Anda di halaman 1dari 81

LAPORAN KASUS KELOMPOK

Asuhan Keperawatan Pada Tn ”S” dengan Efusi Pleura Di Ruang TB PARU RSUD
PALEMBANG BARI Tahun 2021

Disusun Oleh:

1. Hesti Yunarti 22221040


2. HondiniPratama 22221041
3. IlhamiNadion 22221042
4. Indah Ayu Hoca 22221043
5. Kartika UlfaAlfiyah 22221044
6. Kiky Rizky Apriany 22221045
7. Larisa 22221046

PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN INSTITUT ILMU KESEHATAN DAN
TEKNOLOGI MUHAMMADIYAH PALEMBANG

2021/2022
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Efusi pleura merupakankeadaan di mana terjadinyapenumpukancairan yang
berlebih di dalamkavum pleura. Penumpukancairan yang berlebihdisebabkan oleh
ketidakseimbanganproduksi dan pengeluarancairansehinggaterjadinyaefusi pleura
(Simanjuntak, 2014). Berbagaimacamcairanpenyakitbisamembuatcairanmasuk dan
terkumpuldalamrongga pleura. Cairantersebutbisadibedakanmenjadicairanberupatransudat,
eksudat, pus ataudarah (R. Darmanto, 2016). Adanya
akumulasicairantersebutdapatmenyebabkanpasienmengalamigangguandalampolapernapasa
nnya. Menurut World Health Organization (WHO), efusi pleura merupakanpenyakit yang
mengancamjiwa, dikarenakansecarageografispenyakittersebuttersebar di seluruh dunia dan
menjadimasalahutama di negara berkembang salah satunya di Indonesia.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2015, efusi pleura
merupakansuatugejalapenyakit yang dapatmengancamjiwa.
Secarageografispenyakitiniterdapatdiseluruh dunia. Jumlahkasusefusi pleura di seluruh
dunia cukuptinggimendudukiurutanketigasetelah Ca paru sekitas10-15 jutadengan 100-250
ribukematiantiaptahunnya. Prevalensiefusi pleura di dunia diperkirakantiap 1 juta orang,
3000 orang terdiagnosaefusi pleura. Estimasikejadiaefusi pleura di Amerika Serikat,
dilaporkansebanyak 1,5 jutakasuspertahun, dengankasusefusi yang banyakdisebabkan oleh
gagaljantungkongestif, malignansi, pneumonia bakteri dan emboli paru (Gatot, 2017).
Di Indonesia tuberkulosisparumerupakanpenyebabutamaefusi pleura, disusul oleh
keganasan. MenurutDepkes RI, kasusefusi pleura mencapai 2,7 %
daripenyakitinfeksisaluran napas lainnya. Tingginyaangkakejadianefusi pleura
disebabkanketerlambatanpenderitauntukmemeriksakankesehatansejakdini dan
angkakematianakibatefusi pleura masihseringditemukanfaktorresikoterjadinyaefusi pleura
karenalingkungan yang tidakbersih (DepKes Jatim, 2016). Berdasarkan data di RSUD
Dr.HarjonoPonorogo pada bulan November 2018, mulaidaribulan Juni sampaidenganbulan
November terdapat 49 klien yang mengidapefusi pleura. Rata-rata yang mengidapefusi
pleura adalahklien yang berusiadiatas 50 tahun yang berjeniskelaminlaki-
lakimaupunperempuan (RekamMedik RSUD Dr.HarjonoPonorogo, 2018). Sedangkan data
di RSU Muhammadiyah Ponorogo pada bulan Januari sampaidenganbulan Oktober 2018
terdapat 8 orang berjeniskelaminlaki-laki dan 12 perempuanterkenaefusi pleura dengan
total 20 kasusklienmengidappenyakitefusi pleura (RekamMedik RSU Muhammadiyah
Ponorogo, 2018). Maka diantaraduarumahsakittersebut pada bulan Januari
sampaidenganbulan November 2018 sekitar 69 orang mengidappenyakitefusi pleura
dengan rata-rata usiadiatas 50 tahun.
Gejala yang paling seringtimbuldariefusi pleura adalahsesak. Nyeri
bisatimbulakibatperadangan pleura, dan batuktimbulakibatefusi yang banyak.
Gejalaklinisnyaadalahpengembanganparumenurun dan perkusipekak (story dullness) tetap.
Efusikurangdari 500 mL sulitterdeteksisecaraklinis. Pada
fototoraksakantampatsudutkostofrenikusmenumpul, yang lebihjelas pada efusi yang
banyak. Efusi yang luasseringdisebabkan oleh keganasan. (Somantri, 2012).
Berbagaipermasalahankeperawatan yang timbul,
masalahaktualmaupunpotensialakibatadanyaefusi pleura antara lain ketidakefektifanpola
napas, nyeriakut, kerusakanpertukaran gas, gangguan rasa nyaman, intoleransiaktivitas, dan
gangguanpemenuhannutrisi yang menyebabkanpenurunanberat badan, devisitperawatandiri
yang berhubungandengankeletihan dan dispneasertamasihbanyaklagipermasalahan yang
mungkintimbul (Amin Huda, 2015).
Adanya permasalahanfungsiparu yang menyebabkansesak napas di
butuhkanusahauntukmemperbaikimasalahtersebut, salah satunyadenganposisi duduk
atausetengah duduk untukmeredakanpenyempitanjalan napas dan
memenuhioksigendalamdarah. Posisi yang paling efektifbagikliendenganefusi pleura
adalahposisi semi fowler, dimanakepala dan tubuhdinaikkandenganderajatkemiringan 45º,
yaitudenganmenggunakangayagrafitasiuntukmembantupengembanganparu dan
mengurangitekanandari abdomen kediafragma. Posisi semi fowler membuatoksigen di
dalamparusemakinmeningkatsehinggamemperingankesukaran napas. Posisi
iniakanmemaksimalkanpengembanganparu. Hal tersebutdipengaruhi oleh
gayagravitasisehinggapengirimanoksigenmenjadi optimal. Sesak napas akanberkurang dan
akhirnya proses perbaikankondisiklienlebihcepat (Andriyani, 2008).

Akumulasicairan yang adadalamkavum pleura dapatdikeluarkan salah


satunyadengancarapemasangan Water Sealed Drainage (WSD). Tindakan

tersebutsesuidenganpendapat Porcel JM dan Light RW dalamMashudi (2014), yang

mengatakanbahwa Water Sealed Drainage (WSD) atau juga dikenalsebagai tube

thoracostomy adalahsuatumodalitasterapi yang paling

efektifuntukkeduakelainankompresidari cavum pleura yaknipneumothoraks dan efusi

pleura. Tindakan infasif pada pemasangan WSD juga

dapatmenimbulkanbeberapakomplikasi. Ada berupakomplikasi insertional, mekanial,

sistemik dan lokal (Andriyani, 2008).Dari uraian diatas maka penulis tertarik untuk

melakukan studi kasus dengan judul: “Asuhan Keperawatan Pada Pasien Efusi Pleura

Dengan Masalah Ketidakefektifan Pola Napas di Ruang TB PARU RSUD Palembang

BARI”.

B. RumusanMasalah

Berdasarkan pada latar belakang maka rumusan masalah dalam laporan ini adalah
“AsuhanKeperawatan Pada Tn ”S” denganEfusi Pleura RSUDPalembang BariTahun
2021.

C. Tujuan
1. Tujuan umum
Mahasiswa mampu memberikan asuhan keperawatan secara kompehensif kepada
klien dengan efusi pleura pada pasien di ruang TB paru.
2. Tujuan khusus
a. Diketahui data pengkajian dalam keperawatan.
b. Diketahui diagnosa keperawatan yang digunakan.
c. Diketahui intervensi keperawatan yang diberikan sebagai rencana dalam
tindakan keperawatan.
d. Diketahui implementasi sebagai tindakan yang dilakukan dalam keperawatan.
e. Diketahui evaluasi keperawatan dalam tindakan yang sudah di lakukan.
BAB II

TINJAUAN TEORI
A. Definisi
Efusi pleura adalah penumpukan cairan di dalam ruang pleural, proses
penyakitprimer jarang terjadi namun biasanya terjadi sekunder akibat penyakit
lain. Efusidapat berupa cairan jernih, yang mungkin merupakan transudat,
eksudat, ataudapatberupadarah ataupus. (Baughman C Diane,2000).
Efusi pleura adalah pengumpulan cairan berlebih didalam rongga pleura,
rongga pleura adalah rongga yang terletak diantara selaput yang melapisi paru-
paru dan rongga dada. Jenis cairan lainnya yang bisa terkumpul didalam rongga
pleura adalah darah, nanah, cairan seperti susu dan cairan mengandung kolestrol
tinggi, hemotoraks (darah di dalam rongga pleura) biasanya terjadi karena
cedera di dada. Dalam keadaan normal cairan pleura dibentuk dalam jumlah
kecil untuk melumasi permukaan pleura. (Irianto,2015).
Jadi dapat disimpulkan Efusi pleura adalah penumpukan cairan dalam
rongga pleura yang disebakan olehbanyakfaktor seperti penyakitdan
tekananabnormaldalamparu-paru.

B. Etiologi
Menurutjeniscairanyangterakumulasiefusipleuradapatdibedakanmenjadi:

1. Transudat( filtrat plasma yang mengalirmenembusdindingkapiler yang


utuh).Penyakityangmenyertaitransudat :
 Gagaljantungkiri.

 Sindromnefrotik.

 Obstruksivenakavasuperior
 Asitespadaserosishati

 Sindrommeig’s(asitesdengantumor ovarium).

2. Eksudat(ekstravasasicairankedalamjaringan
).Cairaninidapatterjadikarenaadanya :

 Infeksi

 Neoplasma/tumor

 Infarkparu

C. TandadanGejala

1. Adanya timbunancairanmengakibatkanperasaansakitkarenapergesekan,
setelahcairancukupbanyakrasasakithilang.Bilacairanbanyak,penderitaakansesakn
apas.
2. Adanya gejala-gejalapenyakitpenyebabsepertidemam, menggigil, dan nyeri
dadapleuritis (pneumonia), panastinggi (kokus), subfebril (tuberkulosis),
banyakkeringat,batuk.
3. Pemeriksaanfisikdalamkeadaanberbaring dan duduk akanberlainan,
karenacairanakanberpindahtempat. Bagian yang
sakitakankurangbergerakdalampernapasan,fremitusmelemah(rabadanvocal),pada
perkusididapatidaerahpekak,dalamkeadaandudukpermukaancairanmembentukga
rismelengkung(garisEllisDamoiseu).
Gejala yang paling sering ditemukan (tanpa menghiraukan jenis cairan yang
terkumpulataupun penyebabnya) adalah sesak nafas dan nyeri dada (biasanya
bersifat tajam
dansemakinmemburukjikapenderitabatukataubernafasdalam).Kadangbeberapapende
ritatidak menunjukkan gejalasamasekali.
Gejalalainnyayangmungkinditemukan:

- Batuk

- Pernafasanyangcepat
- Demam

- Cegukan

D. Patofisiologi
Dalamkeadaannormalhanyaterdapat10-20mlcairandidalamronggapleura.Jumlah
cairan di rongga pleura tetap, karena adanya tekanan hidrostatis pleuraparietalis
sebesar 9 cm H2O. Cairan ini dihasilkan oleh kapiler pleura parietalis karenaadanya
tekanan hodrostatik, tekanan koloid dan daya tarik elastis. Sebagian cairan inidiserap
kembali oleh kapiler paru dan pleura viseralis, sebagian kecil lainnya (10-
20%)mengalir ke dalam pembuluh limfe sehingga pasase cairan disinimencapai 1
liter perhari.
Terkumpulnyacairandironggapleuradisebutefusipleura,initerjadibilakeseimbang
an antara produksi dan absorbsi terganggu misalnya pada hyperemia
akibatinflamasi,perubahantekananosmotic(hipoalbuminemia),peningkatantekananven
a(gagaljantung).
Atasdasarkejadiannyaefusidapatdibedakanatastransudatdaneksudatpleura.
Transudat misalnya terjadi pada gagal jantung karena bendungan vena
disertaipeningkatan tekanan hidrostatik, dan sirosis hepatic karena tekanan osmotic
koloid yangmenurun. Eksudat dapat disebabkan antara lain oleh keganasan dan
infeksi. Cairan keluarlangsung dari kapiler sehingga kaya akan protein dan berat
jenisnya tinggi cairan ini
jugamengandungbanyakseldarahputih.Sebaliknyatransudatekadarproteinnyarendahse
kaliatau nihilsehingga berat jenisnyarendah.(GuytondanHall, 2007)
E. Pathway

Tubercolosis, Pneumonia,
Bronkiektasis

Pembentukancairanberlebih
(transudat, eksudat, hemoragis)

Efusi pleura (penimbunancairan di


dalamrongga pleura)

DefisitPengetahuan Penurunanekspansipar Peradangan pada


u rongga pleura

Sesaknafas Nyeri akut

Penekananstru Gangguanpolati Penurunans Ketidakefektifanpol


ktur abdomen dur uplai O2 anafas

Anoreksia Kelemahan,
kelelahan

IntoleransiAktivit
Ketidakseimba
as
ngannutrisikur
angdarikebutu
hantubuh

WSD, torasentwsis/torakosentesis

Ansietas ResikoInfeksi Nyeri akut


F. Pemeriksaanpenunjang
Adapun beberapapemeriksaan yang menunjangadanyaefusi pleura adalah :
1. Rontgendada

Rontgendadabiasanyamerupakanlangkahpertamayangdilakukanuntukmendiagnosi
sefusi pleura,yanghasilnyamenunjukkanadanyacairan.

