DISUSUN OLEH:
KELOMPOK
1. Ayu Febryanti
2. Fera Chaprialin
3. Hikma Pujiarti
4. Kurniawan
5. Nadia Anggita Sari
6. Indri Ramadanti
7. Resty Permatasari
8. Rexy Septadiansyah
9. Rosari Apriani
10. Wilda Mariska Putri
Dampak yang terjadi jika efusi pleura tidak segera di tangani yaitu
menyebabkan terjadinya atelektasis pengembangan paru yang tidak
sempurna yang di sebabkan oleh penekanan akibat penumpukan cairan
pleura, fibrosis paru dimana keadaan patologis tedapat jaringan ikat paru
dalam jumlah yang berlebihan, empisema dimana terdapat kumpulan nanah
dalam rongga antar paru-paru dan kolaps paru (Headher, 2011).
Menurut Riskesdas (2013) terdapat 508.330 jiwa yang menderita
penyakit paru obstruktif kronis dan terdapat 2,7 % penderita Efusi pleura.
Menurut hasil Studi Berta & Puspita dalam Causes Of Pleural Efusion
In Metro 2017 terdapat 537 insidensi pleura pada periode Januari-
Desember 2017. Sebanyak 60,9% adalah berjenis kelamin laki-laki dan 39,1
% berjenis kelamin perempuan. Sebanyak 10, 4 % berusia kurang dari 35
tahun, 39,3% berusia 35-55 tahun, 34,6 % berusia 56-70 tahun, dan 15,6
% berusia lebih dari 70 tahun.
Tindakan yang dapat dilakukan pada efusi pleura adalah pemasangan
WSD untuk mengembalikan kondisi di dalam cavum pleura kembali normal.
WSD adalah suatu sistem drainage yang menggunakan water sealed untuk
mengalirkan udara atau cairan dari cavum pleura (rongga pleura) tujuannya
adalah untuk mengalirkan udara atau cairan dari rongga pleura untuk
mempertahankan tekanan negatif rongga tersebut, dalam keadaan normal
rongga pleura memiliki tekanan negatif dan hanya terisi sedikit cairan pleura/
lubricant (Arif, 2008).
Permasalahan efusi pleura pasca pemasangan WSD, antara lain nyeri
akut berhubungan dengan tindakan insisi pemasangan WSD, pola napas tidak
efektif, gerakan iga disisi yang luka menjadi berkurang, risiko infeksi
berhubungan dengan tindakan insisi / invansif akibat pemasangan selang
WSD kesakitan ketika bernafas dan mendadak merasakan sesak. Sesak nafas
terjadi karena masih adanya timbunan cairan dalam ronga paru yang akan
memberikan kompresi patologi pada paru sehingga ekspensinya
terganggu, dan berkurangnya kemampuan meregang otot inspirasi akibat
terjadi restriksi oleh cairan (Syahrudin dkk., 2009). Permasalahan ini
perlu ditangani dan salah satu penanganannya dengan pemberian chest
terapy
1.2.Tujuan
1.2.1. Tujuan Umum
Memahami konsep dasar teori dan asuhan keperawatan pada pasien
dengan efusi pleura dan dapat mengaplikasikannya
1.2.2. Tujuan Khusus
1. Mampu mengidentifikasi pengkajian keperawatan pada
pasien dengan efusi pleura
2. Mampu menentukan diagnosa keperawatan dengan masalah
efusi pleura
3. Mampu mendeskripsikan rencana asuhan keperawatan pada
pasien dengan efusi pleura
4. Mampu melakukan tindakan keperawatan pada pasien
dengan masalah efusi pleura
5. Mampu melakukan evaluasi tindakan keperawatan pada pasien
dengan masalah efusi pleura
BAB II
TINJAUN TEORI
2.1.3. Etiologi
2.1.4. Patofisiologi
Didalam rongga pleura terdapat kurang lebih 5 ML cairan yang cukup
untuk membasahi seluruh permukaan pleura viseralis dan parietalis. Cairan
ini dihasilkan oleh kapiler pleura parietalis karena adanya tekanan
hidrostatik, tekanan koloid dan daya tarik elastis. Sebagian cairan ini
diserap kembali oleh kapiler paru dan pleura viseralis, sebagian kecil
lainnya (10-
20%) mengalir kedalam pembuluh limfe sehingga posisi cairan
disini mencapai 1 L sehari.
