakematianakibatefusi pleura masihseringditemukanfaktorresikoterjadinyaefusi pleura
karenalingkungan yang tidakbersih (DepKes Jatim, 2016). Berdasarkan data di RSUD
Dr.HarjonoPonorogo pada bulan November 2018, mulaidaribulan Juni sampaidenganbulan
November terdapat 49 klien yang mengidapefusi pleura. Rata-rata yang mengidapefusi
pleura adalahklien yang berusiadiatas 50 tahun yang berjeniskelaminlaki-
lakimaupunperempuan (RekamMedik RSUD Dr.HarjonoPonorogo, 2018). Sedangkan data
di RSU Muhammadiyah Ponorogo pada bulan Januari sampaidenganbulan Oktober 2018
terdapat 8 orang berjeniskelaminlaki-laki dan 12 perempuanterkenaefusi pleura dengan
total 20 kasusklienmengidappenyakitefusi pleura (RekamMedik RSU Muhammadiyah
Ponorogo, 2018). Maka diantaraduarumahsakittersebut pada bulan Januari
sampaidenganbulan November 2018 sekitar 69 orang mengidappenyakitefusi pleura
dengan rata-rata usiadiatas 50 tahun.
Gejala yang paling seringtimbuldariefusi pleura adalahsesak. Nyeri
bisatimbulakibatperadangan pleura, dan batuktimbulakibatefusi yang banyak.
Gejalaklinisnyaadalahpengembanganparumenurun dan perkusipekak (story dullness) tetap.
Efusikurangdari 500 mL sulitterdeteksisecaraklinis. Pada
fototoraksakantampatsudutkostofrenikusmenumpul, yang lebihjelas pada efusi yang
banyak. Efusi yang luasseringdisebabkan oleh keganasan. (Somantri, 2012).
Berbagaipermasalahankeperawatan yang timbul,
masalahaktualmaupunpotensialakibatadanyaefusi pleura antara lain ketidakefektifanpola
napas, nyeriakut, kerusakanpertukaran gas, gangguan rasa nyaman, intoleransiaktivitas, dan
gangguanpemenuhannutrisi yang menyebabkanpenurunanberat badan, devisitperawatandiri
yang berhubungandengankeletihan dan dispneasertamasihbanyaklagipermasalahan yang
mungkintimbul (Amin Huda, 2015).
Adanya permasalahanfungsiparu yang menyebabkansesak napas di
butuhkanusahauntukmemperbaikimasalahtersebut, salah satunyadenganposisi duduk
atausetengah duduk untukmeredakanpenyempitanjalan napas dan
memenuhioksigendalamdarah. Posisi yang paling efektifbagikliendenganefusi pleura
adalahposisi semi fowler, dimanakepala dan tubuhdinaikkandenganderajatkemiringan 45º,
yaitudenganmenggunakangayagrafitasiuntukmembantupengembanganparu dan
mengurangitekanandari abdomen kediafragma. Posisi semi fowler membuatoksigen di
dalamparusemakinmeningkatsehinggamemperingankesukaran napas. Posisi
iniakanmemaksimalkanpengembanganparu. Hal tersebutdipengaruhi oleh
gayagravitasisehinggapengirimanoksigenmenjadi optimal. Sesak napas akanberkurang dan
akhirnya proses perbaikankondisiklienlebihcepat (Andriyani, 2008).
sistemik dan lokal (Andriyani, 2008).Dari uraian diatas maka penulis tertarik untuk
melakukan studi kasus dengan judul: “Asuhan Keperawatan Pada Pasien Efusi Pleura
BARI”.
B. RumusanMasalah
Berdasarkan pada latar belakang maka rumusan masalah dalam laporan ini adalah
“AsuhanKeperawatan Pada Tn ”S” denganEfusi Pleura RSUDPalembang BariTahun
2021.
C. Tujuan
1. Tujuan umum
Mahasiswa mampu memberikan asuhan keperawatan secara kompehensif kepada
klien dengan efusi pleura pada pasien di ruang TB paru.
2. Tujuan khusus
a. Diketahui data pengkajian dalam keperawatan.
b. Diketahui diagnosa keperawatan yang digunakan.
c. Diketahui intervensi keperawatan yang diberikan sebagai rencana dalam
tindakan keperawatan.
d. Diketahui implementasi sebagai tindakan yang dilakukan dalam keperawatan.
e. Diketahui evaluasi keperawatan dalam tindakan yang sudah di lakukan.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Definisi
Efusi pleura adalah penumpukan cairan di dalam ruang pleural, proses
penyakitprimer jarang terjadi namun biasanya terjadi sekunder akibat penyakit
lain. Efusidapat berupa cairan jernih, yang mungkin merupakan transudat,
eksudat, ataudapatberupadarah ataupus. (Baughman C Diane,2000).
Efusi pleura adalah pengumpulan cairan berlebih didalam rongga pleura,
rongga pleura adalah rongga yang terletak diantara selaput yang melapisi paru-
paru dan rongga dada. Jenis cairan lainnya yang bisa terkumpul didalam rongga
pleura adalah darah, nanah, cairan seperti susu dan cairan mengandung kolestrol
tinggi, hemotoraks (darah di dalam rongga pleura) biasanya terjadi karena
cedera di dada. Dalam keadaan normal cairan pleura dibentuk dalam jumlah
kecil untuk melumasi permukaan pleura. (Irianto,2015).
Jadi dapat disimpulkan Efusi pleura adalah penumpukan cairan dalam
rongga pleura yang disebakan olehbanyakfaktor seperti penyakitdan
tekananabnormaldalamparu-paru.
B. Etiologi
Menurutjeniscairanyangterakumulasiefusipleuradapatdibedakanmenjadi:
Sindromnefrotik.
Obstruksivenakavasuperior
Asitespadaserosishati
Sindrommeig’s(asitesdengantumor ovarium).