2. CTscandada

CTscan dengan jelas menggambarkan paru-paru dan


cairandanbisamenunjukkanadanyapneumonia, abses paruatau tumor

3. USGdada

USG bisa membantumenentukanlokasidari pengumpulan


cairanyangjumlahnyasedikit,sehinggabisa dilakukan pengeluarancairan.

4. Torakosentesis

Penyebabdanjenisdariefusipleurabiasanyadapatdiketahuidenganmelakukanpemerik
saanterhadapcontohcairanyangdiperolehmelaluitorakosentesis(pengambilancairan
melaluisebuahjarumyangdimasukkandiantaraselaigakedalamronggadadadibawah
pengaruh pembiusanlokal).

5. Biopsi

Jikadengantorakosentesistidakdapatditentukanpenyebabnya,makadilakukanbiopsi
,dimanacontohlapisan pleurasebelahluardiambil
untukdianalisa.Padasekitar20%penderita,meskipuntelahdilakukanpemeriksaanme
nyeluruh,penyebabdari efusi pleuratetap tidak dapat ditentukan.

6. Bronkoskopi

Bronkoskopikadangdilakukanuntukmembantumenemukansumbercairanyangterk
umpul.
G. Komplikasi
a. Fibrotoraks

Efusi pleura yang berupa eksudatyang tidak ditangani dengan drainase


yangbaikakanterjadiperlekatanfibrosa
antarapleuraparietalisdanviseralis.Keadaaninidisebut dengan fibrotoraks. Jika
fibrotoraks meluas dapat menimbulkan hambatanmekanis yang berat pada
jaringan-jaringan yang berada dibawahnya.
Pembedahanpengupasan(dekortikasi)perludilakukanuntukmemisahkanmembran-
membranpleuratersebut.
b. Atalektasis

Atalektasis adalah pengembahan paru yang tidak sempurna yang disebabkan


olehpenekananakibat efusi pleura.
c. Fibrosis

Paru fibrosis paru merupakan keadaan patologis dimana terdapat jaringan ikat
parudalam jumlah yang berlebihan. Fibrosis timbul akibat cara perbaikan
jaringan
sebagailanjutansuatuprosespenyakitparuyangmenimbulkanperadangan.Padaefusi
pleura, atalektasisyang berkepanjangan dapatmenyebabkan penggantian
jaringanbaruyangterserangdengan jaringan fibrosis.
2. ProsesKeperawatan Teoritis

a. Pengkajian
Data-datayangdikumpulkanataudikajimeliputi:
 IdentitasPasien
Pada tahap iniperawatperlu mengetahui tentang nama, umur, jenis
kelamin,alamat rumah, agama atau kepercayaan, suku bangsa, bahasa yang
dipakai, statuspendidikandan pekerjaanpasien.

 KeluhanUtama
Keluhanutamamerupakanfaktorutamayangmendorongpasienmencaripertolon
ganatauberobat
kerumahsakit.Biasanyapadapasiendenganefusipleuradidapatkankeluhanberup
asesaknafas,rasaberatpadadada,nyeripleuritik akibat iritasi pleurayang
bersifat tajam dan terlokasilir terutama padasaatbatuk dan bernafas
sertabatuk non produktif.

 RiwayatPenyakitSekarang

Pasien dengan effusi pleura biasanya akan diawali dengan adanya tanda-
tandasepertibatuk,sesaknafas,nyeripleuritik,rasaberatpadadada,beratbadanme
nurun dan sebagainya. Perlu juga ditanyakan mulai kapan keluhan itu
muncul.Apatindakanyangtelahdilakukanuntukmenurunkanataumenghilangka
nkeluhan-keluhannya tersebut.
 RiwayatPenyakitDahulu

Perlu ditanyakan apakah pasien pernah menderita penyakit seperti TBC


paru,pneumoni, gagal jantung, trauma, asites dan sebagainya. Hal ini
diperlukan untukmengetahuikemungkinan adanyafaktor predisposisi.
 RiwayatPenyakitKeluarga

Perlu ditanyakan apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit-


penyakitsebagaipenyebabefusipleurasepertiCaparu,asma,TBparudanlainseba
gainya.
 RiwayatPsikososial

Meliputi perasaan pasien terhadap penyakitnya,bagaimanacara


mengatasinyasertabagaimanaperilakupasienterhadaptindakanyan
gdilakukanterhadapdirinya.
 PemeriksaanRadiologi

Pada fluoroskopi maupun foto thorax PA cairanyang kurang dari


300 cc
tidakbisaterlihat.Mungkinkelainanyangtampakhanyaberupapenu
mpukankostofrenikus. Pada efusi pleura sub pulmonal, meski
cairan pleura lebih dari
300cc,frenicocostalistampaktumpul,diafragmakelihatanmeninggi.
Untukmemastikandilakukandenganfotothoraxlateraldarisisiyangs
akit(lateraldekubitus) ini akan memberikan hasil yang
memuaskan bila cairan pleura sedikit(HoodAlsagaff, 1990, 786-
787).
 PemeriksaanLaboratorium

Dalampemeriksaancairanpleuraterdapatbeberapapemeriksaanantar
alain:

a) PemeriksaanBiokimia

Secarabiokimiaeffusipleuraterbagiatastransudatdaneksudatyangp
erbedaannyadapat dilihat padatabel berikut :
Transudat Eksudat
Kadar protein dalam <3 >3

effusi9/dl
Kadar protein dalam <0,5 >0,5

Effuse
Kadar protein dalam - >200

Serum
KadarLDHdalameffusi <200 >200
(1-U)
KadarLDHdalameffusi <0,6 >0,6
KadarLDHdalamserum
Beratjeniscairaneffusi <1,016 >1,016
Rivalta Negatif Positif

Disampingpemeriksaantersebutdiatas,secarabiokimiadiperiksaka
njugacairanpleura:
- KadarpHdanglukosa.Biasanyamerendahpadapenyakit-
penyakitinfeksi,arthritisreumatoid dan neoplasma
-
Kadaramilase.Biasanyameningkatpadapaulercatilisdanmetasta
sisadenocarcinona (Soeparman, 1990, 787).
b) Analisacairanpleura

- Transudat :jernih,kekuningan

- Eksudat :kuning,kuning-kehijauan

- Hilothorax :putihsepertisusu

- Empiema :kentaldankeruh

- Empiemaanaerob :berbaubusuk

- Mesotelioma :sangatkentaldanberdarah

c) Perhitungansel dan sitologi


Leukosit25.000 (mm3) :empiema

Banyak Netrofil : pneumonia, infark paru,


pankreatilis, TB paruBanyak Limfosit :
tuberculosis,limfoma,keganasan.
Eosinofilmeningkat : emboli paru, poliatritis nodosa,
parasit dan jamur
Eritrosit :mengalamipeningkatan1000-
10000/mm3cairantampakkemorog
is,seringdijumpaipadapankreatitis
atau pneumoni. Bila erytrosit >
100000(mm3 menunjukkan infark
paru, trauma dada dankeganasan.
Misotelbanyak :JikaterdapatmesotelkecurigaanTB
bisadisingkirkan.
Sitologi : Hanya50 - 60 %kasus- kasus
keganasandapatditemukanselganas.Sisan
yakuranglebihterdeteksikarenaakumulasi
cairanpleuralewatmekanismeobstruksi,
preamonitas atau atelektasis (Alsagaff
Hood,1995)

d) Bakteriologis

Jenis kuman yang sering ditemukan dalam cairan pleura adalah


pneamo cocclis,E-coli, klebsiecla,pseudomonas,
enterobacter.Pada pleuritisTB kultur cairanterhadap kuman tahan
asam hanya dapat menunjukkan yang positif sampai 20 %
(Soeparman,1998: 788).

b. DiagnosaKeperawatan

1. Nyeriakutberhubungandenganperadanganpada ronggapleura dan agen


injury fisik.
2. Ketidakefektifan
Polanapasberhubungandenganmenurunnyaekspansiparusekunderterh
adappenumpukancairandalamrongga pleura.

3. Ketidakseimbangannutrisikurangdarikebutuhantubuhberhubungande
ngananoreksia.

4. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan keletihan


5. Gangguanpolatidurberhubungandenganadanyasesaknafas.

6. Defisitpengetahuanberhubungandengankurang familiar
terhadapinformasi, terbatasnyakognitif
7. Ansietasberhubungandengan status Kesehatan

8. Resikoinfeksiberhubngandengan prosedur invasif


c. IntervensiKeperawatan
No DiagnosaKeperawatan RencanaKeperawatan
Tujuan dan Kriteriahasil Intervensi
1 Nyeri Akut NOC NIC
Definisi :Sensori yang  PainLevel, Pain Management
tidakmenyenangkan dan  Paincontrol 1. Lakukanpengkajiannyerisecarakomprehensifter
pengalamanemosional yang  Comfort level masuklokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
munculsecaraaktualataupotensialkerusaka kualitas dan faktorpresipitasi.
Kriteria Hasil:
njaringanataumenggambarkanadanyakerus
1. Mampu 2. Observasireaksi nonverbal
akan (Asosiasi Studi Nyeri Internasional):
seranganmendadakataupelanintensitasnyad mengontrolnyeri dariketidaknyamanan.
ariringansampaiberat yang (tahupenyebabnyeri, 3. Gunakanteknikkomunikasiterapeutikuntukmeng
dapatdiantisipasidenganakhir yang mampumenggunakante etahuipengalamannyeripasien
dapatdiprediksi dan hniknonfarmakologiun 4. .Kaji kultur yang mempengaruhiresponnyeri.
dengandurasikurangdari 6 bulan. tukmenguranginyeri, 5. Evaluasipengalamannyerimasalampau.
Batasan karakteristik : mencaribantuan). 6. Evaluasibersamapasiendan timkesehatan lain
 Laporansecara verbal atau nonverbal 2. Melaporkanbahwan tentangketidakefektifankontrolnyeri masa
 Fakta dariobservasi yeriberkurangdenganm lampau.
 Posisi antalgic enggunakanmanajeme 7. Bantu pasien dan
untukmenghindarinyeri nnyeri keluargauntukmencaridanmenemukandukungan
 Gerakan melindungi 3. Mampu .
 Tingkahlakuberhati-hati mengenalinyeri (skala, 8. Kontrollingkungan yang
 Mukatopeng intensitas, frekuensi dapatmempengaruhinyerisepertisuhuruangan,
 Gangguantidur (matasayu, dan tandanyeri) pencahayaan dan kebisingan.
tampakcapek, 4. Menyatakan rasa 9. Kurangi faktorpresipitasinyeri.
sulitataugerakankacau,menyeringai) nyamansetelahnyeriber 10. Pilih dan lakukanpenanganannyeri
 Terfokus pada dirisendiri- kurang (farmakologi, non farmakologi dan inter
Fokusmenyempit 5. Tanda vital personal).
(penurunanpersepsiwaktu, kerusakan dalamrentangnorma 11. Kaji tipe dan
proses berpikir, sumbernyeriuntukmenentukanintervensi.
penurunaninteraksidengan orang 12. Ajarkantentangtekniknonfarmakologi.
danlingkungan) 13. Berikananalgetikuntukmenguranginyeri.
 Tingkahlakudistraksi, contoh :jalan- 14. Evaluasikeefektifankontrolnyeri.
jalan, menemui orang lain 15. Tingkatkanistirahat.
dan/atauaktivitas, aktivitasberulang- 16. Kolaborasikandengandokterjikaadakeluhan dan
ulang) tindakannyeritidakberhasil.
 Responautonom (seperti diaphoresis, 17. Monitor
perubahantekanandarah, penerimaanpasiententangmanajemennyeri
perubahannafas, nadi dan Analgesic Administration
dilatasipupil) 1. Tentukanlokasi, karakteristik, kualitas, dan
 Perubahan autonomic dalam tonus derajatnyerisebelumpemberianobat.
otot 2. Cek instruksidoktertentangjenisobat, dosis,
(mungkindalamrentangdarilemahkeka danfrekuensi.
ku) 3. Cek riwayatalergi.
4. Pilih analgesik yang
 Tingkahlakuekspresif
diperlukanataukombinasidarianalgesikketikape
(contoh :gelisah, merintih, menangis,
mberianlebihdarisatu.
waspada, iritabel,
5. Tentukanpilihananalgesiktergantungtipe dan
nafaspanjang/berkeluhkesah)
beratnyanyeri.
 Perubahandalamnafsumakandanminu
6. Tentukananalgesikpilihan,
m rutepemberian,dandosisoptimal.
 Faktor yang berhubungan : Agen 7. Pilih rutepemberiansecara IV, IM
injuri (biologi, kimia, fisik,psikologis untukpengobatannyerisecarateratur.
8. Monitor vital sign sebelum dan
sesudahpemberiananalgesikpertamakali.
9. Berikananalgesiktepatwaktuterutamasaatnyerihe
bat.
10. Evaluasiefektivitasanalgesik,
tandadangejala(efeksamping).
2 Ketidakefektifanpolanafas NOC NIC
Definisi :inspirasiatauekspirasiyang tidak - Respiratory status : Airway management
memberiventilasi ventilation 1. Buka jalan nafas, gunakanteknik chin lift atau jaw
Batas katakteristik : - Respiratory status : thrust bilaperlu
1. Perubahankedalamanpernapasan airway patency 2. Posisikan pasienuntukmemaksimalkanventilasi
2. Perubahanekskursi dada - Vital sign status 3. Identifikasi pasienperlunya
3. Mengambilposisitigatitik Kriteriahasil : 4. Pemasangan alatjalannafasbuatan
4. Bradipneu - Mendemonstrasikanbatuk 5. Pasang mayo bilaperlu
5. Penurunantekananekspirasi efektif dan suaranafas 6. Lakukan fisioterapi dada jikaperlu
6. Penurunanventilasisemenit yang bersih, 7. Keluarkan secret denganbatukatau suction
7. Penurunankapasitas vital tidakadasyanosis / 8. Auskultasi suaranafas,catatadanyasuaratambahan
8. Dipneu dyspneu 9. Lakukan suction pada mayo
9. Peningkatan diameter anterior-posterior - Menunjukkanjalannafas 10. Berikanbronkodilator bilaperlu
10. Pernafasancupinghidung yang paten 11. Berikan pelembabudarakassabasahNaCllembab
11. Ortpneu (klientidakmerasatercekik 12. Atur intake untukcairanmengoptimalkankeseimba
12. Fase ekspirasimemenjang ,iramanafas,frekuensipern ngan
13. Pernafasanbibir afasandalamrentang norm 13. Monitor respirasidan status O2
al, tidak ada suaranafas
14. Takipneu normal) oxygen therapy
15. Penggunaanototaksesoriusuntukpernafa - Tanda 1. Bersihkanmulut,hidung dan secret trakea
san tandavitaldalam rentang 2. Pertahankan jalannafas yang paten
Faktor yang berhubungan : normal (tekanandarah, na 3. Atur peralatanoksigenasi
1. Ansiestas di, pernafasan) 4. Monitor aliranoksigen
2. Posisitubuh 5. Pertahankanposisipasien
3. Deformitastulang 6. Observasi adanyatanda-tandahipoventilasi
4. Deformitasdinding dada 7. monitor adanyakecemasanpasienterhadapoksigena
5. Keletihan si
6. Hiperventilasi vital sign monitoring
7. Sindromhipoventilasi 1. MonitorTD,nadi,suhudan RR
8. Gangguanmuskuloskeletal 2. Catat adanyafluktuasitekanandarah
9. Kerusakanneurologis 3. Monitor VS saatpasienberbaring,dudukatauberdiri
10. Imaturitasneurologis 4. Auskultasi TD padakedualengandanbandingkan
11. Disfungsineuromuskular 5. MonitorTD,nadi,RR,sebelum selama,dansetelahakt
12. Obesitas ivitas
13. Nyeri 6. Monitor kualitasdarinadi
14. Keletihan ototpernafasancederamedulla 7. Monitorfrekuensidan iramapernapasan
spinalis 8. Monitorsuaraparu
9. monitor polapernaafasan abnormal
10. Monitorsuhu,warna,dankelembabankulit
3 Ketidakseimbangannutrisikurangdarik NOC NIC
ebutuhantubuh  Nutritional status Nutrition management
Definis:  Nutritional status : food
1. kajiadanyaalergimakanan
asupannutrisitidakcukupuntukmemenuhike and fluid intake
2. kolaborasidenganahligiziuntukmenentukanjumlah
butuhanmetabolik  Nutritional status:
kalori dan nutrisi yang dibutuhkanpasien
nutrient intake
Batasan karakteristik : kriteriahasil : 3. anjurkanpasienuntukmeningkatkan intake
1. Krem abdomen 1) Adanya 4. anjurkanpasienuntukmeningkatkan protein dan
2. Nyeri abdomen peningkatanberat badan vitamin C
3. Menghindarimakanan sesuaidengantujuan 5. berikansubstansi gula
4. Berat badan 20% 2) Berat badan ideal 6. yakinkan diet yang
ataulebihdibawahberat badan ideal sesuaidengantinggi dimakanmengandungtinggiseratuntukmencegahko
5. Kerapuhankapiler badan nstipasi
6. Diare 3) Mampunmengidentifika
7. berikanmakanan yang terpilih
7. Kehilanganrambutberlebihan sikankebutuhannutrisi
(sudahdikonsultasikanahligizi)
8. Kurang makan 4) Tidak
8. ajarkanpasienbagaimanamembuatcatatanmakanan
9. Kurang informasi adatandatandamalnutrisi
harian
10. Kurang minat pada makanan 5) Menunjukanpeningkata
9. monitor jumlahnutrisi dan kandungankalori
11. Penurunanberat badan nfungsipengecapandari
10. berikaninformasitentangkebutuhannutrisi
denganasupanmakananadekuat menelan
11. kajikemampuanpasienuntukmendapatkannutrisi
12. Kesalahankonsepsi 6) Tidak
yang dibutuhkan
13. Kesalahaninformasi terjadipenurunanberat
Nutrition monitoring
14. Mambranmukosapucat badan yang berarti
1. BB badan pasiendalambatas normal
15. Ketidakmampuanmemakanmakanan
2. monitor adanyapenurunanberat badan
16. Tonus ototmenurun
3. monitor tipe dan jumlahaktivitas yang
17. Mengeluhgangguansensasi rasa
biasadilakukan
18. MengeluhasupanmakankurangdariRDA
4. monitor interaksianakatau orang tuaselamamakan
(recommended daily allowance)
5. monitor lingkunganselamamakan
19. Cepatkenyangsetelahmakan
6. jadwalkanpengobatan dan tindakantidakselama
20. Sariawanronggamulut
21. Steatorea jam makan
22. Kelemahanototmengunyah 7. monitor kulitkering dan perubahanpigmentasi
23. Kelemahanototuntukmenelan 8. monitor turgor kulit
Faktor-faktor yang berhubungan : 9. monitor kekeringan,rambutkusam,danmudahpatah
1. Faktor biologis 10. monitor mual dan muntah
2. Faktor ekonomi 11. monitor kadaralbumin,total protein Hb dan
3. Ketidakmampuanuntukmengabsorbsinu kadarHt
trien 12. monitor pertumbuhan dan perkembangan
4. Ketidakmampuanuntukmencernamakan 13. monitor pucat,kemerahan ,dan
an kekeringanjaringankonjungtiva
5. Ketidakmampuanmenelanmakanan 14. monitor kalori dan intake nutrisi
6. Factor psikologis 15. catatadanyaedema,hiperemik,hipertonik papilla
lidah dan cavitas
oralcatatjikalidahberwarnamagenta,scarlet

