Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

KARAKTER PRILAKU JUJUR

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan karakter
Dosen Pengampu : Susilawati,S.Kep.,M.Kep

Disusun Oleh Kelompok 4 :

Agis Trianti 32722001D21007


Aliffa Nurul H. 32722001D21011
Bagus Fajar R 32722001D21021
Inggrit Aulia H. 32722001D21041
Nazla Firni H. 32722001D21069
Pramudita Noval P. 32722001D21075

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUKABUMI
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kami kemudahan sehingga dapat
menyelesaikan makalah ini. Tanpa pertolongan-Nya mungkin kami tidak akan sanggup
menyelesaikannya dengan baik. Shalawat dan salam semoga terlimpah curahkan kepada
baginda tercinta yakni Nabi Muhammad SAW.
Makalah ini memuat tentang “Karakter Prilaku Jujur ”. Yang kami sajikan dari
berbagai sumber, dalam penyusunan makalah ini kami menyadari pengetahuan dan
pengalaman kami masih sangat terbatas. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan adanya
kritik dan saran agar makalah ini lebih baik dan bermanfaat, terima kasih.

Sukabumi, 8 November 2022

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...............................................…. i


DAFTAR ISI .............................................................…. ii
BAB I PENDAHULUAN ..........................................…. 4
A. Latar Belakang .......................................................…. 4
B. Rumusan Masalah ..................................................…. 4
C. Tujuan Penulisan ...................................................…. 4
D. Manfaat Penulisan .................................................…. 4
BAB II PEMBAHASAN ...........................................…. 6
A. Butir – butir Kejujuran ..........................................…. 6
B. Jujur dalam Kegiatan Akademik dan Non Akademik 7
BAB III PENUTUP ...................................................… 12
A. Kesimpulan ............................................................… 12
B. Saran ......................................................................… 12
DAFTAR PUSTAKA ................................................… 13

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Apa itu jujur? Jujur merupakan suatu perilaku yang mencerminkan adanya
kesesuaian antarahati, perkataan dan perbuatan. Apa yang di niatkan dalam hati, di
ucapkan oleh lisan atau mulutkita dan di gambarkan dalam perbuatan, yang
sesungguhnya terjadi dan sebenar-benar nya, itulahyang di namakan jujur. Jujur
harus di miliki oleh setiap manusia, karena sifat dan sikap ini merupakan
prinsip dasar dari cerminan akhlak seseorang. Jujur juga dapat menjadi cerminan
darikepribadian seseorang dan bahkan kepribadian bangsa. Oleh sebab
itulahkejujuran mempunyainilai tinggi dalam kehidupan manusia.Dalam bahasa
Arab, jujur merupakan terjemahan dari kata shidiq yang artinya benar,
dapatdipercaya. Dengan kata lain, jujur adalah perkataan dan perbuatan sesuai
dengan kebenaran.Jujur merupakan induk dari sifat-sifat terpuji (mahmudah).
Jujur juga disebut dengan benar atausesuai dengan kenyataan. Namun, menurut
(Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.KamusBesar Bahasa Indonesia.Jakarta.
Balai Pustaka.1991), Kejujuran berasal dari kata” jujur” yangmendapat imbuhan
ke-an, yang artinya “lurus hati, tidak berbohong, tidak curang, tulus
atauikhlas.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, rumusan masalah dalam makalah ini adalah
"Karakter Prilaku jujur?’.

C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui Karakter Prilaku Jujur.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui butir – butir kejujuran.
b. Untuk mengetahui Jujur dalam Kegiatan Akademik.
c. Untuk mengetahui Jujur dalam Kegiatan Non Akademik.

D. Manfaat Penulisan
1. Bagi Institusi Pendidikan
Dengan makalah ini institusi pendidikan berhasil menjadikan mahasiswa lebih
mandiri dalam membuat suatu karya tulis dan menambah wawasan mereka untuk
pengetahuannya.

4
2. Bagi Mahasiswa
Dengan adanya makalah ini, dapat menambah ilmu pengetahuan dan wawasan
mahasiswa tentang “Karakter Prilaku Jujur ”. Serta dapat memandirikan mahasiswa
dalam mempelajari mengenai Pendidikan Karakter.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Butir-butir Kejujuran
Sifat jujur atau benar dapat membentuk hubungan yang sehat di antara sesama
karyawan, karyawan dan majikan dan sesama pelanggan atau permainan kata-kata
orang yang baris di dalam pekerjaan tersebut. Sifat jujur dan benar dapat membendung
segala perasaan kecurigaan dan tipu daya atau permainan kata kata dusta. Kejujuran di
dalam pekerjaan sangat tekankan pada Etika Profesi, Butir Butir Kejujuran Kejujuran
adalah mengatakan benar.

Kejujuran adalah kesadaran akan apa yang benar dan sesuai dengan perannya,
tindakannya, dan efek samping. Dengan ada kejujuran tidak ada kemunafikan atau
kepalsuan yang menciptakan kebingungan dan ketidak percayaan dalam pikiran dan
hidup orang lain.Kejujuran membuat integritas dalam hidup, karena apa yang ada di
dalam dan di luar diri adalah cerminan.dll jiwa.Kejujuran untuk digunakan pada apa
yang kamu percaya.
Ada hubungan yang dalam antara kejujuran dan persahabatan.
• Ketamakan kadang ada pada akar ketidak jujuran.
• Orang yang jujur selamat bahwa kita semua saling berhubungan. Menjadi jujur pada
diri dan dalam menghadapi tugas, akan mendapatkan kepercayaan diri dan mengilhami
orang lain.

Kedisiplinan Masykur Arif Rahman (2011: 64) mengatakan bahwa disiplin


berasal dari bahasa Inggris "disiplin" yang mengandung beberapa arti. Diantaranya
adalah pengendalian diri, membentuk karakter yang bermoral, memperbaiki dengan
sanksi, serta kumpulan beberapa tata tertib untuk pembantuan tingkah laku. Disiplin
juga merupakan upaya untuk membentuk tingkah laku sesuai dengan yang sudah
ditetapkan untuk mencapai sesuatu yang lebih baik dan diharapkan. Terkait itu, sekolah
yang punya tata tertib jelas berangkat mendisiplinkan guru dan murid untuk mencapai
tingkat tertinggi dalam prestasi belajar mengajar (Masykur Arif Rahman ,2011 :66)

B. Jujur Dalam Kegiatan Akademik Dan Kegiatan Non-Akademik


A. Jujur Dalam Kegiatan Akademik
Sekolah merupakan suatu wadah untuk menciptakan sosok manusia yang
berpendidikan tanpa melihat latar belakang siswa yang terlibat di dalamnya, baik
dari segi budaya, social maupun ekonomi. Sekolah menjadi suatu organisasi yang
dirancang untuk dapat memberikan kontribusi dalam upaya peningkatan kualitas
hidup masyarakat luas. Keharusan sekolah untuk menumbuhkan dan
mengembangkan budaya yang kondusif bagi peningkatan efektivitas sekolah pada

6
umumnya dan efektivitas pembelajaran pada khususnya, yang berpusat pada
pengembangan peserta didik, lingkungan belajar yang kondusif, penekanan pada
pembelajaran.
Relasi pendidikan antara pendidik dengan anak didik merupakan hubungan yang
membantu karena selalu diupayakan agar ada motivasi pendidik untuk
mengembangkan potensi anak didik dan membantu anak didik untuk memecahkan
masalahnya. Di keluarga, relasi antara orang tua dengan anak-anak merupakan
relasi yang membantu. Karena itu orang tua harus dengan sadar untuk
mengembangkan potensi anak. Cara utama adalah orang tua menciptakan situasi
rumah yang kondusif untuk berkembang, belajar, berinisiatif, berkreatif dan
sebagainya. Dunia pendidikan kita menghadapi berbagai masalah yang sangat
kompleks yang perlu diperhatikan. Salah satu masalah tersebut adalah menurunnya
tata karma kehidupan sosial dan etika moral dalam praktek kehidupan sekolah yang
mengakibatkan sejumlah tanggapan negative yang amat merisaukan masyarakat.
Dalam hal ini sangat berhubungan dengan iklim sekolah jikalau hubungan sosial
disekolah kurang baik maka tidak ada saling hormat kepada kepala sekolah dengan
guru, guru dengan pengawai sekolah, guru dengan murid, murid dengan murid
lainnya, kurang disiplin, kurang sopan berpakaian, kurang disiplin menggunakan
waktu dan tidak mengindahkan peraturan yang sudah dibuat. Kurang memelihara
keindahan dan kebersihan lingkungan sekolah baik itu ruangan kelas siswa,
maupun ruangan lainnya, perkelahian antar pelajar dan menggunakan obat
terlarang. Jikalau iklim sekolah kurang diperhatikan maka sangat mempengaruhi
hasil akademik siswa terutama nilai prestasi yang diterima akan tidak jujur,
kurangnya disiplin sekolah sehingga Siswa yang berhasil melalui cara-cara yang
tidak jujur dengan cara menyontek karya orang atau plagiasi hasil karya
akademiknya, akan senantiasa dirasakan dalam bentuk tidak cakapan
(incompetency) dalam dunia kerja atau dalam praktek-praktek lainnya dalam
kehidupannya kelak. Dengan kata lain bisa jadi ia berhasil dalam nilai yang bagus,
namun tidak akan mendapat tempat dalam kapasitas hidupnya dimata orang lain,
lebih-lebih dalam dunia kerja. Sebab nilai yang diperoleh adalah palsu.
Nilai kejujuran merupakan nilai yang paling mendasar dalam lingkungan sekolah,
baik kejujuran pada diri sendiri maupun kejujuran kepada orang lain. nilai
kejujuran tidak terbatas pada kebenaran dalam melakukan pekerjaan atau tugas
tetapi mencakup cara terbaik dalam membentuk pribadi yang obyektif. tanpa
kejujuran, kepercayaan tidak akan diperoleh. oleh karena itu budaya jujur dalam
setiap situasi di mana pun kita berada harus senantiasa dipertahankan. Jujur dalam
memberikan penilaian pada siswa, jujur dalam mengelola keuangan, jujur dalam
penggunaan waktu serta konsisten pada tugas dan tanggung jawab merupakan
pribadi yang kuat dalam menciptakan budaya sekolah yang baik. suasana yang baik
sangat mendukung terciptanya sekolah yang bermutu. Walaupun sarana prasarana
lengkap dengan adanya guru yang profesional jika suasana sekolah kurang baik
maka sulit sekali sebuah lembaga sekolahan tersebut menciptakan kejujuran
akademik siswa.
Faktor dari masalah dalam iklim sekolah ini adalah kurangnya kerja sama antar
kepala sekolah dengan guru, guru dengan guru, dan guru dengan murid. Dalam
membangun iklim sekolah yang baik, Jika tidak ada saling kerja sama,
keterbukaan, kurang harmonis dan kurang komunikasi yang baik maka budaya

7
iklim sekolah tersebut tidak akan terwujud, namun sekolah tersebut menjadi kacau,
tidak teratur, siswa tidak berkembang dan nama baik sekolah tersebut menjadi
tidak baik. Selain masalah kurangnya interaksi antar kepala sekolah dengan guru,
dapat kita lihat masalah yang timbul di dalam sekolah kurangnya profesional guru
dalam membimbing anak baik itu dalam akademik maupun non akademik,
kebanyakan wali kelas sibuk dengan pekerjaannya sendiri sehingga anak siswa
tersebut tidak teratur dan tidak disiplin, berpakaian yang tidak rapi, tidak memiliki
sopan santun, berantam, dan sering cabut dan masalah itu diserahkan begitu saja
kepada guru BP tanda adanya kepedulian terhadap anak didiknya.
Salah satu masalah dalam kejujuran akademik ini adalah sikap kecurangan dalam
menghadapi ujian maupun kegiatan akademik lainnya. Kecurangan akademik akan
memunculkan dalam diri siswa perilaku atau watak yang tidak percaya diri, tidak
disiplin, tidak bertanggung jawab, tidak kreatif, tidak berprestasi, tidak mau
membaca buku pelajaran tapi siswa lebih rajin membuat catatan kecil untuk bahan
menyontek. Mengingat rumitnya masalah ini, perlu ada upaya pelayanan untuk
pengembangan diri dan potensi siswa yang terarah. Dewasa ini sifat kejujuran dan
semangat berusaha di kalangan siswa telah semakin luntur. Mencontek pada saat
ulangan adalah perbuatan tercela, maka sebaiknya guru langsung tegas bertindak.
Bukan malah memberi kebebasan anak untuk mencontek. Selain sebagai tolak ukur
seberapa tingkat kepahaman anak dalam belajar, alangkah baiknya ulangan sebagai
ajang kesadaran meningkatkan prestasi anak dengan kemandirian, usaha belajar
dan kejujuran anak. Manfaat pembiasaan jujur dalam menghadapi ulangan adalah
tumbuhnya budaya belajar yang tinggi.
Pada diri anak, sehingga ada kebanggaan tersendiri ketika mampu memetik nilai
yang memuaskan. Bila sikap jujur sudah terpatri, perilaku anak jadi berbeda
mengarah ke akhlak yang lebih baik dan berbudi pekerti siswa yang tidak lagi
khawatir untuk menghadapi ujian. Mereka dengan santai dan tenang menghadapi
pelajaran atau ujian walaupun tanpa persiapan. berapa banyak siswa yang tidak
khawatir akan diberi sanksi oleh guru jika mereka tidak mengerjakan tugas yang
diberikan oleh gurunya. berapa banyak siswa yang dengan tenangnya mencontek
teman atau membuat contekan pada saat ujian agar memperoleh nilai yang
memuaskan atau minimal mencapai batas ketuntasan. Sepertinya mereka tidak
mengenal kata malu. mereka tidak malu untuk tidak mengerjakan tugas, tidak malu
jika tidak dapat menjawab pertanyaan guru, dan tidak malu jika tidak dapat
menjelaskan materi yang telah dipelajarinya, dan tidak canggung untuk mencontek
pada saat ujian. Mereka “enjoy saja yang penting happy” seperti motto sebuah
iklan produk di televisi. Yang lebih hebohnya lagi sebuah instasi pendidikan yang
melakukan perbuatan curang dalam unas demi mengangkat nama baik sekolah.
Contohnya guru membantu dalam mengerjakan soal dan jawaban disebarkan
kepada siswa-siswanya, supaya nilai dari anakanaknya baik, sehingga sekolah
mendapat predikat tinggi.
Untuk memahami lebih praktis perilaku kejujuran, seringkali akan lebih mudah
bagi kita menunjukkan macam tindakan-tindakan ketidakjujuran dalam kerangka
pendidikan. Perilaku tidak jujur dalam konteks pendidikan antara lain:
1. Plagiarisme (plagiarism). Sebuah tindakan mengadopsi atau mereproduksi
ide, atau kata-kata, dan pernyataan orang lain tanpa menyebutkan nara
sumbernya.