2. Eksudat(ekstravasasicairankedalamjaringan
).Cairaninidapatterjadikarenaadanya :
Infeksi
Neoplasma/tumor
Infarkparu
C. TandadanGejala
1. Adanya timbunancairanmengakibatkanperasaansakitkarenapergesekan,
setelahcairancukupbanyakrasasakithilang.Bilacairanbanyak,penderitaakansesakn
apas.
2. Adanya gejala-gejalapenyakitpenyebabsepertidemam, menggigil, dan nyeri
dadapleuritis (pneumonia), panastinggi (kokus), subfebril (tuberkulosis),
banyakkeringat,batuk.
3. Pemeriksaanfisikdalamkeadaanberbaring dan duduk akanberlainan,
karenacairanakanberpindahtempat. Bagian yang
sakitakankurangbergerakdalampernapasan,fremitusmelemah(rabadanvocal),pada
perkusididapatidaerahpekak,dalamkeadaandudukpermukaancairanmembentukga
rismelengkung(garisEllisDamoiseu).
Gejala yang paling sering ditemukan (tanpa menghiraukan jenis cairan yang
terkumpulataupun penyebabnya) adalah sesak nafas dan nyeri dada (biasanya
bersifat tajam
dansemakinmemburukjikapenderitabatukataubernafasdalam).Kadangbeberapapende
ritatidak menunjukkan gejalasamasekali.
Gejalalainnyayangmungkinditemukan:
- Batuk
- Pernafasanyangcepat
- Demam
- Cegukan
D. Patofisiologi
Dalamkeadaannormalhanyaterdapat10-20mlcairandidalamronggapleura.Jumlah
cairan di rongga pleura tetap, karena adanya tekanan hidrostatis pleuraparietalis
sebesar 9 cm H2O. Cairan ini dihasilkan oleh kapiler pleura parietalis karenaadanya
tekanan hodrostatik, tekanan koloid dan daya tarik elastis. Sebagian cairan inidiserap
kembali oleh kapiler paru dan pleura viseralis, sebagian kecil lainnya (10-
20%)mengalir ke dalam pembuluh limfe sehingga pasase cairan disinimencapai 1
liter perhari.
Terkumpulnyacairandironggapleuradisebutefusipleura,initerjadibilakeseimbang
an antara produksi dan absorbsi terganggu misalnya pada hyperemia
akibatinflamasi,perubahantekananosmotic(hipoalbuminemia),peningkatantekananven
a(gagaljantung).
Atasdasarkejadiannyaefusidapatdibedakanatastransudatdaneksudatpleura.
Transudat misalnya terjadi pada gagal jantung karena bendungan vena
disertaipeningkatan tekanan hidrostatik, dan sirosis hepatic karena tekanan osmotic
koloid yangmenurun. Eksudat dapat disebabkan antara lain oleh keganasan dan
infeksi. Cairan keluarlangsung dari kapiler sehingga kaya akan protein dan berat
jenisnya tinggi cairan ini
jugamengandungbanyakseldarahputih.Sebaliknyatransudatekadarproteinnyarendahse
kaliatau nihilsehingga berat jenisnyarendah.(GuytondanHall, 2007)
E. Pathway
Tubercolosis, Pneumonia,
Bronkiektasis
Pembentukancairanberlebih
(transudat, eksudat, hemoragis)
Anoreksia Kelemahan,
kelelahan
IntoleransiAktivit
Ketidakseimba
as
ngannutrisikur
angdarikebutu
hantubuh
WSD, torasentwsis/torakosentesis
Rontgendadabiasanyamerupakanlangkahpertamayangdilakukanuntukmendiagnosi
sefusi pleura,yanghasilnyamenunjukkanadanyacairan.
2. CTscandada
3. USGdada
4. Torakosentesis
Penyebabdanjenisdariefusipleurabiasanyadapatdiketahuidenganmelakukanpemerik
saanterhadapcontohcairanyangdiperolehmelaluitorakosentesis(pengambilancairan
melaluisebuahjarumyangdimasukkandiantaraselaigakedalamronggadadadibawah
pengaruh pembiusanlokal).
5. Biopsi
Jikadengantorakosentesistidakdapatditentukanpenyebabnya,makadilakukanbiopsi
,dimanacontohlapisan pleurasebelahluardiambil
untukdianalisa.Padasekitar20%penderita,meskipuntelahdilakukanpemeriksaanme
nyeluruh,penyebabdari efusi pleuratetap tidak dapat ditentukan.
6. Bronkoskopi
Bronkoskopikadangdilakukanuntukmembantumenemukansumbercairanyangterk
umpul.
G. Komplikasi
a. Fibrotoraks
Paru fibrosis paru merupakan keadaan patologis dimana terdapat jaringan ikat
parudalam jumlah yang berlebihan. Fibrosis timbul akibat cara perbaikan
jaringan
sebagailanjutansuatuprosespenyakitparuyangmenimbulkanperadangan.Padaefusi
pleura, atalektasisyang berkepanjangan dapatmenyebabkan penggantian
jaringanbaruyangterserangdengan jaringan fibrosis.
2. ProsesKeperawatan Teoritis
a. Pengkajian
Data-datayangdikumpulkanataudikajimeliputi:
IdentitasPasien
Pada tahap iniperawatperlu mengetahui tentang nama, umur, jenis
kelamin,alamat rumah, agama atau kepercayaan, suku bangsa, bahasa yang
dipakai, statuspendidikandan pekerjaanpasien.
KeluhanUtama
Keluhanutamamerupakanfaktorutamayangmendorongpasienmencaripertolon
ganatauberobat
kerumahsakit.Biasanyapadapasiendenganefusipleuradidapatkankeluhanberup
asesaknafas,rasaberatpadadada,nyeripleuritik akibat iritasi pleurayang
bersifat tajam dan terlokasilir terutama padasaatbatuk dan bernafas
sertabatuk non produktif.
RiwayatPenyakitSekarang
Pasien dengan effusi pleura biasanya akan diawali dengan adanya tanda-
tandasepertibatuk,sesaknafas,nyeripleuritik,rasaberatpadadada,beratbadanme
nurun dan sebagainya. Perlu juga ditanyakan mulai kapan keluhan itu
muncul.Apatindakanyangtelahdilakukanuntukmenurunkanataumenghilangka
nkeluhan-keluhannya tersebut.
RiwayatPenyakitDahulu
Dalampemeriksaancairanpleuraterdapatbeberapapemeriksaanantar
alain:
a) PemeriksaanBiokimia
Secarabiokimiaeffusipleuraterbagiatastransudatdaneksudatyangp
erbedaannyadapat dilihat padatabel berikut :
Transudat Eksudat
Kadar protein dalam <3 >3
effusi9/dl
Kadar protein dalam <0,5 >0,5
Effuse
Kadar protein dalam - >200
Serum
KadarLDHdalameffusi <200 >200
(1-U)
KadarLDHdalameffusi <0,6 >0,6
KadarLDHdalamserum
Beratjeniscairaneffusi <1,016 >1,016
Rivalta Negatif Positif
Disampingpemeriksaantersebutdiatas,secarabiokimiadiperiksaka
njugacairanpleura:
- KadarpHdanglukosa.Biasanyamerendahpadapenyakit-
penyakitinfeksi,arthritisreumatoid dan neoplasma
-
Kadaramilase.Biasanyameningkatpadapaulercatilisdanmetasta
sisadenocarcinona (Soeparman, 1990, 787).
b) Analisacairanpleura
- Transudat :jernih,kekuningan
- Eksudat :kuning,kuning-kehijauan
- Hilothorax :putihsepertisusu
- Empiema :kentaldankeruh
- Empiemaanaerob :berbaubusuk
- Mesotelioma :sangatkentaldanberdarah
d) Bakteriologis
b. DiagnosaKeperawatan
3. Ketidakseimbangannutrisikurangdarikebutuhantubuhberhubungande
ngananoreksia.
6. Defisitpengetahuanberhubungandengankurang familiar
terhadapinformasi, terbatasnyakognitif
7. Ansietasberhubungandengan status Kesehatan
Misi
1. PoliklinikSpesialisBedah
2. PoliklinikSpesialisPenyakit Dalam
3. PoliklinikSpesialisKebidanan dan PenyakitKandungan
4. PoliklinikSpesialisTerpadu
5. PoliklinikSpesialisSpesialis Anak
6. PoliklinikSpesialisSpesialis Mata
7. PoliklinikSpesialis THT
8. PoliklinikSpesialisKulit dan Kelamin
9. PoliklinikSpesialisSyaraf
10. PoliklinikSpesialis Jiwa
11. PoliklinikSpesialisJantung
12. Poliklinik Sub SpesialisRehabilitasiMedik
13. Poliklinik Sub SpesialisPsikologi
14. Poliklinikgigi dan mulut
15. Poliklinikparu–paru
Instalasi Rawat Darurat
1. Dokter jaga &Perawat Jaga 24 jam
2. Ambulance 24 jam
Pelayanan Penunjang
1. Farmasi/ Apotek 24jam
2. InstalasiLaboratoriuamKlinik
3. InstalasiRadiologi
4. InstalasiBedahSentral
5. InstalasiGizi
6. InstalasiPemeliharaan Sarana RumahSakit
7. InstalasiPemeliharaanLingkungan
8. Central Sterilized SuplayDepartement(CSSD)
9. InstalasiLaundry
10. Intensive Care Unit(ICU)
11. Hemodialisa
12. InstalasiRehabilitasMedik
BAB IV
ASUHAN KEPERAWATAN
1. Identitas Klien
Inisial : Tn. S
Usia : 65tahun
Jenis Kelamin : lakilaki
Alamat : Palembang
No.Telepon : -
Status : menikah
Agama : islam
Suku :Sumatera Selatan
Pekerjaan : Petani
Lama :
No.RM : 54.99.98
Tglmasuk : 01-11-2021
TglPengkajian: 16-11-2021
SumberInformasi :istri
KeluargaTerdekat :istri
Alamat : Palembang
No.telepon :
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama (saat masuk RS)
Pasien mengatakan batuk ±3 bulan sering merasa sesak 2 bulan terakhir dan
disertai batuk yang semakin parah
4. Kebisasaan
Jenis Frekuensi Jumlah Lamanya
a. Merokok : Sering 2 bungkus/hari Tidak ingat dan sekarang
sudah berhenti merokok
b. Kopi : 2x sehari 1 gelas 49 tahun sekarang sudah
berhenti minum kopi karna
sakit
c. Alkohol : - - -
3. Riwayat Keluarga
Pasien mengatakan keluarganya tidak ada yang memiliki penyakit TBC, jantung,
diabetes melitus dan hipertensi.