4 Intoleransiaktivitas NOC NIC


Definisi:ketidakcukupanenergipsikologisat -energi conservation Activity Therapy
aufisiologisuntukmelanjutkanataumenyele -Activity tolerance 1. kolaborasikandengantenagarehabilitasimedikdala
saikanaktifitaskehidupansehari-hari yang -Self care : ADLs mmerencanakan program terapi yang tepat
harusatau yang ingindilakukan KriteriaHasil : 2. bantuklienuntukmengidentifikasiaktivitas yang
Batasan - Berpartisipasidalamakti mampudilakukan
karakteristiBatasankarakteristik: vitasfisiktanpadisertaipe 3. bantuuntukmemilihaktivitaskonsisten yang
1. respontekanandarah abnormal ningkatantekanandarah, sesuaidengankemampuanfsiik, psikologi dan
terhadapaktivitas nadi,RR social
2. responfrekuensijantung abnormal - mampumelakukanaktivi 4. bantuuntukmengidentifikasi dan
terhadapaktivitas tassehariharisecaramand mendapatkansumber yang diperlukan
3. perubahan EKG yang iri 5. bantuuntukmendapatkanalatbantuanaktivitasseper
mencerminkanaritmia - tandatanda vital normal tikursiroda
4. perubahan EKG yang -level kelemahan 6. bantuuntukmengidentifikasiaktivitas yang disukai
mencerminkaniskemia - 7. bantuklienuntukmembuatjadwallatihandiwaktulua
5. ketidaknyamanansetelahberaktivitas mampuberpindah :dengan ng
6. menyatakanmerasaletih atautanpabantuanalat 8. bantupasien/
7. menyatakanmerasalemah - sirkulasi status baik keluargauntukmengidentifikasikekurangandalamb
Status eraktivitas
respirasi :pertukaran gas 9. sediakanpenguatanposotofbagi yang beraktivitas
Faktor yang berhubungan : dan ventilasiadekuat 10. bantupasienuntukmengembangkanmotovasidiri
1. tirah baring atauimobilisasi dan penguatan
2. kelemahanumum 11. monitor responfisik, emosi, sosialdan spiritual
3. ketidakseimbanganantarasuplai dan
kebutuhanoksigen
4. imobilitas
5. gayahidupmonoton
5 Gangguanpolatidur NOC NIC
Definisi :Gangguankualitas dan 1. Anxiety reduction Sleep Enhancement
kuantitaswaktutidurakibatfaktoreksternal 2. Comfort level a. Kaji kebutuhantidurpasiensetiaphari
Batasan Karakteristik 3. Pain level b. Ciptakanlingkungan yang nyaman
 Perubahanpolatidur normal 4. Rest :Extent and Pattern c.
 Penurunankemampuanberfungsi 5. Sleep : Extent and Fasilitasuntukmempertahankanaktivitassebelumtidur
 Ketidakpuasantidur Pattern Kriteriahasil : d. Anjurkanpasienuntukberistirahat
 Menyatakanseringterjaga 1. Jumlah jam e. Jelaskanpentingnyatidur yang adekuat
 Menyatakantidakmengalamikesulita tidurdalambatas normal 6- f. Diskusikandenganpasien dan
ntidur 8 jam perhari keluargatentangdukunganuntukmemenuhitidurpasien
 Menyatakantidakcukupistirahat 2. Pola tidur, g.
kualitasdalambatas Kolaborasidenganahligizidalampemberianmakananm
 Factor yang berhubungan
 Kelembabanlingkungansekitar normal engandungtinggi protein
 Tanggungjawabmemberiasuhan 3. Perasaan segar
 Perubahanpejananterhadapcahayage sesudahtiduratauistirahat
lab 4. Mampu
 Gangguan (mis: mengidentifikasihal-hal
untuktujuanterautik, pemantauan, yang meningkatkantidur
pemeriksaanlaboratorium)
 Kurang kontroltidur
 Kurang privasi, pencahayaan
 Bisingbau gas
 Restrain fisik, tempattidur
 Tidak familiar
denganperabotantidur
6 Defisiensipengetahuan NOC NIC
Definisi :ketiadaanataudefisiensiinformasi -Knowledge : disease Teaching disease process
yang berkaitandengantopiktertentu process 1. Berikanpenilaiantentangtingkatpengetahuanpasie
Batasan Karakteristik : -Knowledge : health ntentang proses penyakit
1. Perilakuhiperbola behaviour 2. Jelaskanpatofisiologidaripenyakit dan
2. Ketidakakuratanmengikutiperintah KriteriaHasil : bagaimanahaliniberhubungandengananatomi dan
3. Ketidakakuratanmelakukantes -Pasien dan fisiologi
4. Perilakutidaktepat keluargamenyatakanpema 3. Gambarkantanda dan gejala yang biasamuncul
(miss :histeria,bermusuhan) pada penyakit
hamantentangpenyakit,
5. Pengungkapanmasalah 4. Identifikasikemungkinanpenyebabdengancara
kondisi, prognosis dan
Faktor yang berhubungan : yang tepat
program pengobatan 5. Sediakaninformasi pada pasiententangkondisi
1. Keterbatasankognitif -pasien dan 6. Hindarijaminan yang kosong
2. Salah inteprestasiinformasi keluargamampumelaksan 7. Sediakanbagikeluargatentangkemajuanpasienden
3. Kurang pajanan akanprosedur yang
4. Kurang minatdalambelajar dijelaskansecarabenar gancara yang tepat
5. Kurang dapatmengingat -pasien dan 8. Diskusikanperubahangayahidupyangmungkindipe
6. Tidak keluargamampumenjelask rlukanuntukmencegahkomplikasidimasa yang
familierdengansumberinformasi ankembaliapa yang akandatang
dijelaskanperawat/timkes 9. Diskusikanpilihanterapiataupenanganan
ehatanlainnya 10. Dukungpasienuntukmengeksplorasiataumendap
atkan second opinion dengancara yang tepat
11. Rujukpasienmengenaitanda dan
gejalauntukmelaporkan pada
pemberiperawatankesehatandengancara yang
tepat
7 Ansietas NOC NIC
Definisi :perasaantidaknyamanataukekawa -anxiety self-control Anxiety reduction (penurunankecemasan)
tiran yang samardisertairesponautonom Anxiety level 1. Gunakanpendekatan yang menenagkan
(sumbersering kali -coping 2. Nyatakandenganjelasharapanterhadappelakupasie
tidakspesifikatautidakdiketahui oleh KriteriaHasil : n
individu) perasaantakut yang disebabkan - 3. Jelaskansemuaprosedur dan apa yang
oleh antisipasiterhadapbahaya. Hal klienmampumengidentifi dirasakanselamaprosedur
inimerupakanisyaratkewaspadaan yang kasi dan 4. Pahamiprespektifpasienterhadapsituasistres
5. Temani pasienuntukmemberikankeamanan dan
memperingatkanindividuakanadanyabahay mengungkapkangejalace
mengurangitakut
a dan mas
6. Dorongkeluargauntukmenemanianak
memampukanindividuuntukbertindakmen -mengidentifikasi, 7. Dengarkandenganpenuhperhatian
ghadapiancaman. mengungkapkan dan 8. Identifikasitingkatkecemasan
Batasan Karakteristik : menunjukkanteknikuntuk 9. Bantu pasienmengenaisituasi yang
1. perilaku mengontrolcemas menimbulkankecemasan
- penurunanproduktivitas -vital sign dalambatas 10.Dorongpasienuntukmengungkapkanperasaan,
normal ketakutan, persepsi
- gerakan yang ireleven -posturtubuh, 11.Instruksikanpasienmenggunakanteknikrelaksasi
ekspresiwajah, 12.Berikanobatuntukmengurangikecemasan
- gelisah
bahasatubuh dan
- insomnia tingkataktivitasmenunjuk
- kontakmata yang buruk kanberkurangnyakecemas
an
- mengintai
-
- tampakwaspada
2. Affektif
- Gelisah
- kesedihan yang mendalam
- ketakutan
- perasaantidakadekuat
- iritabilitas
- khawatir
3. fisiologis
- wajahtegang
- peningkatankeringat
- peningkatanketegangan
- gemetar
- suarabergetar
4. simpatik
- anoreksia
- diare
- wajahmerah
- jantungberdebar
- peningkatantekanandarah
- lemah,kedutan pada otot
5. parasimpatik
- nyeri abdomen
- penurunantekanandarah
- diare,mual
- letih,gangguantidur
- kesemutan pada
ekstremitas
- seringberkemih
6. kognitif
- menyadarigejalafisiologis
- kesulitanberkonsentrasi
- lupa
- khawatir, melamun
- cenderungmenyalahkan orang
lain
Faktor yang berhubungan :
1. perubahandalam (status ekonomi,
lingkungan, status kesehatan)
2. pemajanantoksin
3. terkaitkeluarga
4. herediter
5. infeksi
6. stress
7. penyalahgunaanzat
8. konfliktidakdisadarimengenaitujua
npentinghidup
9. kebutuhan yang tidakdipenuhi

8 Resikoinfeksi NOC NIC


Definisi: Kriteriahasil : 1. Bersihkanlingkungansetelahdipakaipasien
mengalamipeningkatanresikoterserangorg lain
1. Klien
anismepatogenik
bebasdaritanda dan 2. Pertahankanteknikisolasi
gejalainfeksi 3. Batasipengunjungbilaperlu
Faktor-faktorresiko:
2. Mendeskripsikan 4. Cucitangansebelum dan
1. Penyakitkronis sesudahtindakankeperawatan
proses
5. Gunakanbaju,sarungtangansebagialatpelindun
- Diabetes melitus penularanpenyakitfa g
- Obesitas ktor yang 6. Pertahankanlingkunganaseptikselamapemasa
2. Pengetahuan yang mempengaruhipenul nganalat
tidakcukupuntukmenghindaripema aransertapenatalaksa 7. Tingkatkan intake nutrisi
njaanpatogen nan 8. Monitor tandadan gejalainfeksisitemik dan
3. Pertahanantubuh primer yang 3. Menunjukankemam lokal
tidakadekuatan puanuntukmencegah 9. Monitor kerentananterhadapinfeksi
- Gangguanperitalsis timbulnyainfeksi 10. Pertahankanteknikaspesis pada pasien yang
- Kerusakanintegritaskulit 4. Jumlahleukositdala beresiko
(pemasanganintegritaskulit( pe mbatas normal 11. Berikanperawatankulit pada are epidema
masangankateterintravena, 5. Menunjukanperilaku 12. Dorongmasukkannutrisi yang cukup
prosedurinvasif) hidupsehat 13. Dorongmasukancairanm
- Perubahansekresi pH 14. Dorongistirahat
- Penurunankerjasilaris 15. Laporkankecurigaaninfeksi
- Pecahketubandini
- Pecahketuban lama
- Merokok
- Stasis cairantubuh
- Trauma jaringan (mis. Trauma
destruksijaringan)
4. Ketidakadekuatanpertahansekunde
r
- Penurunanhemoglobin
- Imunosupresi (mis.
Imunitasdidapattidakadekuat)
5. Vaksinasitidakadekuat
6. Pemanjananterhadappatogen
7. Lingkunganmeningkat
- Wabah
8. Prosedurinvasif
9. Malnutrisi
BAB III
PROFIL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PALEMBANG BARI

A. Sejarah Rumah Sakit


Rumah Sakit Palembang Bari merupakan Rumah Sakit Umum Daerah
yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kota Palembang. RSUD ini berdiri
diatas lahan seluas 4561 m² dengan luas bangunan mencapai hingga
1611752 m².
Pada awal berdiri di tahun 1986 sampai dengan 1994 dahulunya
merupakan gedung Poliklinik/Puskesmas Panca Usaha, kemudian
diresmikan menjadi RSUD Palembang BARI tanggal 19 Juni 1995 dengan
SK Depkes Nomor 1326/Menkes/SK/XI/1997 lalu ditetapkan menjadi
Rumah Sakit Umum Daerah kelas C pada tanggal 10 November 1997.
Berdasarkan Kepmenkes RI Nomor : HK.00.06.2.2.4646, RSUD
Palembang BARI memperoleh status Akreditasi penuh tingkat dasar pada
tanggal 7 November 2003 kemudian di tahun berikutnya 2004 dibuat
Master Plan oleh Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.
Pembangunan gedung dimulai dimulai pada tahun 2005 yakni Gedung
Bedah Central dan dilanjutkan lagi pada tahun berikutnya (2006)
pembangunan Gedung Bank Darah. Pada tahun 2007dilanjutkan dengan
pembangunan : Gedung Administrasi, Gedung Pendaftaran, Gedung Rekam
Medik, Gedung Farmasi, Gedung Laboratorium, Gedung Radiologi,
Gedung Perawatan VIP, dan Cafetaria. Pada 5 februari 2008, berdasarkan
Kepmenkes RI Nomor : YM.01.10/III/334/08 RSUD Palembang BARI
memperoleh status Akreditasi penuh tingkat lanjut .Serta Ditetapkan
sebagai BLUD-SKPD RSUD Palembang BARI berdasarkan Keputusan
Walikota Palembang No. 915.b tahun 2008 penetapan RSUD Palembang
Bari sebagai SKPD Palembang yang menerapkan Pola Pengelolaan
Keuangan BLUD (PPK- BLUD) secara penuh. Adapun pembangunan yang
dilaksanakan pada tahun 2008 meliputi Gedung Poliklinik (3 lantai),
Gedung Instalasi Gawat Darurat, Gedung Instalai Gizi (Dapur), Gedung
Loundry, Gedung VVIP, Gedung CSSD, Gedung ICU, Gedung Genset dan
IPAL.
Pada tahun 2009 RSUD Palembang BARI di tetapkan sebagai Rumah
Sakit Tipe B berdasarkan Kepmenkes RI Nomor :
241/MENKES/SK/IV/2009 tentang peningkatan Kelas Rumah Sakit Umum
Daerah Palembang BARI milik pemerintah kota palembang provinsi
sumatera selatan tanggal 2 april 2009. Adapun pembangunan gedung yang
berlangsung ditahun 2009 meliputi : Gedung Kebidanan,Gedung Neonatus,
Gedung Rehabilitasi Medik serta Gedung Hemodialisa. Selanjutnya
pembangunan gedung yang berlangsung di tahun 2010-2011 meliputi:
Perawatan Kelas I, II, III, Kamar Jenazah, Gedung ICCU, Gedung PICU,
Workshop dan Musholah.
Selain meningkatkan status Rumah sakit, RSUD Palembang Bari juga
memberikan layanan yang bermutu dan mementingkan keselamata pasien,
ini terlihat dari hasil akreditasi yang sudah mencapai tahap akhir yaitu
Status Tingkat Paripurna pada tahun 2015 lalu.

B. Visi, Misi, dan Motto Visi


Menjadi Rumah Sakit unggul, Amanah dan Terpercaya di Indonesia.

Misi

1. Meningkatkankualitaspelayanankesehatan yang berorientasi pada


keselamatan dan ketepatansesuaistandarmutuyang berdasarkan pada
etika dan profesionalisme yang menjangkauseluruhlapisanmasyarakat.
2. Meningkatkanmutumanajemensumbersayakesehatan.

