Disusun oleh:
Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada tuhan yang maha esa, karena
berkat rahmatnya penulis dapat menyelesaikan Asuhan keperawatan pada Tn.I
dengan diagnosa keperawatan Halusinasi di unit rawat inap Bangau. Asuhan
keperawatan berdasarkan data yang telah didapatkan dari hasil pengkajian pada
pasien yang berada di RS. Ernaldi Bahar Palembang. Dalam kesepakatan ini kami
berterima kasih kepada, Bapak/Ibu/Saudara/I :
Penulis Menyadari bahwa dalam penulisan proposal ini masih jauh dari kata
sempurna, banyak kekurangan baik segi materi ataupun penulisan, Oleh karena itu
kritik d an saran yang bersifat membangun guna diperbaiki dimasa yang akan
datang.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
COVER........................................................................................................... i
KATA PENGANTAR......................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 1
A. Tujuan.................................................................................................. 2
B. Manfaat................................................................................................ 2
A. Konsep Medis...................................................................................... 4
1. Pengertian....................................................................................... 4
2. Faktor Predisposisi.......................................................................... 4
3. Faktor Presipitasi............................................................................. 5
4. Tanda dan Gejala............................................................................ 6
5. Jenis-jenis Halusinasi...................................................................... 5
6. Akibat............................................................................................... 6
7. Rentang Respon............................................................................. 7
8. Pohon Masalah............................................................................... 7
9. Masalah Keperawatan dan Data Perlu Dikaji................................. 8
10. Rencana Keperawatan.................................................................... 9
B. Penelitian Terkait................................................................................. 17
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, maka rumusan masalah dalam makalah ini
adalah untuk mengetahui bagaimana konsep medis dan asuhan keperawatan
pada pasien dengan gangguan kejiwaan halusinasi.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penulisan ini adalah untuk mendapatkan
pengalaman secara nyata dalam memberikan asuhan keperawatan
secara langsung pada klien dengan perubahan sensori persepsi:
halusinasi pendengaran di rumah sakit Ernaldi Bahar Provinsi sumatera
selatan.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus penulisan ini yaitu;
a. Melakukan pengkajian pada klien dengan perubahan gangguan
persepsi sensori halusinasi pendengaran.
b. Membuat diagnosa keperawatan pada klien perubahan gangguan
persepsi sensor halusinasi pendengaran.
c. Melakukan intervensi keperawatan pada klien gangguan persepsi
sensor halusinasi pendengaran.
d. Melakukan tindakan keperawatan pada klien gangguan persepsi
sensor halusinasi pendengaran
e. Mengevaluasi hasil tindakan keperawatan pada klien gangguan
persepsi sensori halusinas pendengaran
f. Mendokumentasikan asuhan keperawatan pada klien gangguan
persepsi sensori halusinasi pendengaran.
g. Membandingkan antara teori dan kenyataan dilapangan yang peneliti
dapatkan.
D. Manfaat
1. Pasien mampu mengenali halusinasinya
2. Pasien mampu menyebutkan isi halusinasinya
3. Klien mampu menyebutkan waktu terjadinya halusinasi
4. Pasien mampu menyebutkan situasi terjadinya halusinasi
5. Pasien menyebut perasaan saat halusinasi
6. Pasien mampu mengontrol halusinasinya
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Medis
1. Pengertian
Halusinasi merupakan salah satu gejala yang sering ditemukan pada
klien gangguan jiwa (Muhith, 2015a). Menurut Johnson, B. S. (1995 : 421)
dalam Wijayaningsih, (2015, p.75). Halusinasi adalah persepsi yang salah
atau persepsi sensori yang tidak sesuai dengan realita atau kenyataan
seperti melihat bayangan dan suara-suara yang tidak ada. Halusinasi
merupakan salah satu gejala gangguan jiwa yang pasien mengalami
perubahan sensori persepsi, serta merasakan sensasi palsu berupa
suara, penglihatan, pengecapan, perabaan, atau penciuman (Yusuf et al.,
2015).
2. Faktor Predisposisi
Menurut Yusuf, Fitryasari, and Nihayati, (2015, pp. 122-123). Faktor
predisposisi halusinasi sebagai berikut :
a. Faktor Perkembangan
Hambatan perkembangan akan mengganggu hubungan interpersonal
yang dapat meningkatkan stress dan ansietas yang dapat berakhir
dengan gangguan persepsi. Pasien mungkin menekan perasaannya
sehingga pematangan fungsi intelektual dan emosi tidak efektif.
b. Faktor Sosisal Budaya
Berbagai faktor dimasyarakat yang membuat seseorang merasa
disingkirkan atau kesepian, selanjutnya tidak dapat diatasi sehingga
timbul akibat berat seperti delusi, dan halusinasi.
c. Faktor psikologis
Hubungan interpersonal yang tidak harmonis serta peran ganda atau
peran yang bertentangan dapat menimbulkan ansietas berat terakhir
dengan pengingkaran terhadap kenyataan, sehingga terjadi halusinasi.
d. Faktor biologis
Struktur otak yang abnormal ditemukan pada pasien gangguan
orientasi realitas, serta dapat ditemukan atropik otak, pembesaran
ventikal, perubahan besar, serta bentuk sel kortikal dan limbik.
e. Faktor genetik
Gangguan orientasi realitas termasuk halusinasi umumnya ditemukan
pada pasien skizofrenia, skizofrenia ditemukan cukup tinggi pada
keluarga yang salah satu anggota keluarganya mengalami skizofrenia,
serta akan lebih tinggi jika kedua orang tua skizofrenia.
3. Faktor Presipitasi
a. Stresor Sosial Budaya
Stress dan kecemasan akan meningkat bila terjadi penurunan
stabilitas keluarga, perpisahan dengan orang yang penting, atau
diasingkan dari kelompok dapat menimbulkan halusinasi
b. Faktor biokimia
Berbagai penelitian tentang dopamine, norepinetrin, indolamin,
serta zat halusigenik diduga berkaitan dengan gangguan orientasi
realitas termasuk halusinasi
c. Faktor psikologis
Intensitas kecemasan yang ekstrem dan memanjang disertai
terbatasnya kemampuan mengatasi masalah memungkinakan
berkembangnya gangguan orientasi realitas. Pasien mengembangkan
koping untuk menghindari kenyataan yang tidak menyenangkan.
d. Perilaku
Perilaku yang perlu dikaji pada pasien dengan gangguan orientasi
realitas berkaitan dengan perubahaan proses piker, afektif persepsi,
motorik, dan sosial.
7. Rentang Respon
Menurut Stuat 2013 dalam Sutejo (2019,p.10) rentang respon sebagai
berikut :
Adaptif Maladaptif
8. Pohon Masalah
Menurut Keliat 2006 dalam Sutejo (2019,p.18) pohon masalah
berdasarkan diagnosis gangguan sensosri persepsi: halusinasi adalah
sebagai berikut :
Perencanaan
Diagnosis
Tujuan
keperawatan Kriteria Evaluasi Intervensi Rasional
(Tuk/Tum)
Gangguan TUM: 1. Ekspresi wajah 1.1 Hubungan saling percaya
sensori Klien tidak bersahabat Bina hubungan saling percaya merupakan dasar untuk
persepsi : mencederai diri menunjukkan dengan mengemukakan prinsip memperlancar interaksi
halusinasi sendiri, orang rasa senang, ada komunikasi teraupetik. selanjutnya yang akan dilakukan
pendengaran lain, dan kontak mata, mau a. Sapa klien dengan ramah baik
(auditori) lingkungan berjabat tangan, verbal ataupun non verbal
mau b. Perkenalkan diri dengan sopan
TUK 1 menyebutkan c. Tanyakan nama lengkap klien
Klien dapat nama, mau dan nama panggilan yang
membina menjawab salam, disukai klien
hubungan klien mau duduk d. Jelaskan tujuan pertemuan
saling percaya berdampingan e. Tunjukkan sikap empati dan
dengan perawat menerima klien apa adanya
mau f. Beri perhatian kepada klien dan
mengutarakan perhatian kebutuhan dasar
masalah yang klien
dihadapinya
TUK 2 : 1. klien dapat a. adakan kontrak sering dan Selain untuk membina hubungan
Klien dapat menyebutkan isi singkat secara bertahap saling percaya ,kontak sering dan
mengenali
waktu dan b. observasi tingkah laku klien singkat akan memutus halusinasi
halusinasi nya
frekuensi yang terkait halusinansinya :
timbulnya bicara dan tertawa tanpa
Mengenal perilaku klien pada
halusinasi stimulus dan memandang ke saat halusinasi terjadi
kiri/kanan ke depan seolah ada memudahkan perawat dalam
melakukan intervensi
teman bicara
c. bantu klien mengenal Mengenal halusinasi
halusinasinya dengan cara : mengukapkan klien
a. jika menemukan klien mengehindari factor timbulnya
sedang berhalusinansi halusnasi
tanyakan apa suara yang
didenagrnya Perngetahuan tentang isi dan
b. jika kllien menjawab ada waktu frekuensi munculny
halusinasi dapat mempermudah
lanjutkan apa yang dikatakan perawat
suara itu katakana bahwa
Mengindeitifkasi pengaruh
perawat percaya klien halusinansi
mendegar namum perawat
sendiri tidak mendengarnya
(dengan nada bersahabat tanpa
menuduh dan menghakimi )
c. katakan bahwa klien lain
juga ada seperti klien
d. katakan bahwa perawat
2. klien dapat akan mebantu klien
mengungkapkan 2.1 Diskusikan dengan klien :
bagaimana a. Situasi yang menimbulkan
perasaannya atau tidak menimbulkan
terhadap halusinasi (jika
halusinasi sendiri,jengkel,atau sedih).
tersebut. b. Waktu dan frekuensi
terjadinya halusinasi
(pagi,siang,sore) dan
malam, terus menerus atau
sewaktu-waktu .
1. Klien dapat
TUK 3: menyebutkan
Klien dapat tindakan yang
mengontrol
biasanya dilakukan
halusinasinya
Usaha untuk memutus halusinasi,
untuk
1.1 Bersama klien, identifikasi
sehingga halusinasi tidak muncul
mengendalikan
tindakan yang dilakukan jika
kembali.
halusinasinya
terjadi halusinasi (tidur, marah,
Penggunaan reinforcement)
2. Klien dapat
menyibukkan diri, dll)
dapat meningkatkan harga diri
mmenyebutkan cara
1.2 Diskusikan manfaat dan cara
klien.
baru mengontrol
yang digunakan klien. Jika
halusinasi.
bermanfaat beri pujian kepada
Memberi alternatif pilihan untuk
3. Klien dapat
klien.
mendemonstrasikan mengontrol halusinasi.
cara menghardik, 2.1 Diskusikan dengan klien
Meningkatkan pengetahuan klien
mengusir, dan tidak
tentang cara baru mengontrol
memperdulikan dalam memutus halusinasi.
halusinasinya halusinasinya:
4. Klien dapat
a. Menghardik, mengusir, atau
Harga diri klien meningkat.
mengikuti aktivitas
tidak memperdulikan
Memberi klien kesempatan untuk
kelompok
halusinasinya.
mencoba cara yang telah dipilih.
5. Klien dapat
b. Bercakap-cakap dengan orang
Memudahkan klien dalam
mendemonstrasikan
lain jika halusinasinya muncul.
mengendalikan halusinasi.
kepatuhan minum
c. Melakukan kegiatan sehari-
obat untuk
hari.
Stimulasi persepsi dapat
mencegah
halusinasi. 3..1 Beri contoh cara menghardik mengurangi perubahan
halusinasi: interpretasi realitas akibat adanya
“Pergi! Saya tidak mau halusinasi.
mendengar kamu, saya mau
mencuci piring atau bercakap-
cakap dengan suster”.
3.2 Beri pujian atas keberhasilan
klien.
3.3 Minta klien mengikuti contoh
yang diberikan dan minta
klien
Mengulanginnya
3.4. Susun jadwal latihan klien
dan minta klien untuk mengisi
jadwal kegiatan (self-evalcation).
4.1. Anjurkan klien untuk
mengikuti terapi aktivitas
kelompok, orientasi realita,
stimulasi persepsi.
TUK 4
Keluarga dapat 1. Keluarga dapat 5.1. Klien dapat menyebutkan
merawat klien jenis, dosis, dan waktu minum
menyebutkan
dirumah dan obat, serta manfaat obat tersebut
menjadi sitem pengertian (prinsip 5 benar: benar orang,
pendukung benar obat, benar dosis, benar
,tanda, dan
yang fektif Tindakan untuk waktu, dan benar cara
untuk klien pemberian). Untuk meningkatkan
mengendalikan
pengetahuan seputar halusinasi
halusinasi. 5.2.Diskusikan dengan klien dan perawatannya pada pihak
tentang jenis obat yang di minum keluarga.
2. Keluarga dapat ( nama, warna, dan besarnya) :
menyebutkan waktu minum obat jika 3x:
Dengan mengetahui efek
jenis,
samping, keluarga akan tau apa
dosis,wkatu,pem yang harus dilakukan setelah
minum obat
berian,manfaat,s
1. Diskusikan dengan keluarga
erta efek (pada saat berkunjeng /pada
samping obat. saat kunjungan rumah)
2. Gejala halusinasi yang dialami
klien
3. Cara yang dapat dilakukan
klien dan keluarga untuk
memutuskan halusinasi
4. Cara merawat anggota
keluarga dengan gangguan
rumah: kegiatan, jangan biarkan
beri izin makan sendin.
besamapergian bersama jika
klien sedang sendiri di rumah,
lakukan dengan dalam telepon.
5. Beri informasi tentang lanjut
(follow up) atau kapan perlu
mendapatkan bantuan: halusinasi
tidak terkontrol risiko mencederai
orang lain.
6. Diskusikan dengan keluarga
tentang dosis, jenis, waktu,
pemberian, manfaat, dan efek
samping obat
7. Anjurkan kepada keluarga
untuk berdiskusi dengan dokter
tentang manfaat dan efek
samping obat.
B. Penelitian Terkait
Untuk melakukan pengayaan tinjauan pustaka, peneliti mengunakan kata kunci health literacy atau covid-19. Kata kunci
tersebut digunakan untuk mencari literature jurnal di database scopus, science direct, proquest, cumulative index to nursing and
allied health literature (cinahi ebsco), covid-19, jurnal nasional. Dengan kata kunci tersebut didapatkan 10 jurnal yang sesuai
dalam penelitian ini. Jurnal yang sesuai dengan ini peneliti sajikan dalam tabel dibawah ini :
1. Penerapan strategi Studi kasus ini merupakan studi kasus Hasil studi menunjukkan bahwa klien 1 dari 19 tanda
pelaksanaan (SP2) “deskriptif” dimana penulis dan gejala terjadi penurunan tanda dan gejala
pada klien membandingkan sebelum dan sesudah sebanyak 58% masalah teratasi atau sebanyak 11
skizoprenia dengan dilakukan tindakan asuhan keperawatan tanda gejala, dan klien II menunjukkan dari 15 tanda
gangguan persepsi dengan implementasi strategi pelaksanaan dan gejala yang terdapat pada klien terjadi penurunan
sensori : Halusinasi 2 halusinasi apakah klien tanda gejala sebanyak 53% masalah teratasi atau
penglihatan skizopreniadengan masalah keperawatan sebanyak 8 tanda gejala.
penulis : Nur gangguan persepsi sensori halusinasi
muhammad abiding penglihatan dapat mengontrol
dan wahyuningsih halusinasinya.
Kesimpulan : strategi pelaksanaan 2 pada klien
Tahun : 2020 vol. 4 dengan gangguan persepsi sensori : halusinasi
No.2 penglihatan dapat membantu mencegah kekambuhan
halusinasi sehingga perawat perlu melakukan
Jurnal : jurnal tindakan tersebut.
manajemen asuhan
keperawatan.
2. Penerapan strategi Metode yang digunakan pada penelitian ini Hasil menunjukkan klien 1 ada penurunan tanda dan
pelaksanaan 1 pada adalah “study kasus” pada 2 pasien yang gejala sebanyak 70% masalah teratasi atau sebanyak
klien skizoprenia dirawat dirumah sakit jiwa prof.Dr.soerojo 7 tanda dan gejala dan peningkatan kemampuan
paranoid dengan magelang mengontrol halusinasi sebanyak 7 dari 7 kemampuan
gangguan persepsi atau 100% pada klien 2 ada penurunan tanda dan
sensori halusinasi Jumlah pasien 2 orang. gejala, peningkatan kemampuan mengontrol
penglihatan. halusinasi sebanyak 7 dari 7 kemampuan atau 100%.
Kesimpulan : strategi pelaksanaan 1halusinasi dapat
menurunkan tanda dan gejala halusinasi.
Penulis : Tiya
meliana dan emilia
puspitasari sugiyanti
Tahun : 2019 vol.3
no.1
Jurnal : manajemen
asuhan
keperawatan
3. Asuhan Karya tulis ilmiah ini mengunakan Hasil penelitian menunjukkan respon yang berbeda
keperawatan jiwa rancangan penelitian deskriptif, sedangkan dari kedua pasien. Pada pasien 1 dapat mengontrol
perubahan persepsi jenis penelitian yang digunakan dalam dan mengurangi frekuensi halusinasi yang
sensori : halusinasi penulisan karya ilmiah ini adalah studi dialaminya. Sedangkan pada pasien 2 ia dapat
penglihatan dan kasus (case study) mengontrol dan mengurangi frekuensi halusinasi yang
latihan mengontrol dialaminya.
halusinasi dengan Jumlah pasien : 2 orang
menghardik pada Kesimpulan : beberapa faktor yang mempengaruhi
pasien Ny.D DAN sehingga terjadi perbedaan hasil dalam penelitian
pasien ny. D yang diantara nya fase halusinasi umur dan aspek
diruang larasati medis.
RSJID Dr. Amino
gondohutomo
provinsi jawa tengah
Penulis: Rif’atul
qonita tahun 2018
Jurnal :
keperawatan
poltekes kemenkes
semarang
4. Studi kasus aktivitas Penelitian ini dilakukan secara deskriptif Hasil evaluasi klien mengalami penurunan setelah
menggambar dalam selanjutnya dilakukan dengan dilakukan aktivitas menggambar dengan hasil
mengontrol gejala mengumpulkan data terkaitdengan gejala evaluasi klien Tn.I dengan score 18.
halunasi di RSJ halusinasi sebelum dilakukan aktifitas
prof.Dr soerodjo menggambar melalui wawancara.
mangelang Instrument penelitian untuk mengumpulkan
data yaitu mengunakan PSYRT (psycotic
Penulis : novianti
saptriadi, erna symtom rating scale).
erawati dan angga
sugiarto
Tahun : 2020 vol.3 Jumlah pasien : subjek penelitian pasien
no.1 dengan masalah keperawatan halusinasi
yang memenuhi kriteria inklusi
Jurnal :
keperawatan dan
fisioterapi (JKP)
5. Efektivitas terapi Jenis penelitian Ada pengaruh sebelum dan sesudah tindakan terapi
musik terhadap musik terhadap penurunan tingkat halusinasi
penurunan tingkat Kuantitatif mengunakan pendekatan penglihatan pada penderita gangguan jiwa Di RSJ
halusinasi eksperimen semu (quasi eksperiment) Prof M. Ildrem provinsi sumatera utara.
penglihatan pada metode penelitian pendekatan one grup
pasien gangguan pretest-postest design. Penelitian yang Kesimpulan :
jiwa di RSJ akan diidentifikasi adalah eksperimen
prof.DR.M. Ildrem. antara variabel musik dengan variabel
dependen halusinasi penglihatan.
Penulis : dian angri Penelitian ini dilakukan oleh peneliti
yanti, wina novita selama 7 hari setiap pagi dan sore hari
br,Purba dan akhir perlakuan dilakukan pada hari ke
7 kemudian halusinasi diobservasi
Tahun terbit : 2020 kembali.
6. Pengaruh terapi Jenis penelitian kuantitatif, mengunakan Ada pengaruh terapi okupasi terhadap gejala
okupasi terhadap design eksperiment dengan rancangan halusinasi penglihatan pada pasien halusinasi
gejala halusinasi penelitian pre eksperiment dengan penglihatan rawat inap di yayasan aulia rahma
penglihatan pada pendekatan one group pretest-postest kemiling, bandar lampung
pasien halusinasi design. Populasi penelitian ini adalah
penglihatan rawat seluruh pasien halusinasi penglihatan di
inap di yayasan yayasan aulia rahma, kemiling bandar
aulia rahma lampung dengan jumlah 27 pasien
kemiling bandar halusinasi penglihatan, sampel yang
lampung. digunakan 27 pasien dengan halusinasi
penglihatan dengan mengunakan teknik
Penulis : niken total smpling
yuniar sari, budi
antoro, niluh gede
pita setevani
Tahun terbit : 2019
Pengaruh Penelitian pra-eksperimenta : one-group Ada pengaruh penerapan asuhan keperawatan pada
Penerapan asuhan pra-post test design.populasi : semua klien klien halusinasi terhadap kemampuan klien
7. keperawatan pada dengan gangguan halusinasi di ruangan mengontrol halusinasi.
klien halusinasi kenari.Sampel : 14 responden, Teknik
terhadap pengambilan sampel adalah total
kemampuan klien sampling.
mengontrol
halusinasi di RSKD
provinsi Sulawesi
Selatan ;
Muhammad Hari
Samal, Abdul Kadir
Ahmad, St
Saidah,2018
8. Upaya peningkatan Studi kasus merupakan studi kasus Hasil penelitian ini didapatkan bahwa sebelum
harga diri rendah dengan pendekatan asuhan keperawatan dilakukan intervensi skor HDR Ppasien 19 meningkat
dengan terapi jiwa pada Tn.Y. Metode penelitian menjadi 24 yang diukur mengguanakan kuisoner
aktivitas kelompok deskriptif dengan studi kasus, sampel Rosenberg self Esteen Scale.
(stimulasi persepsi) pada penelitian 1 responden
di ruangan sub Akut
laku RSKD provinsi
Maluku ;Hani
Tuasikal ,Moomina
Siauta,Selpina
Embuai;2019
9. Analisis tanda dan Penelitian ini dilakukan pada 16 responden Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tanda dan
gejala resiko dengan teknikeccidental sampling. gejala yang sering muncul pada orang dengan resiko
perilaku kekerasan Penelitian ini merupakan penelitian perilaku kekeraan yaitu : mengepalkan tangan,bicara
pada pasien kuantitatif dengan desain penelitian desain kasar,suara tinggi menjerit atau berteriak.
skizofrenia;Eka deskriptif.
Malfasari;Rizka
Febtrina,Dini
Maulinda, Rizka
Amimi;2020
10. Tingkat Desain yang digunakan deskriptif korelasi Hasil penelitian ada hubungan pengetahuan pasien
pengetahuan pasien dengan pendekatan cross sectional. dengan perilaku pasien halusinasi pengelihatan
dalam melakukan Populasi penelitian adalah pasien yang
cara mengontrol mengalami gangguan realita atau
dengan perilaku halusinasi yang berjumlah 50 orang.
pasien halusinasi Teknik pengambilan sampel total sampling
pendengaran ; yaitu sebnayak 50 responden.
Marisca Agustina ;
2017
FORMULIR PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA
RUANG : BANGAU
I. IDENTITAS KLIEN
Inisial : Tn. I (L) Tanggal Pengkajian : 04 November 2021
Umur : 18 Tahun RM No. : 07-79-45
Informan : Pasien
2. Pengobatan sebelumnya?
Berhasil Kurang Berhasil Tidak Berhasil
Penolakan
Tindakan Kriminal
Jelaskan :
1. Pasien mengatakan pernah mengalami gangguan jiwa dimasa lalu pernah dirawat
tahun 2020 dan yang sekarang.
2. Pengobatannya kurang berhasil.
3. Karena pasien jarang minum obat.
4. Pasien menjadi pelaku pada aniaya fisik kepada kakak ipar dan ibunya.
5. Pasien mengatakan pernah memukul ibu dan kakak karena kesal keinginannya
tidak dituruti dan sewaktu remaja pernah dipukul oleh bapaknya.
Masalah Keperawatan :
Resiko Tinggi Perilaku Kekerasan
Ket :
: Laki-laki
: Perempuan
: Menikah
: Keturunan
: Pasien
: Laki-laki meninggal
: Perempuan meninggal
---- : Tinggal dalam satu rumah
Penjelasan :
Klien anak ke-5 dari 5 bersaudara, klien belum menikah tinggal bersama orang tua
nya, dalam pengambilan keputusan, orang tua sering memaksakan kehendak dan klien
merasa tertekan.