Genogram :
Keterangan :
Satu
rumah
1. Peningkatan Kesehatan
Pengetahuantentangpenyakit/perawatan:
Pasien mengatakan sudah diberitahu tentang penyakitnya
Masalahkeperawatan:
Tidak ada masalah
2. Nutrisi
a. Mulut
Trismus ( ), Halitosis ( )
b. Leher
Kaku Kuduk ( √ ) Simetris( ), Benjolan ( ) Tonsil ( )
Program Diit RS :
Intake Makanan : Nasi 500 gr/hari, sayur 400 gr/hari, buah 300 gr/hari
c. Abdomen
Inspeksi : Bentuk: simetris( √ ), tidak simetris( ), kembung( ), asites(
),
Kuadran I :-
Kuadran II :-
Kuadran III :-
Kuadran IV :-
Data Tambahan :
Pasien mengatakan sebelum sakit BB nya 57 kg dan setelah sakit BB nya 50 kg,
tidak nafsu makan dan hanya memakan 2 sendok makan setiap makanan yang
diberikan, pasien mengeluh nyeri pada daerah abdomen
Masalahkeperawatan:
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Dada
Paru-paru:
Data Tambahan:
Pasien mengatakan sesak nafas
Masalahkeperawatan:
Ketidakefektifan pola nafas
4. Aktivitas/Istirahat
Kebiasaan sebelum tidur (perlu mainan, dibacakan cerita, benda yang dibawa
saat tidur,dll):
Kebiasaan Tidur siang:- jam/hari
Skala Aktivitas:
Kemampuanperawatandiri 0 1 2 3 4
Makan/minum √
Mandi √
Toileting √
Berpakaian √
Mobilitas di tempattidur √
Berpindah √
Ambulasi/ROM √
0: mandiri, 1: alat Bantu, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu orang lain dan alat, 4:
tergantung total
Persendian:
Kekuatan Otot : -
Kelainan Otot: -
Tonus/aktifitas
Aktif ( ) Tenang ( ) Letargi ( ) Kejang ( )
Menagis keras ( ) lemah ( √ )melengking ( ), Sulit menangis (
)
Ekstremitas
Amelia ( ), Sindaktili ( ), Polidaktili( )
Reflek Pat0logis :
Babinsky : + ( ), - ( )
Kernig : + ( ), - ( )
Brudzinsky : + ( ), - ( )
Reflek Fisiologis
Biceps : + ( ), - ( )
Triceps : + ( ), - ( )
Patella : + ( ), - ( )
Jantung
Inspeksi: ictus cordis/denyut apeks( ), normal( √ ) melebar( )
Palpasi: kardiomegali( )
Perkusi: redup( ), pekak( )
Auskultasi: HR 79 x/mnt. Aritmia( ),Disritmia( ) , Murmur ( )
Mandi: 2x/hari
Memotong kuku:-x/mnt
DATA TAMBAHAN :
Pasien mengatakan lemah sulit melakukan aktivitas kegiatan dibantu keluarga,
tampak terpasang drainase
Masalahkeperawatan:
Intoleransi aktivitas
5. Persepsi/Kognitif
Kesan Umum
Tampak Sakit: ringan ( ),sedang( ),berat ( ), pucat ( ), sesak ( √ ),
kejang( )
1. Kepala
a. Fontanel anterior Lunak( ), Tegas( ), Datar( ),
Menonjol( ), Cekung( )
b. Rambut: warna (Hitam) mudah dicabut ( ), ketombe( ), kutu( )
2. Mata
Mata: jernih( √ ), mengalir, kemerahan( ), sekret( )
Visus: 6/6( ), 6/300( ), 6/ tak terhingga( ),
Pupil: Isokor( √ ), anisokor( ), miosis( ), midriasis( ),
reaksi terhadap cahaya: kanan Positif(√ ), negatif( ),kiri negatif( ) positif(
),
alat bantu: kacamata( ), Softlens( )
3. Bibir, Lidah
a. Bibir : normal ( √ ) sumbing ( )
b. Sumbing langit-langit/palatum ( )
c. Lidah: bersih ( ), kotor/ putih ( ), jamur ( )
6. Persepsi Diri
Perasaaan klien terhadap penyakit yang dideritanya :
Pasientampak tenang dan sabar menjalani pengobatan dan pasien tidak sabar
untuk segera membaik dan segera pulang kerumah.
Reaksisaatinteraksi :
Status emosional :
Pasientampaktenangsaatditanya, meresponsemuapertanyaan
Data tambahan
Tidak ada
Masalahkeperawatan:
Tidak ada masalah
7. Peran Hubungan
Budaya: -
Suku: -
Agama yang di anut: Islam
Bahasa yang digunakan : Indonesia
Masalah sosial yang penting: Tidak adaa
Hubungan dengan orang tua: Baik
Hubungan dengan saudara kandung: Baik
Hubungan dengan lingkungan sekitar: Baik
Data Tambahan
Tidak ada
Masalahkeperawatan:
Tidak ada masalah
Laki-laki
Perempuan
Data Tambahan
Tidak ada
Masalahkeperawatan:
Tidak ada masalah
9. Toleransi/Koping Stress
GCS : 15
E: 4
V :5
M :6
Data Tambahan:
RR : 26x/menit, TD : 108/86 mmHg, N : 79 x/menit, T : 36,7 °C, SpO2 95 %
Masalahkeperawatan:
Tidak ada masalah
11. Keselamatan/Perlindungan
Tingkat Kesadaran : Composmentis ( √ ), Apatis ( ), Somnolen ( ), Sopor
( ),Soporocoma ( ) Coma ( )
TTV : Suhu 36,7O C, Nadi 79x/min, TD108/86mmHg, RR 26x/min
Echimosis ( ), Petekie ( )
Data Tambahan
Tidak ada
Masalahkeperawatan:
Tidak ada masalah
Cara
Nama Golongan
No Dosis Pemberi Indikasi Kontra Indikasi
Terapi Obat
an
1 IVFD 20x/ Intra Koloid Pasien Pasien dengan risiko
B- menit vena dengan koma hipatik,
Fluid kurang gizi disfungsi ginjal
karena serius atau azotemia.
asupan oral
yang tidak
adekuat,
sebelum
dan sesudah
oprasi
2 Ondan 3x8 mg Intra Antiemeti Untuk Pasien yang pernah
sentron vena k mengatasi mengalami
mual dan hipersensitivitas
muntah terhadap obat ini dan
kombinasi dengan
apomorphin karena
dapat menimbulkan
hipotensi dan
penurunan kesadaran
3 ceftria 1x2 Intra Untuk
mengatsi Alergi terhadap
xson gram vena Antibiotik
infeksi ceftriaxone
bakteri
4 OMZ 2x1 Oral Proton Pengobatan Pasien yang
pump jangka diketahui
inhibitor pendek hipersensitivitas
(PPI) untuk tukak terhadap obat ini
lambung.
