K
Dengan Gangguan Citra Tubuh Di Gang Musara
Iradamanik2323@gmail.com
BAB 1
PENDAHULUAN
Dampak psikologis perubahan fisik berdampak pada citra tubuh hal ini akan
menyebabkan pasien merasa sulit untuk menerima keadaanya, merasa rendah
diri, merasa malu karena menganggap dirinya tidak sempurna lagi, dan merasa
tidak percaya diri untuk bertemu orang lain sehingga butuh waktu untuk
menyesuaikan dirinya agar bisa menerima keadaan . Perubahan bentuk dan
struktur yang terjadi pada tubuh dapat menimbulkan perasaan yang berbeda
sehingga mereka menunjukkan sikap penolakan terhadap penampilan fisik
mereka yang baru. Seseorang yang mengalami perubahan pada penampilan
dan fungsi tubuhnya, sebagian besar akan mengalami citra tubuh yang negatif
(Puspita, 2019).
Tindakan yang dapat dilakukan untuk menangani resiko gangguan citra tubuh
adalah melakukan upaya meningkatkan pandangan pada dirinya berbentuk
penilaian subjektif individu terhadap dirinya, perasaan sadar dan tidak sadar,
persepsi terhadap fungsi, peran, dan tubuh. Pandangan atau penilaian terhadap
diri meliputi: ketertarikan talenta dan keterampilan, kemampuan yang
dimiliki, kepribadian-pembawaan, dan persepsi terhadap moral yang dimiliki
(Meryana, 2017).
Survei awal yang dilakukan Di Gg. Musara Kec. Medan Helvetia maka
ditemukan pasien dengan gangguan citra tubuh akibat polio yang bernama
Tn.K dengan dengan gangguan citra tubuh Di Gg. Musara Kec. Medan
Helvetia.
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui gambaran gangguan citra tubuh Tn.K pada polio di gg musara
1.3.2 Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian pada Tn.K dengan masalah
gangguan citra tubuh.
b. Mahasiswa mampu menegakkan diagnosa pada Tn.K dengan masalah
gangguan citra tubuh.
c. Mahasiswa mampu membuat intervensi pada Tn.K dengan masalah
gangguan citra tubuh.
d. Mahasiswa mampu melakukan implementasi pada Tn.K dengan masalah
kecemasan.
e. Mahasiswa mampu membuat evaluasi pada Tn.K dengan masalah
kecemasan.
BAB 2
TINJAUAN TEORITIS
2.1 Konsep Citra Tubuh
2.1.1 Definisi Citra Tubuh
Citra tubuh adalah cara individu mempersepsikan ukuran, penampilan, dan
fungsi tubuh dan bagian-bagiannya. Citra tubuh memiliki aspek kognitif
dan afektif. Kognitif adalah pengetahuan materi tubuh dan kelekatannya,
afektif mencakup sensasi tubuh, seperti nyeri, kesenangan, keletihan,
gerakan fisik. Citra tubuh adalah gabungan dari sikap, kesadaran ,dan
tidak kesadaran, yang dimiliki seseorang terhadap tubuhnya.
Citra tubuh dipengaruhi oleh pandangan pribadi tentang karakteristik dan
kemampuan fisik dan oleh persepsi dari pandangan orang lain (Potter &
Perry, 2017). Citra tubuh (body image) meliputi perilaku yang berkaitan
dengan tubuh, termasuk penampilan, struktur, atau fungsi fisik. Rasa
terhadap citra tubuh termasuk semua yang berkaitan dengan seksualitas,
feminitas dan maskulinitas, berpenampilan muda, kesehatan dan kekuatan
(Potter & Perry, 2017). Citra tubuh merupakan sikap individu terhadap
tubuhnya, baik secara sadar maupun tidak sadar, meliputi performance,
potensi tubuh, fungsi tubuh serta persepsi dan perasaan tentang ukuran
tubuh dan bentuk tubuh. Citra tubuh dapat mempengaruhi bagaimana cara
individu mempersepsikan tubuhnya, baik secara sadar maupun tidak sadar
yang meliputi ukuran, fungsi, penampilan, dan potensi tubuh berikut
bagian-bagiannya. Dengan kata lain, citra tubuh adalah kumpulan sikap
individu, baik yang disadari ataupun tidak yang ditujukan terhadap
dirinya. Beberapa hal terkait citra tubuh antara lain:
1. Fokus individu terhadap bentuk fisiknya.
2. Cara individu memandang dirinya berdampak penting terhadap
aspek psikologis individu tersebut.
3. Citra tubuh seseorang sebagian dipengaruhi oleh sikap dan respon
orang lain terhadap dirinya, dan sebagian lagi oleh eksplorasi
individu terhadap dirinya.
4. Gambaran yang realistis tentang menerima dan menyukai bagian
tubuh akan memberi rasa aman serta mencegah kecemasan dan
meningkatkan harga diri.
5. Individu yang stabil, realistis dan konsisten terhadap citra tubuhnya
dapat mencapai kesuksesan dalam hidup (Mubarak, Wahit &
Chayatin, 2008).
a. Kajian Biologis
kondisi sakit fisik yang dapat mempengaruhi kerja hormon
secara umum, yang dapat pula berdampak pada keseimbangan
neurotransmiter di otak contoh kadar serotonin yang menurun
dapat mengakibatkan klien mengalami depresi dan pada pasien
gangguan citra tubuh kecendrungan berdampak pada harga diri
rendah semakin besar karena klien lebih dikuasai oleh pikiran-
pikiran negatif dan tidak berdaya.
b. Kajian Psikologis
Berdasarkan faktor psikologis, gangguan citra tubuh sangat
berhubungan dengan harga diri rendah dan kemampuan individu
menjalankan peran dan fungsi. Hal-hal yang dapat
mengakibatkan individu mengalami harga diri rendah meliputi
penolakkan orang, harapan yang tidak realistis, tekanan teman
sebaya, peran yang tidak sesuai dengan jenis kelamin dan peran
dalam pekerjaan.
c. Kajian Sosial
Sosial status ekonomi sangat mempengaruhi proses terjadinya
gangguan citra tubuh yang menuju harga diri rendah kronis,
antara lain kemiskinan, tempat tinggal didaerah kumuh dan
rawan, kultur sosial yang berubah misal ukuran keberhasilan
individu.
d. Kajian Kultural
Tunutunan peran sosial kebudayaan sering meningkatkan
kejadian terhadap penolakan pada klien dengan gangguan citra
tubuh antara lain: wanita sudah harus memiliki tubuh yang
sempurna, menikah jika umur mencapai dua puluhan, perubahan
kultur kearah gaya hidup individualisme.
2. Faktor Presipitasi
Masalah khusus tentang konsep diri disebabkan oleh situasi yang
dihadapi individu dan individu yang tidak mampu menyelesaikan
masalah. Situasi atau stressor dapat mempengaruhi konsep diri dan
komponennya :
a. Trauma seperti penganiayaan seksual secara verbal dan
psikologis atau menyaksikan peristiwa yang mengancam
kehidupan.
b. Ancaman terhadap sistem diri seseorang dapat membahayakan
identitas, harga diri dan fungsi sosial yang terintegrasi
seseorang.
3. Perilaku
Gangguan citra tubuh dapat diekspresikan secara langsung melalui
perubahan fisiologi dan perilaku dan secara tidak langsung melalui
timbulnya gejala atau mekanisme koping dalam upaya melawan
rasa malu. Intensitas perilaku akan meningkat sejalan dengan
peningkatan tingkat citra tubuh.
a. Respon Fisiologis Terhadap gangguan cutra tubuh
Sistem Respons
Perilaku Gelisah.
Ketegangan fisik.
Tremor.
Gugup.
Bicara cepat.
Tidak ada koordinasi.
Kecenderungan untuk celaka.
Menarik diri.
Menghindar.
Terhambat melakukan aktifitas.
Kognitif Gangguan perhatian.
Konsentrasi hilang.
Pelupa.
Salah tafsir.
Adanya bloking pada pikiran.
Menurunnya lahan persepsi.
Kreatif dan produktif menurun.
Bingung.
Khawatir yang berlebihan.
Hilang menilai objektifitas.
Takut akan kehilangan kendali.
Takut yang berlebihan.
4. Sumber Koping
Sumber koping tersebut sebagai modal ekonomok, kemampuan
penyelesaian masalah, dukungan sosial dan keyakinan budaya dapat
membantu seseorang mengintegrasikan pengalaman yang menimbulkan
stress dan mengadopsi strategi koping yang berhasil.
5. Mekanisme Koping
Ketika mengalami gangguan citra tubuh individu menggunakan berbagai
mekanisme koping untuk mencoba mengatasinya dan ketidakmampuan
mengatasi citra tubuh secara konstruktif merupakan penyebab utama
terjadinya perilaku patologis. Ansietas tingkat ringan sering
ditanggulangi tanpa yang serius.
Sosiocultural
Keterangan: : perempuan
: laki-laki
: klien
: cerai
: garis keturunan
: garis perkawinan
: tinggal serumah dengan klien
: meninggal
2. PENILAIAN TERHADAP STRESSOR
PSIKOLOGIS
Sedih, takut, Tn.K memikirkan Klien Nyeri Merasa takut Hubungan Gangguan
menolak, bagaimana jika Merasa Turgor dan tidak Tn.K citra tubuh
gelisa, malu, masyakat sekitar malu kulit berharga dengan
dan bingung tidak menerimanya dengan teraba Tn.K tampak keluarga Harga diri
kasar gelisah baik
dengan tubuhnya
kondisinya saat ini tampak Tn.K rendah
lemas menunduk Tn.K kurang
Klien Pemeriksa dan malu saat bersosialisasi Ketidakberda
merasa an TTV bercerita dengan yaan
takut TD: 110/80 masyarakat
dibicarai mmhg
N : 88 x /
oleh
menit
orang P : 22 x /
sekitar menit
S: 37 0C
Tidak dapat
bersosialisas
i dengan
masyarakkat
Pohon Masalah :
Harga Diri Rendah
Ketidakberdayaan
3. SUMBER KOPING
Harga diri rendah Klien mengatakan merasa tidak Keluarga memberi Tn.K tinggal Klien yakin
berharga dan merasa malu dukungan penuh di rumah dengan
bahkan menolak dan menarik diri dengan anak- bantuan
dari lingkungan anaknya dan
dukungan
Sarana
dari orang
dan sekitar dia
prasarana mampu
tersedia melewati
setiap
masalah
yang
dihadapi
4. MEKANISME KOPING
ANALISA/KESAN
UPAYA YANG DILAKUKAN
KONSTRUKTIF DESTRUKTIF
Klien bercerita pada keluarganya ketika mengalami keadaan yang sulit
Tn.K taat menjalankan ibadah sesuai dengan keyakinannya
5. STATUS MENTAL
1. Penampilan Rapi dan bersih
2. Pembicaraan Menceritakan semua yang dialaminya dengan ekspresi wajah malu dan gelisa
3. Aktivitas motorik Mampu berinteraksi
4. Interaksi selama Ada kontak mata saat wewancara
wawancara
5. Alam perasaan Klien merasa malu dan takut dibicarakan oleh orang lain
6. Afek Sesuai dengan emosi
7. Persepsi Tidak ada gangguan
8. Isi pikir Tidak ada gangguan isi piker
9. Proses pikir Tidak ada gangguan proses pikir
10. Tingkat kesadaran Normal
11. Daya ingat Normal
12. Kemampuan berhitung Tidak ada gangguan dalam berhitung
13. Penilaian Klien mampu mengambil keputusan untuk dirinya sendiri
14. Daya tilik diri Klien menyadari memang tidak dapat menerima kaadaan dirinya dengan
perubahan pada tubuhnya
6. DIAGNOSA DAN TERAPI
TTD
Perawat
:
IMPLEMENTASI TINDAKAN KEPERAWATAN EVALUASI (SOAP
P:
Bantu klien melakukan latihan sesuai dengan
jadwal kegiatan
Terapi Perilaku
Tanggal : 06 Oktober 2021
Jam : 13.00 wib
a. Mengkaji klien untuk mengenali dan mendiskusikan pemikiran untuk S: Klien mengatakan : merasa lebih tenang dan tidak
sadar akan hal negative tentang diri. merasa malu lagi.