Masalah Keperawatan:
Koping keluarga tidak efektif : kompromi
2. Konsep diri
a. Gambaran diri
Klien mengatakan bersyukur dengan dirinya, menyukai hampir seluruh bagian
tubuhnya.
b. Identitas
Klien mengatakan ia belum menikah, jenis kelamin laki-laki, dan usia 21 tahun
tinggal di plaju.
c. Peran
Klien mengatakan peran sebagai anakdan bekerja sebagai kenek
d. Ideal diri
Klien mengatakan jika sudah sembuh ingin pulang ia ingin bekerja kembali
e. Harga diri
Klien mengatakan merasa malu karena tidak diterima lingkungan dan dikucilkan
dalam keluarga.
Masalah keperawatan:
Harga Diri Rendah
3. Hubungan Sosial
a. Orang yang berarti
Klien mengatakan orang terdekatnya Ibu
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok / masyarakat :
Klien mengatakan tidak ikut kegiatan dilingkungan karena sering tidak diajak dan
merasa malu.
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Tidak ada hambatan diri
Masalah Keperawatan :
Tidak ada masalah
4. Spritual
a. Nilai dan keyakinan
Klien mengatakan ia beragama islam
b. Kegiatan ibadah
Klien mengatakan hanya sholat saat magrib dan subuh saja tidak sholat 5 waktu.
Masalah keperawatan :
Distress spritual
VI. STATUS MENTAL
1. Penampilan
Tidak Rapi Penggunaan pakian tidak sesuai
3. Aktivitas Motorik
Lesu Tegang Gelisah Agitasi
4. Alam Perasaan
Sedih Ketakutan Putus asa
Masalah keperawatan :
Tidak Ada Masalah Keperawatan
5. Afek
Datar Tumpul Labil Tdk sesuai
Jelaskan :
Klien tampak raut wajah tegan, tatapan tajam saat menatap ke suatu arah, beralih
keperawat dengan ekspresi biasa.
Masalah Keperawatan :
GSP : Halusinasi penglihatan
6. Interaksi Selama Wawancara
Bermusuhan Tidak kooperatif Tersinggung
Jelaskan : Pada saat di ajak wawancara klien memiliki kontak mata yang baik
dengan pewawancara. sesekali tampak berbicara sendiri
Masalah Keperawatan :
Tidak Ada Masalah Keperawatan
7. Persepsi Halusinasi
Pendengaran Penglihatan Perabaan
Pengecapan Penghindu
Jelaskan: Klien mengatakan sering melihat bayangan hitam dan ular, dan hampir
setiap hari menjelang sore dan malam, selama sekitar 5 menit, klien merasa kesal
dengan yang dirasakannya.
Masalah Keperawatan :
GSP : Halusinasi penglihatan
8. Proses Pikir
Neologisme
Jelaskan : Klien saat interaksi tiba-tiba terdiam dan melihat kearah tertentu, lalu
kembali menjawab pertanyaan.
Masalah Keperawatan :
GSP : Halusinasi penglihatan
9. Isi Pikir
Obsesi Fobia Hipokondria
Masalah Keperawatan:
Tidak Ada Masalah Keperawatan
Jelaskan : Pasien mengatakan dia mengetahui bahwa dia berada di Rumah Sakit Jiwa.
Pasien mengatakan tau jika sedang berbicara dengan suster dan juga mengenal teman
sekamarnya yaitu Tn. S dan Tn. P. Klien mengetahui waktu siang atau malam.
Masalah Keperawatan :
Tidak Ada Masalah Keperawatan
11. Memori
Masalah Keperawatan :
Tidak Ada Masalah Keperawatan
12. Tingkat Konsentrasi dan Berhitung
Jelaskan: Klien dapat memilih tindakan atau kegiatan yang lebih utama. Pasien
mengetahui kalau shalat harus wudhu terlebih dahulu, tahu urutan wudhu tetapi lupa
niat berwudhu.
Masalah Keperawatan :
Tidak Ada Masalah Keperawatan
Jelaskan : Pasien mengatakan menyadari dia sakit dan harus dirawat di Rumah Sakit
sampai sembuh.
Masalah Keperawatan :
Tidak Ada Masalah keperawatan
VII. Kebutuhan Persiapan Pulang
1. Makan
Bantuan minimal Bantuan total
2. BAB/BAK
Bantuan minimal Bantuan total
3. Mandi
Bantuan minimal Bantuan total
Jelaskan :
Pasien mandi dikamar mandi secara mandiri.
Masalah Keperawatan :
Tidak Ada Masalah Keperawatan
4. Berpakaian/berhias
Bantuan minimal Bantuan total
6. Penggunaan Obat
Bantuan minimal Bantuan total
Jelaskan: Pasien mengatakan minum obat secara mandiri dan teratur.
Masalah Keperawatan :
Tidak Ada Masalah Keperawatan
7. Pemeliharaan Kesehatan
Perawatan lanjutan Ya Tidak
Belanja Ya Tidak
Transportasi Ya Tidak
Lain-lain Ya Tidak
Jelaskan : Pasien mengatakan kegiatan diluar rumah yaitu bekerja sebagai bantu
orang naksi mobil.
Masalah Keperawatan :
Tidak Ada Masalah Keperawatan
Lainnya : Lainnya :
Masalah Keperawatan :
Tidak Ada Masalah Keperawatan
IX. Masalah Psikososial dan Lingkungan
Masalah dengan dukungan kelompok, spesifik : Klien ada masalah dengan
dukungan kelompok
Masalah Keperawatan :
Koping Keluarga Tidak Efektif
X. Pengetahuan Kurang Tentang :
Penyakit jiwa System pendukung
Koping Obat-obatan
Lainnya
Jelaskan: Klien mengatakan tidak mengetahui tentang penyakit jiwa yang dideritanya
Masalah Keperawatan :
Kurang pengetahuan tentang penyakit jiwa
Analisa Data
DS :
Resiko perilaku kekerasan
Pasien mengatakan pernah memukul ibu dan kakak karena
kesal keinginan tidak dituruti dan sewaktu remaja pernah
dipukul oleh bapak.
DO :
Klien tampak raut wajah tegang, tatapan tajam
DS : Gsp : Halusinasi
penglihatan
Klien mengatakan sering melihat bayangan hitam danular,
dan hampir setiap hari menjelang sore dan malam, selama
sekitar 5 menit klien merasa kesal dengan yang
dirasakannya.
DS :
Harga diri rendah
Pasien mengatakan pernah dibuli oleh teman, dtolak oleh
masyarakat dan dikucilkan oleh keluarga dan dipukul oleh
orang tua.
DO :
DS :
Regimen terapi inefektif
Pasien mengatakan pernah mengalami gangguan jiwa
dimasa lalu pernah dirawat tahun 2020 dan yang sekarang.
DO :
DO :
DS :
Distress Spritual
Klien mengatakan hanya sholat magrib dan subuh saja
DO :
Klien tampak malas beribadah
DS :
Kurang pengetahuan
Klien mengatakan tidak mengetahui tentang penyakit jiwa
tentang penyakit jiwa
yang dideritanya
DO :
Klien tidak tau tentang penyakitnya
Nama : Tn. I
Umur : 18 Tahun
Pertemuan : ke-1
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Data Subjektif :
Klien mengatakan ini yang ke dua kalinya dibawa ke RS Ernaldi Bahar
Klien mengatakan sering melihat bayangan hitam
Data Objektif :
2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi Penglihatan
3. Tujuan Tindakan
Klien mampu melakukan bina hubungan saling percaya
Klien mampu mengidentifikasi isi, jenis halusinasi, situasi munculnya
halusinasi dan frekuensi munculnya halusinasi
Klien mampu mengontrol halusinasi dengan cara menghardik
4. Intervensi Keperawatan
Lakukan bina saling percaya dengan pasien
Identifikasi Halusinasi (Isi,jenis halusinasi, dan situasi muncul
halusinasi)
Latih mengontrol halusinasi dengan cara menghardik
B. Strategi Pelaksanaan
1. Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik
“Assalamualaikum pak, perkenalkan saya mahasiswa keperawatan Ikest
Muhammadiyah Palembang”, nama saya indah ayu hoca , saya biasa di
panggil indah. Disini saya akan merawat bapak selama 2 minggu
kedepan. Nama bapak siapa ? senang dipanggil apa?
b. Evaluasi atau Validasi
Apa benar ini dengan bapak I ? Bagaimana perasaan bapak hari ini ?
Apa keluhan bapak I saat ini ? bagaimana kalau kita bercakap-cakap
tentang bayangan yang selama ini bapak lihat.
c. Kontrak
2. Fase Kerja
“Apakah bapak melihat bayangan yang tanpa ada wujudnya ? apa
yang dilakukan itu ? apakah terus-menerus terlihat atau sewaktu-
waktu ? Kapan paling sering melihat bayangan itu ? Berapa kali sehari
bapak melihat bayangan itu ? apakah pada waktu sendiri bapak
melihat bayangan itu ? apa yang bapak rasakan pada saat melihat
bayangan itu ? Apa yang bapak lakukan saat melihat bayangan itu
? apakah dengan cara itu bayangan itu hilang ? bagaimana kalau kita
belajar cara untuk mencegah bayangan itu muncul ? Ada empat cara
untuk mencegah bayangan-bayangan itu muncul. Pertama dengan
menghardik bayangan tersebut, kedua dengan cara minum obat
secara teratur, ketiga dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain,
dan yang keempat dengan cara melakukan kegiatan yang sudah
terjadwal. Bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu, yaitu dengan
menghardik. Begini caranya saat bayangan itu muncul bapak
langsung bilang “Pergi saya tidak mau melihat, kamu itu bayangan
palsu” Begitu diulang-ulang sampai bayangan itu tidak terlihat lagi.
Coba bapak peragakan, nah bagus !coba lagi, ya bagus bapak sudah
bisa.
3. Fase Terminasi
Nama : Tn. I
No.RM : 07-79-45
Ruangan : Bangau
Tanggal Diagnosa Implementasi Evaluasi
/jam
05 November Gangguan - Membina S:
2021 persepsi hubungan saling - Klien mengatakan nama nya I
sensori : percaya dengan - Klien mengatakan sering
15:00 WIB Halusinasi
pasien melihat banyangan hitam
Penglihatan
- Mengidentifikasi - klien mengatakan mau
Halusinasi mencoba melakukan cara
(Isi,jenis menghardik
halusinasi, dan
situasi muncul O:
halusinasi) - Keadaan umum baik
- Melatih - klien tampak sesekali berbicara
mengontrol sendiri
halusinasi - Klien tampak melakukan cara
dengan cara menghardik
menghardik - TTV
TD : 114/75 mmHg
T : 36,5 °C
N : 90 x/menit
RR : 18 x/menit
A:
- Gangguan persepsi sensori :
Halusinasi Penglihatan
P: Intervensi dilanjutkan
Perawat :Lanjutkan SP 2 minum
obat yang benar
Klien :Anjurkan pasien untuk
melatih cara yang sudah
diajarkan
STRATEGI PELAKSANAAN II
Nama : Tn. I
Umur : 18 Tahun
Pertemuan : ke-2
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Data Subjektif :
Data Objektif:
3. Tujuan
2. Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik
“Assalamualaikum pak, selamat siang pak, Masih ingat dengan saya kan?
coba siapa? iya benar sekali.
2. Fase Kerja
Nama : Tn. I
No.RM : 07-79-45
Ruangan : Bangau
O:
- Keadaan umum baik
- klien tampak mengerti cara
minum obat
- klien mampu menyebutkan
warna, dan aturan pakai obat
- TTV
TD : 120/75 mmHg
T : 36,5 °C
N : 92 x/menit
RR : 18 x/menit
A:
- GSP : Halusinasi Penglihatan
P: Intervensi dilanjutkan
Pasien : Lanjutkan SP 3 bercakap-
cakap
Klien :Anjurkan pasien untuk
melatih kembali cara 1
menghardik dan cara 2
minum obat benar
Nama : Tn. I
Usia : 18 Tahun
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Data Subjektif :
Data Objektif
1. Fase Orientasi
a. Salam
Baiklah seperti janji kita kemarin hari ini kita akan latih cara
ketiga untuk mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-
cakap dengan orang lain. Bapak ingin berbincang - bincang
dimana? Baiklah disini saja ya. Berapa lama mau
berbincang-bincang? Bagaimana kalau 15 menit? Tujuan
kita hari ini berlatih bercakap-cakap untuk menghilangkan
halusinasi bapak.
2. Fase Kerja
Baik bapak cara ketiga untuk mengontrol halusinasi yang lain
adalah bercakap-cakap dengan orang lain, jadi kalau bapak
melihat bayangan itu lagi langsung saja cari teman untuk di ajak
bicara. Minta teman untuk mengbrol dengan bapak, contohnya
begini “tolong saya mulai melihat bayangan hitam ayo mengbrol
dengan saya” begitu ya pak. Coba praktekan bagus sekali pak,
begitu suster tidak ada, bapak bisa melakukannya sendiri. Jadi
itu tadi cara bercakap-cakap dengan orang lain ya pak.
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi Subjektif
b. Evaluasi Objektif
Baiklah bapak masih ingat tidak kita tadi latihan dan belajar
apa? Coba bapak sebutkan? Bagus sekali, bapak masih
mengingatnya, jadi ada berapa cara mengntrol halusinasi
pak?
c. Rencana tindak lanjut
Nama : Tn. I
No RM : 07-79-45
Ruangan : Bangau
Nama : Tn. I
Usia : 18 Tahun
A. ProsesKeperawatan
1. Kondisi Klien
Data subjectif :
2. Diagnosa
Keperawatan
Gangguan persepsi sensori :Halusinasi penglihatan
3. Tujuan
Klien mampu mengontrol halusinasi dengan cara aktifitas terjadwal
4. Intervensi Keperawatan
Ajarkan klien membuat aktivitas terjadwal
B. Strategi Pelaksanaan
1. Fase Orientasi
2. Fase Kerja
“ Baiklah bapak mari kita buat jadwal kegiatan nya, bapak bagun
tidur jam berapa? Oo jam 05:00 jadi mari kita membuat jadwal
harian bapak mulai dari jam 05:00 pagi ya, jam 05:00 bapak bagun
tidur dan rapikan tempat tidur, 05:15 sholat subuh, 05:30 melatih
cara menghardik, 06 : 15 mandi, 06:30 sarapan pagi, 07:00 minum
obat, jam 07:30 bercakap-cakap dengan teman, jam 08:00 senam
pagi, 09:00 melatih cara menghardik, jam 10:00 makan snack,
10:20 berbincang-bincang dengan teman, 11:30 makan siang,
12:00 sholat zuhur, 12:30 tidur siang, 15:00 makan snack, 15:15
sholat ashar, 15:30 latihan cara menghardik, 16:00 berbincang-
bincang dengan teman, 17:00 mandi sore, 17:30 makan sore,
18:15 sholat magrib, 19:00 minum obat, 19:30 sholat isya, 20:00
istirahat tidur malam. Nah jadwalnya sudah kita buat nanti bapak
bisa ikuti jadwalnya ya pak. Tujuannya agar bapak dapat
mengalihkan penglihatan yang bapak dilihat. “
3. Fase Terminasi
“Bagaimana perasaan setelah kita membuat jadwal kegiatan?”
Bagus!! Jika bayangannya muncul kembali silakan bapak
mengontrol halusinasi dengan cara yang sudah diajarkan dan jangan
lupa ikuti kegiatan yang terjadwal sudah kita buat tadi ya pak. Jadi
besok ketemu suster lagi nati kita evaluasi cara yang sudah kita
pelajari dan praktekan untuk mengontrol halusinasi agar cepat
sembuh dan bayangannya hilang” baiklah kalau begitu suster
permisi dulu.
CATATAN PERKEMBANGAN
PEMBAHASAN
A. PENGKAJIAN
Pengkajian adalah tahap dan dasar utama dari proses keperawatan dan
merupakan suatu proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai
sumber untuk mengevaluasi dan mengindentifikasi status kesehatan klien (Muhith,
2015a, p. 4). Data yang dikumpulkan pada saat melakukan pengkajian proses 2000
jiwa meliputi aspek identitas klien, alasan masuk, faktor predisposisi, fisik,
psikososial, lingkungan, pengetahuan, sosial, spiritual dan aspek medik. Dalam
pengumpulan data penulis menggunakan metode wawancara dengan Tn. I.
observasi secara langsung terhadap kemampuan dari perilaku Tn. I. Selain itu
keluarga juga berperan sebagai sumber data yang mendukung dalam memberikan
asuhan di Tn. I. Namun, saat pengkajian dilakukan tidak ada anggota keluarga Tn.I
yang datang menjenguk sehingga, penulis tidak memperoleh informasi dari pihak
keluarga.
Menurut Yusuf, Fitryasari and Nihayati, (2015, pp. 122-123) faktor
predisposisi pada klien dengan gangguan halusinasi dapat muncul dari berbagai
faktor seperti faktor perkembangan atau adanya hambatan perkembangan yang
mengganggu hubungan interpersonal, faktor sosial budaya yang membuat merasa
disingkirkan, faktor psikologis seperti adanya hubungan interpersonal yang tidak
harmonis, faktor biologi seperti adanya kelainan struktur otak yang abnormal, dan
faktor genetik. Hal ini sesuai dengan yang dialami oleh Tn.I karena ibunya
mengalami gangguan pendengaran sejak usianya masih remaja. Kondisi tersebut
didukung dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Wahyuningsih (2015, p. 7)
bahwa sebagian besar (54,2%) responden yang mengalami gangguan jiwa memiliki
riwayat keturunan gangguan jiwa. Namun Tn. I tidak memiliki masalah dengan
lingkungan sekitar ia tinggal.
Tanda dan gejala halusinasi ialah mudah tersinggung, apatis atau menarik
diri, tampak gelisah, perubahan perilaku dan pola komunikasi yang kadang berhenti
bicara seolah-olah melihat sesuatu, menggerakkan bibirnya tanpa mengeluarkan
suara, tertawa tidak sesuai, gerakan mata yang cepat, kadang tampak ketakutan,
respon- respon yang tidak sesuai, mengeluh ceman dan khawatir, mengungkapkan
adanya halusinasi. Gejala-gejala tersebut beberapa juga dialami oleh Tn.I seperti
tampak gelisah, pola komunikasi Tn. I yang terkadang berhenti seolah-olah
mendengar sesuatu, terkadang Tn. I tampak ketakutan, Tn. I mengeluh cemas dan
khawatir, serta Tn. I mengeluh melihat bayangan hitam dan ular yang tidak jelas.