Terkumpulnya cairan di rongga pleura di sebut efusi pleura, ini
terjadi bila keseimbangan antar produksi dan abrsorbsi terganggu
misalnya pada hyperemia akibat inflamasi, perubahan tekanan
osmotik, peningkatan tekanan vena (gagal jantung). Berdasarkan
kejadiannya efusi di bedakan menjadi transudat dan eksudat pleura.
Transudat biasanya terjadi pada gagal jantung karena bendungan vena
disertai peningkatan tekanan hidrostatik dan sirosis hepatik karena
tekanan osmotik koloid yang menurun. Eksudat dapat di sebabkan oleh
keganasan atau infeksi. Cairan keluar langsung dari kapiler sehingga kaya
akan protein dan berat jenisnya tinggi. Cairan ini juga mengandung
banyak sel darah putih. Sebaliknya transudat kadar proteinnya rendah
sekali atau nihil sehingga berat jenisnya rendah (Smeltzr & Bare,
2012. Hal. 199)
2.2.4. Implementasi
Implementasi keperawatan merupakan suatu tindakan keperawatan
yang bertujuan untuk mengatasi masalah keperawatan yang di alami
poasien. Untuk itu diharapkan agar tindakan yang di berikan sesuai
dengan prioritas masalah dan intervensi keperawatan.
I. Identitas Klien
1. Keluhan utama : Tn.F mengeluh keluhan sesak napas dan rasa sesak bertambah saat berubah posisi.
2. Faktor Predisposisi : Klien tidak dapat tidur dengan nyenyak karena terkadang sesak nafas dan pasien juga m
3. Faktor Presipitasi : Klien memiliki kebiasaan merokok dengan jumlah 2 bungkus/ hari. Pasien dan pasien
Data Subjektif : P : Klien mengeluh sesak dan nyeri dada bagian kiri dan batuk.
Q : Nyeri seperti ditekan
R : Nyeri pada bagian dada
S : skala nyeri 5
T : Nyeri timbul ketika bergerak
: Pemeriksaan fisik, pasien tampak sesak nafas, tekanan darah : 110/70 mmHg, pe
Data Objektif
30 X/ menit, nadi : 80 X/ menit, suhu tubuh : 37°C
3. Kebisasaan
D. Riwayat Keluarga
Pada Keluarga Tidak Ada Yang Menderita Penyakit Hipertensi, Jantung atau DM
Genogram
Jelaskan :
Klien merupakan seorang suami dan seorang ayah
: Laki-laki
: Perempuan
: Pasien
: Meninggal
x
E. Catatan Penanganan Kasus (Dimulai saat pasien di rawat di ruang rawat sampai
Pada tanggal 06 Desember 2020 Jam 08.30 WIB klien dengan inisial Tn “W” datang
kerumah sakit dengan keluhan sesak nafas. Pasien merasa sesak sejak 5 bulan yang lalu
dan semakin memberat sejak 1 minggu yang lalu, nyeri dada bagian kiri dan batuk. pasien
segera dilakukan pemasangan O2 3 l/menit dan infus NaCl 14 tetes/ menit.
1. Peningkatan Kesehatan
Data Subjektif : Klien Datang Ke Rumah Sakit Dengan Keluhan Sesak Napas
2. Nutrisi
Data Objektif : Berat badan sebelum sakit 60 Kg, berat badan saat ini 54 kg.
Masalah keperawatan:
3. Eliminasi
Data Subjektif : klien mengatakan BAK klien bisa 300cc/hari, BAB 1x/hari
-
Data Objektif :
Masalah keperawatan:
4. Aktivitas/Istirahat
Data Subjektif : Klien mengeluh sesak napas dan rasa sesak bertambah saat berubah posisi
Hasil auskultasi ada suara tambahan suara kering pada akhir inspirasi pada paru kanan
pada akhir inspirasi, pada paru bagian kiri terdengar vesikuler
Data Objektif :
Masalah keperawatan:
5. Persepsi/Kognitif
Data Subjektif : -
Data Objektif : Tampak klien dapat berbicara
Masalah keperawatan:
6. Persepsi Diri
Data Subjektif : -
7. Peran Hubungan
Data Subjektif : klien adalah seorang suami dan seorang ayah dari ketiga anaknya
-
Data Objektif :
Masalah keperawatan:
8. Seksualitas
Data Subjektif : Klien mengatakan klien sudah menikah dan mempunyai 3 orang anak
-
Data Objektif :
Masalah keperawatan:
9. Toleransi/Koping Stress
Data Subjektif : -
Data Subjektif : Klien mengatakan bahwa jika dirinya ingin cepat sembuh
Klien beragama islam
Data Objektif :
Masalah keperawatan:
11. Keselamatan/Perlindungan
Data Subjektif : Klien merasa bahwa dirinya seperti terlindungi karena berada di dekat
tenaga kesehatan
-
Data Objektif :
Masalah keperawatan:
12. Kenyamanan
Data Subjektif : Pasien mengatakan bahwa ia merasa nyeri di area dada kiri,nyeri seperti tertusuk-
tusuk, dirasakan hilang timbul dan skala nyeri 5.
Saat di inspeksi tampak ekspansi paru asimetris (pengembangan dada kanan lebih
Data Objektif : lambat dari pada dada kiri), tampak pengguanaan otot bantu pernapasan, vokal
fremitus pada paru kanan dan kiri tidak sama paru kanan mengalami penurunan,
terdapatnyeri tekan pada bagian kanan
Masalah keperawatan:
Nyeri Akut
1. Sistem Respirasi
a. Data Subjektif
Klien mengeluh sesak napas dan rasa sesak bertambah saat berubah posisi.
Klien mengeluh sesak sejak 5 bulan yang lalu dan semakin memberat sejak 1 minggu
b. Data Objektif
2. Sistem Kardiovaskuler
a. Data Subjektif
b. Data Objektif
3. Sistem Persarafan
a. Data Subjektif
Data Objektif
4. Sistem Perkemihan
a. Data Subjektif
Data Objektif
a. Data Subjektif
b. Data Objektif
6. Sistem Muskuloskeletal
a. Data Subjektif
Klien mengatakan sering sesak napas dan sesak napas bertambah ketika berubah
posisi
b. Data Objektif
Masalah keperawatan:
a. Data Subjektif
Palpasi : Ekstremitas
Masalah keperawatan:
8. Sistem Endokrin
a. Data Subjektif
Palpasi : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada pembesaran kelenjar
Getah bening
Masalah keperawatan:
a. Penglihatan
1) Data Subjektif
2) Data Objektif
Masalah keperawatan:
b. Pendengaran
1) Data Subjektif
2) Data Objektif
c. Penghidu
1) Data Subjektif
c. Pengkajian Psikososial
a. Persepsi klien terhadap penyakitnya
Klien ingin cepat sembuh dan ingin beraktivitas seperti biasanya
Masalah keperawatan:
Tidak ada masalah keperawatan
b. Reaksi saat interaksi
Masalah keperawatan
Tidak ada masalah keperawatan
c. Status emosional
Masalah keperawatan :
Tidak Ada Masalah Keperawatan
Pemeriksaan Laboratorium
Hb : 9,8 g/dl
Hematokrit : 33,7%
Trombosit : 687103/ul
VI. Terapi
Meringankan gejala
3 Pleurodesis klinis
ANALISA DATA
Transudasi
Efusi pleura
Penumpukan dalam
ronga pleura
Sesak nafas
DO :
Tekanan hidrostatastik
P : nyeri yang dirasakan
pasien di area dada sebelah
kiri Transudasi
Sesak nafas
Nyeri dada
Efusi pleura
Penumpukan cairan
dalam rongga pleura
Ekspansi pleura
menurun
Sesak nafas
Nyeri dada
Gangguan pemenuhan
kebutuhan nutrisi
Prioritas Masalah :
1. Ketidak efektifan Pola nafas
2. Nyeri Akut
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Diagnosa Keperawatan :
1. Ketidakefektifan Pola nafas b/d hiperventilasi
2. Nyeri Akut berhubungan dengan gangguan pernafasan
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh bd kurang asupan
makanan
INTERVENSI KEPERAWATAN
2 Nyeri akut berhubungan Lebel : Kontrol nyeri Label : Pemberian analgesik 1. Menentukan lokasi,
dengan gangguan Setelah dilakuakn keperawatan 2x24 karakteristik, kualitas dan
pernafasan jam diharapkan nyeri pada pasien 1. Tentukan lokasi, karakteristik, keparahan nyeri terlebih
berkurang dengan kriteria indikasi kualitas dan keparahan nyeri dahulu yang dialami sama
DS : Pasien mengatakan sebelum mengobati pasien pasien
bahwa ia merasa nyeri di Indikator A T
area dada kiri, nyeri seperti Mengenali kapan nyeri 2 4 2. Cek adanya riwayat alergi obat 2. Supaya tidak terjadi
ditusuk-tusuk dirasakan terjadi kesalahan dalam
3. Tentukan pilihan obat analgesik pemberian obat
hilang timbul dan skala Menggambarkan faktor 2 4 (narkotik, non narkotik, atau
nyeri 5 penyebab NSAID), berdasarkan tipe dan 3. Mengetahui obat
Menggunakan tindakan 2 4 keparahan nyeri analgesik yang mana akan
DO : pencegahan diberikan sesuai dengan
Melaporkan nyeri yang 2 4 4. Tentukan analgesik nyeri yang dialami pasien
P : nyeri yang dirasakan terkontrol sebelumnya, rute pemberian,
pasien di area dada sebelah Keterangan: dan dosis untuk mencapai hasil 4. Supaya pemberian
kiri 1. Tidak pernah pengurangan nyeri yang analgesik tepat
menunjukan optimal pemberiannya
Q : nyeri yang dirasakan 2. Jarang menunjukkan berdasarkan rute
pasien seperti di tusuk-tusuk 3. Kadang-kadang 5. Kolaborasikan dengan dokter pemberian dan dosis yang
menunjukkan untuk pemberian analgesik menginginkan
R : nyeri yang di rasakan 4. Sering menunjukkan sesuai indikasi kesembuhan pada nyeri
pasien hanya di area dada 5. Secara konsisten yang terjadi
Ajarkan tentang penggunaan
menunjukkan
S : skala nyeri pasien 5 analgesik, strategi untuk 5. Obat ini dapat digunakan
untuk meningkatkan
T : kadang- kadang menurunkan, efek samping dan kenyamanan/istirahat
harapan terkait dengan umum
keterlihatan dalam keputusan 6. Agar pasien tau cara
penggunaan, strategi
pengurangan nyeri untuk menurunkan, efek
samping dan harapan dari
setelah menggunakan
analgesik
3 Ketidakseimbangan nutrisi Label: asupan nutrisi Label: manajemen nutrisi 1. Menentukan status gizi
kurang dari kebutuhan Setelah dilakukan tindakan
klien agar kebutuhan
tubuh berhubungan dengan keperawatan 2x24jam diharapkan 1. Tentukan status gizi dan
kurang asupan makanan status nutrisi pasien terpenuhi status gizi klien terpenuhi
kemampuan pasien untuk
dengan criteria hasil
dengan baik
DS : Pasien mengatakan memenuhi kebutuhan gizi
selama sakit nafsu makan Indikator A T 2. Tentukan komposisi
2. Tentukan apa yang menjadi
menurun Asupan gizi 2 4 makanan bagi pasien
Asupan makanan 2 4 prefelensi makanan bagi pasien
Asupan cairan 2 4 3. Menentukan jumlah kalori
3. Tentukan jumlah kalori dan
DO : BB pasien sebelum Rasio berat badan/tinggi 2 4 dan jumlah nutrisi yang
sakit 60 kg BB pasien saat badan jenis nutrisi yang dibutuhkan
ini 54 kg Keterangan: pasien butuhkan untuk
untuk memenuhi kebutuhan
1. Sangat menyimpang dari memenuhi kebutuhan gizi
rentang normal bagi pasien
2. Banyak menyimpang dari pasien
4. Tawarkan makanan ringan yang
rentang normal 4. Menawarkan makanan
3. Cukup menyimpang dari padat gizi
rentang normal ringan kepada pasien
5. Monitor kecenderungan
4. Sedikit menyimpang dari namun akan padat gizi
rentang normal terjadinya penurunan berat
5. Tidak menyimpang dari 5. Memantau terjadinya
badan dan kenaikan berat badan
rentang normal penurunan dan kenaikan
Anjurkan klien untuk berat badan
memantau kalori dan intake
6. Sarankan klien untuk
makanan (misalnya buku
harian makanan) memantau kalori dan
intake makanan
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
2 Nyeri akut sabtu 19 1. Tentukan lokasi, karakteristik, sabtu 19 S : Pasien mengatakan nyeri yang terjadi
berhubungan dengan desember kualitas dan keparahan nyeri desember 2020 sudah berkurang
gangguan pernafasan 2020 sebelum mengobati pasien jam
jam O:
2. Cek adanya riwayat alergi obat P : nyeri yang dirasakan pasien di area
dada sebelah kiri sudah berkurang
3. Tentukan pilihan obat analgesik
Q : nyeri yang dirasakan pasien seperti di
(narkotik, non narkotik, atau
tusuk-tusuk
NSAID), berdasarkan tipe dan
R : nyeri yang di rasakan pasien hanya di
keparahan nyeri
area dada
4. Tentukan analgesik sebelumnya, S : skala nyeri pasien 3
rute pemberian, dan dosis untuk T : kadang- kadang
mencapai hasil pengurangan
nyeri yang optimal A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
5. Kolaborasikan dengan dokter
untuk pemberian analgesik
sesuai indikasi
6. Ajarkan tentang penggunaan
analgesik, strategi untuk
