KEPERAWATAN MATERNITAS
“Bangsal Persalinan”
Disusun Oleh:
1. Dwi Putra Setiawan 22221040
2. Ega Alda Pratama 22221041
3. Eka Kurnia Sari 22221042
4. Eka Neviana 22221043
5. Ella Rusnida 22221044
6. Elmira Putri Rama Sari 22221045
7. Endang Kartasari 22221046
8. Enjel Fanecha Difa 22221047
9. Ersunni Anti 22221048
10. Es Jumiati 22221049
KASUS
Tanda-tanda Inpartu
Proses Persalinan
Partum
Kelelahan (O2ꜜ)
3. Es Jumiati :
Sumber : Rina Octavia, Filda Fairuza, 2018, Faktor-Faktor Yang
Berhubungan Dengan Kejadian Ketuban Pecah Dini Di Rumah Sakit
Budi Asih Serang Periode Oktober Tahun 2018. Jurnal Ilmiah
Kesehatan Delima,Vol.3 No.2
b. Paritas
c. Riwayat Gameli
Sumber:
Zahra Septika, et al. (2018). Berat Bayi Lahir Rendah Berdasarkan Paritas,
Ketuban Pecah Dini dan Hipertensi. Jurnal Kesehatan Metro Sai Wawai
Volume 11, No 1, 9-14
5.
6. Elmira Putri R.S
PengertianKala I
Kala I persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus dan pembukaan
servix hingga mencapai pembukaan lengkap (10 cm). Persalinan kala I
berlangsung 18 – 24 jam dan terbagi menjadi dua fase yaitu fase laten dan
fase aktif.
a. Fase laten persalinan
Dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan
pembukaan servix secara bertahap
Pembukaan servix kurang dari 4 cm
Biasanya berlangsung di bawah hingga 8 jam
b. Fase aktif persalinan
Fase ini terbagi menjadi 3 fase yaitu akselerasi, dilatasi maximal, dan
deselerasi
Frekuensi dan lama kontraksi uterus umumnya meningkat (kontraksi
dianggap adekuat/memadai jika terjadi 3 kali atau lebih dalam waktu 10 menit
dan berlangsung selama 40 detik atau lebih.
Servix membuka dari 4 ke 10 cm biasanya dengan kecepatan 1 cm atau
lebih perjam hingga permbukaan lengkap (10 cm).
Terjadi penurunan bagian terendah janin
Pengertian Kala II
Persalinan kala II dimulai dengan pembukaan lengkap dari serviks dan
berakhir dengan
lahirnya bayi. Proses ini berlangsung 2 jam pada primi dan 1 jam pada multi
b. Tanda dan gejala kala II
Tanda-tanda bahwa kala II persalinan sudah dekat adalah:
1. Ibu ingin meneran
2. Perineum menonjol
3. Vulva vagina dan sphincter anus membuka
4. Jumlah pengeluaran air ketuban meningkat
5. His lebih kuat dan lebih cepat 2-3 menit sekali.
6. Pembukaan lengkap (10 cm )
7. Pada Primigravida berlangsung rata-rata 1.5 jam dan multipara rata-rata 0.5
jam
8. Pemantauan
a) Tenaga atau usaha mengedan dan kontraksi uterus
b) Janin yaitu penurunan presentasi janin dan kembali normalnya detak
jantung bayi setelah kontraksi dan kondisi ibu.
Pengertian kala III
Kala III persalinan dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan lahirnya
plasenta dan selaput ketuban, Berlangsung tidak lebih dari 30 menit Disebut
dengan kala uri atau kala pengeluaran plasenta, Peregangan Tali pusat
Terkendali (PTT) dilanjutkan pemberian oksitosin untuk kontraksi uterus dan
mengurangi perdarahan
Tanda-tanda pelepasan plasenta :
1. Perubahan ukuran dan bentuk uterus
2. Uterus menjadi bundar dan uterus terdorong ke atas karena plasenta sudah
terlepas dari Segmen Bawah Rahim
3. Tali pusat memanjang
4. Semburan darah tiba tiba.
pengertian Kala IV
Dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir dua jam setelah itu paling
kritis karena proses perdarahan yang berlangsung masa 1 jam setelah plasenta
lahir pemantauan 15 menit pada jam pertama setelah kelahiran plasenta, 30
menit pada jam kedua setelah persalinan, jika kondisi ibu tidak stabil, perlu
dipantau lebih sering observasi intensif karena perdarahan yang terjadi pada
masa ini.
Observasi yang dilakukan :
1. Tingkat kesadaran penderita.
2. Pemeriksaan tanda vital.
3. Kontraksi uterus.
4. Perdarahan, dianggap masih normal bila jumlahnya tidak melebihi 400-
500cc.
(SUMBER : Ari Kurniarum, S.SiT., M.Kes. 2019. buku asuhan kebidanan
persalinan dan bayi baru lahir )
7. Ersunni Anti:
Ketuban pecah dini atau PROM (Premature Rupture Of Membran) adalah
pecahnya ketuban sebelum waktunya tanpa disertai tanda inpartu dan setelah
1 jam tetap tidak diikuti dengan proses inpartu sebagaimana mestinya.
Ketuban pecah dini (KPD) sering kali menimbulkan konsekuensi yang
berimbas pada morbiditas dan mortalitas pada ibu maupun bayi terutama pada
kematian perinatal yang cukup tinggi. Ketuban pecah dini dapat menyebabkan
berbagai macam komplikasi pada neonates meliputi prematuritas, respiratory
distress syndrome, pendarahan intraventrikel, sepsis, hipoplasia paru serta
deformitas skeletal.
(Sumber : Legawati, Riyanti.2018."DETERMINAN KEJADIAN KETUBAN
PECAH DINI (KPD) DI RUANG CEMPAKA RSUD DR DORIS
SYLVANUS PALANGKARAYA".Jurnal Surya Medika Volume 3 No. 2
[2018])