Dari pengkajian pada Tn. I didapatkan data mengenai jenis dan isi halusinasi, waktu,
frekuensi dan situasi yang menyebabkan halusinasi, serta respon klien terhadap
halusinasinya. Dalam pengkajian pola fungsional difokuskan pada pola persepsi
pada Tn. I didapatkan data bahwa Tn. I mengalami halusinasi pengelihatan. Tn. I
melihat bayangan hitam dan tampak seperti ular, yang sering membuat Tn. I kesal
dan marah saat melihat bayangan tersebut. Tn. D mendengar suara bisikan saat
sedang sendirian.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
D. Implementasi keperawatan
E. EVALUASI KEPERAWATAN
Berdasarkan evaluasi yang dilakukan pada 05 November 2021 penulis
melakukan strategi pelaksaaan 1 yang dimana hasil evaluasi klien terlihat dari hasil
pengkajian klien tampak sesekali berbicara sendiri serta klien sudah dapat
melakukan cara mengontrol halusinasi dengan cara menghardik menutup telingan
dan bilang “ pergi-pergi kamu suara palsu , saya tidak mau dengar.” Tn, I dilatih
untuk mengikuti cara mengontrol halusinasi dengan cara menghardik. Kemudian
memberikan Rainformencent positif apabila Tn,I mampu atau berhasil
memperagakan cara menghardik halusinasi yang telah diajarkan. Rencana tindak
lanjut untuk klien yaitu mengajarkan kembali kepada klien untuk melatih kembali
cara menghardik yang telah diajarkan selanjutnya mengajarkan klien untuk
mengontrol halusinasi dengan cara kedua. Menurut penelitian (Zelika & Dermawan,
2015) bahwa bina hubungan saling percaya untuk menentukan keberhasilan
rencana selanjutnya. Membantu pasien mengenal halusinasi (isi, waktu terjadinya,
frekuensi, situasi pencetus, perasaan saat terjadinya halusinasi) dan menjelaskan
cara-cara mengontrol halusinasi yang bertujuan untuk menentukan tindakan yang
tepat atas halusinasinya.
Pada 06 November 2021 penulis mengevalusi jadwal kegiatan harian Tn,I
tentang pentingnya minum obat secara teratur. Setelah diulas kembali Tn,I mampu
menjelaskan prinsip 6 benar minum obat dan menjelaskan kembali pentingnya
minum obat dan akibat jika putus obat. Untuk rencana tindak lanjut mengajarkan
pasien untuk memasukkan ke jadwal kegiatan harian dan latih mengontrol halusinasi
yang sudah diajarkan sebelumnya serta menganjurkan pasien untuk mengingat
kembali yang telah diajarkan. Menurut penelitian (Fitriana, 2019) mengemukakan
bahwa klien mampu minum obat secara teratur efektif dilakukan dalam mengontrol
halusinasi.
Pada tanggal 07 November 2021 bahwa klien telah dapat mengontrol
halusinasi dengan menghardik dan minum obat dengan benar. Klien mengatakan
sudah mengerti cara mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap dengan orang
lain. Lalu klien juga bisa dan mampu melakukan SP yang telah diajarkan dengan
benar. Klien mampu mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap dengan orang
lain Perencanaan tindakan adalah melanjutkan intervensi dengan melakukan latihan
cara mengontrol halusinasi dengan minum obat dan bercakap-cakap dengan orang
lain kemudian memasukkanya kedalam jadwal kegiatan klien. Penelitian (Fresa et
al., 2015) Mengemukakan bahwa pasien yang setelah dilakukan terapi bercakap-
cakap mulai mampu mengontrol halusinasinya.
Pada tanggal 08 November 2021 bahwa didapatkan klien mengatakan masih
mengingat SP yang pernah diajarkan penulis yaitu menghardik, minum obat dengan
benar dan bercakap-cakap dengan orang lain. Klien mengatakan kegiatan yang
dapat dilakukannya yaitu makan, tidur, sholat, mandi, olahraga, merapikan tempat
tidur, menonton. Klien dapat menyebutkan cara mengontrol halusinasi yang pernah
diajarkan. Klien memasukkan kegiatan yang bisa dilakukannya ke jadwal kegiatan
harian. Perencanaan tindakan keperawatan adalah mengevaluasi kembali kegiatan
yang telah diajarkan dan melatih SP yang telah diajarkan yaitu menghardik, minum
obat dengan benar, bercakap-cakap dengan orang lain dan mencatat kegiatan
terjadwal. Menurut penelitian (Zelika & Dermawan, 2015) bahwa penelitian pasien
mengontrol halusinasi dengan cara ketiga yaitu melaksanakan aktivitas terjadwal.
Tujuannya adalah partisipasi pasien dalam kegiatan membantu pasien beraktivitas
agar halusinasi tidak dapat muncul.
DAFTAR PUSTAKA
Prim, Riska,2020. Analisis tanda dan genjala resiko perilaku kekerasan pada pasien
skizofrenia. Diakses 11januari2021:20.50WIB.
Candra, I. W., Harini, I. G. A., & Sumirta, I. N. (2017). Psikologi Landasan Keilmuan
Praktik Keperawatan Jiwa. Andi.
Wutawarman, Nugraheni, E. P., Putri, A., & Febrianti, T. (2019). Psikologi Konseling.
Prenadamedia.
Samal, M Haxi.2018. Pengaruh han tan pada klien halusinasi terhadap kemampuan
kilen mengontrol halusinasi di RSKD provinsi Sulawesi selatan. Diakses
11januari2021: 21.10 WIB
Jiwa. Trans Info Medika. Wuryaningsih, E. W., Windarwati, H. D., Dewi, E. I.,
Deviantony, F., & Hadi, E. (2018). Keperawatan Kesehatan Jiwa 1. UPT Percetakan
dan
Yusuf, A. (2015) Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: Salemba Medika.