3. Menjadikan RSUD Palembang BARI sebagai Rumah Sakit pendidikan


dan pelatihandi Indonesia.
Motto
Kesembuhan dan Kepuasan pelanggan adalah kebahagiaan kami.
C. Fasilitias Pelayanan
Janjilayanan RSUD Palembang Bari
1. Unit gawatdarurat
Dalam waktu kurang dari 5 menit, anda sudah mulai kami layani.
2. Unit Pendaftaran
Sejak pasien datang sampai dengan dilayani di loket pendaftaran tidak
lebih dari 10 menit.
3. Unit Rawat Jalan
Pasien sudah dijalani paling lambat 30 menit setelah mendaftar di loket
pendaftaran.
4. Unit Laboratorium
Pemeriksaan cito dan sederhana, hasil jadi kurnag dari 3 jam.
5. Unit Radiologi
Pelayanan foto sederhana dilaksanakan kurang dari 3 jam.
6. Unit Farmasi
Obat jadi diserahkan maksimal 30 menit sejak resep diterima. Obat
racikan diserahkan maksimal 60 menit sejak resep diterima.

Pelayanan Rawat Jalan

1. PoliklinikSpesialisBedah
2. PoliklinikSpesialisPenyakit Dalam
3. PoliklinikSpesialisKebidanan dan PenyakitKandungan
4. PoliklinikSpesialisTerpadu
5. PoliklinikSpesialisSpesialis Anak
6. PoliklinikSpesialisSpesialis Mata
7. PoliklinikSpesialis THT
8. PoliklinikSpesialisKulit dan Kelamin
9. PoliklinikSpesialisSyaraf
10. PoliklinikSpesialis Jiwa
11. PoliklinikSpesialisJantung
12. Poliklinik Sub SpesialisRehabilitasiMedik
13. Poliklinik Sub SpesialisPsikologi
14. Poliklinikgigi dan mulut
15. Poliklinikparu–paru
Instalasi Rawat Darurat
1. Dokter jaga &Perawat Jaga 24 jam
2. Ambulance 24 jam

Pelayanan Rawat Inap


1. Rawat InapKebidanan dan PenyakitKandungan
2. Rawat InapNeonatus /NICU
3. Rawat inapPICU / Pediatric intensive careunit
4. Rawat InapPenyakit Anak
5. Rawat InapBedah
6. Rawat Inap Laki-Laki
7. Rawat Inap Perempuan
8. Rawat Inap VIP DAN VVIP
9. Rawat InapPerawatan Kelas I dan kelasII

Pelayanan Penunjang
1. Farmasi/ Apotek 24jam
2. InstalasiLaboratoriuamKlinik
3. InstalasiRadiologi
4. InstalasiBedahSentral
5. InstalasiGizi
6. InstalasiPemeliharaan Sarana RumahSakit
7. InstalasiPemeliharaanLingkungan
8. Central Sterilized SuplayDepartement(CSSD)
9. InstalasiLaundry
10. Intensive Care Unit(ICU)
11. Hemodialisa
12. InstalasiRehabilitasMedik
BAB IV

ASUHAN KEPERAWATAN

Tempat Praktek : RSUD Palembang Bari

Tanggal Praktek : 16 November 2021

Pengkajian Dilakukan Tanggal 16 November 2021 jam 12 : 30 WIB

1. Identitas Klien
Inisial : Tn. S
Usia : 65tahun
Jenis Kelamin : lakilaki
Alamat : Palembang
No.Telepon : -
Status : menikah
Agama : islam
Suku :Sumatera Selatan
Pekerjaan : Petani
Lama :
No.RM : 54.99.98
Tglmasuk : 01-11-2021
TglPengkajian: 16-11-2021
SumberInformasi :istri
KeluargaTerdekat :istri
Alamat : Palembang
No.telepon :
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta

2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama (saat masuk RS)
Pasien mengatakan batuk ±3 bulan sering merasa sesak 2 bulan terakhir dan
disertai batuk yang semakin parah

b. Keluhan utama (saat pengkajian)


Pasien mengatakan sesak nafas disertai batuk, kurang tidur, nyeri dibagian perut
dan diareah drainase dan tidak nafsu makan
c. Riwayat Kesehatan Terdahulu
1. Penyakit yang pernahdialami:
a. Kecelakaan : Pasien mengatakan tidak perna mengalami
kecelakaan
b. Penyakityang pernah dialami : Pasien mengatakan sebelumnya demam
dan
batuk biasa
c. Operasi (jenis dan waktu): Pasien mengatakan sebelunya tidak pernah
operasi
d. Terakhirmasuk RS : Pasien mengatakan belum perna dirawat di RS

2. Alergi (obat, makanan, plester, dsb)


Pasien mengatakan tidak memiliki alergi terhadap makanan maupun obat-
obatan

3. Imunisasi (tambahan; flu, pneumonia, tetanus, dll)


Pasien mengatakan tidak melakukan imunisasi tambahan

4. Kebisasaan
Jenis Frekuensi Jumlah Lamanya
a. Merokok : Sering 2 bungkus/hari Tidak ingat dan sekarang
sudah berhenti merokok
b. Kopi : 2x sehari 1 gelas 49 tahun sekarang sudah
berhenti minum kopi karna
sakit
c. Alkohol : - - -

5. Obat-obatan yang digunakan


Jenis Lamanya Dosis
Bodrek Tidak ingat 1 x sehari jika sakit
Obat batuk siladex 2 bulan 3 kali sehari 1 sendok

3. Riwayat Keluarga
Pasien mengatakan keluarganya tidak ada yang memiliki penyakit TBC, jantung,
diabetes melitus dan hipertensi.
Genogram :

Keterangan :

: Laki-laki : Meninggal : Menikah :


Tinggal dalam

Satu
rumah

: Perempuan : Pasien : Keturunan

4. CatatanPenanganan Kasus (Dimulaisaatpasien di rawat di


ruangrawatsampaipengambilankasuskelolaan)

5. PengkajianKeperawatan (12 Domain NANDA)


Intruksi: Beri tanda cek () pada istilah yang tepat/ sesuai dengan data-data di
bawah ini. Gambarkan semua temuan abnormal secara objektif, gunakan
kolom data tambahan bila perlu.

1. Peningkatan Kesehatan
Pengetahuantentangpenyakit/perawatan:
Pasien mengatakan sudah diberitahu tentang penyakitnya
Masalahkeperawatan:
Tidak ada masalah
2. Nutrisi
a. Mulut
Trismus ( ), Halitosis ( )

Bibir: lembab( ), pucat( √ ),sianosis( ),labio/palatoskizis( ),


stomatitis( )

Gusi: ( ), plak putih( ), lesi( )


Gigi: Normal( ), Ompong( ), Caries( ), Jumlah gigi:

Lidah: bersih ( ), kotor/ putih ( ), jamur ( )

b. Leher
Kaku Kuduk ( √ ) Simetris( ), Benjolan ( ) Tonsil ( )

Kelenjar Tiroid : normal ( √ ), pembesaran ( )

Tenggorok : kesulitan menelan ( ), dll.

Kebutuhan Nutrisi dan Cairan

BB sebelum sakit: 57 kg BB sakit: 50 kg

Program Diit RS :

Makanan yang disukai:-

Selera makan: Kurang

Alat makan yang digunakan: Piring dan sendok

Pola makan( x/ hari): 2x

Porsi makan yang dihabiskan: tidak habis hanya makan 2 sendok

Pola Minum 3 gelas/hari) jenis air minum: Air Putih

Intake Makanan : Nasi 500 gr/hari, sayur 400 gr/hari, buah 300 gr/hari

Intake Cairan : 700 cc/hari, cairan infus 500 cc dengan gtt


20x/menit

c. Abdomen
Inspeksi : Bentuk: simetris( √ ), tidak simetris( ), kembung( ), asites(
),

Palpasi : massa ( ), nyeri ( √ )

Kuadran I :-

Kuadran II :-

Kuadran III :-
Kuadran IV :-

Auskultasi : bising usus 10x/mnt

Perkusi : Timpani ( ), redup ( )

BAB : warna kuning kecoklatan Frekuensi 2x/hari

Konsisitensi: padat ( √ ) lendir ( ), darah ( ), ampas ( )

Data Tambahan :
Pasien mengatakan sebelum sakit BB nya 57 kg dan setelah sakit BB nya 50 kg,
tidak nafsu makan dan hanya memakan 2 sendok makan setiap makanan yang
diberikan, pasien mengeluh nyeri pada daerah abdomen
Masalahkeperawatan:
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

3. Eliminasi dan Pertukaran


a. BAK: Jarang
b. Warna: Kuning
c. Konsistensi: Cair
d. Frekuensi: 2 x/ hari
e. Urine Output : tidak dikaji
f. Penggunaan Kateter: tidak
g. Vesika Urinaria: Membesar (tidak) Nyeri tekan(tidak)
h. Gangguan; Anuaria ( ), Oliguria ( ), Retensi Uria ( ), nokturia ( ),
Inkontinensia Urin ( ), Poliuria ( ), Dysuria ( )
Jalan nafas: Sputum (√), warna sputum () konsisitensi: Kental

Batuk ( √ ) frekuensi: sering

Dada

Bentuk: Simetris ( √ ), Barrel chest/dada tong( ), pigeon chest/dada burung


( ) benjolan ( ), dll

Paru-paru:

Inspeksi: RR 26x/ min,

Palpasi: Normal ( ), ekspansi pernafasan( ), taktil fremitus( )

Perkusi: Normal/ Sonor( ), redup/pekak( ), hiper sonor( )

Auskultasi: irama( ), teratur( √ ),


Suara nafas: vesicular( ), bronkial( ), Amforik ( ), Cog Wheel Breath Sound
( ) metamorphosing breath sound ( )

Suara Tambahan: Ronki ( ), pleural friction( )

Data Tambahan:
Pasien mengatakan sesak nafas
Masalahkeperawatan:
Ketidakefektifan pola nafas

4. Aktivitas/Istirahat
Kebiasaan sebelum tidur (perlu mainan, dibacakan cerita, benda yang dibawa
saat tidur,dll):
Kebiasaan Tidur siang:- jam/hari
Skala Aktivitas:

Kemampuanperawatandiri 0 1 2 3 4

Makan/minum √

Mandi √

Toileting √

Berpakaian √

Mobilitas di tempattidur √

Berpindah √

Ambulasi/ROM √

0: mandiri, 1: alat Bantu, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu orang lain dan alat, 4:
tergantung total

Persendian:

Nyeri Sendi ( ), pergerakan sendi:

ROM ( Range Of Motion): -

Kekuatan Otot : -

Kelainan Otot: -

Tonus/aktifitas
Aktif ( ) Tenang ( ) Letargi ( ) Kejang ( )
Menagis keras ( ) lemah ( √ )melengking ( ), Sulit menangis (
)

Ekstremitas
Amelia ( ), Sindaktili ( ), Polidaktili( )
Reflek Pat0logis :
Babinsky : + ( ), - ( )
Kernig : + ( ), - ( )
Brudzinsky : + ( ), - ( )

Reflek Fisiologis

Biceps : + ( ), - ( )
Triceps : + ( ), - ( )
Patella : + ( ), - ( )

Jantung
Inspeksi: ictus cordis/denyut apeks( ), normal( √ ) melebar( )
Palpasi: kardiomegali( )
Perkusi: redup( ), pekak( )
Auskultasi: HR 79 x/mnt. Aritmia( ),Disritmia( ) , Murmur ( )

Mandi: 2x/hari

Sikat gigi : 2x/hari

Ganti Pakaian : 2x/hari

Memotong kuku:-x/mnt

DATA TAMBAHAN :
Pasien mengatakan lemah sulit melakukan aktivitas kegiatan dibantu keluarga,
tampak terpasang drainase
Masalahkeperawatan:
Intoleransi aktivitas

5. Persepsi/Kognitif
Kesan Umum
Tampak Sakit: ringan ( ),sedang( ),berat ( ), pucat ( ), sesak ( √ ),
kejang( )

1. Kepala
a. Fontanel anterior Lunak( ), Tegas( ), Datar( ),
Menonjol( ), Cekung( )
b. Rambut: warna (Hitam) mudah dicabut ( ), ketombe( ), kutu( )

2. Mata
Mata: jernih( √ ), mengalir, kemerahan( ), sekret( )
Visus: 6/6( ), 6/300( ), 6/ tak terhingga( ),
Pupil: Isokor( √ ), anisokor( ), miosis( ), midriasis( ),
reaksi terhadap cahaya: kanan Positif(√ ), negatif( ),kiri negatif( ) positif(
),
alat bantu: kacamata( ), Softlens( )

Conjungtiva: merah jambu( ), anemis( √ )

Sklera: Putih( ), Ikterik( )

3. Bibir, Lidah
a. Bibir : normal ( √ ) sumbing ( )
b. Sumbing langit-langit/palatum ( )
c. Lidah: bersih ( ), kotor/ putih ( ), jamur ( )

4. Telinga, Hidung, Tenggorok


a. Telinga: Normal ( √ )Abnormal ( ) Sekret( )
b. Hidung: Simetris ( √ )Asimetris ( ) Sekret ( ) Nafas cuping
hidung ( )
c. Tenggorok: Normal (√) Tonsil( ), radang( )
Data Tambahan
Tidak ada.....................................................................................................................................
Masalahkeperawatan:
Tidak ada masalah

6. Persepsi Diri
Perasaaan klien terhadap penyakit yang dideritanya :
Pasientampak tenang dan sabar menjalani pengobatan dan pasien tidak sabar
untuk segera membaik dan segera pulang kerumah.
Reaksisaatinteraksi :

Pasienmenjawabsemuapertanyaan yang diberikan, dan merespondengan sangat


baik.

