Anda di halaman 1dari 63

Praktek Profesi Ners

STIKes MERCUBAKTIJAYA Padang


2018/ 2019

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Paru dibungkus oleh membrane tipis yang disebut pleura. Lapisan terluar paru

membrane paru melekat dinding toraks. Lapisan dalam pleura menempel ke paru. Pada

saat ekspansi rongga toraks terjadi selama inspirasi, lapisan terluar mengembang; daya ini

disalurkan ke pleura lapisan dalam, yang akan mengembangkan paru diantara pleura

lapisan dalam dan luar terdapat ruang/rongga pleura. Ruang paru ini terisi milliliter cairan

yang mengelilingi dan membasahi paru. Cairan pleura memiliki tekanan negatif dan

membawa gaya kolaps (rekoil) elatis paru. Mekanisme paru tetap dapat mengembang.

(Elisabeth J.Corwin, 2009)

Pleura adalah membrane penting yang membungkus setiap paru. Pleura pariental

melapisi rongga toraks (kerangka iga, diagframa, mediastinum). Pleura visceral melapisi

paru dan bersambungan dengan pleura pariental di bagian bawah paru. Rongga pleura

(ruang interpertual) ruang potensial antara pleura pariental dan visceral yang

mengandung lapisan tipis cairan pelumas. Cairan ini diekresikan oleh sel-sel pleural

sehingga paru-paru dapat mengembang tanpa melakukan friksi. Tekanan cairan (tekanan

intrapleural) agak negatif dibandingkan tekanan atmosfir. Resesus pleura adalah area

rongga pleura yang tidak berisi jaringan paru. Area ini muncul saat pleura pariental

bersilangan dari satu permukaan ke permukaan lain. Saat bernapas, paru-paru bergerak

keluar masuk lewat area ini. (Ethel Sloane, 2003)

ALEX CONTESA, S.Kep │18123857


Praktek Profesi Ners
STIKes MERCUBAKTIJAYA Padang
2018/ 2019

Efusi pleura merupakan pengumpulan cairan dalam ruang pleural yang terletak

diantara permukaan visceral dan parental, adalah proses penyakit primer yang jarang

terjadi tetapi biasanya merupakan penyakit sekunder terhadap penyakit lain secara normal

ruang pleura mengandung sejumlah kecil cairan (5 sampai 15 ml) berfungsi sebagai

pelumas yang memungkinkan permukaan pleural bergerak tanpa adanya friksi. (Smeltzer

& Barre, 2002)

Efusi pleura adalah istilah yang digunakan untuk penimbunan cairan dalam

rongga pleura dapat berupa transudat dan eksudat. Transudat terjadi peningkatan tekanan

vena pulmonalis, misalnya pada gagal ginjal kongesti. Pada kasus ini terjadi

keseimbangan kekuatan menyebabkan pengeluaran cairan dalam pembuluh darah. Dan

penimbunan eksudat disebabkan oleh peningkatan atau keganasan pleura dan akibat

peningkatan permeabilitas kapiler atau gangguan absorsi getah bening. Pleura cenderung

tertimbun pada dasar paru akibat gaya gravitasi. (Sylvia A. Price, 2005; 779)

Pasien dengan efusi pleura di dalam rongga pleura terdapat kurang lebih 5 ml

cairan yang cukup untuk membasahi seluruh permukaan pleura parientalis dan viseralis.

Cairan ini dihasilkan oleh kapiler pleura parientalis karena adanya tekanan hidrotastik,

tekanan koloid, dan daya tarik elatis. Sebagian cairan ini diserap kembali oleh kapiler

paru dan pleura viseralis, sebagian kecil lainnya (10 – 20%) mengalir ke dalam pembuluh

limfe sehingga pasase cairan disini mencapai satu liter seharian. Terkumpulnya cairan di

rongga pleura disebut efusi pleura. Ini terjadi bila keseimbangan antara produksi dan

absorbsi terganggu. Misalnya pada hyperemia akibat inflamasi. Perubahan tekanan

osmotic (hipoalbumin). Peningkatan tekanan vena (gagal jantung). (Syamsuhidayat,

2004: 414 - 415)

ALEX CONTESA, S.Kep │18123857


Praktek Profesi Ners
STIKes MERCUBAKTIJAYA Padang
2018/ 2019

Faktor pencetus dari efusi pleura dapat dibedakan atas transudat dan eksudat.

Pleura Transudat, misalnya terjadi gagal jantung karena bendungan vena disertai

peningkatan hidrostatik, dan pada sirosis hepatis karena tekanan osmotik koloid yang

menurun. Eksudat disebabkan antara lain oleh keganasan dan infeksi. Cairan keluar

langsung dari kapiler sehingga kaya akan protein dan berat jenis tinggi. Cairan ini juga

mengandung banyak sel darah putih. Sebaliknya, transudat kadar protein rendah sekali

atau nihil sehingga berat jenisnya rendah. Pada efusi transudat (protein <30 gr/l; b.d.

<1015). Efusi eksudat (protein >30 gr/l b.d. >1015). (Syamsuhidayat, 2004:414 - 415)

Menurut WHO Health Journal (2005), penyakit ganas menyumbang 41% dan

tuberkulosis untuk 33% dari 100 kasus efusi pleura eksudatif, 2 pasien (2%) memiliki

koeksistensi tubercolosis dan keganasan dan dianalisis dengan kelompok ganas. Para-

pneumonia efusi ditemukan hanya 6% kasus. Alasan lain adalah: gagal jantung kongestif

3%, komplikasi dari operasi bypass koroner 2%, rheumatoid arthritis 2%, erythaematosus

lupus sistemik 1%, gagal ginjal kronis 1%, kolesistitis akut 1%, etiologi tidak diketahui 8

%. Efusi pleura besar ditemukan pada 24% pasien, sedang pada 58%, serta efusi ringan

pada 18%. Pada cairan pleura berdarah 15% kasus.

Dari penelitian pada penderita yang dirawat di Rumah Sakit Dokter Kariadi

Semarang, semua penderita yang di diagnosa efusi pleura, dalam penelitian ini

didapatkan 18 penderita efusi pleura, distribusi jumlah penderita perempuan 12 orang

orang (66,7%) dan penderita laki-laki 6 orang (33,3%). Sebagian besar penderita yaitu 13

orang (72,2%) berasal dari luar kota Semarang, dan 5 orang (27,8%) dari kota Semarang.

Sebanyak 10 orang (55,6%) penderita efusi pleura memerlukan perawatan antara 1 – 10

hari. Penyebab efusi pleura terbanyak dalam penelitian ini adalah karena neoplasma yaitu

ALEX CONTESA, S.Kep │18123857


Praktek Profesi Ners
STIKes MERCUBAKTIJAYA Padang
2018/ 2019

didapatkan 5 penderita (27,8%), kemudian DHF (Dengue Haemoragic Fever) 4

penderita, tuberkulosis (TBC) 3 penderita, gagal ginjal 2 penderita, gagal jantung 2

penderita, pnemonia 1 penderita dan SLE (Lupus Eritematosus Sistematik) 1 penderita.

Dan 18 penderita efusi pleura ditemukan penyebab terbanyak adalah neoplasma, yang

terjadi pada usia dewasa (> 14 tahun) yang disebabkan karena mempunyai riwayat

penyakit kronis. (Ariyanti, 2003)

Oksigen merupakan kebutuhan dasar paling vital dalam kehidupan manusia.

Dalam tubuh, oksigen berperan penting di dalam proses metabolisme sel. Kekurangan

oksigen akan menimbulkan dampak yang bermakna bagi tubuh, salah satunya kematian.

Karenanya, berbagai upaya perlu selalu dilakukan untuk menjamin agar kebutuhan dasar

ini terpenuhi dengan baik. Dalam pelaksanaannya, pemenuhan kebutuhan dasar tersebut

masuk ke dalam bidang garapan perawat. Karenanya, setiap perawat harus paham dengan

manifestasi tingkat pemenuhan oksigen pada kliennya serta mampu mengatasi berbagai

masalah yang terkait dengan pemenuhan kebutuhan tersebut. Untuk itu, perawat perlu

memahami secara mendalam konsep oksigenasi pada manusia. (Wahit Iqbal Mubarak,

2007)

Pemenuhan kebutuhan oksigen adalah bagian dari kebutuhan fisiologis menurut

Hirarki Maslow. Kebutuhan oksigen diperlukan untuk proses kehidupan. Oksigen sangat

berperan dalam proses metabolisme tubuh kebutuhan oksigen dalam tubuh harus

terpenuhi karena apabila kebutuhan oksigen dalam tubuh berkurang maka akan terjadi

kerusakan pada jaringan otak dan apabila hal tersebut berlangsung lama akan terjadi

kematian. System yang berperan dalam proses pemenuhan kebutuhan adalah pernapasan,

persyarafan, dan kardiovaskuler. (Aziz Alimul Hidayat, 2004)

ALEX CONTESA, S.Kep │18123857


Praktek Profesi Ners
STIKes MERCUBAKTIJAYA Padang
2018/ 2019

Sistem pernapasan berperan penting untuk mengatur pertukaran oksigen dan

karbondioksida antara udara dan darah. Oksigen diperlukan oleh semua sel untuk

menghasilkan sumber energi, adenosin triposfat (ATP), karbondioksida dihasilkan oleh

sel-sel yang secara metabolisme aktif dan membetuk asam, yang harus dibuang dari

tubuh. Untuk melakukan pertukaran gas, system kardiovaskuler dan system respirasi

harus bekerja sama. System kardiovaskuler bertanggung jawab untuk perfusi darah

melalui paru. System pernapasan melakukan dua fungsi terpisah ventilasi dan respirasi.

(Elisabeth J.Corwin, 2009)

Pemberian terapi O2 dalam asuhan keperawatan, memerlukan dasar pengetahuan

tentang faktor-faktor yang mempengaruhi masuknya O2 dari atmosfir hingga sampai ke

tingkat sel melalui alveoli paru dalam proses respirasi. Berdasarkan hal tersebut maka

perawat harus memahami indikasi pemberian O2, metode pemberian O2 dan bahaya-

bahaya pemberian O2. (Rufaidah, Volume 1, Mei 2005)

Kapasitas (daya muat) udara dalam paru-paru dalah 4.500 – 5.000 ml (4,5 – 5 l).

Udara yang diproses dalam paru-paru hanya sekitar 10% 9 ± 00 ml), yakni yang dihirup

(inspirasi) dan yang dihembuskan (ekspirasi) pada pernapasan biasa. (Wahit Iqbal

Mubarak, 2007)

Kriteria pada pasien efusi pleura yang sedikit biasanya asimtomatik, sementara

efusi pleura yang banyak menimbulkan dispnea, khususnya bila ada penyakit

kardiopulmonar yang mendasari. Nyeri dada pleuritik dan batuk kering dapat terjadi,

cairan pleura yang berhubungan adanya nyeri dada biasanya eksudat. Gejala fisik tidak

dirasakan bila cairan kurang dari 200-300 ml. Tanda-tanda yang sesuai efusi pleura yang

lebih besar adalah penurunan fremitus, redup pada perkusi, dan berkurang suara nafas.