8
2. Plagiarisme karya sendiri (self plagiarism). Menyerahkan/mengumpulkan
tugas yang sama lebih dari satu kali untuk mata pelajaran yang berbeda tanpa
ijin atau tanpa memberitahu guru yang bersangkutan.
3. Manipulasi (fabrication). Pemalsuan data, informasi atau kutipan-kutipan
dalam tugas-tugas akademis apa pun.
4. Pengelabuan (deceiving). Memberikan informasi yang keliru, menipu
terhadap guru berkaitan dengan tugas-tugas akademis, misalnya, memberikan
alasan palsu tentang mengapa ia tidak menyerahkan tugas tepat pada
waktunya, atau mengaku telah menyerahkan tugas padahal sama sekali belum
menyerahkannya.
5. Menyontek (cheating). Berbagai macam cara untuk memperoleh atau
menerima bantuan dalam latihan akademis tanpa sepengetahuan guru.
Penyontekan yaitu kegiatan yang dilakukan dengan sadar (sengaja) atau tidak
sadar oleh seorang peserta ujian. Kegiatan ini dapat mencakup : Mencontoh
hasil kerja milik peserta ujian lain, Berkomunikasi selama ujian berlangsung,
baik secara langsung atau dengan media lainnya tanpa seizin pengawas ujian,
Memberikan hasil jawaban ujian kepada siswa lainnya.
6. Sabotase (sabotage). Tindakan untuk mencegah dan menghalang-halangi
orang lain sehingga mereka tidak dapat menyelesaikan tugas akademis yang
mesti mereka kerjakan. Tindakan ini termasuk di dalamnya,
menyobek/menggunting lembaran halaman dalam buku-buku di perpustakaan,
ensiklopedi, dll, atau secara sengaja merusak hasil karya orang lain.
Perilaku ketidakjujuran akademis ini telah banyak terjadi di dalam lingkup
pendidikan, mulai dari lingkup sekolah dasar sampai perguruan tinggi, dengan
kadar pelanggaran yang berbeda. Pada masa kini, dalam lingkup akademik,
perilaku ketidakjujuran akademis seperti ini dipandang sebagai perilaku negatif
yang tidak terpuji.
Pelanggaran Akademik
Perbuatan-perbuatan yang dapat dikategorikan sebagai pelanggran akademik antara
lain sebagai berikut :
 Menggunakan atau mencoba menggunakan bahan-bahan, informasi atau alat
bantu studi lainnya pada waktu ujian tanpa izin dari Instruktur atau Dosen
yang berkepentingan.
 Mengganti, mengubah, memalsukan nilai atau transkrip akademik, Kartu
Tanda Mahasiswa (KTM), tugas-tugas dalam rangka perkuliahan, keterangan,
laporan, atau tanda tangan dalam lingkup kegiatan akademik.
 Menyediakan sarana atau prasarana yang dapat menyebabkan terjadinya hal
yang tidak diperbolehkan dalam kegiatan akademik.
 Menggunakan kata-kata atau karya orang lain sebagai kata-kata atau karya
sendiri dalam suatu kegiatan akademik.
 Mempengaruhi atau mencoba mempengaruhi orang lain dengan cara lain
dengan cara membujuk, memberi hadiah atau mengancam dengan maksud
mempengaruhi penilaian terhadap prestasi akademik.
 Menggantikan kedudukan atau melakukan tugas/kegiatan untuk kepentingan
orang lain dalam kegiatan akademik, atas permintaan orang lain atau kehendak
sendiri, seperti; ujian, kegiatan atau tugas akademik lainnya.

