Anda di halaman 1dari 7

CKU@VKN UGNDKLWCWKN FGVRMLKN AKCKN NKIKR TMDKO GIGOTMI

Disusun oleh:

Moh Nurkhamim

A32020257

Reguler B15

SEKOLAH TlNGGl lLMU KESEHATAN MUHAMMDlYAH

GOMBONG TAHUN AlARAN 2020/2021


A. Pengertian
Bersihan jalan nafas tidak efektif adalah ketidakmampuan
membersihkan sekret atau obstruksi jalan napas untuk mempertahankan
jalan napas yang paten (PPNI, 2017).
Ketidakefektifan bersihan jalan napas adalah ketidakmampuan
membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk
mempertahankan jalan napas (NANDA, 2018).
Bersihan jalan nafas tidak efektif merupakan suatu keadaan ketika
seorang individu mengalami suatu ancaman yang nyata atau potensial pada
status pernafasan sehubungan dengan ketidakmampuan untuk batuk secara
efektif (Capenito, 2013).
Kesimpulannya bersihan jalan napas tidak efektif adalah suatu
keadaan seserang mengalami ketidakmampuan membersihkan secret atau
obstruksi jalan napas untuk mempertahankan jalan napas yang paten.
Effusi pleura adalah suatu keadaan dimana terdapat penumpukan
cairan dalam rongga pleura berupa transudate dan eksudat yang
diakibatkan terjadinya ketidakseimbangan antara produksi dan absorbs
dikapiler dan pleura viseralis (Muttaqin, 2014).
Efusi pleura merupakan suatu keadaan dimana terjadi akumulasi
cairan pleura yang abnormal dalam rongga pleura akibat transudasi atau
eksudasi yang berlebihan (Medical Science, Nusantara Medical Science
Jurnal, 2018).
Efusi pleura adalah pengumpulan cairan dalam ruang pleura yang
terletak antara permukaan visceral dan parietal, proses penyakit primer
jarang terjadi tetapi biasanya merupakan penyakit sekunder terhadap
penyakit lain (Huda, 2015).
Kesimpulan.effusi pleura adalah keadaan dimana terdapat
penumpukan cairan dalam rongga pleura baik berupa transudate atau
eksudat.

B. Batasan Karakteristik
1. Gejala dan Tanda Mayor
a. Subjektif: -
b. Objektif:
1) Batuk tidak efektif
2) Tidak mampu batuk
3) Sputum berlebih
4) Mengi, wheezing, dan atau ronkhi kering
5) Mekonium di jalan napas (pada neonataus)
2. Gejala dan Tanda Minor
a. Subjektif
1) Dispnea
2) Sulit bicara
3) Ortopnea
b. Objektif
1) Gelisah
2) Sianosis
3) Bunyi napas menurun
4) Frekuensi napas berubah
5) Pola napas berubah

Tanda dan Gejala


1. Dada sakit
2. Kesulitan bernafas (dyspnea)
3. Turunnya suara pernafasan pada auskultasi

4. Demam karena infeksi


5. Denyut jantung dan respirasi berubah; tekanan darah turun
6. Saturasi oksigen rendah (Mary DiGiolio, 2014).

C. Faktor yang berhubungan


1. Fisiologis
a. Spasme jalan napas
b. Hipersekresi jalan napas
c. Disfungsi neuromuskuler
d. Benda asing dalam jalan napas
e. Adanya jalan napas buatan
f. Sekresi yang tertahan
g. Hiperplasia dinding jalan napas
h. Proses infeksi
i. Respom alergi
j. Efek agen farmakologis (mis.anastesi)

2. Situasional
a. Merokok aktif
b. Merokok pasif
c. Terpajan polutan

Effusi pleura adalah akumulasi cairan pleura akibat peningkatan kecepatan


produksi cairan, penurunan kecepatan pengeluaran cairan atau keduanya, ini
disebabkan oleh satu dari lima mekanisme berikut, (Morton, 2012) :
1. Peningkatan tekanan pada kapiler subpleura atau limfatik
2. Peningkatan permeabilitas kapiler
3. Penurunan tekanan osmotic koloid darah
4. Peningkatan tekanan negative intrapleura
5. Kerusakan drainase limfatik ruang pleura
Penyebab effusi pleura secara umum :

1. Infeksi
a. Tuberculosis
b. Pneumonitis
c. Abses paru
d. Periorasi esophagus
e. Abses sufrenik
2. Non infeksi
a. Karsinoma paru
b. Karsinoma pleura;primer, sekunder
c. Karsinoma mediastinum
d. Tumor ovarium
e. Bendungan jantunng;gagal jantung, pericarditis konstriktiva
f. Gagal hati
g. Gagal ginjal
h. Hipotiroidisme
i. Emboli paru

D. Patofisiologi
Didalam rongga pleura terdapat kurang lebih 5 ML cairan yang
cukup untuk membasahi seluruh permukaan pleura viseralis dan parietalis.
Cairan ini dihasilkan oleh kapiler pleura parietalis karena adanya tekanan
hidrostatik, tekanan koloid dan daya tarik elastis. Sebagian cairan ini
diserap kembali oleh kapiler paru dan pleura viseralis, sebagian kecil
lainnya (1020%) mengalir kedalam pembuluh limfe sehingga posisi cairan
disini mencapai 1 L sehari.
Terkumpulnya cairan di rongga pleura di sebut efusi pleura, ini
terjadi bila keseimbangan antar produksi dan abrsorbsi terganggu misalnya
pada hyperemia akibat inflamasi, perubahan tekanan osmotik, peningkatan
tekanan vena (gagal jantung). Berdasarkan kejadiannya efusi di bedakan
menjadi transudat dan eksudat pleura. Transudat biasanya terjadi pada
gagal jantung karena bendungan vena disertai peningkatan tekanan
hidrostatik dan sirosis hepatik karena tekanan osmotik koloid yang

menurun. Eksudat dapat di sebabkan oleh keganasan atau infeksi. Cairan


keluar langsung dari kapiler sehingga kaya akan protein dan berat jenisnya
tinggi. Cairan ini juga mengandung banyak sel darah putih. Sebaliknya
transudat kadar proteinnya rendah sekali atau nihil sehingga berat jenisnya
rendah (Smeltzr & Bare, 2012. Hal. 199).
E. Pathway

F. Fokus Pengkajian
1. Riwayat Penyakit sekarang:
2. Riwayat Penyakit dahulu
3. Riwayat penyakit keluarga
4. Pola bernafas
5. Pola makan dan minum
6. Pola bekerja
7. Pemeriksaan fisik: mulut, hidung, dada, leher, ekstremitas, perut
8. Pemeriksaan penunjang : pemeriksaan lab, rontgen, PA

G. Fokus Intervensi Keperawatan


Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam diharapkan
bersihan jalan napas (L.01001) meningkat dengan kriteria hasil:
1. Batuk efektif
2. Mengi
3. Wheezing
4. Dyspnea
5. Sianosis
6. Frekuensi napas
7. Pola napas
Intervensi Keperawatan:
Manajemen jalan napas (I.01011)
1. Monitor pola napas (frekuensi, kedalaman, usaha napas)
Rasional: untuk mengetahui keefektifan napas
2. Monitor bunyi napas
Rasional: untuk mengetahui adanya suara nafas tambahan atau
tidak
3. Monitor sputum
Rasional: mengetahui jumlah, warna, aroma
4. Posisikan semi-fowler atau fowler
Rasional: membuka/melebarkan jalan
nafas
5. Beri minum hangat
Rasional: untuk membantu mencairkan sekret
6. Lakukan fisioterapi dada, jika perlu
Rasional: membantu mengeluarkan secret yang tertahan
7. Berikan osigen, jika perlu
Rasional: menambah oksigen yang masuk dalam tubuh
8. Lakukan penghisapan lender kurang dari 15 detik
Rasional: membersihkan jalan napas
9. Ajarkan tehnik batuk efektif
Rasional: batuk efektif dapat membantu mengeluarkan sekret
10. Kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran, mukolitik, jika
diperlukan
Rasional: untuk bekerjasama dengan tenaga kesehatan lain.
Daftar Pustaka

Amin, Huda. (2015).Konsep Teori Efusi Pleura. Universitas Airlangga :


Surabaya.

Carpenito, L. J. (2013). Buku Saku Diagnosis keperawatan. Edisi l3. Jakarta :


EGC

Medical Science Journal. Identification Of Micobacterium Tuberculosis By


Polimarase Chain Reaction (PCR) Terst and Its Relationship to
MGG Staining Of Pleural Fluid in Patient With Suspected
Tuberculosis Pleural Effusion. Nusantara Medical Science. 2018 :
21

Muttaqin, A. (2014). Buku Ajar Keperawatan Dengan Gangguan Sistem


Pernafasan.Jakarta:Salemba Medika.

NANDA. (2018). Diagnosis Keperawatan Definisi & Klasifikasi 20l8-2020 Edisi


ll editor T Heather Herdman, Shigemi Kamitsuru. Jakarta: EGC.

PPNI.(2017).Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator


Diagnostik, Edisi l, Cetakan III.Jakarta: DPP PPNI.

PPNI.(2018).Standar Interνensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan


Keperawatan, Edisi l, Cetakan II. Jakarta: DPP PPNI.

PPNI.(2019).Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil


Keperawatan, Edisi l, Cetakan II. Jakarta: DPP PPNI.

Smetlzher, C. Suzanne. (2012). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 12.
Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai