Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Rumah sakit adalah bagian integral dari suatu organisasi sosial dan
kesehatan dengan fungsi menyediakan pelayanan paripurna (komprehensif),
penyembuhan penyakit (kuratif) dan pencegahan penyakit (preventif) kepada
masyarakat (WHO, 2013). Rumah sakit juga merupakan suatu institusi
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat
jalan, dan gawat darurat (Peraturan Menteri Kesehatan No.69 Tahun 2014
pasal 1). Dalam upaya penyelenggaraan pelayanan kesehatan secara
paripurna, maka dibutuhkan berbagai jenis tenaga kesehatan dengan
perangkat keilmuan yang beragam serta berintegrasi satu sama lain, dan salah
satunya adalah perawat (Eleni dan Theodoros, 2010).
Perawat adalah salah satu tenaga kesehatan di rumah sakit yang
memegang peranan penting dalam upaya mencapai tujuan pembangunan
kesehatan. Hal ini berkaitan dengan keberadaan perawat yang bertugas
selama 24 jam melayani pasien, serta jumlah perawat yang mendominasi
tenaga kesehatan di rumah sakit, yaitu berkisar 40-60% (Lestari T , 2015).
Dan berdasarkan hasil dari seluruh rekapitulasi tenaga kesehatan per
Desember 2016, didapatkan persentase jumlah perawat sebesar 29,66%
(BPPSDMK, 2016)
Tugas perawat yang bekerja selama 24 jam dalam melayani pasien
menyebabkan rentan terjadinya sebuah konflik.Dimana pada tahun 2009,
Center for American Nurses melakukan survei untuk mengidentifikasi
tantangan yang berkaitan dengan konflik. Dan hasilnya didapatkan bahwa
konflik interpersonal adalah jenis konflik yang paling umum dan bermasalah
yang dialami di tempat kerja (Johansen, 2012).
Konflik interpersonal sendiri diartikan sebagai proses dinamis yang
terjadi antara individu, kelompok, atau keduanya karena mereka mengalami
reaksi emosional yang negatif terhadap ketidaksetujuan dan interferensi yang
dirasakan dengan pencapaian tujuan, dan dua jenis konflik interpersonal
yakni konflik yang berkaitan dengan tugas atau proses, serta konflik yang
berkaitan dengan hubungan interpersonal. Dari penelitian yang dilakukan
didapatkan hasil bahwasanya ketidaksepakatan, interferensi serta emosi
negatif merupakan penyebab dari konflik interpersonal (Jerngn et al, 2017).
Penelitian yang dilakukan oleh Rikha Dewi Agustian dan Syaifudin
(2015) tentang Hubungan konflik interpersonal dengan kinerja perawat yang
menyatakan bahwa sebanyak 83,6%, perawat di Instalasi Rawat Inap RS
PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit II tahun 2015 memiliki konflik
interpersonal kerja yang tinggi. Selain itu, ada juga hasil penelitian yang
dilakukan oleh Nice Dwi Pratika (2017) yang juga menyatakan bahwa ada
pengaruh variabel konflik interpersonal terhadap stres kerja sebesar 39,7% .
Dan total pengaruh dari stres kerja terhadap kinerja perawat sebesar 70,6%.
Konflik di kalangan perawat ini memiliki dampak negatif terhadap
retensi staf, yang mana dapat menyebabkan kekurangan perawat(turnover)
dan pelayanan kesehatan pada pasien yang tidak berkualitas, karena
ketidakpuasan kerja akibat konflik tempat kerja yang menciptakan
lingkungan yang penuh tekanan dan tidak menyenangkan (Almost, Doran,
Hall, & Laschinger, 2010).
Penyebab konflik sendiri antara lain kekaburan tugas dan kekurangan
sumber daya, dimana hal ini menyebabkan beban kerja yang tidak jelas
(Kuntoro A, 2010). Dan untuk mencapai Universal Health Coverage (UHC),
sumber daya manusia kesehatan mutlak diperlukan. Menurut WHO,
Indonesia termasuk dalam 57 negara yang menghadapi krisis tenaga
kesehatan. Kurangnya SDM kesehatan di Indonesia bisa dikarenakan
distribusi yang tidak merata, hal ini menyebabkan tingginya beban kerja
(Nurhotimah, 2015).
Beban kerja juga turut mempengaruhi kinerja perawat. Menurut
Griffiths et all (2008) dalam febrian Muslimah (2015), faktor yang
berpengaruh dalam risiko terjadinya penurunan kinerja salah satunya yaitu
beban kerja yang tidak sesuai dengan staf/perawat yang tersedia.Beban kerja
sendiri dapat diartikan sebagai kemampuan tubuh dalam menerima pekerjaan
(Manuaba dalam Almasitoh, 2011). Sementara, pengertian beban kerja
perawat adalah seluruh kegiatan atau aktivitas yang dilakukan oleh seorang
perawat selama bertugas di suatu unit pelayanan keperawatan( Marquis dan
Houston, 2010). Hasil penelitian Haryami (2013), di RSUD kabupaten
Semarang, didapatkan hasil bahwa perawat mempersepsikan beban kerja
mereka berat (93,1%). Berbeda dengan hasil penelitian Seftriadinata (2013) di
RSUD Saras Husada Purworejo, bahwa perawat mempersepsikan diri mereka
memiliki beban kerja yang sedang (53,95%).
Beban kerja yang terlalu tinggi bisamenimbulkan dampak baik fisik
maupun psikis dan reaksi emosional, seperti sakit kepala, gangguan
pencernaan, dan mudah marah, sedangkan dalam beban kerja yang terlalu
sedikit akan menimbulkan kebosanan, dan ini akan mempengaruhi kinerja
(menurut Manuaba 2000, dalam Endang 2016). Hasil penelitian yang
dilakukan oleh Elisabeth Manuho (2015), yang mana berdasarkan hasil yang
telah didapatkannya menunjukkan bahwa sebagian besar (88,9%) perawat
yang bekerja di Irina C1 RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado memiliki
beban kerja rendah dengan kinerja yang baik.Dan juga menurut hasil
penelitian dari Febrina Muslimah (2015) menyatakan bahwa bahwa 67.4%
responden memiliki kinerja kurang dan 65.2% responden mempersepsikan
beban kerja berat. Terdapat hubungan antara beban kerja dengan kinerja
perawat.
Kinerja perawat adalah aktivitas perawat dalam mengimplementasikan
sebaik-baiknya suatu wewenang, tugas dan tanggung jawabnya dalam rangka
pencapaian tujuan tugas pokok profesi dan terwujudnya tujuan dan sasaran
unit organisasi (Lestari.T, 2015). Kinerja (performance) menjadi isu dunia
saat ini. Hal tersebut terjadi sebagai konsekuensi tuntutan masyarakat dalam
memperoleh pelayanan yang berkualitas tinggi (Mandagi Dkk, 2015). Kinerja
perawat dipengaruhi oleh dua faktor yakni faktor internal dan faktor eksternal
(Lestari T, 2017).
Penelitian yang dilakukan oleh M. Hadi Mulyono di RS Tingkat III
Ambon bahwa faktor dari supervisi dan kepuasan kerja berpengaruh terhadap
kinerja yakni dengan nila p = 0,000 pada kepuasan kerja, dan p = 0,039 pada
supervisi. Selain itu, penelitian juga yang dilakukan Sasono di RS
Muhammadiyah Palembang tahun 2016 mengatakan bahwa ada pengaruh
antara motivasi dan umur terhadap kinerja dengan nilai p = 0,000 (< 0,25).
Dari data diatas, dapat disimpulkan bahwasanya dengan beban kerja yang
rendah maka akan diperoleh kinerja yang baik. Sebaliknya, dengan beban
kerja yang tinggi, maka akan dihasilkan kinerja yang kurang baik.
Studi pendahuluan yang telah dilakukan pada tanggal 02 februari 2018
dengan menggunakan teknik wawancara dan observasi. Didapatkan hasil
wawancara diruang rawat inap Ahmad Dahlan Rumah Sakit Muhammadiyah
Palembang yakni sebagai berikut, jumlah perawat disana 36 orang perawat
dengan 5 orang perawat non shift dan 31 orang perawat shift. Dari 36 orang
perawat tersebut, jumlah perawat laki - lakinya hanya ada 3 orang dan sisanya
33 orang adalah perawat wanita. Dalam satu hari, ruangan tersebut terbagi
menjadi 3 shift yakni shift pagi, shift sore, dan shift malam. Dan tiap shift itu
terdapat 8 perawat jaga. Dengan total tempat tidur berjumlah 64 TT. Dimana,
setiap 1 perawat itu harus memegang 8 – 9 orang pasien. Hal ini
menunjukkan beban kerja perawat relative berat, karena menurut Permenkes
262/VII/1979 dalam (Kuntoro A, 2010) idealnya perbandingan jumlah
perawat dengan jumlah tempat tidur yaitu 1 (satu) perawat menjaga 1 (satu)
hingga 2 (dua) tempat tidur. Selain itu, untuk jadwal shift sendiri terkadang
langsung berlanjut dari shift pagi ke shift sore, hal ini juga menambah beban
kerja perawat dan menyebabkan kelelahan fisik serta berpengaruh pada
kinerja perawat. Observasi yang dilakukan juga memperlihatkan
bahwasannya ada kesenjangan antara perawat, yakni beberapa perawat sering
terlihat membentuk kelompok. Hal ini dapat memicu juga terjadinya konflik.
Berdasarkan latar belakang diatas , peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian tentang “ Hubungan antara Konflik Interpersonal dan Beban Kerja
terhadap Kinerja Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Muhammadiyah
Palembang“.
B. Rumusan Masalah
Tugas perawat selama 24 jam, rentan terjadinya sebuah konflik,
dimana konflik interpersonal adalah jenis konflik yang paling umum dan
bermasalah yang dialami di tempat kerja (Johansen, 2012).Selain itu yang
mempengaruhi kinerja adalah beban kerja. Dimana menurut Manuaba (2000),
dalam Endang (2016), bila beban kerja terlalu tinggi maka akan menimbulkan
dampak baik fisik maupun psikis dan reaksi emosional. Berdasarkan uraian
diatas dan fenomena yang terjadi dilapangan, rumusan masalah pada
penelitian apakah ada “Hubungan antara Konflik Interpersonal dan Beban
Kerja terhadap Kinerja Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit
Muhammadiyah Palembang ?”

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui “Hubungan antara Konflik
Interpersonal dan Beban Kerja terhadap Kinerja Perawat di Ruang Rawat
Inap Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang“.
2. Tujuan Khusus
a) Untuk mengidentifikasi konflik interpersonal perawat di ruang rawat
inap Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang.
b) Untuk mengidentifikasi beban kerja perawat di ruang rawat inap
Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang.
c) Untuk mengidentifikasi kinerja perawat di ruang rawat inap Rumah
Sakit Muhammadiyah Palembang.
d) Untuk menganalisis hubungan konflik interpersonal terhadap kinerja
perawat di ruang rawat inap Rumah Sakit Muhammadiyah
Palembang.
e) Untuk menganalisis hubungan beban kerja terhadap kinerja perawat di
ruang rawat inap Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang.
D. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini termasuk dalam ruang lingkup manajemen keperawatan,
penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara konflik
interpersonal dan beban kerja terhadap kinerja perawat. Penelitian ini
merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional.
Penelitian ini menggunakan desain penelitian survey corellational yang
dengan menguraikan dan menjelaskan keadaan variabel. Dimana variabel
dalam penelitian ini adalah konflik interpersonal dan beban kerja sebagai
variabel independen serta kinerja perawat sebagai variabel dependen. Teknik
pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah total sampling, dan yang
menjadi sampel dalam penelitian ini adalah perawat yang bekerja diruang
rawat inap. Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Muhammadiyah
Palembang.

E. Manfaat Penelitian
1. Secara Teoritis
Secara teoritis penelitian ini bermanfaat untuk menambah wawasan
mengenai hubungan antara konflik interpersonal dan beban kerja dengan
kinerja perawat dan diharapkan dapat menjadi acuan dalam
meningkatkan ilmu pengetahuan dan memberi informasi bagi peserta
didik sehingga dapat menambah pengetahuan tentang manajemen
keperawatan melalui proses pembelajaran.

2. Secara Praktisi
a) Untuk Rumah Sakit
Untuk memberikan masukan dan gambaran mengenai konflik
interpersonal dan beban kerja perawat, sehingga dapat dijadikan
sebagai bahan pertimbangan pihak manajemen rumah sakit untuk
menyesuaikan beban kerja dengan kemampuan dan keahlian perawat
sehingga tidak terjadi penurunan kinerja perawat. Serta juga menjadi
bahan evaluasi mengenai hal-hal yang menyebabkan konflik di
rumah sakit, terutama konflik interpersonal di ruangan. Sehingga,
pihak manajemen bisa meminimalisir dan dapat menyelesaikan
konflik tersebut dengan manajemen konflik yang baik.
b) Untuk Institusi Pendidikan
Diharapkan dapat menambah bahan masukan untuk
mengembangkan ilmu dan keterampilan dalam bidang keperawatan
dan sebagai referensi bagi dosen dan mahasiswa dalam proses
belajar mengajar guna meningkatkan mutu pendidikan serta
menambah bahan kepustakaan di institusi pendidikan.
c) Untuk Peneliti
Sebagai sarana dalam mengaplikasikan ilmuyang
didapatkan selama mengikuti proses pembelajaran, serta sebagai
suatu proses berpikir guna menambah pengetahuan dan wawasan
di bidang manajemen keperawatan. Khususnya mengembangkan
pemikiran mengenai konflik interpersonal, beban kerja dan juga
kinerja perawat di rumah sakit.
F. Keaslian Penelitian

Penelitian Variabel Sampel Analisis Hasil Persamaan Perbedaan


Hubungan Variabel 61 Teknik Hasil Pada Pada penelitian
antara konflik independen : analisis penelitian penelitian yang dilakukan
interpersonal Konflik menggun didapatkan yang oleh Rikha Dewi
dengan kinerja interpersonal akan sebanyak 83,6 dilakukan oleh Agustian terdapat
perawat di metode %perawat di Rikha Dewi perbedaan dengan
ruang rawat Variabel cross instalasi rawat Agustian penelitian yang
inap RS PKU dependen : sectional. inap RS PKU terdapat dilakukan oleh
Muhammadiya Kinerja Muhammadiy persamaan peneliti lain,
h Yogyakarta perawat ah dengan diantaranya:
Unit II. Yogyakartame penelitian - Tempat
miliki konflik yang penelitian
interpersonal dilakukan - Teknik
kerja yang penelitian, sampling
tinggi. antara lain:
- Jenis
penelitian
.
- Metode
analisis.
- Instrumen
penelitian.

Pengaruh Variabel 65 Teknik Hasil Pada Pada penelitian


konflik independen : analisis penelitian penelitian yang dilakukan
interpersonal - Konflik menggun didapatkan yang oleh Nice Dwi
dan beban kerja interperso akan bahwa ada dilakukan oleh Pratika terdapat
terhadap stres nal. explanat pengaruh Nice Dwi perbedaan dengan
kerja serta - Beban kerja ory antara konflik Pratika penelitian yang
implikasinya research interpersonal terdapat dilakukan oleh
pada kinerja Variabel dan beban persamaan peneliti lain,
perawat di intervening : kerja terhadap dengan diantaranya:
ruang rawat Stres kerja stres kerja penelitian - Metode
inap RS Variabel serta yang analisis.
Ramahadi Kab. dependen : implikasinya dilakukan - Teknik
Purwakarta Kinerja pada kinerja penelitian, sampling.
perawat. antara lain: - Tempat
- Instrumen penelitian.
penelitian.
- Jenis
penelitian.

Hubungan Variabel 152 Teknik Hasil Pada Pada penelitian


beban kerja independen : analisis penelitian penelitian yang dilakukan
dengan Beban kerja menggun menunjukkan yang oleh Muhammad
kinerja akan bahwa dilakukan oleh Afandi terdapat
perawat Variabel metode terdapat Muhammad perbedaan dengan
di RSUD dependen : cross hubungan Afandi penelitian yang
Saras Husada Kinerja sectional. yang terdapat dilakukan oleh
Purworejo perawat signifikan persamaan peneliti lain,
antara beban dengan diantaranya:
kerja dengan penelitian - Tempat
kinerja yang penelitian.
perawat di dilakukan - Teknik
RSUD Saras penelitian, sampling.
Husada antara lain:
Purworejo, - Metode
dengan Analisis.
signifikan p = - Instrumen
0,00 dan penelitian.
koefisien - Jenis
korelasi r = - penelitian.
0.537.

Anda mungkin juga menyukai