9
 Menyuruh orang lain baik sivitas akademika Ubaya maupun di luar Ubaya
untuk menggantikan kedudukan atau melakukan tugas-tugas atau kegiatan
baik untuk kepentingan sendiri maupun kepentingan orang lain dalam kegiatan
akademik, seperti ujian, kegiatan atau tugas akademik lainnya.
 Melakukan hal-hal yang bertentangan dengan norma-norma kepatutan dalam
kehidupan masyarakat akademik.

A. Jujur Dalam Kegiatan Non-Akademik


Kejujuran non akademik berarti : Mengatakan sesuatu dengan benar, berarti:
1. Tidak membohongi orang tua.
2. Tidak membohongi tetangga.
3. Tidak membohongi teman.
4. Tidak membohongi masyarakat.
5. Tidak membohongi siapa pun “berkaitan dengan kegiatan non-akademik”.
6.
Melakukan perbuatan dengan benar:
1. Tidak menipu orang lain.
2. Tidak mengambil hak orang lain.
3. Tidak mencurangi orang lain.
4. Tidak mengkhianati orang lain.
5. Tidak mengingkari janji.
6. Tidak korupsi.
Perbuatan-perbuatan yang dapat dikategorikan sebagai pelanggaran non akademik
adalah sebagai berikut :
 Mengucapkan dan/atau menuliskan kata-kata kotor dan keji yang ditujukan
kepada lembaga, para dosen, karyawan, sesama mahasiswa dan tamu Ubaya.
 Membawa senjata dalam bentuk apa pun di dalam kampus maupun di dalam
kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan atau yang menyangkut nama Ubaya,
kecuali mendapat izin dari Rektor.
 Membawa dan/atau menggunakan segala macam bahan kimia yang
berbahaya dalam bentuk apa pun terutama napza (Narkotika, Psikotropika &
Zat Aditif) di dalam kampus maupun di dalam kegiatan-kegiatan yang
diselenggarakan oleh Ubaya atau yang menyangkut nama Ubaya, kecuali
bahan kimia yang digunakan untuk keperluan praktikum.
 Membuat keributan atau kegaduhan, pertengkaran atau perkelahian,
perusakan sarana dan prasarana kampus serta tindakan-tindakan lain yang
dapat menimbulkan terganggunya keamanan dan ketertiban kampus.
 Melakukan segala kegiatan dan/atau mengeluarkan ucapan atau tulisan yang
menjurus ke arah pertentangan suku, agama, ras dan antar-golongan.
 Melakukan perjudian di lingkungan kampus.
 Melakukan tindakan dan perbuatan pelecehan dan pelanggaran seksual atau
perbuatan yang bertentangan dengan kesusilaan.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kejujuran merupakan salah satu perilaku terpuji. Oleh karena itu kejujuran termasuk
dalam akhlak mahmudah. Kejujuran merupakan perilaku yang wajib ada pada umat
islam. Kejujuran terdapat beberapa jenis seperti kejujuran dalam berbicara , kejujuran
dalam niat ( hati) dan kejujuran dalam perbuatan. Kejujuran akan membawa
seseorang untuk melakukan kebaikan sehingga memudahkan seseorang untuk masuk
ke dalam surga kelak di setelah hari kiamat di alam akhirat.

B. Saran
Makalah ini telah disusun berdasarkan dengan ruang lingkup pembelajaran berbasis
internet. Namun, kami menyadari bahwasanya masih banyak kesalahan maupun
kekurangan baik didalam penulisan ataupun isinya. Oleh karena itu, kami meminta kritik
dan saran yang bersifat membangun untuk perbaikan makalah ini selanjutnya. Semoga

11
materi yang ada didalam makalah ini dapat berguna bagi kita semua yang
mempelajarinya.

DAFTAR PUSTAKA
http://cindyandilapgsd14.blogspot.com/2016/06/jujur-dan-tidak-jujur-dalam-kegiatan.html?
m=1
https://www.kompasiana.com/rarasenja/57f10af94ff9fd1811bdb4a3/kejujuran-salah-satu-
dasar-pendidikan-berkarakter

12

Anda mungkin juga menyukai