b. Membantu klien untuk mengidentifikasi sumber motivasi
c. Bantu klien melakukan terapi kognitif perilaku
d. Bantu klien melakukan latihan sesuai jadwal kegiatan O: Klen mampu menjelaskan kembali penjelasan
yang sudah diberikan .
TTD
Perawat
IMPLEMENTASI TINDAKAN KEPERAWATAN EVALUASI (SOAP
07 Oktober 2021
S: Klien mengatakan : dapat menyebutkan
JAM 10.00 WIB
penyebab penampilan peran tidak efektif
1. Membantu klien mengetahui bahwa situasi saat ini hanya sementara
2. Ajarkan bersosialisasi
3. Bantu klien untuk mengembangkan motivasi diri dan penguatan O: Klen mampu menjelaskan kembali penjelasan
4. ajarkan klien melakukan terapi sesuai jadwal kegiatan yang sudah di yang sudah diberikan
tentukan
A:Penampilan Peran Tidak Efektif (-)
TTD
Perawat
BAB 4
PEMBAHASAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan konsep asuhan keperawatan yang telah disusun dan dilaksanakan
kepada Ny. M dimiliki dari pengkajian, rumusan masalah, perencanaan,
pelaksanaan hingga evaluasi didapat hasil bahwa Ny. M dengan keluhan
utama merasa malu dengan kondisi payudaranya, masih merasakan nyeri pada
bagian bekas operasi. pasien menarik diri dari lingkungannya. Data objektif
yaitu klien tampak lemas, bingung, sering khawatir dan cemas. Dari masalah
masalah diatas maka diperoleh prioritas masalah yang diangkat adalah tentang
gangguan citra tubuh. Kemudian diberikan intervensi secara konsep yaitu
terapi kognitif perilaku, terapi distraksi, hipnotis lima jari dan pendidikan
kesehatan. Dari hasil implementasi ada beberapa intervensi yang berhasil
teratasi seperti klien mengatakan sudah lebih tenang dan rasa malu dengan
keadaannya sedikit berkurang dan mampu mengenali gejala, tanda, penyebab
dan akibat dari kehilangan anggotatubuh. Sedangkan klien masih bingung
dalam melakukan terapi hipnotis lima jari maka intervensi dilanjutkan.
5.2 Saran
Diharapkan bagi perawat selalu berkoordinasi dengan tenaga kesehatan
lainnya dalam memberikan asuhan keperawatan agar lebih maksimal
terkhusus pada klien dengan gangguan citra tubuh pada penyakit yang
mengancam nyawa.
DAFTAR PUSTAKA
4. Pardede, J. A., Hutajulu, J., & Pasaribu, P. E. (2020). Harga Diri dengan
Depresi Pasien Hiv/aids. Jurnal Media Keperawatan: Politeknik Kesehatan
Makassar, 11(01).
https://core.ac.uk/download/pdf/328166934.pdf
5. Hamud, Waliyo & Mustikasari, 2017. Peran Pasien san Suami Tentang
pengaruh Mastektomi Terhadap Citra Tubuh. Jurnal Keperawatan 1 (2)
7. Hamdani, Laura Sri. 2017. Gambaran Citra Tubuh Pasien Paska Operasi
Fraktur Ekstremitas Bawah di Rumah Sakit TK II Putri Hijau Medan.
Universitas Sumatera Utara.
12. Irman,Violina, dkk. 2016. Buku Ajar Ilmu Keperawatan Jiwa 1. Padang :
UNP Press.