Status emosional :

Pasientampaktenangsaatditanya, meresponsemuapertanyaan

Data tambahan
Tidak ada
Masalahkeperawatan:
Tidak ada masalah

7. Peran Hubungan
Budaya: -
Suku: -
Agama yang di anut: Islam
Bahasa yang digunakan : Indonesia
Masalah sosial yang penting: Tidak adaa
Hubungan dengan orang tua: Baik
Hubungan dengan saudara kandung: Baik
Hubungan dengan lingkungan sekitar: Baik
Data Tambahan
Tidak ada

Masalahkeperawatan:
Tidak ada masalah

8. Seksualitas Dan Reproduksi


Genitalia dan Anus

Laki-laki

Penis: normal/ada ( √ ), Abnormal ( )

Scrotum dan testis: normal( √ ), hernia( ), hidrokel( )

Anus ; normal/ada ( √ ), atresia ani( )

Perempuan

Vagina: sekret( ), warna( )

Anus: normal/ada ( ), atresia ani( )


Riwayat kehamilan dan kelahiran :

Data Tambahan
Tidak ada
Masalahkeperawatan:
Tidak ada masalah

9. Toleransi/Koping Stress
GCS : 15
E: 4

V :5

M :6

Data Tambahan:
RR : 26x/menit, TD : 108/86 mmHg, N : 79 x/menit, T : 36,7 °C, SpO2 95 %
Masalahkeperawatan:
Tidak ada masalah

10. Prinsip Hidup


Budaya : -

Spritual / Religius : Pasien mengatakan sebelum sakit pasien sering


beribadah dan selama di rumah sakit pasien jarang
melaksanakan ibadahnya yaitu sholat lima waktu
Psikologis : Pasien mengatakan penyakit yang dialami ini adalah
cobaan dari tuhan dan iklas menjalaninya.

Sosial : Pasien mengatakan tidak ada masalah dengan


keluarga maupun lingkungan tempat tinggalnya
Data Tambahan
Tidak ada
Masalahkeperawatan:
Tidak ada masalah

11. Keselamatan/Perlindungan
Tingkat Kesadaran : Composmentis ( √ ), Apatis ( ), Somnolen ( ), Sopor
( ),Soporocoma ( ) Coma ( )
TTV : Suhu 36,7O C, Nadi 79x/min, TD108/86mmHg, RR 26x/min

Warna kulit : kuning kecoklatan


Sianosis ( ), I kterus ( ), eritematosus rash ( ), discoid lupus ( ), oedema ( ),

Bula ( ), Ganggren ( ), nekrotik jaringan ( ), Hiperpigmentasi ( )

Echimosis ( ), Petekie ( )

Turgor Kulit: elastis ( √ ), tidak elastis ( )

Data Tambahan
Tidak ada

Masalahkeperawatan:
Tidak ada masalah
Cara
Nama Golongan
No Dosis Pemberi Indikasi Kontra Indikasi
Terapi Obat
an
1 IVFD 20x/ Intra Koloid Pasien Pasien dengan risiko
B- menit vena dengan koma hipatik,
Fluid kurang gizi disfungsi ginjal
karena serius atau azotemia.
asupan oral
yang tidak
adekuat,
sebelum
dan sesudah
oprasi
2 Ondan 3x8 mg Intra Antiemeti Untuk Pasien yang pernah
sentron vena k mengatasi mengalami
mual dan hipersensitivitas
muntah terhadap obat ini dan
kombinasi dengan
apomorphin karena
dapat menimbulkan
hipotensi dan
penurunan kesadaran
3 ceftria 1x2 Intra Untuk
mengatsi Alergi terhadap
xson gram vena Antibiotik
infeksi ceftriaxone
bakteri
4 OMZ 2x1 Oral Proton Pengobatan Pasien yang
pump jangka diketahui
inhibitor pendek hipersensitivitas
(PPI) untuk tukak terhadap obat ini
lambung.
5 Ambro 3x1 Oral Mukolitik Pasien Tidak boleh
xol dengan digunakan pada
gangguan pasien dengan
saluran riwayat
napas hipersensitivitas atau
anafilaksis terhadap
ambroxol
6 Curcum 1x1 Oral Membantu Pasien dengan alergi
a memperbaiki terhadap kandungan
nafsu makan suplemen ini
12. Kenyamanan
Provaiking :-
Quality :-
Regio :-
Scala :-
Time :-
Data Tambahan:
Tidak ada
Masalahkeperawatan:
Tidak ada masalah

Terapi

Tanggal Terapi :

Pemeriksaan Penunjang :

Laboratorium ( Tanggal Pemeriksaan ) :

EKG ( Tanggal Pemeriksaan ) :

Rontsen ( Tanggal Pemeriksaan )

ANALISA DATA

Data Etiologi Masalah Keperawatan


DS : Penghambat drainnase Ketidakefektifan pola
Pasien mengatakan sesak nafas limfatik nafas
disertai batuk
DO : Tekanan kapiler paru
 Pasien tampak meningkat
menggunakan otot bantu
nafas Tekanam hidrostastik
 Pasien terpasang O2 nasal
canul 3 liter/menit Transudasi
 TTV
RR : 26x/menit Efusi pleura

TD : 108/86 mmHg
Penumpukan cairan dalam
N : 79 x/menit rongga pleura
T : 36,7 °C
SpO2 95 % Efusi pleura menurun

Sesak nafas

Ketidakefektifan pola nafas


DS : Peradangan permukaan Ketidakseimbangan
Pasien mengatakan tidak nafsu pleura nutrisi kurang dari
makan kebutuhan tubuh
DO : Efusi pleura
 Pasien tampak kurus
 Pasien tampak Penumpukan cairan dalam
menghabiskan hanya 2 rongga pleura
sendok makan makanan
yang diberikan Ekspansi pleura menurun
 TTV
RR : 26x/menit Sesak nafas

TD : 108/86 mmHg
N : 79 x/menit Gangguan pemenuhan

T : 36,7 °C nutrisi

SpO2 95 %
DS : Efusi pleura Intoleransi aktivitas
Pasien lemah dan sesak pada
saat melakukan aktivitas dan Penumpukan cairan dalam
pasien mengatakan sakit pada rongga pleura
saat bergerak pada bagian dada
sebelah kanan yang terpasang Ekspansi pleura menurun
drainase
DO : Sesak nafas
 Pasien tampak lemah
 Tampak terpasang Gangguan pemenuhan
drainase nutrisi
 Pasien tampak hanya
berbaring Kelemahan
 TTV
RR : 26x/menit
TD : 108/86 mmHg
N : 79 x/menit
T : 36,7 °C
SpO2 95 %
DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN

1. Ketidakefektifan pola nafas


2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
3. Intoleransi aktivitas
PRIORITAS MASALAH KEPERAWTAN

1. Ketidakefektifan pola nafas


2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
3. Intoleransi aktivitas

DIAGNOSA KEPERAWTAN (PES)

1. Ketidakefektifan
Polanapasberhubungandenganmenurunnyaekspansiparusekunderterhadappenumpuka
ncairandalamrongga pleura ditandai dengan sesak saat bernafas

2. Ketidakseimbangannutrisikurangdarikebutuhantubuhberhubungandengannyeri
abdomen ditandaidengantidaknafsumakan

3. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan ketidak seimbangan antara suplai dan


kebutuhan oksigen ditandai dengan kelemahan
RENCANA KEPERAWATAN

Nama Pasien : Tn. S


Umur : 65 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki

RENCANA KEPERAWATAN

N TUJUAN DAN
DIAGNOSA KEPERAWATAN
O KRITERIA INTERVENSI KEPERAWATAN RASIONAL
HASIL
8. Identifikasi faktor penyebab 1. Dengan
1 Ketidakefektifan Polanapasberhubungandenganmenurunnya Setelah dilakukan
9. Atur peralatanoksigenasi
ekspansi paru sekunder terhadap penumpukan cairan dalam asuhan 10. Monitor aliranoksigen mengident
11. Pertahankanposisipasien ifikasi
rongga pleura ditandai dengan sesak saat bernafas kepewarawatan
12. Observasi tanda-tanda vital
penyebab,
selama 3x24 jam
kita dapat
klien mampu
mengambi
mempertahankan
l tindakan
fungsi paru secara
yang tepat
normal dengan 2. Pemasang
kriteria hasil : an oksigen
1) Mendemonstrasi pasien
kan batuk efektif
dan suara nafas dapat
yang bersih, menguran
tidak ada
gi sesak
syanosis /
dyspneu yang
2) Menunjukkan dirasakan
jalan nafas yang
paten (klien 3. Monitor
tidak merasa aliran
tercekik,irama oksigen
nafas,frekuensi
pernafasan dapat
dalam melihat
rentang normal,
apakah
tidak ada suara
nafas normal) pemberian
3) Tanda tandavital oksigen
dalam rentang
normal (tekanan dilakukan
darah, nadi, secara
pernafasan) oktimal
4. Dengan
memperta
hankan
posisi
pasien
senyaman
mungkit
kita dapat
memperla
ncar
tindakan
keperawat
an yang
dilakukan
dan
menguran
gi rasa
sesak
5. Memantau
perkemba
ngan
pasien
setelah
dilakuksn
perawatan
12. Anjurkanpasienuntukmeningkatk 1. Makan
2 Ketidakseimbangannutrisikurangdarikebutuhantubuhberhubung Setelah dilakukan
an intake, makan sedikit tapi
andengan nyeri abdomen ditandai dengan tidak nafsu makan asuhan porsi
sering
kepewarawatan sedikit
13. Berikan informasi tentang
tapi sering
selama 3x24 jam kebutuhan nutrisi
memulihk
diharapkan terjadi 14. Kaji kemampuan pasien untuk
mendapatkan nutrisi yang an sedikit
peningkatan status
dibutuhkan energi
nutrisi dengan
2. Dapat
kriteria hasil : mengetah
7) Adanya ui
peningkatan
pentingny
berat badan
a nutrisi
sesuai dengan
tujuan bagi tubuh
8) Berat badan 3. Dapat
ideal sesuai mengetah
dengan tinggi
ui
badan
kemampu
9) Mampun
mengidentifikasi an pasien
kan kebutuhan dalam
nutrisi
mendapat
10) Tidak ada tanda
tanda malnutrisi kan nutrisi
11) Menunjukan
peningkatan
fungsi
pengecapan dari
menelan
12) Tidak terjadi
penurunan berat
badan yang
berarti

12. Bantu klien untuk 1. Dapat


3 Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan ketidak seimbangan Setelah dilakukan
mengidentifikasi aktivitas yang
antara suplai dan kebutuhan oksigen ditandai dengan asuhan mampu dilakukan mengetah
13. Bantu untuk memilih ui
kelemahan kepewarawatan
aktivitas konsisten yang sesuai
kegiatan
selama 3x24 jam dengan kemampuan fsiik,
psikologi dan social yang
diharapkan klein
14. Bantu pasien untuk mampu
dapat melakukan mengembangkan motovasi diri
dan penguatan monitor respon dilakukan
ADL dengan baik
fisik, emosi, sosial dan spiritual 2. Dapat
dengan kriteria hasil melakuka
: n aktivitas
1) Berpartisipasi sesuai
dalam aktivitas keadaan
fisik tanpa
pasien
disertai
peningkatan 3. Motivasi
tekanan darah, pasien
nadi,RR
2) mampu dapat
melakukan mendukun
aktivitas sehari g
hari secara
mandiri kecepatan
3) tanda tanda pemulihan
vital normal
4) mampu
berpindah :
dengan atau
tanpa bantuan
alat
5) sirkulasi status
baik
Status respirasi :
pertukaran gas
dan ventilasi
adekuat
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Nama pasien : Tn. S