ALEX CONTESA, S.Kep │18123857


Praktek Profesi Ners
STIKes MERCUBAKTIJAYA Padang
2018/ 2019

Pada efusi yang luas yang menekan paru, aksentuasi suara nafas dan egofoni ditemukan

tepat diatas batas efusi. Adanya friction rub pleural menandai pleuritis. Efusi pleura masif

dengan tekanan intrapleural yang meninggi dapat menyebabkan pergeseran trakea ke

arah kontralateral dan pendataran spatium interkostal. (Tierney, Lawrence M. Jr, 2002 :

186). Selain itu pada penyakit efusi pleura ditemukan tanda gejala : dispnea bervariasi,

nyeri pleuritik biasanya mendahului efusi jika penyakit pleura, trakea bergeser menjauhi

sisi yang mengalami efusi, ruang intercosta menonjol pada efusi yang berat, pergerakan

dada berkurang dan terhambat pada bagian yang terkena, egofoni diatas paru yang

tertekan dekat efusi, suara nafas berkurang di atas efusi pleura, vocal fremitus dan raba

berkurang. (Sylvia A. Price, 2005: 779)

Pada Tn. O ada beberapa kriteria yang masuk dalam penyakit efusi pleura yang

berupa dispnea, sesak nafas dan dada terasa nyeri saat melakukan aktifitas badan terasa

nyeri, dan batuk-batuk disertai dahak atau sputum, tenggorokan terasa panas dan gatal,

pada pemeriksaan fisik Palpasi: Vokal Fremitus frekuensi getaran lebih besar yang kanan

dada dari pada yang kiri, Perkusi: pekak di intercosta kelima sebelah kiri, dari hasil

rongent terlihat putih di lapang paru sebelah kiri. Berdasarkan berbagai data dan

informasi di atas maka penulis tertarik untuk melakukan studi kasus tentang efusi pleura

dan penatalaksanaannya, termasuk menangani efusi pleura berdasarkan manifestasi klinis

yang dilihat secara mendasar melalui konsep kebutuhan dasar manusia yaitu pemenuhan

kebutuhan oksigenasi. Dengan adanya berbagai data dan pertimbangan maka penulis

melakukan Laporan Studi Kasus “Asuhan Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan

Oksigenasi Pada Tn.O Di Ruang Bangsal Paru RSUP dr.M.Djamil Padang”.

ALEX CONTESA, S.Kep │18123857


Praktek Profesi Ners
STIKes MERCUBAKTIJAYA Padang
2018/ 2019

B. Tujuan Penulisan

Melaporkan studi kasus asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan Oksigenasi

pada Tn.O dengan Efusi Pleura di Bangsal Paru RSUP dr.M.Djamil Padang.

1. Tujuan khusus

a. Penulis mampu melakukan pengkajian kebutuhan oksigenasi pada pasien dengan

efusi pleura.

b. Penulis mampu merumuskan diagnosa keperawatan kebutuhan oksigenasi pada

pasien dengan efusi pleura.

c. Penulis mampu menyusun rencana Asuhan Keperawatan kebutuhan oksigenasi

pada pasien dengan efusi pleura.

d. Penulis mampu melakukan implementasi kebutuhan oksigenasi pada pasien

dengan efusi pleura.

e. Penulis mampu melakukan evaluasi kebutuhan oksigenasi pada pasien dengan

efusi pleura.

f. Penulis mampu menganalisa kondisi bersihan jalan nafas yang terjadi pada pasien

dengan efusi pleura.

ALEX CONTESA, S.Kep │18123857


Praktek Profesi Ners
STIKes MERCUBAKTIJAYA Padang
2018/ 2019

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. KONSEP DASAR PENYAKIT

1. Definisi

Efusi pleura adalah pengumpulan cairan dalam ruang pleura yang terletak diantara

permukaan visceral dan parental. (Smeltzer C Suzanne, 2010).

Efusi Fleura adalah istilah yang digunakan pagi penimbunan cairan dalam rongga

pleura (Price & Wilson,2006).

2. Etiologi

Secara umum penyebab efusi pleura adalah sebagai berikut :

a. Infeksi

1) Tuberculosis

2) Pneumonitis

3) Abses paru

4) Perporasi esophagus

5) Abses subfrenik

b. Non Infeksi

1) Karsinoma paru

2) Karsinoma pleura

3) Karsinoma mediastinum

4) Gagal hati

ALEX CONTESA, S.Kep │18123857


Praktek Profesi Ners
STIKes MERCUBAKTIJAYA Padang
2018/ 2019

5) Gagal ginjal

6) Hipotiroidisme

7) Emboli paru

( Huda,2013)

3. Anatomi fisiologi

Pleura merupakan membran serosa yang tersusun dari lapisan sel yang

embriogenik berasal dari jaringan selom intraembrional dan bersifat memungkinkan

organ yang diliputinya mampu berkembang, mengalami retraksi atau deformasi

sesuai dengan proses perkembangan anatomis dan fisiologis suatu organisme

(Wang,1998). Pleura viseral membatasi permukaan luar parenkim paru termasuk fi

sura interlobaris, sementara pleura parietal membatasi dinding dada yang tersusun

dari otot dada dan tulang iga, serta diafragma, mediastinum dan struktur servikal .

Pleura viseral dan parietal memiliki perbedaan inervasi dan vaskularisasi. Pleura

viseral diinervasi saraf-saraf otonom dan mendapat aliran darah dari sirkulasi

pulmoner, sementara pleura parietal diinervasi saraf-saraf interkostalis dan nervus

frenikus serta mendapat aliran darah sistemik. (Wiliam,2007)

ALEX CONTESA, S.Kep │18123857


Praktek Profesi Ners
STIKes MERCUBAKTIJAYA Padang
2018/ 2019

Pleura viseral dan pleura parietal terpisah oleh rongga pleura yang mengandung

sejumlah tertentu cairan pleura. Cairan pleura mengandung 1.500 – 4.500 sel/mL,

terdiri dari makrofag (75%), limfosit (23%), sel darah merah dan mesotel

bebas.(Zochi,2002). Cairan pleura normal mengandung protein 1 – 2 g/100 mL.

Elektroforesis protein cairan pleura menunjukkan bahwa kadar protein cairan pleura

setara dengan kadar protein serum, namun kadar protein berat molekul rendah seperti

albumin, lebih tinggi dalam cairan pleura. Kadar molekul bikarbonat cairan pleura 20

– 25% lebih tinggi dibandingkan kadar bikarbonat plasma, sedangkan kadar ion

natrium lebih rendah 3 – 5% dan kadar ion klorida lebih rendah 6 – 9% sehingga pH

cairan pleura lebih tinggi dibandingkan pH plasma. Keseimbangan ionik ini diatur

melalui transpor aktif mesotel. Kadar glukosa dan ion kalium cairan pleura setara

dengan plasma.(Light,2007) Pleura berperan dalam sistem pernapasan melalui

tekanan pleura yang ditimbulkan oleh rongga pleura. Tekanan pleura bersama

tekanan jalan napas akan menimbulkan tekanan transpulmoner yang selanjutnya akan

ALEX CONTESA, S.Kep │18123857


Praktek Profesi Ners
STIKes MERCUBAKTIJAYA Padang
2018/ 2019

memengaruhi pengembangan paru dalam proses respirasi. Pengembangan paru terjadi

bila kerja otot dan tekanan transpulmoner berhasil mengatasi rekoil elastik (elastic

recoil) paru dan dinding dada sehingga terjadi proses respirasi.(Fook,2004). Jumlah

cairan rongga pleura diatur keseimbangan Starling yang ditimbulkan oleh tekanan

pleura dan kapiler, kemampuan sistem penyaliran limfatik pleura serta keseimbangan

elektrolit. Ketidakseimbangan komponen-komponen gaya ini menyebabkan

penumpukan cairan sehingga terjadi efusi pleura.

4. Patofisiologi

Patofisiologi terjadinya effusi pleura tergantung pada keseimbangan antara cairan

dan protein dalam rongga pleura. Dalam keadaan normal cairan pleura dibentuk

secara lambat sebagai filtrasi melalui pembuluh darah kapiler. Filtrasi yang terjadi

karena perbedaan tekanan osmotic plasma dan jaringan interstitial submesotelial

kemudian melalui sel mesotelial masuk ke dalam rongga pleura. Selain itu cairan

pleura dapat melalui pembuluh limfe sekitar pleura.

Pada kondisi tertentu rongga pleura dapat terjadi penimbunan cairan berupa

transudat maupun eksudat. Transudat terjadi pada peningkatan tekanan vena

pulmonalis, misalnya pada gagal jatung kongestif. Pada kasus ini keseimbangan

kekuatan menyebabkan pengeluaran cairan dari pmbuluh darah. Transudasi juga

dapat terjadi pada hipoproteinemia seperti pada penyakit hati dan ginjal. Penimbunan

transudat dalam rongga pleura disebut hidrotoraks. Cairan pleura cenderung

tertimbun pada dasar paru akibat gaya gravitasi.

Penimbunan eksudat disebabkan oleh peradangan atau keganasan pleura, dan

akibat peningkatan permeabilitas kapiler atau gangguan absorpsi getah bening.Jika


ALEX CONTESA, S.Kep │18123857
Praktek Profesi Ners
STIKes MERCUBAKTIJAYA Padang
2018/ 2019

efusi pleura mengandung nanah, keadaan ini disebut empiema. Empiema disebabkan

oleh prluasan infeksi dari struktur yang berdekatan dan dapat merupakan komplikasi

dari pneumonia, abses paru atau perforasi karsinoma ke dalam rongga pleura. Bila

efusi pleura berupa cairan hemoragis disebut hemotoraks dan biasanya disebabkan

karena trauma maupun keganasan.

Efusi pleura akan menghambat fungsi paru dengan membatasi pengembangannya.

Derajat gangguan fungsi dan kelemahan bergantung pada ukuran dan cepatnya

perkembangan penyakit. Bila cairan tertimbun secara perlahan-lahan maka jumlah

cairan yang cukup besar mungkin akan terkumpul dengan sedikit gangguan fisik yang

nyata.

Kondisi efusi pleura yang tidak ditangani, pada akhirnya akan menyebabkan

gagal nafas. Gagal nafas didefinisikan sebagai kegagalan pernafasan bila tekanan

partial Oksigen (Pa O2)≤ 60 mmHg atau tekanan partial Karbondioksida arteri (Pa

Co2) ≥ 50 mmHg melalui pemeriksaan analisa gas darah.

5. Manifestasi klinik

a) Adanya timbunan cairan mengakibatkan perasaan sakit karena pergesekan,

setelah cairan cukup banyak rasa sakit hilang. Bila cairan banyak, penderita akan

sesak nafas.

b) Adanya gejala penyakit seperti demam, menggigil, dan nyeri dada pleuritis, panas

tinggi, banyak keringat, batuk, banyak riak

c) Deviasi trachea menjauhi tempat yang sakit dapat terjadi jika penumpukan cairan

pleural yang signifikan.

ALEX CONTESA, S.Kep │18123857


Praktek Profesi Ners
STIKes MERCUBAKTIJAYA Padang
2018/ 2019

d) Pemeriksaan fisik dalam keadaan berbaring dan duduk akan berlainan karena

cairan akan berpindah tempat. Bagian yang sakit akan kurang bergerak dalam

pernafasan, fremitus melemah, pada perkusi didapati daerah pekak, dalam

keadaan duduk permukaan cairan membentuk garis melengkung .

e) Didapati segitiga garland, yaitu daerah yang pada perkusi redup timpani dibagian

atas garis ellis domiseu. Dan terdapat ronchi.

f) Pada permulaan dan akhir penyakit terdengar krepitasi pleura.

6. Pemeriksaan Diagnostik

a) Rontgen dada, pada permulaan didapati menghilang nya sudut kostofrenik. Bila

cairan lebih dari 300 ml, akan tampak cairan dengan permukaan melengkung.

Mungkin terdapat pergeseran di mediastinum.

b) Ultrasonografi

c) Torakosentesis untuk mengetahui kejernihan,warna, biakan tampilan, sitologi ,

berat jenis.

d) Kultur bakteri, pewarnaan gram, basil tahan asam(untuk TBC), hitung sel darah

merah dan putih, pemeriksaan kimiawi

e) Biopsy pleura mungkin dilakukan.

7. Penatalaksanaan.

Tujuan pengobatan adalah untuk menemukan penyebab dasar untuk mencegah

penumpukan kembali cairan dan untuk menghilangkan ketidaknyamanan.

a) Penatalaksanaan Medis

Drainase (WSD) cairan jika efusi pleura menimbulkan gejala subjektif

seperti nyeri : dispnew dan lain-lain. Cairan; efusi sebanyak 1 - 1,5 liter perlu

ALEX CONTESA, S.Kep │18123857


Praktek Profesi Ners
STIKes MERCUBAKTIJAYA Padang
2018/ 2019

dikeluarkan segera untuk mencegah meningkatnya edema paru jika jumlah

cairan efusi lebih banyak maka pengeluaran cairan berikutnya baru dapat

dilakukan 1 jam kemudian.

b) Antibiotik, jika terdapat euprema


c) Pleurodesis
d) Operatif
e) Torasentesis dilakukan untuk membuang cairan
f) Biopsi pteura

(Smeltzer.2001 : S93)
Penatalaksanaan Keperawatan

1. Memposisikan pasien untuk tindakan torasentetis serta mengurangi nyeri


2. Memberikan dukungan sepanjang prosedur medis
3. Memposisikan pasien senyaman mungkin untuk mengurangi nyeri

(Smeltzer.2001 : 594)

8. Komplikasi

a) Fibrotoraks
Pleural effusion yang berupa eksudat yang tidak ditangani dengan drainase yang
baik akan terjadi perlekatan fibrosa antara pleura parietalis dan pleura viseralis.
Keadaan ini disebut dengan fibrotoraks. Jika fibrotoraks meluas dapat
menimbulkan hambatan mekanis yang berat pada jaringan-jaringan yang berada
dibawahnya. Pembedahan pengupasan(dekortikasi) perlu dilakukan untuk
memisahkan membrane-membran pleura tersebut.
b) Atalektasis
Atalektasis adalah pengembangan paru yang tidak sempurna yang disebabkan
oleh penekanan akibat efusi pleura.

ALEX CONTESA, S.Kep │18123857


Praktek Profesi Ners
STIKes MERCUBAKTIJAYA Padang
2018/ 2019

c) Fibrosis paru
Fibrosis paru merupakan keadaan patologis dimana terdapat jaringan ikat paru
dalam jumlah yang berlebihan. Fibrosis timbul akibat cara perbaikan jaringan
sebagai kelanjutan suatu proses penyakit paru yang menimbulkan peradangan.
Pada efusi pleura, atalektasis yang berkepanjangan dapat menyebabkan
penggantian jaringan paru yang terserang dengan jaringan fibrosis.
d) Kolaps Paru
Pada efusi pleura, atalektasis tekanan yang diakibatkan oleh tekanan ektrinsik
pada sebagian / semua bagian paru akan mendorong udara keluar dan
mengakibatkan kolaps paru.

B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian

a. Identitas Pasien
Pada tahap ini perawat perlu mengetahui tentang nama, umur, jenis kelamin,
alamat rumah, agama atau kepercayaan, suku bangsa, bahasa yang dipakai, status
pendidikan dan pekerjaan pasien.
b. Keluhan Utama
1) Keluhan utama merupakan factor utama yang mendorong pasien mencari
pertolongan atau berobat ke rumah sakit.
2) Biasanya pada pasien dengan effusi pleura didapatkan keluhan berupa : sesak
nafas, rasa berat pada dada, nyeri pleuritik akibat iritasi pleura yang bersifat
tajam dan terlokasilir terutama pada saat batuk dan bernafas serta batuk non
produktif.
c. Riwayat Penyakit Sekarang
1) Pasien dengan effusi pleura biasanya akan diawali dengan adanya tanda tanda
seperti batuk, sesak nafas, nyeri pleuritik, rasa berat pada dada, berat badan
menurun dan sebagainya.

ALEX CONTESA, S.Kep │18123857


Praktek Profesi Ners
STIKes MERCUBAKTIJAYA Padang
2018/ 2019

2) Perlu juga ditanyakan mulai kapan keluhan itu muncul. Apa tindakan yang
telah dilakukan untuk menurunkan atau menghilangkan keluhan keluhannya
tersebut.
d. Riwayat Penyakit Dahulu
Perlu ditanyakan apakah pasien pernah menderita penyakit seperti TBC paru,
pneumoni, gagal jantung, trauma, asites dan sebagainya. Hal ini diperlukan untuk
mengetahui kemungkinan adanya factor predisposisi.

e. Riwayat Penyakit Keluarga


Perlu ditanyakan apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit penyakit
yang disinyalir sebagai penyebab effusi pleura seperti Ca paru, asma, TB paru dan
lain sebagainya.
f. Riwayat Psikososial
Meliputi perasaan pasien terhadap penyakitnya, bagaimana cara mengatasinya
serta bagaimana perilaku pasien terhadap tindakan yang dilakukan terhadap
dirinya.
g. Pengkajian Pola Fungsi
1) Pola persepsi dan tata laksana hidup sehat
a) Adanya tindakan medis dan perawatan di rumah sakit mempengaruhi
perubahan persepsi tentang kesehatan, tapi kadang juga memunculkan
persepsi yang salah terhadap pemeliharaan kesehatan.
b) Kemungkinan adanya riwayat kebiasaan merokok, minum alcohol dan
penggunaan obat-obatan bisa menjadi faktor predisposisi timbulnya
penyakit.
2) Pola nutrisi dan metabolisme
a) Dalam pengkajian pola nutrisi dan metabolisme, kita perlu melakukan
pengukuran tinggi badan dan berat badan untuk mengetahui status nutrisi
pasien.

ALEX CONTESA, S.Kep │18123857


Praktek Profesi Ners
STIKes MERCUBAKTIJAYA Padang
2018/ 2019

b) Perlu ditanyakan kebiasaan makan dan minum sebelum dan selama MRS
pasien dengan effusi pleura akan mengalami penurunan nafsu makan
akibat dari sesak nafas dan penekanan pada struktur abdomen.
c) Peningkatan metabolisme akan terjadi akibat proses penyakit. pasien
dengan effusi pleura keadaan umumnya lemah.
3) Pola eliminasi
a) Dalam pengkajian pola eliminasi perlu ditanyakan mengenai kebiasaan
defekasi sebelum dan sesudah MRS.
b) Karena keadaan umum pasien yang lemah, pasien akan lebih banyak
bedrest sehingga akan menimbulkan konstipasi, selain akibat pencernaan
pada struktur abdomen menyebabkan penurunan peristaltik otot-otot
tractus degestivus.
4) Pola aktivitas dan latihan
a) Akibat sesak nafas, kebutuhan O2 jaringan akan kurang terpenuhi
b) Pasien akan cepat mengalami kelelahan pada aktivitas minimal.
c) Disamping itu pasien juga akan mengurangi aktivitasnya akibat adanya
nyeri dada.
d) Untuk memenuhi kebutuhan ADL nya sebagian kebutuhan pasien dibantu
oleh perawat dan keluarganya.
5) Pola tidur dan istirahat
a) Adanya nyeri dada, sesak nafas dan peningkatan suhu tubuh akan
berpengaruh terhadap pemenuhan kebutuhan tidur dan istirahat.
b) Selain itu akibat perubahan kondisi lingkungan dari lingkungan rumah
yang tenang ke lingkungan rumah sakit, dimana banyak orang yang
mondar-mandir, berisik dan lain sebagainya.
6) Pola hubungan dan peran
a) Akibat dari sakitnya, secara langsung pasien akan mengalami perubahan
peran, misalkan pasien seorang ibu rumah tangga, pasien tidak dapat
menjalankan fungsinya sebagai seorang ibu yang harus mengasuh
anaknya, mengurus suaminya.

ALEX CONTESA, S.Kep │18123857


Praktek Profesi Ners
STIKes MERCUBAKTIJAYA Padang
2018/ 2019

b) Disamping itu, peran pasien di masyarakat pun juga mengalami perubahan


dan semua itu mempengaruhi hubungan interpersonal pasien.
7) Pola persepsi dan konsep diri
a) Persepsi pasien terhadap dirinya akan berubah.
b) Pasien yang tadinya sehat, tiba-tiba mengalami sakit, sesak nafas, nyeri
dada. Pasien mungkin akan beranggapan bahwa penyakitnya adalah
penyakit berbahaya dan mematikan.
c) Dalam hal ini pasien mungkin akan kehilangan gambaran positif terhadap
dirinya
8) Pola sensori dan kognitif
Fungsi panca indera pasien tidak mengalami perubahan, demikian juga
dengan proses berpikirnya.
9) Pola reproduksi seksual
Kebutuhan seksual pasien dalam hal ini hubungan seks intercourse akan
terganggu untuk sementara waktu karena pasien berada di rumah sakit dan
kondisi fisiknya masih lemah.
10) Pola penanggulangan stress
Bagi pasien yang belum mengetahui proses penyakitnya akan mengalami
stress dan mungkin pasien akan banyak bertanya pada perawat dan dokter
yang merawatnya atau orang yang mungkin dianggap lebih tahu mengenai
penyakitnya.
11) Pola tata nilai dan kepercayaan
Sebagai seorang beragama pasien akan lebih mendekatkan dirinya kepada
Tuhan dan menganggap bahwa penyakitnya ini adalah suatu cobaan dari
Tuhan.
12) Status Kesehatan Umum
a) Tingkat kesadaran pasien perlu dikaji, bagaimana penampilan pasien
secara umum, ekspresi wajah pasien selama dilakukan anamnesa, sikap
dan perilaku pasien terhadap petugas, bagaimana mood pasien untuk
mengetahui tingkat kecemasan dan ketegangan pasien.

ALEX CONTESA, S.Kep │18123857


Praktek Profesi Ners
STIKes MERCUBAKTIJAYA Padang
2018/ 2019

b) Perlu juga dilakukan pengukuran tinggi badan berat badan pasien.

2. PEMERIKSAAN FISIK PERSISTEM


a. Sistem Respirasi
Inspeksi pada pasien effusi pleura bentuk hemithorax yang sakit
mencembung, iga mendatar, ruang antar iga melebar, pergerakan pernafasan
menurun. Pendorongan mediastinum ke arah hemithorax kontra lateral yang
diketahui dari posisi trakhea dan ictus kordis. RR cenderung meningkat dan Px
biasanya dyspneu. Fremitus tokal menurun terutama untuk effusi pleura yang
jumlah cairannya > 250 cc. Disamping itu pada palpasi juga ditemukan
pergerakan dinding dada yang tertinggal pada dada yang sakit.
Suara perkusi redup sampai pekak tegantung jumlah cairannya. Bila
cairannya tidak mengisi penuh rongga pleura, maka akan terdapat batas atas
cairan berupa garis lengkung dengan ujung lateral atas ke medical penderita
dalam posisi duduk. Garis ini disebut garis Ellis-Damoisseaux. Garis ini paling
jelas di bagian depan dada, kurang jelas di punggung.
Auskultasi Suara nafas menurun sampai menghilang. Pada posisi duduk
cairan makin ke atas makin tipis, dan dibaliknya ada kompresi atelektasis dari
parenkian paru, mungkin saja akan ditemukan tandatanda auskultasi dari
atelektasis kompresi di sekitar batas atas cairan.
Ditambah lagi dengan tanda i – e artinya bila penderita diminta
mengucapkan kata-kata i maka akan terdengar suara e sengau, yang disebut
egofoni (Alsagaf H, Ida Bagus, Widjaya Adjis, Mukty Abdol, 1994,79).

b. Sistem Cardiovasculer
Pada inspeksi perlu diperhatikan letak ictus cordis, normal berada pada
ICS – 5 pada linea medio claviculaus kiri selebar 1 cm. Pemeriksaan ini bertujuan
untuk mengetahui ada tidaknya pembesaran jantung.