5 Ambro 3x1 Oral Mukolitik Pasien Tidak boleh
xol dengan digunakan pada
gangguan pasien dengan
saluran riwayat
napas hipersensitivitas atau
anafilaksis terhadap
ambroxol
6 Curcum 1x1 Oral Membantu Pasien dengan alergi
a memperbaiki terhadap kandungan
nafsu makan suplemen ini
12. Kenyamanan
Provaiking :-
Quality :-
Regio :-
Scala :-
Time :-
Data Tambahan:
Tidak ada
Masalahkeperawatan:
Tidak ada masalah
Terapi
Tanggal Terapi :
Pemeriksaan Penunjang :
ANALISA DATA
TD : 108/86 mmHg
Penumpukan cairan dalam
N : 79 x/menit rongga pleura
T : 36,7 °C
SpO2 95 % Efusi pleura menurun
Sesak nafas
TD : 108/86 mmHg
N : 79 x/menit Gangguan pemenuhan
T : 36,7 °C nutrisi
SpO2 95 %
DS : Efusi pleura Intoleransi aktivitas
Pasien lemah dan sesak pada
saat melakukan aktivitas dan Penumpukan cairan dalam
pasien mengatakan sakit pada rongga pleura
saat bergerak pada bagian dada
sebelah kanan yang terpasang Ekspansi pleura menurun
drainase
DO : Sesak nafas
Pasien tampak lemah
Tampak terpasang Gangguan pemenuhan
drainase nutrisi
Pasien tampak hanya
berbaring Kelemahan
TTV
RR : 26x/menit
TD : 108/86 mmHg
N : 79 x/menit
T : 36,7 °C
SpO2 95 %
DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN
1. Ketidakefektifan
Polanapasberhubungandenganmenurunnyaekspansiparusekunderterhadappenumpuka
ncairandalamrongga pleura ditandai dengan sesak saat bernafas
2. Ketidakseimbangannutrisikurangdarikebutuhantubuhberhubungandengannyeri
abdomen ditandaidengantidaknafsumakan
RENCANA KEPERAWATAN
N TUJUAN DAN
DIAGNOSA KEPERAWATAN
O KRITERIA INTERVENSI KEPERAWATAN RASIONAL
HASIL
8. Identifikasi faktor penyebab 1. Dengan
1 Ketidakefektifan Polanapasberhubungandenganmenurunnya Setelah dilakukan
9. Atur peralatanoksigenasi
ekspansi paru sekunder terhadap penumpukan cairan dalam asuhan 10. Monitor aliranoksigen mengident
11. Pertahankanposisipasien ifikasi
rongga pleura ditandai dengan sesak saat bernafas kepewarawatan
12. Observasi tanda-tanda vital
penyebab,
selama 3x24 jam
kita dapat
klien mampu
mengambi
mempertahankan
l tindakan
fungsi paru secara
yang tepat
normal dengan 2. Pemasang
kriteria hasil : an oksigen
1) Mendemonstrasi pasien
kan batuk efektif
dan suara nafas dapat
yang bersih, menguran
tidak ada
gi sesak
syanosis /
dyspneu yang
2) Menunjukkan dirasakan
jalan nafas yang
paten (klien 3. Monitor
tidak merasa aliran
tercekik,irama oksigen
nafas,frekuensi
pernafasan dapat
dalam melihat
rentang normal,
apakah
tidak ada suara
nafas normal) pemberian
3) Tanda tandavital oksigen
dalam rentang
normal (tekanan dilakukan
darah, nadi, secara
pernafasan) oktimal
4. Dengan
memperta
hankan
posisi
pasien
senyaman
mungkit
kita dapat
memperla
ncar
tindakan
keperawat
an yang
dilakukan
dan
menguran
gi rasa
sesak
5. Memantau
perkemba
ngan
pasien
setelah
dilakuksn
perawatan
12. Anjurkanpasienuntukmeningkatk 1. Makan
2 Ketidakseimbangannutrisikurangdarikebutuhantubuhberhubung Setelah dilakukan
an intake, makan sedikit tapi
andengan nyeri abdomen ditandai dengan tidak nafsu makan asuhan porsi
sering
kepewarawatan sedikit
13. Berikan informasi tentang
tapi sering
selama 3x24 jam kebutuhan nutrisi
memulihk
diharapkan terjadi 14. Kaji kemampuan pasien untuk
mendapatkan nutrisi yang an sedikit
peningkatan status
dibutuhkan energi
nutrisi dengan
2. Dapat
kriteria hasil : mengetah
7) Adanya ui
peningkatan
pentingny
berat badan
a nutrisi
sesuai dengan
tujuan bagi tubuh
8) Berat badan 3. Dapat
ideal sesuai mengetah
dengan tinggi
ui
badan
kemampu
9) Mampun
mengidentifikasi an pasien
kan kebutuhan dalam
nutrisi
mendapat
10) Tidak ada tanda
tanda malnutrisi kan nutrisi
11) Menunjukan
peningkatan
fungsi
pengecapan dari
menelan
12) Tidak terjadi
penurunan berat
badan yang
berarti
Hari/ Hari/
No Diagnosa Keperawatan Implementasi Evaluasi Paraf
Tanggal/Jam Tanggal/Jam
1. Mengidentifikasi faktor penyebab S:
1 Ketidakefektifan Selasa, Selasa,
2. Menyiapkan peralatanoksigenasi Pasien mengatakan sesak nafas
Polanapasberhubung 16-11-2021, 3. Memonitor aliranoksigen 16-11-2021,
4. Mempertahankanposisipasien disertai batuk
andenganmenurunny
12:30 WIB 5. Melakukan observasitanda-tanda 13:55 WIB O:
a ekspansi paru vital
Pasien tampak menggunakan
sekunder terhadap otot bantu nafas
Pasien terpasang O2 nasal canul
penumpukan cairan
3 liter/menit
dalam rongga pleura
TTV
ditandai dengan
RR : 26x/menit
sesak saat bernafas
TD : 108/86 mmHg
N : 79 x/menit
T : 36,7 °C
SpO2 95 %
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
1. Monitor aliranoksigen
2. Pertahankanposisipasien
3. Observasitanda-tanda vital
1. Memonitor aliranoksigen S:
Rabu, Rabu,
2. Mempertahankanposisipasien Pasien mengatakan masih merasa
17-11-2021 3. Melakukan observasitanda-tanda 17-11-2021 sesak nafas
vital
16:00 WIB 17:30 WIB O:
Pasien tampak menggunakan
otot bantu nafas
Pasien terpasang O2 nasal canul
3 liter/menit
TTV
RR : 24x/menit
TD : 111/90 mmHg
N : 85 x/menit
T : 36,3 °C
SpO2 97 %
A :Maslah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
1. pertahankanposisipasien
2. Observasitanda-tanda vital
1. Mempertahankanposisipasien S:
Kamis, Kamis,
2. MemObservasitanda-tanda vital Pasien mengatakan sesak yang
18-11-2021 18-11-2021 dirasakan sudah berkuarang
11:30 WIB 13:50 WIB O:
Tampak oksigen pasien sudah
dilepas
TTV
RR : 21x/menit
TD : 120/88 mmHg
N : 96 x/menit
T : 36,5 °C
SpO2 96 %
A : Masalah teratasi sebagian
P : intervensi dilanjutkan perawat
ruangan.
1. Menganjurkanpasienuntukmenin S:
2 Ketidakseimbangann Selasa, Selasa,
gkatkan intake, makan sedikit Pasien mengatakan tidak nafsu
utrisikurangdarikebu 16-11-2021, tapi sering 16-11-2021, makan
tuhantubuhberhubun
12:45 WIB 2. Mmberikan informasi tentang 13: 59 WIB O:
gandengan nyeri kebutuhan nutrisi Pasien tampak kurus
abdomen ditandai 3. Mengkaji kemampuan pasien
Pasien tampak menghabiskan
untuk mendapatkan nutrisi yang
dengan tidak nafsu hanya 2 sendok makan makanan
dibutuhkan
makan yang diberikan
TTV
RR : 26x/menit
TD : 108/86 mmHg
N : 79 x/menit
T : 36,7 °C
SpO2 95 %
A : Masalah belum teratasi
P : intervensi dilanjutkan
1. Anjurkanpasienuntukmenin
gkatkan intake, makan
sedikit tapi sering
2. Berikan informasi tentang
kebutuhan nutrisi
1. Menganjurkanpasienuntukmenin S:
Rabu, Rabu,
gkatkan intake, makan sedikit Pasien mengatakan tidak nafsu
17-11-2021 tapi sering 17-11-2021 makan dan mual pada saat makan
16:15 WIB 2. Memberikan informasi tentang 17:45 WIB O:
kebutuhan nutrisi Pasien tampak kurus
Pasien tampak menghabiskan 2
sendok makanan dari makanan
yang diberikan
TTV
RR : 24x/menit
TD : 111/90 mmHg
N : 85 x/menit
T : 36,3 °C
SpO2 97 %
A : Masalah belum teratasi
P : intervensi dilanjutkan
1. Anjurkanpasienuntukmenin
gkatkan intake, makan
sedikit tapi sering
1. Menganjurkanpasienuntukmenin S:
Kamis, Kamis,
gkatkan intake, makan sedikit Pasien mengatakan tidak nafsu
18-11-2021 tapi sering 18-11-2021 makan dan mual pada saat makan
11:55 WIB 13:55 WIB O:
Pasien tampak kurus
Pasien tampak menghabiskan
setengah dari makanan yang
diberikan
TTV
RR : 21x/menit
TD : 120/88 mmHg
N : 96 x/menit
T : 36,5 °C
SpO2 96 %
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan perawat
ruangan
1. Membantu klien untuk S:
3 Intoleransi Aktivitas Selasa, Selasa,
mengidentifikasi aktivitas yang Pasien lemah dan sesak pada saat
berhubungan dengan 16-11-2021, mampu dilakukan 16-11-2021,
2. Membantu untuk memilih melakukan aktivitas dan pasien
ketidak seimbangan
13:00WIB aktivitas konsisten yang sesuai 14:10WIB mengatakan sakit pada saat bergerak
antara suplai dan dengan kemampuan fsiik, pada bagian dada sebelah kanan yang
psikologi dan social
kebutuhan oksigen terpasang drainase
3. Membantu pasien untuk
ditandai dengan mengembangkan motovasi diri O:
dan penguatan monitor respon
kelemahan Pasien tampak lemah
fisik, emosi, sosial dan spiritual
Tampak terpasang drainase
Pasien tampak hanya berbaring
TTV
RR : 26x/menit
TD : 108/86 mmHg
N : 79 x/menit
T : 36,7 °C
SpO2 95 %
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
1. Bantu untuk memilih
aktivitas konsisten yang
sesuai dengan kemampuan
fsiik, psikologi dan social
2. Bantu pasien untuk
mengembangkan motovasi diri
dan penguatan monitor respon
fisik, emosi, sosial dan
spiritual
1. Membantu untuk memilih S:
Rabu, Rabu,
aktivitas konsisten yang sesuai Pasien lemah dan sesak pada saat
17-11-2021 dengan kemampuan fsiik, 17-11-2021
psikologi dan social melakukan aktivitas dan pasien
16:30 WIB 2. Membantu pasien untuk 17:50 WIB mengatakan sakit pada saat bergerak
mengembangkan motovasi diri dan
pada bagian dada sebelah kanan yang
penguatan monitor respon fisik,
emosi, sosial dan spiritual terpasang drainase
O:
Pasien tampak lemah
Tampak terpasang drainase
Pasien tampak hanya berbaring
TTV
RR : 24x/menit
TD : 111/90 mmHg
N : 85 x/menit
T : 36,3 °C
SpO2 97 %
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
1. Bantu pasien untuk
mengembangkan motovasi diri
dan penguatan monitor respon
fisik, emosi, sosial dan
spiritual
1. Membantu untuk memilih S:
Kamis, Kamis,
aktivitas konsisten yang sesuai Pasien lemah dan sesak pada saat
18-11-2021 dengan kemampuan fsiik, 18-11-2021
psikologi dan social melakukan aktivitas dan pasien
12:00 WIB 14:00 WIB mengatakan sakit pada saat bergerak
pada bagian dada sebelah kanan yang
terpasang drainase
O:
Pasien tampak lemah
Tampak terpasang drainase
Pasien tampak hanya berbaring
TTV
RR : 21x/menit
TD : 120/88 mmHg
N : 96 x/menit
T : 36,5 °C
SpO2 96 %
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan Perawat
ruangan.
EVALUASI/ CATATAN PERKEMBANGAN
Hari/
DIAGNOSA KEPERAWATAN Tanggal/ Evaluasi Paraf
Jam
S:
Ketidakefektifan Polanapasberhubungandenganmenurunnya ekspansi Selasa,
Pasien mengatakan sesak nafas disertai batuk
paru sekunder terhadap penumpukan cairan dalam rongga pleura ditandai 16-11-
2021, O:
dengan sesak saat bernafas
Pasien tampak menggunakan otot bantu
13:55
WIB nafas
Pasien terpasang O2 nasal canul 3
liter/menit
TTV
RR : 26x/menit
TD : 108/86 mmHg
N : 79 x/menit
T : 36,7 °C
SpO2 95 %
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
4. Monitor aliranoksigen
5. Pertahankanposisipasien
6. Observasitanda-tanda vital
S:
Rabu,
Pasien mengatakan masih merasa sesak nafas
17-11- O:
2021
Pasien tampak menggunakan otot bantu
17:30 nafas
WIB Pasien terpasang O2 nasal canul 3
liter/menit
TTV
RR : 24x/menit
TD : 111/90 mmHg
N : 85 x/menit
T : 36,3 °C
SpO2 97 %
A :Maslah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
1. pertahankanposisipasien
2. Observasitanda-tanda vital
S:
Kamis,
Pasien mengatakan sesak yang dirasakan sudah
18-11- berkuarang
2021 O:
13:50 Tampak oksigen pasien sudah dilepas
WIB TTV
RR : 21x/menit
TD : 120/88 mmHg
N : 96 x/menit
T : 36,5 °C
SpO2 96 %
A : Masalah teratasi sebagian
P : intervensi dilanjutkan perawat ruangan.
S:
Ketidakseimbangannutrisikurangdarikebutuhantubuhberhubungandengan Selasa,
Pasien mengatakan tidak nafsu makan
nyeri abdomen ditandai dengan tidak nafsu makan 16-11- O:
2021,
Pasien tampak kurus
13: 59 Pasien tampak tidak menghabiskan
WIB makanan yang diberikan
TTV
RR : 26x/menit
TD : 108/86 mmHg
N : 79 x/menit
T : 36,7 °C
SpO2 95 %
A : Masalah belum teratasi
P : intervensi dilanjutkan
1. Anjurkanpasienuntukmeningkatkan
intake, makan sedikit tapi sering
2. Berikan informasi tentang kebutuhan
nutrisi
S:
Rabu,
Pasien mengatakan tidak nafsu makan dan mual
17-11- pada saat makan
2021 O:
17:45 Pasien tampak kurus
WIB Pasien tampak menghabiskan 2 sendok
makanan dari makanan yang diberikan
TTV
RR : 24x/menit
TD : 111/90 mmHg
N : 85 x/menit
T : 36,3 °C
SpO2 97 %
A : Masalah belum teratasi
P : intervensi dilanjutkan
2. Anjurkanpasienuntukmeningkatkan
intake, makan sedikit tapi sering
S:
Kamis,
Pasien mengatakan tidak nafsu makan dan mual
pada saat makan
18-11-
O:
2021
Pasien tampak kurus
13:55
Pasien tampak menghabiskan setengah
WIB
dari makanan yang diberikan
TTV
RR : 21x/menit
TD : 120/88 mmHg
N : 96 x/menit
T : 36,5 °C
SpO2 96 %
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan perawat ruangan
S:
Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan ketidak seimbangan antara Selasa,
Pasien lemah dan sesak pada saat melakukan
suplai dan kebutuhan oksigen ditandai dengan kelemahan 16-11- aktivitas dan pasien mengatakan sakit pada saat
2021, bergerak pada bagian dada sebelah kanan yang
14:10WIB terpasang drainase
O:
Pasien tampak lemah
Tampak terpasang drainase
Pasien tampak hanya berbaring
TTV
RR : 26x/menit
TD : 108/86 mmHg
N : 79 x/menit
T : 36,7 °C
SpO2 95 %
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
3. Bantu untuk memilih aktivitas
konsisten yang sesuai dengan
kemampuan fsiik, psikologi dan
social
4. Bantu pasien untuk mengembangkan
motovasi diri dan penguatan monitor
respon fisik, emosi, sosial dan spiritual
S:
Rabu,
Pasien lemah dan sesak pada saat melakukan
17-11- aktivitas dan pasien mengatakan sakit pada saat
2021 bergerak pada bagian dada sebelah kanan yang
17:50 terpasang drainase
O:
WIB
Pasien tampak lemah
Tampak terpasang drainase
Pasien tampak hanya berbaring
TTV
RR : 24x/menit
TD : 111/90 mmHg
N : 85 x/menit
T : 36,3 °C
SpO2 97 %
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
2. Bantu pasien untuk mengembangkan
motovasi diri dan penguatan monitor
respon fisik, emosi, sosial dan spiritual
S:
Kamis,
Pasien lemah dan sesak pada saat melakukan
18-11- aktivitas dan pasien mengatakan sakit pada saat
2021 bergerak pada bagian dada sebelah kanan yang
14:00 terpasang drainase
WIB O:
Pasien tampak lemah
Tampak terpasang drainase
Pasien tampak hanya berbaring
TTV
RR : 21x/menit
TD : 120/88 mmHg
N : 96 x/menit
T : 36,5 °C
SpO2 96 %
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan Perawat ruangan.
BAB V
PEMBAHASAN
3. Implementasi Keperawatan
Berdasarkan hasil laporan implementasi yang dilakukan pada
diagnosa pertama Ketidakefektifan Pola napas berhubungan dengan
menurunnya ekspansi paru sekunder terhadap penumpukan cairan dalam
rongga pleura ditandai dengan sesak saat bernafas berupa, mengidentifikasi
faktor penyebab, menyiapkan peralatanoksigenasi, memonitor aliran
oksigen, mempertahankan posisi pasien, melakukan observasi tanda-tanda
vital. Untuk evaluasinya masalah keperawatannya belum teratasi sehingga
planning masih dilanjutkan dengan melakukan implementasi,
memonitor aliran oksigen, mempertahankan posisi pasien semi fowler,
mengobservasi tanda-tanda vital
Implementasi yang dilakukan pada diagnosa kedua,
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan nyeri abdomen ditandai dengan tidak nafsu makan berupa,
menganjurkan pasien untuk meningkatkan intake, makan sedikit tapi sering,
mmberikan informasi tentang kebutuhan nutrisi, mengkaji kemampuan
pasien untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan. Untuk evaluasinya
masalah keperawatannya belum teratasi sehingga planning masih
dilanjutkan dengan menganjurkan pasien untuk meningkatkan intake makan
sedikit tapi sering, dan memberikan informasi tentang kebutuhan nutrisi
Implementasi yang dilakukan pada diagnosa ketiga, Intoleransi
aktivitas berhubungan dengan ketidak seimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen ditandai dengan kelemahan berupa, membantu klien
untuk mengidentifikasi aktivitas yang mampu dilakukan, membantu untuk
memilih aktivitas konsisten yang sesuai dengan kemampuan fsiik, psikologi
dan social, membantu pasien untuk mengembangkan motovasi diri dan
penguatan monitor respon fisik, emosi, sosial dan spiritual. Untuk
evaluasinya masalah keperawatannya belum teratasi sehingga planning
masih dilanjutkan, dimana implementasi yang dilakukan membantu untuk
memilih aktivitas konsisten yang sesuai dengan kemampuan fsiik, psikologi
dan social,dan membantu pasien untuk mengembangkan motovasi diri dan
penguatan monitor respon fisik, emosi, sosial dan spiritual.
4. Evaluasi Keperawatan
Berdasarkan hasil laporan terkait dengan efusi pleura, Didapatkan
evaluasi keperawatan dengan hasil beberapa masalah masih diberikan
intervensi lanjutan. Pada diagnosa ketidakefektipan pola nafas berhubungan
dengan menurunnya ekspansi paru sekunder terhadap penumpukan cairan
dalam rongga pleura ditandai dengan sesak saat bernafas intervensi masih
dilanjutkan dengan data subjektif pasien masih merasa sesak nafas,
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hasil laporan yang didapatkan diruang VK stase Maternitas di Rumah Sakit
BARI sebagai berikut :
1. Pada saat pengkajian pasien mengatakan mengeluh nyeri pada bagian
perut seperti mau melahirkan, pasien tampak meringis dan memegangi
perutnya, pasien mengatakan cemas karena pernah mengalami
keguguraan pada kehamilan sebelumnya, raut wajah pasien tampak
cemas, pasien mengatakan keluar air ketuban sejak 2 jam yang lalu dari
pukul 20.10-21.45, tampak luka insisi pada perineum dan leukosit 14,5
ribu/uL.
2. Di perolehdiagnosa nyeri persalinan berhubungan dengan agen cidera
biologis (kontraksiuterus), ansietas berhubungan dengan stresor
(kecemasan dalam menghadapi proses persalinan), dan resiko infeksi
berhubungan dengan luka insisi pada perineum.
3. Sehingga intervensi yang dilakukan berdasarkan NIC: manajemen nyeri,
kontrol kecemasan diri dan perlindungan infeksi.
4. Evaluasi dari intervensi yang sudah dilakukan yaitu,intervensi
dilanjutkan: melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif, monitor
tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal. Intervensi di hentikan: pasien
mengatakan sudah tidak merasakan cemas setelah melihat bayi nya lahir
dalam kondisi normal.
B. Saran
Tenaga kesehatan khususnya perawat perlu berperan dalam
pencegahan KPSW, karena KPSW tergolong dalam komplikasi yang
menjadi penentu terdekat faktor meningkatnya Angka Kematian Ibu (AKI).
Perawat perlu memberikan asuhan holistik pada ibu agar dapat mengurangi
intervensi yang tidak perlu dan dapat memberikan asuhan yang lebih
komprehensif, bahkan pada kehamilan berisiko.