Umur : 65 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki

Hari/ Hari/
No Diagnosa Keperawatan Implementasi Evaluasi Paraf
Tanggal/Jam Tanggal/Jam
1. Mengidentifikasi faktor penyebab S:
1 Ketidakefektifan Selasa, Selasa,
2. Menyiapkan peralatanoksigenasi Pasien mengatakan sesak nafas
Polanapasberhubung 16-11-2021, 3. Memonitor aliranoksigen 16-11-2021,
4. Mempertahankanposisipasien disertai batuk
andenganmenurunny
12:30 WIB 5. Melakukan observasitanda-tanda 13:55 WIB O:
a ekspansi paru vital
 Pasien tampak menggunakan
sekunder terhadap otot bantu nafas
 Pasien terpasang O2 nasal canul
penumpukan cairan
3 liter/menit
dalam rongga pleura
 TTV
ditandai dengan
RR : 26x/menit
sesak saat bernafas
TD : 108/86 mmHg
N : 79 x/menit
T : 36,7 °C
SpO2 95 %
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
1. Monitor aliranoksigen
2. Pertahankanposisipasien
3. Observasitanda-tanda vital

1. Memonitor aliranoksigen S:
Rabu, Rabu,
2. Mempertahankanposisipasien Pasien mengatakan masih merasa
17-11-2021 3. Melakukan observasitanda-tanda 17-11-2021 sesak nafas
vital
16:00 WIB 17:30 WIB O:
 Pasien tampak menggunakan
otot bantu nafas
 Pasien terpasang O2 nasal canul
3 liter/menit
 TTV
RR : 24x/menit
TD : 111/90 mmHg
N : 85 x/menit
T : 36,3 °C
SpO2 97 %
A :Maslah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
1. pertahankanposisipasien
2. Observasitanda-tanda vital

1. Mempertahankanposisipasien S:
Kamis, Kamis,
2. MemObservasitanda-tanda vital Pasien mengatakan sesak yang
18-11-2021 18-11-2021 dirasakan sudah berkuarang
11:30 WIB 13:50 WIB O:
 Tampak oksigen pasien sudah
dilepas
 TTV
RR : 21x/menit
TD : 120/88 mmHg
N : 96 x/menit
T : 36,5 °C
SpO2 96 %
A : Masalah teratasi sebagian
P : intervensi dilanjutkan perawat
ruangan.
1. Menganjurkanpasienuntukmenin S:
2 Ketidakseimbangann Selasa, Selasa,
gkatkan intake, makan sedikit Pasien mengatakan tidak nafsu
utrisikurangdarikebu 16-11-2021, tapi sering 16-11-2021, makan
tuhantubuhberhubun
12:45 WIB 2. Mmberikan informasi tentang 13: 59 WIB O:
gandengan nyeri kebutuhan nutrisi  Pasien tampak kurus
abdomen ditandai 3. Mengkaji kemampuan pasien
 Pasien tampak menghabiskan
untuk mendapatkan nutrisi yang
dengan tidak nafsu hanya 2 sendok makan makanan
dibutuhkan
makan yang diberikan
 TTV
RR : 26x/menit
TD : 108/86 mmHg
N : 79 x/menit
T : 36,7 °C
SpO2 95 %
A : Masalah belum teratasi
P : intervensi dilanjutkan
1. Anjurkanpasienuntukmenin
gkatkan intake, makan
sedikit tapi sering
2. Berikan informasi tentang
kebutuhan nutrisi

1. Menganjurkanpasienuntukmenin S:
Rabu, Rabu,
gkatkan intake, makan sedikit Pasien mengatakan tidak nafsu
17-11-2021 tapi sering 17-11-2021 makan dan mual pada saat makan
16:15 WIB 2. Memberikan informasi tentang 17:45 WIB O:
kebutuhan nutrisi  Pasien tampak kurus
 Pasien tampak menghabiskan 2
sendok makanan dari makanan
yang diberikan
 TTV
RR : 24x/menit
TD : 111/90 mmHg
N : 85 x/menit
T : 36,3 °C
SpO2 97 %
A : Masalah belum teratasi
P : intervensi dilanjutkan
1. Anjurkanpasienuntukmenin
gkatkan intake, makan
sedikit tapi sering

1. Menganjurkanpasienuntukmenin S:
Kamis, Kamis,
gkatkan intake, makan sedikit Pasien mengatakan tidak nafsu
18-11-2021 tapi sering 18-11-2021 makan dan mual pada saat makan
11:55 WIB 13:55 WIB O:
 Pasien tampak kurus
 Pasien tampak menghabiskan
setengah dari makanan yang
diberikan
 TTV
RR : 21x/menit
TD : 120/88 mmHg
N : 96 x/menit
T : 36,5 °C
SpO2 96 %
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan perawat
ruangan
1. Membantu klien untuk S:
3 Intoleransi Aktivitas Selasa, Selasa,
mengidentifikasi aktivitas yang Pasien lemah dan sesak pada saat
berhubungan dengan 16-11-2021, mampu dilakukan 16-11-2021,
2. Membantu untuk memilih melakukan aktivitas dan pasien
ketidak seimbangan
13:00WIB aktivitas konsisten yang sesuai 14:10WIB mengatakan sakit pada saat bergerak
antara suplai dan dengan kemampuan fsiik, pada bagian dada sebelah kanan yang
psikologi dan social
kebutuhan oksigen terpasang drainase
3. Membantu pasien untuk
ditandai dengan mengembangkan motovasi diri O:
dan penguatan monitor respon
kelemahan  Pasien tampak lemah
fisik, emosi, sosial dan spiritual
 Tampak terpasang drainase
 Pasien tampak hanya berbaring
 TTV
RR : 26x/menit
TD : 108/86 mmHg
N : 79 x/menit
T : 36,7 °C
SpO2 95 %
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
1. Bantu untuk memilih
aktivitas konsisten yang
sesuai dengan kemampuan
fsiik, psikologi dan social
2. Bantu pasien untuk
mengembangkan motovasi diri
dan penguatan monitor respon
fisik, emosi, sosial dan
spiritual
1. Membantu untuk memilih S:
Rabu, Rabu,
aktivitas konsisten yang sesuai Pasien lemah dan sesak pada saat
17-11-2021 dengan kemampuan fsiik, 17-11-2021
psikologi dan social melakukan aktivitas dan pasien
16:30 WIB 2. Membantu pasien untuk 17:50 WIB mengatakan sakit pada saat bergerak
mengembangkan motovasi diri dan
pada bagian dada sebelah kanan yang
penguatan monitor respon fisik,
emosi, sosial dan spiritual terpasang drainase
O:
 Pasien tampak lemah
 Tampak terpasang drainase
 Pasien tampak hanya berbaring
 TTV
RR : 24x/menit
TD : 111/90 mmHg
N : 85 x/menit
T : 36,3 °C
SpO2 97 %
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
1. Bantu pasien untuk
mengembangkan motovasi diri
dan penguatan monitor respon
fisik, emosi, sosial dan
spiritual
1. Membantu untuk memilih S:
Kamis, Kamis,
aktivitas konsisten yang sesuai Pasien lemah dan sesak pada saat
18-11-2021 dengan kemampuan fsiik, 18-11-2021
psikologi dan social melakukan aktivitas dan pasien
12:00 WIB 14:00 WIB mengatakan sakit pada saat bergerak
pada bagian dada sebelah kanan yang
terpasang drainase
O:
 Pasien tampak lemah
 Tampak terpasang drainase
 Pasien tampak hanya berbaring
 TTV
RR : 21x/menit
TD : 120/88 mmHg
N : 96 x/menit
T : 36,5 °C
SpO2 96 %
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan Perawat
ruangan.
EVALUASI/ CATATAN PERKEMBANGAN

Nama pasien : Tn. S


Umur : 65 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki

Hari/
DIAGNOSA KEPERAWATAN Tanggal/ Evaluasi Paraf
Jam
S:
Ketidakefektifan Polanapasberhubungandenganmenurunnya ekspansi Selasa,
Pasien mengatakan sesak nafas disertai batuk
paru sekunder terhadap penumpukan cairan dalam rongga pleura ditandai 16-11-
2021, O:
dengan sesak saat bernafas
 Pasien tampak menggunakan otot bantu
13:55
WIB nafas
 Pasien terpasang O2 nasal canul 3
liter/menit
 TTV
RR : 26x/menit
TD : 108/86 mmHg
N : 79 x/menit
T : 36,7 °C
SpO2 95 %
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
4. Monitor aliranoksigen
5. Pertahankanposisipasien
6. Observasitanda-tanda vital

S:
Rabu,
Pasien mengatakan masih merasa sesak nafas
17-11- O:
2021
 Pasien tampak menggunakan otot bantu
17:30 nafas
WIB  Pasien terpasang O2 nasal canul 3
liter/menit
 TTV
RR : 24x/menit
TD : 111/90 mmHg
N : 85 x/menit
T : 36,3 °C
SpO2 97 %
A :Maslah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
1. pertahankanposisipasien
2. Observasitanda-tanda vital

S:
Kamis,
Pasien mengatakan sesak yang dirasakan sudah
18-11- berkuarang
2021 O:
13:50  Tampak oksigen pasien sudah dilepas
WIB  TTV
RR : 21x/menit
TD : 120/88 mmHg
N : 96 x/menit
T : 36,5 °C
SpO2 96 %
A : Masalah teratasi sebagian
P : intervensi dilanjutkan perawat ruangan.
S:
Ketidakseimbangannutrisikurangdarikebutuhantubuhberhubungandengan Selasa,
Pasien mengatakan tidak nafsu makan
nyeri abdomen ditandai dengan tidak nafsu makan 16-11- O:
2021,
 Pasien tampak kurus
13: 59  Pasien tampak tidak menghabiskan
WIB makanan yang diberikan
 TTV
RR : 26x/menit
TD : 108/86 mmHg
N : 79 x/menit
T : 36,7 °C
SpO2 95 %
A : Masalah belum teratasi
P : intervensi dilanjutkan
1. Anjurkanpasienuntukmeningkatkan
intake, makan sedikit tapi sering
2. Berikan informasi tentang kebutuhan
nutrisi

S:
Rabu,
Pasien mengatakan tidak nafsu makan dan mual
17-11- pada saat makan
2021 O:
17:45  Pasien tampak kurus
WIB  Pasien tampak menghabiskan 2 sendok
makanan dari makanan yang diberikan
 TTV
RR : 24x/menit
TD : 111/90 mmHg
N : 85 x/menit
T : 36,3 °C
SpO2 97 %
A : Masalah belum teratasi
P : intervensi dilanjutkan
2. Anjurkanpasienuntukmeningkatkan
intake, makan sedikit tapi sering
S:
Kamis,
Pasien mengatakan tidak nafsu makan dan mual
pada saat makan
18-11-
O:
2021
 Pasien tampak kurus
13:55
 Pasien tampak menghabiskan setengah
WIB
dari makanan yang diberikan
 TTV
RR : 21x/menit
TD : 120/88 mmHg
N : 96 x/menit
T : 36,5 °C
SpO2 96 %
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan perawat ruangan
S:
Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan ketidak seimbangan antara Selasa,
Pasien lemah dan sesak pada saat melakukan
suplai dan kebutuhan oksigen ditandai dengan kelemahan 16-11- aktivitas dan pasien mengatakan sakit pada saat
2021, bergerak pada bagian dada sebelah kanan yang
14:10WIB terpasang drainase
O:
 Pasien tampak lemah
 Tampak terpasang drainase
 Pasien tampak hanya berbaring
 TTV
RR : 26x/menit
TD : 108/86 mmHg
N : 79 x/menit
T : 36,7 °C
SpO2 95 %
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
3. Bantu untuk memilih aktivitas
konsisten yang sesuai dengan
kemampuan fsiik, psikologi dan
social
4. Bantu pasien untuk mengembangkan
motovasi diri dan penguatan monitor
respon fisik, emosi, sosial dan spiritual
S:
Rabu,
Pasien lemah dan sesak pada saat melakukan
17-11- aktivitas dan pasien mengatakan sakit pada saat
2021 bergerak pada bagian dada sebelah kanan yang
17:50 terpasang drainase
O:
WIB
 Pasien tampak lemah
 Tampak terpasang drainase
 Pasien tampak hanya berbaring
 TTV
RR : 24x/menit
TD : 111/90 mmHg
N : 85 x/menit
T : 36,3 °C
SpO2 97 %
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
2. Bantu pasien untuk mengembangkan
motovasi diri dan penguatan monitor
respon fisik, emosi, sosial dan spiritual
S:
Kamis,
Pasien lemah dan sesak pada saat melakukan
18-11- aktivitas dan pasien mengatakan sakit pada saat
2021 bergerak pada bagian dada sebelah kanan yang
14:00 terpasang drainase
WIB O:
 Pasien tampak lemah
 Tampak terpasang drainase
 Pasien tampak hanya berbaring
 TTV
RR : 21x/menit
TD : 120/88 mmHg
N : 96 x/menit
T : 36,5 °C
SpO2 96 %
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan Perawat ruangan.
BAB V

PEMBAHASAN

A. Pembahasan Hasil Laporan


Pada bab ini menguraikan pembahasan terkait dengan hasil laporan
mengenai asuhan keperawatan pada pasien dengan efusi pleura. Efusi pleura
merupakan keadaan di mana terjadinya penumpukan cairan yang berlebih di
dalam kavum pleura. Penumpukan cairan yang berlebih disebabkan oleh
ketidakseimbangan produksi dan pengeluaran cairan sehingga terjadinya efusi
pleura (Simanjuntak, 2014). Berbagai macam cairan penyakit bisa membuat
cairan masuk dan terkumpul dalam rongga pleura. Cairan tersebut bisa dibedakan
menjadi cairan berupa transudat, eksudat, pus atau darah (R. Darmanto, 2016).
a) Analisa Data
1. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan hasil laporan, diagnosa yang didapatkan terkait dengan
kasus Efusi Pleura adalah yang pertama ketidakefektipan pola nafas
berhubungan dengan menurunnya ekspansi paru sekunder terhadap
penumpukan cairan dalam rongga pleura, kedua ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan nyeri abdomen, dan
ketiga intileransi aktivitas berhubungan dengan ketidak seimbangan antara
suplai dan kebutuhan oksigen.
2. Intervensi keperawatan
Pada beberapa penelitian ada teknik dalam pemberian intervensi
yang menggunakan beberapa metode nonfarmakologi untuk meningkatkan
saturasi oksigen pada pasien dengan efusi pleura yang megalami sesak
napas. Penelitian yang dilakukan oleh Pada penelitian Qorisetyartha, Niko
(2017), posisi semi fowler dilakukan sebagai cara untuk mengurangi dan
membantu menangani sesak nafas. Posisi semi fowler dengan derajat
kemiringan 30-45 derajat, yaitu mengandalkan gaya gravitasi untuk
membantu pengembangan paru dan mengurangi tekanan dari abdomen dan
diafragma. Adanya pelebaran saluran napas dapat meningkatkan oksigen
yang diinspiasi atau dihirup pasien. Dengan meningkatnya oksigen dalam
tubuh, peningkatan oksigen dalam hemoglobin juga ikut meningkat begitu
juga dengan saturasi oksigen pasien. Oleh karena itu, pemberian posisi semi
fowler dapat meningkatkan oksigen dalam darah. Nilai saturasi responden
sebelum dilakukan intervensi semi fowler, mayoritas pada ringan – sedang
sebanyak enam orang (100%), kemudian nilai saturasi setelah diberikan
intervensi pursed lips breathing yaitu normal 4 orang (66,7%), dan hipoksia
ringan 2 orang (33,3%) dengan mean 95.17 dan p value 0.001. Saturasi
oksigen pada responden yang diberikan intervensi posisi semi-fowler
mengalami peningkat dari hipoksia ringan menjadi normal dengan adanya
posisi ini dilakukan untuk mempertahankan kenyamanan dan memfasilitasi
fungsi pernafasan pasien. (Winda Amiar,2020)
Diagnosa pertama ketidakefektipan pola nafas berhubungan dengan
menurunnya ekspansi paru sekunder terhadap penumpukan cairan dalam
rongga pleura diberikan intervensi sebagai berikut identifikasi faktor
penyebab, siapkan peralatan oksigenasi, monitor aliran oksigen, pertahankan
posisi pasien semi fowler, lakukan observasi tanda-tanda vital. Diharapkan
setelah dilakukan asuhan kepewarawatan selama 3x24 jam klien mampu
mempertahankan fungsi paru secara normal dengan kriteria
hasil :endemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas yang bersih, tidak ada
syanosis / dyspneu, menunjukkan jalan nafas yang paten (klien tidak merasa
tercekik,irama nafas,frekuensi pernafasan dalam rentang normal,
tidak ada suara nafas normal), tanda tandavital dalam rentang
normal (tekanan darah, nadi, pernafasan).
Sejalan dengan diagnosa kedua yaitu ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubh berhubungan dengan nyeri abdomen intervensi
yang diberikan anjurkan pasien untuk meningkatkan intake makan sedikit
tapi sering, berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi, kaji kemampuan
pasien untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan. Diharapkan setelah
dilakukan asuhan kepewarawatan selama 3x24 jam diharapkan terjadi
peningkatan status nutrisi dengan kriteria hasil :Adanya peningkatan berat
badan sesuai dengan tujuan, berat badan ideal sesuai dengan tinggi badan,
mampun mengidentifikasikan kebutuhan nutrisi, tidak ada tanda tanda
malnutrisi, menunjukan peningkatan fungsi pengecapan dari menelan dan
tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti.
Berikutnya di dapatkan diagnosa ketiga yaitu intoleransi aktivitas
berhubungan dengan ketidak seimbangan antara suplai dan kebutuhan
oksigen dimana intervensi yang diberikan yaitu bantu klien untuk
mengidentifikasi aktivitas yang mampu dilakukan, bantu untuk memilih
aktivitas konsisten yang sesuai dengan kemampuan fsiik, psikologi dan
social, bantu pasien untuk mengembangkan motovasi diri dan penguatan
monitor respon fisik, emosi, sosial dan spiritual. Diharapkan setelah
dilakukan asuhan kepewarawatan selama 3x24 jam diharapkan klein dapat
melakukan ADL dengan baik dengan kriteria hasil :Berpartisipasi dalam
aktivitas fisik tanpa disertai peningkatan tekanan darah, nadi,RR, mampu
melakukan aktivitas sehari hari secara mandiri, tanda tanda vital normal,
mampu berpindah : dengan atau tanpa bantuan alat, sirkulasi status baik
Status respirasi : pertukaran gas dan ventilasi adekuat

3. Implementasi Keperawatan
Berdasarkan hasil laporan implementasi yang dilakukan pada
diagnosa pertama Ketidakefektifan Pola napas berhubungan dengan
menurunnya ekspansi paru sekunder terhadap penumpukan cairan dalam
rongga pleura ditandai dengan sesak saat bernafas berupa, mengidentifikasi
faktor penyebab, menyiapkan peralatanoksigenasi, memonitor aliran
oksigen, mempertahankan posisi pasien, melakukan observasi tanda-tanda
vital. Untuk evaluasinya masalah keperawatannya belum teratasi sehingga
planning masih dilanjutkan dengan melakukan implementasi,
memonitor aliran oksigen, mempertahankan posisi pasien semi fowler,
mengobservasi tanda-tanda vital
Implementasi yang dilakukan pada diagnosa kedua,
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan nyeri abdomen ditandai dengan tidak nafsu makan berupa,
menganjurkan pasien untuk meningkatkan intake, makan sedikit tapi sering,
mmberikan informasi tentang kebutuhan nutrisi, mengkaji kemampuan
pasien untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan. Untuk evaluasinya
masalah keperawatannya belum teratasi sehingga planning masih
dilanjutkan dengan menganjurkan pasien untuk meningkatkan intake makan
sedikit tapi sering, dan memberikan informasi tentang kebutuhan nutrisi
Implementasi yang dilakukan pada diagnosa ketiga, Intoleransi
aktivitas berhubungan dengan ketidak seimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen ditandai dengan kelemahan berupa, membantu klien
untuk mengidentifikasi aktivitas yang mampu dilakukan, membantu untuk
memilih aktivitas konsisten yang sesuai dengan kemampuan fsiik, psikologi
dan social, membantu pasien untuk mengembangkan motovasi diri dan
penguatan monitor respon fisik, emosi, sosial dan spiritual. Untuk
evaluasinya masalah keperawatannya belum teratasi sehingga planning
masih dilanjutkan, dimana implementasi yang dilakukan membantu untuk
memilih aktivitas konsisten yang sesuai dengan kemampuan fsiik, psikologi
dan social,dan membantu pasien untuk mengembangkan motovasi diri dan
penguatan monitor respon fisik, emosi, sosial dan spiritual.

4. Evaluasi Keperawatan
Berdasarkan hasil laporan terkait dengan efusi pleura, Didapatkan
evaluasi keperawatan dengan hasil beberapa masalah masih diberikan
intervensi lanjutan. Pada diagnosa ketidakefektipan pola nafas berhubungan
dengan menurunnya ekspansi paru sekunder terhadap penumpukan cairan
dalam rongga pleura ditandai dengan sesak saat bernafas intervensi masih
dilanjutkan dengan data subjektif pasien masih merasa sesak nafas,

Pada diagnosa kedua, Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari


kebutuhan tubuh berhubunga ndengan nyeri abdomen ditandai dengan tidak
nafsu makan, intervensi masih dilanjutkan dengan data subjektif pasien
mengatakan tidak nafsu makan.Pada diagnosa ketiga, Intoleransi Aktivitas
berhubungan dengan ketidak seimbangan antara suplai dan kebutuhan
oksigen ditandai dengan kelemahan intervensi masih dilanjutkan data
subjektif Pasien lemah dan sesak pada saat melakukan aktivitas dan pasien
mengatakan sakit pada saat bergerak pada bagian dada sebelah kanan yang terpasang
drainase.
BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan
Hasil laporan yang didapatkan diruang VK stase Maternitas di Rumah Sakit
BARI sebagai berikut :
1. Pada saat pengkajian pasien mengatakan mengeluh nyeri pada bagian
perut seperti mau melahirkan, pasien tampak meringis dan memegangi
perutnya, pasien mengatakan cemas karena pernah mengalami
keguguraan pada kehamilan sebelumnya, raut wajah pasien tampak
cemas, pasien mengatakan keluar air ketuban sejak 2 jam yang lalu dari
pukul 20.10-21.45, tampak luka insisi pada perineum dan leukosit 14,5
ribu/uL.
2. Di perolehdiagnosa nyeri persalinan berhubungan dengan agen cidera
biologis (kontraksiuterus), ansietas berhubungan dengan stresor
(kecemasan dalam menghadapi proses persalinan), dan resiko infeksi
berhubungan dengan luka insisi pada perineum.
3. Sehingga intervensi yang dilakukan berdasarkan NIC: manajemen nyeri,
kontrol kecemasan diri dan perlindungan infeksi.
4. Evaluasi dari intervensi yang sudah dilakukan yaitu,intervensi
dilanjutkan: melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif, monitor
tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal. Intervensi di hentikan: pasien
mengatakan sudah tidak merasakan cemas setelah melihat bayi nya lahir
dalam kondisi normal.

B. Saran
Tenaga kesehatan khususnya perawat perlu berperan dalam
pencegahan KPSW, karena KPSW tergolong dalam komplikasi yang
menjadi penentu terdekat faktor meningkatnya Angka Kematian Ibu (AKI).
Perawat perlu memberikan asuhan holistik pada ibu agar dapat mengurangi
intervensi yang tidak perlu dan dapat memberikan asuhan yang lebih
komprehensif, bahkan pada kehamilan berisiko.

Anda mungkin juga menyukai