menurunkan, efek samping dan
harapan terkait dengan
keterlihatan dalam keputusan
pengurangan nyeri
3 Ketidakseimbangan sabtu 19 1. Tentukan status gizi dan sabtu 19 S : keluarga klien mengatakan nafsu
nutrisi kurang dari desember desember 2020 makan klien sudah meningkat
kemampuan pasien untuk
kebutuhan tubuh b.d 2020 jam 15.00
jam 11.00 memenuhi kebutuhan gizi O : BB klien sedikit meningkat
kurang asupan
menjadi 55
makanan 2. Tentukan apa yang menjadi
TD : 110/70 mmHg
prefelensi makanan bagi pasien
N : 80x/menit
3. Tentukan jumlah kalori dan jenis
RR: 25x/menit
nutrisi yang dibutuhkan untuk Suhu : 37 C
memenuhi kebutuhan bagi pasien
A : sebagian masalah teratasi
4. Tawarkan makanan ringan yang
P : lanjutkan intervensi
padat gizi
5. Monitor kecenderungan
terjadinya penurunan berat badan
dan kenaikan berat badan
6. Anjurkan klien untuk memantau
kalori dan intake makanan
(misalnya buku harian makanan
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Pengkajian
Tahap pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan
yang merupakan dasar dari kegiatan selanjutnya, yang di laksanakan
dengan menggunakan pendekatan sistematis dalam mengumpulkan
data dan menganalisisnya sehingga dapat di ketahui kebutuhan klien
sesuai dengan masalah yang ada (Nursalam, 2016). Data dasar pasien
adalah kumpulan data yang di kaji tentang pasien. Data dasar terdiri dari
riwayat keperawatan, pemeriksaan fisik dan hasil pemeriksaan diagnostik.
Data subyektif adalah apa yang di laporkan oleh pasien atau keluarga
pasien. Data obyektif adalah data yang diobservasi oleh perawat pada
saat pengkajian, contohnya : tanda-tanda vital, tingkah laku dan
pemeriksaan diagnostik (Notoadmodjo, 2013).
Dalam pengkajian Tn.W penulis menggunakan metode wawancara,
observasi dan pemeriksaan fisik. Metode wawancara adalah sebuah dialog
yang di lakukan anatara pewawancara dan narasumber. Dalam metode
ini, penulis tidak menemukan hambatan yang berarti selama
melakukan wawancara, Tn.W dan keluarganya dapat menjawab
pertanyaan dengan baik. Metode lain yang di gunakan dalam
mengumpulkan data adalah observasi. Metode observasi adalah suatu
metode yang di lakukan dengan mengamati reaksi pasien baik verbal
maupun nonverbal terhadap penyakitnya. Pada metode observasi, melalui
hasil pengamatan yang telah di lakukan pada pengkajian, penulis
menemukan pada kasus Tn. W adanya retraksi dinding dada dan
penggunaan otot bantu pernafasan. Selain observasi ada juga metode
pemeriksaan fisik yang di lakukan dengan cara inspeksi, palpasi, perkusi
dan auskultasi.
Pada saat pengkajian data pengkajian yang didapatkan sudah sesuai
dengan teori yang ada, beberapa tanda dan gejala yang di temukan sudah
sesuai dengan teori yang ada. Hasil pengkajian ditemukan bahwa keluhan
utama pasien adalah sesak nafas. Pada kondisi ini terjadi obtruksi saluran
nafas pada efusi pleura yang merupakan kombinasi spasme otot bronkus.
Efusi pleura adalah suatu keadaan dimana terdapat penumpukan cairan
dalam pleura berupa transudat atau eksudat yang di akibatkan karena
terjadinya ketidakseimbangan antara produksi dan absorbsi di kapiler
dan pleura viseralis. Hal ini menyebabkan udara distal tidak dapat
diekspirasi, selanjutnya akan terjadi peningkatan volume residu
fungsional dan pasien akan bernafas pada volume yang tinggi yang
mendekati kapasitas paru total. Keadaan hiperinflasi ini bertujuan agar
saluran penafasan tetap terbuka dan pertukaran gas berjalan lancar
(Suyono, 2013).