ALEX CONTESA, S.Kep │18123857


Praktek Profesi Ners
STIKes MERCUBAKTIJAYA Padang
2018/ 2019

Palpasi untuk menghitung frekuensi jantung (health rate) dan harus


diperhatikan kedalaman dan teratur tidaknya denyut jantung, perlu juga
memeriksa adanya thrill yaitu getaran ictus cordis.
Perkusi untuk menentukan batas jantung dimana daerah jantung terdengar
pekak. Hal ini bertujuan untuk menentukan adakah pembesaran jantung atau
ventrikel kiri.
Auskultasi untuk menentukan suara jantung I dan II tunggal atau gallop
dan adakah bunyi jantung III yang merupakan gejala payah jantung serta adakah
murmur yang menunjukkan adanya peningkatan arus turbulensi darah.
c. Sistem Pencernaan
Pada inspeksi perlu diperhatikan, apakah abdomen membuncit atau datar,
tepi perut menonjol atau tidak, umbilicus menonjol atau tidak, selain itu juga
perlu di inspeksi ada tidaknya benjolan-benjolan atau massa. Auskultasi untuk
mendengarkan suara peristaltik usus dimana nilai normalnya 5-35 kali permenit.
Pada palpasi perlu juga diperhatikan, adakah nyeri tekan abdomen, adakah
massa (tumor, feces), turgor kulit perut untuk mengetahui derajat hidrasi pasien,
apakah hepar teraba, juga apakah lien teraba. Perkusi abdomen normal tympani,
adanya massa padat atau cairan akan menimbulkan suara pekak (hepar, asites,
vesika urinarta, tumor).
d. Sistem Neurologis
Pada inspeksi tingkat kesadaran perlu dikaji Disamping juga diperlukan
pemeriksaan GCS. Adakah composmentis atau somnolen atau comma.
Pemeriksaan refleks patologis dan refleks fisiologisnya. Selain itu fungsi-fungsi
sensoris juga perlu dikaji seperti pendengaran, penglihatan, penciuman, perabaan
dan pengecapan.
e. Sistem Muskuloskeletal
Pada inspeksi perlu diperhatikan adakah edema peritibial. Palpasi pada
kedua ekstremetas untuk mengetahui tingkat perfusi perifer serta dengan
pemerikasaan capillary refil time. Dengan inspeksi dan palpasi dilakukan
pemeriksaan kekuatan otot kemudian dibandingkan antara kiri dan kanan.

ALEX CONTESA, S.Kep │18123857


Praktek Profesi Ners
STIKes MERCUBAKTIJAYA Padang
2018/ 2019

f. Sistem Integumen
Inspeksi mengenai keadaan umum kulit higiene, warna ada tidaknya lesi pada
kulit, pada Px dengan effusi biasanya akan tampak cyanosis akibat adanya
kegagalan sistem transport O2.
Pada palpasi perlu diperiksa mengenai kehangatan kulit (dingin, hangat, demam).
Kemudian texture kulit (halus-lunak-kasar) serta turgor kulit untuk mengetahui
derajat hidrasi seseorang.

2. Diagnosa Keperawatan

a) Ketidakefektifan pola nafas b.d menurunya ekspansi paru sekunder terhadap

penumpukan cairan dalam rongga pleura

b) ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d peningkatan

metabolism tubuh, penurunan nafsu makan akibat sesak nafas sekunder

terhadap terhadap penekanan struktur abdomen

c) nyeri b.d proses tindakan drinase

d) gangguan rasa nyaman b.d batuk yang menetap dan sesak nafas serta

perubahan suasana lingkungan

e) resiko infeksi

f) intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan antara suplai oksigen dengan

kebutuhan , dyspneu setelah beraktifitas

g) defisit perawatan diri

ALEX CONTESA, S.Kep │18123857


Praktek Profesi Ners
STIKes MERCUBAKTIJAYA Padang
2018/ 2019

3. Intervensi Keperawatan

No Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi


Diagnosa Keperawatan

1 Ketidakefektifan pola nafas NOC : NIC :


(00032) - Adherence behavior Airway management
Domain 4 : aktivitas/istirahat - Immune status observasi :
Kelas 4 : respons- Risk control 1. Identifikasi pasien perlunya pemasangan
karidovaskuler/pulmonal alat jalan nafas buatan.
Tujuan : : setelah dilakukan tindakan
2. Monitor respirasi dan status O2
Definisi : inspirasi dan atau keperawatan diharapkan pola nafas
3. Monitor aliran oksigen
ekspirasi yang tidak memberi klien bisa kembali normal 4. Monitor tanda-tanda vital
ventilasi Kriteria hasil : mandiri :
- Mendemonstrasikan batuk efektif dan
1. Posisikan pasien untuk memaksimalkan
Batasan karakteristik : suara nafas yang bersih, tidak ada ventilasi
- Perubahan kedalaman sianosis dan dispneu (mampu
2. Auskultasi suara nafas, catat adanya suara
pernafasan mengeluarkan sputum,mampu tambahan
- Bradipneu bernafas dengan mudah,tidak ada kolaborasi :
- Penurunan kapasitas vital pursed lips) 1. Konsultasi dengan para ahli terapi
- Dispneu - Menunjukkan jalan nafas yang patent pernafasan untuk memastikan keadekuatan
- Ortopneu (klien tidak merasa tercekik,irama fungsi ventilator mekanis

ALEX CONTESA, S.Kep │18123857


Praktek Profesi Ners
STIKes MERCUBAKTIJAYA Padang
2018/ 2019

nafas,frekuensi pernafasan dalam


2. Laporkan perubahan sensori, bunyi
Faktor yang berhubungan : rentang normal,tidak ada suara nafas nafas,pola pernafasan, nilai
- Ansietas abnormal) GDA,sputum,dsb.
- Posisi tubuh - Tanda tanda vital dalam rentang Health education :
- Hiperventilasi normal (tekanan darah,nadi dan
1. Informasikan kepada keluarga tentang
pernafasan) tehnik relaksasi untuk memperbaiki pola
pernafasan. uraikan teknik

2 Ketidakefektifan bersihan jalan NOC NIC


nafas (00031) Respiratory status : ventilation Airway Suction
Domain 11 : Keamanan Respiratory status : patency Observasi :
/perlindungan Tujuan : : setelah dilakukan tindakan
1. Monitor status respirasi dan O2
Kelas 2 : Cedera fisik keperawatan diharapkan pola nafas
2. Pastikan kebutuhan oral/trachea
klien bisa kembali normal suctioning
Definisi : ketidakmampuan 3. Auskultasi sura nafas,catat bila ada suara
untuk membersihkan sekresi atau Kriteria Hasil : tambahan
obstruksi dari saluran pernafasan
- Mendemonstrasikan batuk efektif
4. Identifikasi pasien perlunya pemasangan
untuk mempertahankan dan suara nafas yang bersih, tidak ada alat jalan nafas buatan
kebersihan jalan nafas sianosis dan dispneu(mampu Mandiri :
Batasan karakteristik : mengeluarkan sputum,mampu
1. Berikan O2 dengan menggunakan nassal
- Perubahan frekuensi nafas bernafas dengan mudah,tidak ada untuk memfasilitasi suction naso tracheal

ALEX CONTESA, S.Kep │18123857


Praktek Profesi Ners
STIKes MERCUBAKTIJAYA Padang
2018/ 2019

- Dispneu pursadlips) 2. Buka jalan nafas, gunakan tehnik chinlift


- Batuk yang tidak efektif - Menunjukan jalan nafas yang atau jawthrust bila perlu
- Kesulitan berbicara atau paten(klien tidak merasa
3. Posisikan pasien untuk memaksimalkan
mengeluarkan suara tercekik,irama nafas,frekuensi ventilasi
- Sputum dalam jumlah yang pernafasan dalam rentang normal,tidak
4. Keluarkan secret dengan batuk atau
berlebihan ada suara nafas abnormal) suction
Faktor yang berhubungan : - Mamou mengidentifikasikan dan Healt Education :
- Spasme jalan nafas mencegah faktor yang dapat
1. Informasikan kepada keluarga tentang
- Eksudat dalam jalan alveoli menghambat jalan nafas suctioning
- Sekresi bertahan/sisa sekresi 2. Ajarkan keluarga bagaimana melakukan
- Infeksi suction
- Sekresi dalam bronki Kolaborasi :
1. Konsultasikan dengan dokter tentang
kebutuhan untuk perkusi atau peralatan
pendukung
3 Nutrisi kurang dari kebutuhan NOC NIC
tubuh(00002) - Nutritional status : Nutritional management
Domain 2 : Nutrisi - Nutritional status : food and fluid Observasi :
kelas 1: ingesti - Intake 1. Tentukan motivasi pasien utnuk
- Nutritional status : nutrient intake mengubah kebiasaan makan
definisi : - Weight control 2. Monitor jumlah nutrisi dan kandungan

ALEX CONTESA, S.Kep │18123857


Praktek Profesi Ners
STIKes MERCUBAKTIJAYA Padang
2018/ 2019

asupan nutrisi tidak mencukupi Tujuan : setelah dilakukan tindakan kalori


untuk memenuhi kebutuhan keperawatan diharapkan kebutuhan Mandiri :
metabolik. nutrisi dalam tubuh cukup. 1. Berikan makanan yang terpilih (sudah
Kriteria hasil : dikonsultasikan dengan ahli gizi)
batasan karakteristik : - Keinginan pasien untuk makan ketika
2. Anjurkan pasien untuk meningkatkan
- Berat badan kurang drai 20% dalam keadaan sakit atau sedang protein dan vitamin C
atau lebih dibawah berat badan menjadi pengobatan Healt education :
ideal untuk tinggi badan dan - Tingkat ketersediaan zat gizi untuk
1. Ajarkan pasien bagaimana membuat
rangka tubuh. memenuhi kebutuhan metabolik. catatan makanan harian
- Kehilangan berat badan - Tingkat kesesuaian berat badan, otot
2. Berikan informasi tentang kebutuhan
dengan asupan makanan yang dan lemak dengan tinggi badan, rangka nutrisi
adekuat tubuh jenis kelamin dan usia. Kolaborasi :
- Kram abdomen 1. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
- Nyeri abdomen menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang
dibutuhkan pasien.
faktor yang berhubungan :
- Intolenrasi makanan
- Kebutuhan metabolik tinggi
- Hilang nafsu makan
- Kurang pengetahuan dasar
terhadap nutrisi

ALEX CONTESA, S.Kep │18123857


Praktek Profesi Ners
STIKes MERCUBAKTIJAYA Padang
2018/ 2019

4 Nyeri akut(00132) NOC NIC


Domain 12 : Kenyamanan - pain control - pain management
Kelas 4 : Kenyamanan Fisik - comfort level - analgesic administration
Definisi :
Pengalaman emosional dan tujuan : setelah dilakukan tindakan observasi :
sensori yang tidak akibat adanya keperawatan diharapkan terjadi
1. observasi reaksi nonverbal dari
kerusakan jaringan yang aktual penurunan tingkatan nyeri. ketidaknyamanan
dan potensial atau digambarkan 2. lakukan pengkajian nyeri secara
dengan istilah seperti kriteria hasil : komprehensif termasuk lokasi,
(international assosiation for the - klien mampu mengontrol nyeri(tahu karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan
study of pain) awitan yang tiba- penyebab nyeri, mampu menggunakan faktor presipitasi.
tiba atau perlahan dengan tehnik non farmakologi untuk
3. Kaji tipe dan sumber nyeri untuk
intesitas ringan sampai berat mengurangi nyeri,mencari bantuan) menentukan intervensi
dengan akhir yang dapat di - klien dapat melaporkan bahwa nyeri mandiri :
antisipasi atau dapat diramalkan berkurang dengan menggunakan
1. Pilih dan lakukan penanganan nyeri
dan durasinya kurang dari enam manajemen nyeri 2. Tentukan karakteristik,lokasi,kualitas dan
bulan. - klien mampu mengenali nyeri (skala, derajat nyeri sebelum pemberian obat
intensitas, frekuensi dan tanda nyeri) 3. Berikan posisi yang nyaman sesuai
Batasan karakteristik : - klien dapat menyatakan rasa nyaman keinginan pasien
- mengungkapkan secara verbal setelah nyeri berkurang healt education :
atau melaporkan (nyeri) dengan - klien menunjukkan tanda vital dalam
1. Ajarkan tentang tehnik non farmakologi

ALEX CONTESA, S.Kep │18123857


Praktek Profesi Ners
STIKes MERCUBAKTIJAYA Padang
2018/ 2019

isyarat rentang normal 2. Ajarkan tehnik relaksasi setiap kali


- posisi untuk menghindari nyeri timbul nyeri
- perilaku ekspresif kolaborasi :
- gangguan tidur 1. Berikan analgesik tepat waktu terutama
- perubahan selera makan saat nyeri hebat
2. Kolaborasi dengan dokter jika ada
Faktor yang berhubungan : keluhan dan tindakan nyeri tidak tidak
Agen-agen penyebab cedera : berhasil
- biologis
- kimia
- fisik
- psikologis
5 Gangguan rasa nyaman (00214) NOC NIC :
Domain 12 Kenyamanan - Sleep deprivation Anxiety reduction (penurunan
Kelas 1 Kenyamanan Fisik - Fear level kecemasan)
Tujuan : setelah dilakukan tindakan observasi :
definisi : keperawatan diharapkan pasien tidak
1. Identifikasi tingkat kecemasan
merasa kurang senang, lega, mengalami gangguan nafas lagi 2. Dengarkan dengan penuh perhatian
sempurna, dalam dimensi fisik, Kriteria hasil : 3. Temani pasien untuk memberikan
psikospiritual, lingkungan dan - Status lingkungan yang nyaman keamanan dan mengurangi takut
sosial - Kualitas tidur dan istirahat adekuat mandiri :

ALEX CONTESA, S.Kep │18123857


Praktek Profesi Ners
STIKes MERCUBAKTIJAYA Padang
2018/ 2019

1. Berikan obat untuk mengurangi


batasan karakteristik : kecemasan
- Gangguan pola tidur 2. Instruksikan untuk menggunakan teknik
- Gelisah relaksasi
- Ketidakmampuan untuk rileks 3. Dorong pasien untuk mengungkapkan
perasaan, ketakutan, persepsi.
faktor yang berhubungan : kolaborasi :
- Gejala terkait penyakit 1. Konsultasi dengan para ahli terapi
- Sumber yang tidak adekuat pernafasan untuk memastikan keadekuatan
fungsi ventilator mekanis
3. Laporkan perubahan sensori, bunyi
nafas,pola pernafasan, nilai
GDA,sputum,dsb.
Healt education :
1. Informasikan kepada keluarga tentang
tehnik relaksasi untuk memperbaiki pola
pernafasan. uraikan teknik

6 Intoleransi aktivitas (00092) NOC NIC


Domain 4 : aktivitas/istirahat - Enegry conservation Activity therapy
Kelas 4 : respons kardiovaskuler
- Activity tolerance Observasi :

ALEX CONTESA, S.Kep │18123857


Praktek Profesi Ners
STIKes MERCUBAKTIJAYA Padang
2018/ 2019

/pulmonal - Self care : ADLS 1. Monitor respon fisik, emosi, social dan
spiritual
Definisi : ketidakcukupan energi Tujuan : setelah dilakukan tindakan
2. Sediakan penguatan positif bagi yang
psikologis atau fisiologis untuk keperawatan diharapkan pasien dapat aktif beraktivitas.
melanjutkan atau menyelesaikan melakukan aktivitasnya dengan baik. Mandiri :
aktivitas kehidupan sehari-hari Kriteria hasil : 1. Bantu klien untuk mengidentifikasi
yang harus atau yang ingin
- Berpartisipasi dalam aktivitas fisik aktivitas yang mampu dilakukan
dilakukan tanpa disertai penignkatan tekanan
2. Bantu untuk memilih aktivitas konsisten
Batasan karakteristik : darah,nadi dan RR yang sesuai dengan kemampuan fisik,
- Ketidaknyamanan setelah
- Mampu melakukan aktivitas sehari- psikologis dan sosial.
beraktivitas hari secara mandiri 3. Bantu untuk mengidentifikasi aktivitas
- Dipsnea setelah beraktivitas - Tanda-tanda vital normal yang disukai
- Menyatakan merasa letih - Level kelemahan 4. Bantu pasien untuk mengembangkan
- Menyatakan merasa lemah - Status kardiopulmonary adekuat motivasi diri dan penguatan.
Faktor yang berhubungan : - Status respirasi : pertukaran gas Healt education :
- Tirah baring atau imobilisasi dan ventilasi adekuat 1. Ajarkan untuk penggunaan teknik
- Kelemahan umum relaksasi
- Ketidakseimbangan antara 2. Ajarkan Tindakan untuk mengehemat
suplai dan kebutuhan oksigen energi.
Kolaborasi :
1. Kolaborasikan dengan tenaga rehabilitasi

ALEX CONTESA, S.Kep │18123857


Praktek Profesi Ners
STIKes MERCUBAKTIJAYA Padang
2018/ 2019

medik dalam merencanakan program terapi


yang tepat
2. Rujuk pasien ke pusat rehabilitasi jantung
jika keletihan berhubungan dengan
penyakit jantung.
7 Resiko infeksi(00004) NOC NIC
Domain 11 : keamanan/
- Pengendalian resiko komunitas Observasi
perlindungan penyakit menular 1. Pantau tanda dan gejala ifeksi (misalnya,
Kelas 1 : infeksi - Status imun suhu tubuh, denyut jantung, drainase,
Faktor resiko : - Keparahan infeksi penampilan luka, sekresi, penampilan urin,
- Diabetes melitus - Pengendalian resiko: penyakit suhu kulit, lesi kulit, keletihan, dan malise)
- Pertahanan tubuh primer yang menular seksual (PMS) 2. Kaji fektor yang dapat meningkatkan
tidak adekuat - Penyembuhan luka: primer kerentanan terhadap infeksi (misalnya, usia
- Kerusakan integritas kulit
- Penyembuhan luka: sukunder lanjut, usia kurang dari 1 tahun, luluh imun,
(pemasangan kateter itravena, Tujuan : setelah dilakukan tindakan dan mal nutrisi )
prosedur invasi) keperawatan diharapan klien bisa
3. Pantau hasil laboratorium (hitung darah
- Perubahan sekresi ph tehindar dari resiko infeksi. lengkap, hitung granulosit, absolut, hitung
- Taruma jaringan (mis, trauma Kriteria hasil : jenis, protein serum, dan algumin)
destruksi jaringan - Faktor resiko infeksi akan hilang,
4. Amati penampilan praktik higiene
- Penurunan hemoglobin di buktikan dengan pengendalian Personal untuk perlindungan terhadap
- Vaksinasi tidak adekuat resiko komunitas: penyakit menular; infeksi

ALEX CONTESA, S.Kep │18123857


Praktek Profesi Ners
STIKes MERCUBAKTIJAYA Padang
2018/ 2019

- Pemajanan terhadap patogen status imun;keparahan infeksi;


lingkungan meningkat (wabah) keparahan infeksi : bayi baru lahir: Mandiri
pengendalian resiko: PMS; dan
1. Lindungi pasien terhadap kontaminasi
penyembuhan luka: primer dan silang dengan tidak menugaskan perawat
sekunder. yang sama untuk pasien lain yang
- Pasien akan memperlihatkan mengalami infeksi dan memisahkan ruang
pengendalian resiko. perawatan pasien dengan pasien yang
terinfeksi
2. Bersihkan lingkungan dengan benar
setelah dipergunakan masing-masing
pasien

Kolaborasi
1. Ikuti protokol institusi untuk melaporkan
suspek infeksi atau kultur positif
2. Berikan terapi antibiotik, bila di perlukan
Healt education
1. Jelaskan kepada pasien dan keluarga
mengapa sakit atau terapi meningkatkan
resiko terhadap infeksi
2. Instruksikan untuk menjaga higiene

ALEX CONTESA, S.Kep │18123857


Praktek Profesi Ners
STIKes MERCUBAKTIJAYA Padang
2018/ 2019

personal untuk melindungi tubuh terhadap


infeksi (misalnya, mencuci tangan)
8 Hipertermi NOC : NIC :
Domain 4 : aktivitas/istirahat Termoregulation Mandiri :
Kelas 4 : respon 1. Gunakan pendekatan yang menenangkan
kardiovaskuler/pumonal Tujuan : setelah dilakukan tindakan 2. Jelskan semua prosedur dan apa yang
Definisi : peningkatan suhu keperawatan diharapkan suhu tubuh dirasakan selama prosedur
tubuh diatas kisaran normal klien bisa normal kembali. 3. Dorong pasien untuk mengungkakan
Batasan karateristik : Kriteria hasil : perasaan ketakutan persepsi
- Peningkaan suhu tubuh diatas
1. Suhu tubuh dalam rentan normal Healt education :
batas normal 2. Nadi dan RR dalam rentan normal 1. Ajarkan pasien untuk menggunakan
- Kejang 3. Tidak ada perubahan warna kulit dan teknik relaksasi
- Takikardi tidak pusing
Fktor yang berhubungan :
- Penyakit
- Dehidrasi
- Penurunan respirasi
- Pemakaian pakaian yang
tidak sesuai lingkungan
- Trauma

ALEX CONTESA, S.Kep │18123857


Praktek Profesi Ners
STIKes MERCUBAKTIJAYA Padang
2018/ 2019

4. Implementasi Keperawatan

Implementasi adalah fase ketika perawat mengimplimentasikan

intervensi keperawatan. (Kozier, 2011). Implementasi merupakan langkah

keempat dari proses keperawatan yang telah direncanakan oleh perawat untuk

dikerjakan dalam rangka membantu klien untuk mencegah, mengurangi, dan

menghilangkan dampak atau respons yang ditimbulkan oleh masalah

keperawatan dan kesehatan.(Zaidin Ali,2014).

Implementasi keperawatan adalah kategori dari perilaku keperawatan,

dimana perawat melakukan tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan

dan hasil yang diperkirakan dari asuhan keperawatan (Potter & Perry 1997,

dalam Haryanto, 2007).

Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang

dilakukan oleh perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan

yang dihadapi ke status kesehatan yang lebih baik yang menggambarkan

kriteria hasil yang diharapkan (Gordon, 1994, dalam Potter & Perry, 2011).

5. Evaluasi Keperawatan

Tahap evaluasi merupakan perbandingan yang sistematik dan

terencana tentang kesehatan klien dengan tujuan yang telah ditetapkan,

dilakukan berkesinambungan dengan melibatkan klien dan tenaga kesehatan

lainnya. Evaluasi dalam keperawatan merupakan kegiatan dalam menilai

tindakan keperawatan yang telah ditentukan, untuk mengetahui pemenuhan

kebutuhan klien secara optimal dan mengukur hasil dari proses keperawatan.

ALEX CONTESA, S.Kep │18123857


Praktek Profesi Ners
STIKes MERCUBAKTIJAYA Padang
2018/ 2019

LAPORAN KASUS
A. ASUHAN KEPERAWATAN KASUS
1. PENGKAJIAN
a. Identitas
Identitas Pasien
Nama : Tn.O
No.MR : 01.01.96.42
Umur : 28 Tahun
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Pekerjaan : Pegawai swasta
Agama : Islam
Status perkawinan : Menikah
Alamat : Pasaman Barat
Tanggal masuk : 2 September 2018
Yang mengirim : Klien dikirim melalui IGD
Cara masuk RS : Klien masuk IGD RSUP DR.M.DJamil Padang dengan
keluhan nyeri dada, klien merupakan rujukan dari RSUD
Pasaman Barat
Riwayat Alergi : Klien tidak memiliki riwayat alergi baik makanan maupun
minuman.
b. Riwayat Kesehatan
a) Riwayat Kesehatan Dahulu
Keluarga klien mengatakan klien pernah dirawat di RSUP dr.M.Djamil
Padang sekitar 3 bulan yang lalu dengan keluhan nyeri dada dan sesak nafas,
klien pulang dan pernah control 2 kali .
b) Riwayat Kesehatan Sekarang
Tn.O, 28 tahun masuk IGD RSUP DR.M.Djamil Padang dengan diantar oleh
perawat RSUD Pasaman Barat dan didampingi oleh keluarga. Saat di IGD
RSUP DR.M.Djamil Padang klien mengeluh nyeri dada dan sesak nafas.
Pada saat dilakukan pengkajian tanggal 3 september 2018, didapatkan data
bahwa klien mengeluhkan sulit untuk berbicara, keluarga klien mengatakan

ALEX CONTESA, S.Kep │18123857


Praktek Profesi Ners
STIKes MERCUBAKTIJAYA Padang
2018/ 2019

klien mengeluh sesak nafas. Keluarga klien mengatakan klien sesak nafas
sejak 2 bulan yang lalu dan meningkat dengan beraktivitas. Keluarga klien
mengatakan dahak klien banyak tapi tidak mau keluar saat klien batuk,
keluarga klien mengatakan klien tidak nyaman tidur dengan miring ke kanan,
klien lebih nyaman tidur dengan miring ke kiri. Keluarga klien mengatakan
klien sejak 1 bulan yang lalu batuk klien hilang timbul dan suaranya serak.
Keluarga klien mengatakan klien sekarang terlihat kurus, nafsu makan nya
berkurang, klien sering mengeluh mual. Keluarga klien mengatakan ketika
klien sesak klien langsung dibawa ke RSUD Pasaman barat sebelum dirujuk
ke RSUP dr.M.Djamil Padang.
c) Riwayat kesehatan keluarga
Keluarga klien mengatakan ayah klien merupakan seorang perokok aktif
selama 10 tahun terakhir dengan 32 batang per hari. Keluarga klien tidak ada
yang memiliki penyakit TB.
c. Pemeriksaan Fisik
Gambaran

Tanda Vital Suhu : 36.80C Lokasi : Axila

Nadi : 120 x/menit Irama : cepat

TD : 130/90 mmHg Lokasi : Brakialis

RR : 30 x/I

Tinggi badan 165 CM

Berat badan sebelum masuk RS : 65 Kg , rumah sakit : 56 Kg

Kepala : Warna hitam, berketombe

Rambut simetris kiri dan kanan, konjungtiva tidak anemis, sclera


ikcterik
Mata
hidung simetris kiri dan kanan , tidak ada sumbatan, tidak
Hidung
ada lesi
Mulut
mukosa bibir kering dan pucat, sariawan, tidak ada lesi,

ALEX CONTESA, S.Kep │18123857


Praktek Profesi Ners
STIKes MERCUBAKTIJAYA Padang
2018/ 2019

Telinga gigi lengkap. Terdapat karies.

Telinga simetris kiri dan kanan, integritas kulit bagus,


tidak ada tanda-tanda infeksi dan tidak ada alat bantu
pendengaran.

Leher

Trakea Bentuk simetris, tidak ada benjolan

JVP Tidak ada pembengkakan

Tiroid tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid , arteri karotis


teraba

Nodus Limfe

Dada Inspeksi : Asimetris, dada kiri cembung dibandingkan

Paru kanan, pergerakan dada kiri tertinggal dari kanan

Palpasi ; Premitus kiri kurang dari kanan

Perkusi : tedengar suara redup pada dada kiri dan sonor

pada dada kanan

Auskultasi : Kiri ; Suara menghilang , Kanan : suara


broncovesicular, terdengar suara rhonki lapang paru kiri
dan kanan.

Jantung I : ictuscordis tidak terlihat

P : ictus cordis teraba

P:-

A : Irama teratur, bising tidak ada

Abdomen I : perut terlihat membesar

ALEX CONTESA, S.Kep │18123857


Praktek Profesi Ners
STIKes MERCUBAKTIJAYA Padang
2018/ 2019

P : hepar teraba, dan tidak ada pembengkakan

P : tidak terdapat benjolan, tidak ada nyeri tekan, tidak


ada massa, ada penumpukan cairan

A : Bising usus normal 37 x/i

Ekstremitas Inspeksi : simetris kiri dan kanan, integritas kulit baik,


ROM aktif, terpasang infuse NaCl 0,9% di tangan kiri
Muskuloskeletal/Sendi
dengan tetesan 20x/I, tidak ditemukan adanya phlebitis.

Palpasi : arteri brachialis dan radialis teraba jelas

Integumen Inspeksi : warna kulit sawo matang, kulit terlihat sering


berkeringat, bersih.

Palpasi : akral teraba hangat

Neurologi

Status mental/GCS 15

Saraf cranial Normal

Reflek fisiologi -

Reflek patologis -

Payudara -

Genitalia -

Rectal -

d. Pola Persepsi Dan Penanganan Kesehatan


Persepsi terhadap penyakit :
Klien mengatakan mengetahui penyakit yang dideritanya dan dia berharap bias
sembuh, klien mengatakan jika dadanya nyeri dan nafasnya sesak klien langsung
istrahat beraktifitas dan memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan terdekat.
e. Pola Nutrisi/Metabolisme

ALEX CONTESA, S.Kep │18123857


Praktek Profesi Ners
STIKes MERCUBAKTIJAYA Padang
2018/ 2019

a) Pola Makan
Di rumah
Frekuensi : 3 Kali sehari
Makan Pagi: dengan nasi, lauk, sayuran, dan buah buahan
Makan Siang :. dengan nasi, lauk, sayuran
Makan Malam : dengan nasi, lauk, sayuran
Makanan yang disukai: nasi goring

Di rumah sakit
Diet/Suplemen Khusus : Makanan biasa
InstruksiDiet Sebelumnya : tidak ada
Nafsu Makan :.berkurang
NG tube : tidak terpasang
Kesulitan Menelan (Disfagia) : tidak ada
Perubahan Berat Badan 6 Bulan Terakhir: Klien mengatakan berat badannya
turun 9 Kg
Gigi : lengkanp, terdapat karies

Pola Minum

Di rumah Di rumah sakit

Frekuensi :6-7 gelas/ hari Frekuensi : 6 gelas /hari

Jenis : Air putih, kopi dan Jenis : Air putih, susu


minumam lainnya

Jumlah : 2000 cc Jumlah : 2000 cc

Pantangan :tidak ada

Minuman : tidak ada


disukai

ALEX CONTESA, S.Kep │18123857


Praktek Profesi Ners
STIKes MERCUBAKTIJAYA Padang
2018/ 2019

f. Pola Eliminasi
a) BAB
Di rumah Di rumah
sakit

Frekuensi :1-2 x/hari Frekuensi : tidak menentu

Konsistensi : berbentuk dan lunak Konsistensi : lembek

Warna : kuning kecoklatan Warna Kuning kecoklatan

Tgl defekasi terakhir : 2 September 2018


Masalah di rumah sakit : diare sejak dua hari yang lalu
Kolostomi : Tidak ada
b) BAK
Di rumah Di rumah sakit

Frekuensi :tidak menentu Frekuensi :tidak menentu

Jumlah :- Jumlah :-

Warna : kuning dan bau khas Warna : warna kuning pekat ,


berbau khas

Masalah di rumah sakit : kamar kecil jauh dari kamar


Inkontinensia : -

g. Pola Aktivitas /Latihan


a) Kemampuan Perawatan Diri:
Klien dibantu oleh keluarga dalam mandi, menggosok gigi dan mencuci
rambut
b) Kebersihan diri (x/hari) :
Di rumah Di rumah

ALEX CONTESA, S.Kep │18123857


Praktek Profesi Ners
STIKes MERCUBAKTIJAYA Padang
2018/ 2019

sakit

Mandi :2 x/hari Mandi :1x/hari

Gosok gigi : 2x/hari Gosok gigi : 2 hari sekali

Keramas : 2 x seminggu Keramas : tidak ada

Potong kuku :1 x/minggu Potong kuku : 1x/minggu

c) Alat bantu : kursi roda


d) Rekreasi dan aktivitas sehari-hari dan keluhan
Selama sakit klien tidak pernah rekreasi dengan keluarga,
e) Olah raga : selama sakit klien tidak pernah berolahraga

h. Pola Istirahat Tidur


Di rumah Di rumah sakit

Waktu tidur : Siang 14.00 Waktu tidur : Siang : tidak menentu

:Malam 22.00 :Malam : tidak menentu

Jumlah jam : 7-8 jam Jumlah jam tidur : 3-4 jam


tidur

Masalah di RS : klien susah tidur dirumah sakit karna klien mengeluh sesak nafas

i. Pola Kognitif –Persepsi


Status mental : baik
Bicara : klien sulit berbicara
Bahasa sehari-hari : minang
Kemampuan membaca : baik
Kemampuan berkomunikasi: klien berkomunikasi dengan menggunakan isyarat
Kemampuan memahami : baik
Tingkat Ansietas : Berat
Pendengaran : Baik
Penglihatan : Baik
Vertigo : tidak ada

ALEX CONTESA, S.Kep │18123857


Praktek Profesi Ners
STIKes MERCUBAKTIJAYA Padang
2018/ 2019

Ketidaknyamanan/Nyeri: tidak ada


j. Pola Peran Hubungan
Pekerjaan : klien seorang kepala keluarga yang bekerja di Rumah sakit sebagai
tenaga perawat , selama sakit klien hanya istri klien yang bekerja.
k. Pola Seksualitas/Reproduksi
Masalah Seksual berhubungan dengan penyakit: tidak dikaji

l. Data Sosial Ekonomi


Klien merupakan seorang kepala keluarga yang bekerja sebagai perawat di RSUD
Pasaman Barat, Selama klien dirawat biaya rawatan dibiayai oleh BPJS .
m. Data Psikososial
Keluarga klien mengatakan cemas dengan keadaan klien seperti ini, klien merasa
cemas penyakitnya tidak bias sembuh, klien terlihat khawatir dan tampak sering
mengeluh .
n. Data Spritual
Klien mengatakan ia shalat jika diingatkan oleh keluarga. Keluarga klien
mengatakan klien jarang sholat selama dirawat di Rumah sakit.
o. Pemeriksaan Penunjang
Diagnostik
1. Pemeriksaan Rontgen tanggal 2 September 2018
Hasil poto rontgent klien terlihat kesan effuse fleura sinistra
Laboratorium
Tanggal 2-9-2018
pemeriksaan Hasil Normal
HB 13,8 mg/dl 14-18
Total Protein 6.4 g/dl 6,6-8,7
Albumin 2,8 g/dl 3,8-5,0
Globulin 3,6 g/dl 1,3-2,7
Bilirubin total 7,1 mg/dl 0,3-1,0
Bilirubin direk 6.1 mg/dl <0,20
Bilirubin indirex 1,0 mg/dl <0.60
SGOT 36 u/i <36
SGPT 65 u/i <41

ALEX CONTESA, S.Kep │18123857


Praktek Profesi Ners
STIKes MERCUBAKTIJAYA Padang
2018/ 2019

p. Terapi
Nebu flumocy 2x1
MST 3 X10 mg
Ranitidine injeksi 2 x1
Ceftriaxone injeksi 1x 2 gr
Extra 4 putih telur
q. Analisa Data
No Data Penunjang Masalah Etiologi
Keperawatan

1 Ds : Bersihan jalan Sekresi yang


- klien mengeluhkan sulit untuk berbicara nafas tidak efektif tertahan
- keluarga klien mengatakan klien mengeluh
sesak nafas,
- Keluarga klien mengatakan dahak klien
banyak tapi tidak mau keluar saat klien batuk.
- Keluarga klien mengatakan klien sesak nafas
sejak 2 bulan yang lalu dan meningkat dengan
beraktivitas.
- keluarga klien mengatakan klien tidak
nyaman tidur dengan miring ke kanan, klien
lebih nyaman tidur dengan miring ke kiri.
- Keluarga klien mengatakan klien sejak 1
bulan yang lalu batuk klien hilang timbul dan
suaranya serak.

Do :
- Klien terlihat kesulitan bernafas
- klien terlihat kesulitan berbicara
- klien terlihat gelisah
- Inspeksi : Asimetris, dada kiri cembung
dibandingkan kanan, pergerakan dada kiri
tertinggal dari kanan

ALEX CONTESA, S.Kep │18123857


Praktek Profesi Ners
STIKes MERCUBAKTIJAYA Padang
2018/ 2019

- Palpasi ; Premitus kiri kurang dari kanan


- Perkusi : tedengar suara redup pada dada kiri
dan sonor pada dada kanan
- Auskultasi : Kiri ; bunyi nafas menurun ,
Kanan : suara broncovesicular, terdengar
suara Wheezing
- klien terlihat meninggikan bahu untuk
bernafas
- respirasi 30x/menit
- Nadi : 120 x/i

2 DS Defisit nutrisi Factor psikologis


- Keluarga klien mengatakan klien sekarang
terlihat kurus,
- Klien mengatakan nafsu makan nya
berkurang
- klien mengatakan sering mual.
- Kien mengatakan berat badannya turun 9 kg
- Keluarga klien mengatakan sudah dua hari
klien diare.

DO
- Berat badan klien turun 9 kg dari 65 kg
menjadi 57 kg
- Membrane mucosa pucat dan kering
- Albumin 2,8 g/dl
- Diare ada , konsistensi cair .
- Bising usus meningkat 37 x/i

ALEX CONTESA, S.Kep │18123857


Praktek Profesi Ners
STIKes MERCUBAKTIJAYA Padang
2018/ 2019

3 DS : Intoleransi Ketidakseimbangan
- klien mengatakan sesak nafas meningkat saat Aktivitas antara suplai dan
beraktifitas kebutuhan oksigen
- klien mengatakan tidak bisa melakukan
aktifitas sendiri karena sesak .
- keluarga klien mengatakan klien dibantu
keluarga dalam beraktifitas
DO :
- tekanan darah : 130/90 mmHg
- nadi : 120 x/i
- EKG : Kesan iskemia

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1) Bersihan jalan Nafas tidak efektif berhubungan dengan sekresi yang tertahan
2) Defisit nutrisi berhubungan dengan factor fisikologis
3) Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen

ALEX CONTESA, S.Kep │18123857


3. INTERVENSI KEPERAWATAN

DIAGNOSA NIC
NO. NOC Aktivitas KEPERAWATAN
KEPERAWATAN
1 Bersihan jalan nafas Status Pernafasan : Manajemen jalan Manajemen jalan nafas
tidak efektif Kepatenan Jalan Nafas nafas - Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
berhubungan dengan
- Buang secret dengan memotivasi pasien untuk
sekresi yang tertahan
Indikator : melakukan batuk atau menyedot lendir
Frekuensi pernafasan (3) - Instruksikan bagaimana agar bisa melakukan batuk
Irama pernafasan (4) efektif
Kedalam Inspirasi (4) - Auskultasi suara nafas, catat area ventilasinya menurun
Kemampuan untuk atau tidak adanya suara tambahan
mengeluarkan secret (3) - Kelola nebulizer sebagaimana mestinya
Ansietas ( 3) - Posisikan pasien untuk meringankan sesak nafas
Suara nafas tambahan (3) - Monitor status pernafasan dan oksigenasi
Dispnea saat istirahat (3)
Penggunaan otot bantu nafas
( 4)
Akumulasi sputum (4)

ALEX CONTESA, S.Kep │18123857


2 Intoleransi aktifitas Toleransi terhadap Monitor respon fisik, emosi, social dan spiritual
berhubungan dengan Manajemen energy
aktifitas 2. Sediakan penguatan positif bagi yang aktif beraktivitas.
ketidak seimbangan
suplai dan kebutuhan- Bantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas yang mampu
oksigen
Indikator : dilakukan
Saturasi oksigen ketika Bantu untuk memilih aktivitas konsisten yang sesuai dengan
beraktivitas (3) kemampuan fisik, psikologis dan sosial.
Frekuensi nadi ketika 3. Bantu untuk mengidentifikasi aktivitas yang disukai
aberaktivitas ( 4) Bantu pasien untuk mengembangkan motivasi diri dan
Frekuensi pernafasan ketika penguatan.
beraktivitas ( 4) 1. Ajarkan untuk penggunaan teknik relaksasi
Kemudahan bernafas ketika 2. Ajarkan Tindakan untuk mengehemat energi.
beraktivitas (4) Hindari kegiatan perawatan disaat jam Istirahat
Tekanan darah ketika Monitor respon oksigen pasien
beraktifitas (4) Instruksikan pasien/orang terdekat dengan pasien mengenai
Hasil EKG ( 3) gejala yang mungkin muncul dan kekambuhan yang mungin

ALEX CONTESA, S.Kep │18123857


nanti akan muncul kembali.
Instruksikan pasien untuk mengenali tanda dan gejala
kelelahan yang memerlukan pengurangan aktivitas
Berikan kegiatan pengalihan yang menenangkan untuk
meningkatkan relakasasi.
Tawarkan bantuan untuk meningkatkan tidur ( music dan
obat )

Manajemen
lingkungan Ciptakan lingkungan yang aman bagi pasien
Sediakan lingkungan dan tempat tidur yang bersih dan
nyamansesuaikan suhu lingkungan dengan kebutuhan pasien
kendalikan kebisingan yang tidak diinginkan
Individualisasikan pembatasan kunjungan untuk memenuhi
kebutuhan pasien

3 Defisit nutrisi - Nutritional status : Nutritional Nutritional management


berhubungan dengan
- Nutritional status : food management Tentukan motivasi pasien utnuk mengubah kebiasaan makan
Ketidak mampuan
menelan makanan and fluid Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori
- Intake Berikan makanan yang terpilih (sudah dikonsultasikan dengan
- Nutritional status : ahli gizi)
nutrient intake Ciptakan lingkungan yang yang optimal pada sat
- Weight control mengkonsumsi makanan

ALEX CONTESA, S.Kep │18123857


Indikator : Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan vitamin C
Asupan makanan (3) Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan makanan harian
Asupan cairan secara oral Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi
(5) Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori
Rasio berat badan (2) dan nutrisi yang dibutuhkan pasien.
Asupan cairan intravena (5)

ALEX CONTESA, S.Kep │18123857


IV.IMPLEMENTASI

CATATAN PERKEMBANGAN

Nama Klien : Tn.O


Umur : 28 tahun
Tanggal : 03/09/2018

No Jam / Hari / No Implementasi Jam Evaluasi Tanda


Tanggal DX /Hari/Tangga Tangan
l
1 10.00 1 - Memposisikan pasien untuk 13.00 S:
Senin Senin 3 -Klien mengeluh sesak nafas
memaksimalkan ventilasi
3 September september -klien mengatakan batuk berdahak
2018 dengan posisi Semi Powler 2018 -klien mengatakan nyeri dada kiri
dan kanan
- memotivasi pasien untuk
O:
melakukan batuk. -Klien terlihat sesak
- klien terlihat batuk disertai
- Mendemonstrasikan dan
sputum
melatih pasien cara batuk - RR 28 x/i
-nadi 120 x/i
efektif
-klien terlihat bernafas
- Melakukan pemeriksaaan fisik menggunakan otot bantu
pernapasan
dada
A:
- Melakukan pengukuran TTV Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
- Mengajarkan dan memotivasi
klien untuk batuk efektif
- Memposisikan klien untuk
memaksimalkan ventilasi

ALEX CONTESA, S.Kep │18123857


- Kolaborari talam pemberian
terapi O2.
2 10.00 2 memonitor responemosi, 13.00
fisik, S:
Senin Senin 3 - Klien mengatakan sulit untuk
social dan spiritual
3 September september beraktivitas
2018 2. memberikan penguatan positif 2018 - Klien mengatakan dada nya
nyeri saat beraktifitas
bagi yang aktif beraktivitas.
O:
membantu klien untuk - Klien tampak terbaring di tempat
tidur
mengidentifikasi aktivitas yang
- KU = lemah
mampu dilakukan - TD : 100/70 mmHg
-klien terlihat dibantu keluarga
membantu klien untuk memilih
dalam mekakukan aktifitas
aktivitas konsisten yang sesuai -terpasang infuse NaCl 0.9 % di
ekstremitas kiri atas.
dengan kemampuan fisik,
psikologis dan sosial. A:
Masalah belum teratasi
3. membantu klien untuk
P : intervensi dilanjutkan dengan
mengidentifikasi aktivitas yang - membantu klien untuk
mengembangkan motivasi diri dan
disukai
penguatan
Membantu pasien untuk -mengajarkan klien tindakan hemat
energy
mengembangkan motivasi diri dan
Memonitor respon fisik, emosional
penguatan. dan spiritual.
mengajarkan untuk penggunaan teknik
1. mengajarkan untuk penggunaan
relaksasi
teknik relaksasi
2. Hindari kegiatan perawatan disaat
2. Hindari kegiatan perawatan disaat
jam Istirahat
jam Istirahat

ALEX CONTESA, S.Kep │18123857


Memonitor respon oksigen pasien Memonitor respon oksigen pasien
menginstruksikan pasien/orang menginstruksikan pasien/orang
terdekat dengan pasien mengenai terdekat dengan pasien mengenai
gejala yang mungkin muncul dan gejala yang mungkin muncul dan
kekambuhan yang mungin nanti kekambuhan yang mungin nanti
akan muncul kembali. akan muncul kembali.
menginstruksikan pasien untuk menginstruksikan pasien untuk
mengenali tanda dan gejala mengenali tanda dan gejala
kelelahan yang memerlukan kelelahan yang memerlukan
pengurangan aktivitas pengurangan aktivitas
memrerikan kegiatan pengalihan memrerikan kegiatan pengalihan
yang menenangkan untuk yang menenangkan untuk
meningkatkan relakasasi. meningkatkan relakasasi.
menawarkan bantuan untuk menawarkan bantuan untuk
meningkatkan tidur ( music dan meningkatkan tidur ( music dan
obat ) obat )

memberikan lingkungan yang aman memberikan lingkungan yang


bagi pasien aman bagi pasien
menyediakan lingkungan dan menyediakan lingkungan dan
tempat tidur yang bersih dan tempat tidur yang bersih dan
nyaman nyaman

ALEX CONTESA, S.Kep │18123857


menyesuaikan suhu lingkungan menyesuaikan suhu lingkungan
dengan kebutuhan pasien
dengan kebutuhan pasien
kendalikan kebisingan yang tidak
kendalikan kebisingan yang tidak diinginkan
diinginkan
mengedukasi pasien tentang
pembatasan kunjungan untuk
memenuhi kebutuhan pasien

3 10.00 III Memotivasi pasien utnuk mengubah 13.00 S:


Senin Senin 3 -Klien mengatakan masih mual
kebiasaan makan
3 September september -klien mengatakan nafsu makan nya
2018 2. Memonitor jumlah nutrisi dan 2018 berkurang
-klien mengatakan sulit untuk
kandungan kalori
menelan makanan.
Memberikan makanan yang terpilih O:
- Klien hanya menghabiskan ¼
(sudah dikonsultasikan dengan ahli
porsi makanannya.
gizi) - klien terlihat mual
- nadi 120 x/i
Menganjurkan pasien untuk
- TD 100/70 mmHg
meningkatkan protein dan vitamin C -klien terlihat kurus
A:
Memberikan informasi tentang
Masalah belum teratasi
kebutuhan nutrisi P : Intervensi dilanjutkan dengan
Memotivasi pasien utnuk
berkolaborasi dengan ahli gizi untuk
mengubah kebiasaan makan
menentukan jumlah kalori dan nutrisi
2. Memonitor jumlah nutrisi dan
yang dibutuhkan pasien.

ALEX CONTESA, S.Kep │18123857


kandungan kalori
Memberikan makanan yang terpilih
(sudah dikonsultasikan dengan ahli
gizi)
Menganjurkan pasien untuk
meningkatkan protein dan vitamin
C
Memberikan informasi tentang
kebutuhan nutrisi
berkolaborasi dengan ahli gizi
untuk menentukan jumlah kalori
dan nutrisi yang dibutuhkan pasien.
1 08.00 1 Manajemen jalan nafas 14.00 S:
Selasa Selasa -klien mengatakan sesak nya agak
- Memposisikan pasien untuk
4 September 4 september berkurang
2018 memaksimalkan ventilasi 2018 - klien mengatakan sudah mencoba
batuk efektif
dengan posisi Semi Powler
-klien mengatakan masih batuk
- Melakukan fisioterapi dada, disertai dahak
O:
sebagaimana mestinya
- klien terlihat batuk disertai
- Menganjurkan klien untuk sputum
- hasil pemeriksaan dahak : cairan
batuk efektif
sputum berwarna merah
- Melakukan pemeriksaaan fisik - klien terlihat sesak
-RR 27 x/i
dada
- Melakukan pengukuran TTV A: masalah belum teratasi
P : Intervensi di lanjutkan dengan

ALEX CONTESA, S.Kep │18123857


- Memposisikan pasien untuk
memaksimalkan ventilasi
dengan posisi Semi Powler
- Melakukan fisioterapi dada,
sebagaimana mestinya
- Menganjurkan klien untuk
batuk efektif
- Melakukan pemeriksaaan
fisik dada
- Melakukan pengukuran TTV

2 08.00 2 membantu klien untuk 14.00 S;


selasa mengembangkan motivasi diri dan Selasa 4 - Klien mengatakan aktivitas
4 September penguatan september dibantu keluarga
2018 -mengajarkan klien tindakan hemat 2018 -keluarga klien mengatakan klien
energy ke kamar mandi dibantu keluarga
Memonitor respon fisik, emosional dengan menggunakan kursi roda
dan spiritual. - klien mengatakan tubuhnya terasa
mengajarkan untuk penggunaan lemah
teknik relaksasi
2. Hindari kegiatan perawatan disaat O:
-KU : Lemah
jam Istirahat
- klien terlihat beraktivitas dengan
Memonitor respon oksigen pasien menggunakan kursi roda
- klien terpasang Infus NaCl 0.9 %
menginstruksikan pasien/orang
di ekstremitas kiri atas.
terdekat dengan pasien mengenai - TD : 110/80 mmHg
-Nadi : 90 x/I

ALEX CONTESA, S.Kep │18123857


gejala yang mungkin muncul dan
A : Masalah teratasi sebagian
kekambuhan yang mungin nanti
P : Intervensi dilanjutkan dengan
akan muncul kembali. Memonitor respon fisik, emosional
dan spiritual.
menginstruksikan pasien untuk
mengajarkan untuk penggunaan
mengenali tanda dan gejala teknik relaksasi
2. Hindari kegiatan perawatan disaat
kelelahan yang memerlukan
jam Istirahat
pengurangan aktivitas
Memonitor respon oksigen pasien
memrerikan kegiatan pengalihan
menginstruksikan pasien/orang
yang menenangkan untuk
terdekat dengan pasien mengenai
meningkatkan relakasasi.
gejala yang mungkin muncul dan
menawarkan bantuan untuk
kekambuhan yang mungin nanti
meningkatkan tidur ( music dan
akan muncul kembali.
obat )
menginstruksikan pasien untuk
mengenali tanda dan gejala
memberikan lingkungan yang aman
kelelahan yang memerlukan
bagi pasien
pengurangan aktivitas
menyediakan lingkungan dan
memrerikan kegiatan pengalihan
tempat tidur yang bersih dan
yang menenangkan untuk
nyaman meningkatkan relakasasi
menyesuaikan suhu lingkungan
dengan kebutuhan pasien
kendalikan kebisingan yang tidak

ALEX CONTESA, S.Kep │18123857


diinginkan

3 08.00 III Memotivasi pasien utnuk mengubah 14.00 S:


Selasa 4 Selasa 4 Klien mengatakan sering mual dan
kebiasaan makan
September 2018 september disertai muntah
2. Memonitor jumlah nutrisi dan 2018 Keluarga klien mengatakan klien
muntah setelah makan
kandungan kalori
Memberikan makanan yang terpilih O:
Klien tampak lemah
(sudah dikonsultasikan dengan ahli
Klien tampak mual dan muntah
gizi) Klien tampak gelisah
TD : 100/70 mmHg
Menganjurkan pasien untuk
Nadi : 89 x /I
meningkatkan protein dan vitamin C Suhu : 36.5 C
Klien tidak menghabiskan
Memberikan informasi tentang
makanannya.
kebutuhan nutrisi
A:
berkolaborasi dengan ahli gizi untuk
Masalah belum teratasi
menentukan jumlah kalori dan nutrisi
P : Intervensi dilanjutkan dengan
yang dibutuhkan pasien
Memonitor jumlah nutrisi dan
kandungan kalori
Memberikan makanan yang terpilih
(sudah dikonsultasikan dengan ahli
gizi)
Menganjurkan pasien untuk
meningkatkan protein dan vitamin

ALEX CONTESA, S.Kep │18123857


C
Memberikan informasi tentang
kebutuhan nutrisi
berkolaborasi dengan ahli gizi
untuk menentukan jumlah kalori
dan nutrisi yang dibutuhkan pasien
1 08.00 1 Manajemen jalan nafas 14.00 S:
Rabu Rabu -klien mengatakan sesak nya agak
- Memposisikan pasien untuk
5 September 5 september berkurang
2018 memaksimalkan ventilasi 2018 - klien mengatakan sudah mencoba
batuk efektif
dengan posisi Semi Powler
-klien mengatakan masih batuk
- Melakukan fisioterapi dada, disertai dahak
O:
sebagaimana mestinya
- klien terlihat batuk disertai
- Menganjurkan klien untuk sputum
- hasil pemeriksaan dahak : cairan
batuk efektif
sputum berwarna merah
- Melakukan pemeriksaaan fisik - klien terlihat sesak
-RR 26 x/i
dada
- Melakukan pengukuran TTV A: masalah belum teratasi
P : Intervensi di lanjutkan dengan
- Memposisikan pasien untuk
memaksimalkan ventilasi
dengan posisi Semi Powler
- Melakukan fisioterapi dada,
sebagaimana mestinya
- Menganjurkan klien untuk

ALEX CONTESA, S.Kep │18123857


batuk efektif
- Melakukan pemeriksaaan
fisik dada
- Melakukan pengukuran TTV

2 08.00 2 membantu klien untuk 14.00 S;


Rabu mengembangkan motivasi diri dan Selasa 5 - Klien mengatakan aktivitas
5 September penguatan september dibantu keluarga
2018 -mengajarkan klien tindakan hemat 2018 -keluarga klien mengatakan klien
energy ke kamar mandi dibantu keluarga
Memonitor respon fisik, emosional dengan menggunakan kursi roda
dan spiritual. - klien mengatakan tubuhnya terasa
mengajarkan untuk penggunaan lemah
teknik relaksasi
2. Hindari kegiatan perawatan disaat O:
-KU : Lemah
jam Istirahat
- klien terlihat beraktivitas dengan
Memonitor respon oksigen pasien menggunakan kursi roda
- klien terpasang Infus NaCl 0.9 %
menginstruksikan pasien/orang
di ekstremitas kiri atas.
terdekat dengan pasien mengenai - TD : 110/80 mmHg
-Nadi : 90 x/I
gejala yang mungkin muncul dan
kekambuhan yang mungin nanti A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan dengan
akan muncul kembali.
Memonitor respon fisik, emosional
menginstruksikan pasien untuk dan spiritual.
mengajarkan untuk penggunaan
mengenali tanda dan gejala
teknik relaksasi
kelelahan yang memerlukan 2. Hindari kegiatan perawatan disaat

ALEX CONTESA, S.Kep │18123857


pengurangan aktivitas jam Istirahat
memrerikan kegiatan pengalihan Memonitor respon oksigen pasien
yang menenangkan untuk menginstruksikan pasien/orang
meningkatkan relakasasi. terdekat dengan pasien mengenai
menawarkan bantuan untuk gejala yang mungkin muncul dan
meningkatkan tidur ( music dan kekambuhan yang mungin nanti
obat ) akan muncul kembali.
menginstruksikan pasien untuk
memberikan lingkungan yang aman mengenali tanda dan gejala
bagi pasien kelelahan yang memerlukan
menyediakan lingkungan dan pengurangan aktivitas
tempat tidur yang bersih dan memrerikan kegiatan pengalihan
yang menenangkan untuk
nyaman
meningkatkan relakasasi
menyesuaikan suhu lingkungan
dengan kebutuhan pasien
kendalikan kebisingan yang tidak
diinginkan

3 08.00 III Memotivasi pasien utnuk mengubah 14.00 S:


Rabu 5 Rabu 5 Klien mengatakan sering mual dan
kebiasaan makan
September 2018 september disertai muntah
2. Memonitor jumlah nutrisi dan 2018 Keluarga klien mengatakan klien
muntah setelah makan
kandungan kalori

ALEX CONTESA, S.Kep │18123857


Memberikan makanan yang terpilih O:
Klien tampak lemah
(sudah dikonsultasikan dengan ahli
Klien tampak mual dan muntah
gizi) Klien tampak gelisah
TD : 100/70 mmHg
Menganjurkan pasien untuk
Nadi : 89 x /I
meningkatkan protein dan vitamin C Suhu : 36.5 C
Klien tidak menghabiskan
Memberikan informasi tentang
makanannya.
kebutuhan nutrisi
A:
berkolaborasi dengan ahli gizi untuk
Masalah belum teratasi
menentukan jumlah kalori dan nutrisi
P : Intervensi dilanjutkan dengan
yang dibutuhkan pasien
Memonitor jumlah nutrisi dan
kandungan kalori
Memberikan makanan yang terpilih
(sudah dikonsultasikan dengan ahli
gizi)
Menganjurkan pasien untuk
meningkatkan protein dan vitamin
C
Memberikan informasi tentang
kebutuhan nutrisi
berkolaborasi dengan ahli gizi
untuk menentukan jumlah kalori
dan nutrisi yang dibutuhkan pasien

ALEX CONTESA, S.Kep │18123857


DAFTAR ISI

Cover

Daftar Isi

BAB 1 PENDAHULUAN

C. Latar Belakang

ALEX CONTESA, S.Kep │18123857


D. Tujuan Penulisan

BAB II TINJAUAN TEORITIS

C. KONSEP DASAR PENYAKIT

4. Definisi

5. Etiologi

6. Anatomi fisiologi

7. Patofisiologi

8. Tanda dan gejala

9. Manifestasi klinik

10. Pemeriksaan Diagnostik

11. Penatalaksanaan

12. Komplikasi

D. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian

2. Diagnosa Keperawatan

3. Intervensi Keperawatan

ALEX CONTESA, S.Kep │18123857


4. Implementasi Keperawatan

5. Evaluasi Keperawatan

BAB III LAPORAN KASUS

DAFTAR PUSTAKA

ALEX CONTESA, S.Kep │18123857

Anda mungkin juga menyukai