4.4 Implementasi
Dalam tahap ini penulis melakukan tindakan keperawatan
berdasarkan rencana tindakan yang telah dibuat. Pada tahap
pelaksanaan tindakan keperawatan yang merupakan tindakan yang
nyata terhadap klien dalam rangka mencapai tujuan yang diinginkan.
Dari keseluruhan rencana tindakan dapat diaplikasikan kedalam
tindakan keperawatan yang nyata. Semua tindakan dari setiap diagnosa
dilakukan sesuai dengan rencana disusun berdasarkan perencanaan.
Secara teoritis tindakan keperawatan dipilih untuk membantu
klien dalam mencapai hasil klien yang diharapkan dan tujuan
pemulangan. Harapannya adalah bahwa perilaku yang diprekripsikan
akan membantu klien dan keluarga dalam cara dapat diprediksi, yang
berhubungan dengan masalah yang diidentifikasi dan tujuan yang telah
dipilih.
F. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi keperawatan dilakukan setiap selasai melakukan tindakan
dan dilakukan evaluasi. Evaluasi yang kami lakukan sesuai dengan
teoritis yakni berdasakan analisis SOAP (Subjektif, Objektif, Analisis
dan Planning). Yang di buat satu hari karena keterbatasan waktu,
ketika kami memberikan intervesi maka langsung dilakukan evaluasi.
Yang kemudian dihentikan dan di lanjutkan oleh perawat di panti,
intervensi yang dilakukan teratasi sebagian dan dilanjutkan dengan
kontrol ulang dan terapi obat.
Berdasarkan intervensi dan implementasi yang sudah di
laksanakan penulis membuatnya dengan analisi SOAP sesuai dengan
yang ada pada teori. SOAP ini di buat berdasarkan data subjektif dan
data ojektif yang muncul pada 3 diagnosa keperawatan yang di
angkat dengan melihat beberapa indikator sesuai dengan NOC.
Setelah itu penulis memberikan perencanaan dalam waktu 1 hari
penulis menghentikan intervensi karena masalah sudah teratasi
sebagian dan di berikan discharge planning sesuai dengan masalah yang
ada
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Efusi pleura adalah pengumpulan cairan dalam ruang pleura yang
terletak antara permukaan visceral dan parietal, proses penyakit primer
jarang terjadi tetapi biasanya merupakan penyakit sekunder terhadap
penyakit lain (Huda, 2015). Efusi pleura adalah kondisi dimana udara atau
cairan berkumpul di rongga pleura yang dapat mneyebabkan paru kolaps
sebagian atau seluruhnya (Smelzer & Bare, 2017). Setelah penulis
mempelajari teori dan memberikan asuhan pada Tn. W disimpulkan
bahwa:
1) Hasil Pengkajian data pada Tn. W berusia 69 tahun Pendidikan terakhir
SD dan pekerjaan pasien adalah pensiunan PNS masuk ke RS dengan
keluhan sesak napas dan rasa sesak bertambah saat berubah posisi.
Pasien merasa sesak sejak 5 bulan yang lalu dan semakin memberat
sejak 1 minggu yang lalu, nyeri dada bagian kiri dan batuk. Pasien
mengatakan bawah ia menderita TBC 3 tahun yang lalu dan diobati
secara tuntas. Pada saat dilakukan pemeriksaan fisik, pasien tampak
sesak nafas, tekanan darah : 110/70 mmHg, pernapasan : 30 X/ menit,
nadi : 80 X/ menit, suhu tubuh : 37°C. Tinggi badan 160 Cm; berat
badan sebelum sakit 60 Kg, berat badan saat ini 54 kg. Pasien
mengatakan bahwa ia merasa nyeri di area dada kiri,nyeri seperti
tertusuk-tusuk, dirasakan hilang timbul dan skala nyeri 5.
2) Dari hasil analisis yang diilakukan oleh perawat didapatkan
a) Ketidakfektifan pola napas berhubungan dengan hiperventilasi.
b) Nyeri akut berhubungan dengan gangguan pernafasan
c) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan kurang asupan makan.
2. Saran
Berdasarkan hasil pengkajian pada kasus yang telah didapat,
adapun beberapa saran yang ingin disampaikan yaitu diharapkan
mahasiswa mampu melakukan pendokumentasian asuhan keperawatan
dengan baik serta mampu berpikir kritis dalam pemberian asuhan
keperawatan bagi pasien dengan penyakit efusi pleura dan mengetahui
tugas mandiri dan kolaborasi yang dapat dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA