LANSIA
Pendekatan
Sosial
1. Waspadai tingkat energi klien lanjut usia. Jika memungkinkan, lengkapai pemeriksaan pada waktu lain.
2. Hormati klien, jaga privasi selama mengganti baju. Pertahankan klien menggunakan pakainan dengan nyaman.
Jangan menyingkapkan bagian tubuh.
3. Urutkan pemeriksaan untuk mempertahankan perubahan posisi. Klien dengan keterbatasan rentang gerak dan
kekuatan memerlukan bantuan.
4. Kembangkan urutan pemeriksaan yang efesien untuk meminimalkan gerakan perawat dan klien. Bekerja dari salah
satu sisi klien (sisi kanan) untuk meningkatkan efisiensi.
5. Pertahankan kenyamanan klien. Berikan selimut utnuk menambah kehangatan dan bantal untuk membuat posisi yang
nyaman.
6. Jelaskan setip langkah dengan istilah sederhana. Bersikaplah berhati – hati.
7. Beri tahu hasil temuan pada klien untuk menenangkan hati jika mungkin. Dorong klien untuk mengajukan pertanyaan.
8. Tunjukan kehangatan, ketulusan hati, dan perhatian pada klien.
9. Kembangkan format standar untuk mencatat temuan.
Inspeksi berlanjut melalui wawancara dan pengkajian fisik dengan berpedoman pada hal – hal
berikut ini :
1. Penerangan dan pemajanan adekuat untuk inspeksi warna, ukuran, tekstur, dan mobilitas.
2. Penerangan tangesial untuk kontur dan variasi pada permukaan tubuh.
3. Bagian tubuh yang di periksa, perhatikan simetris pada sisi tubuh sebaliknya
4. Observasi secara cermat, perhatikan yang detail, dan catat hasil temuan.
5. Perhatikan klien dalam mengikuti instruksi dan melakukan manuver untuk memperoleh data
kemampuan fungsional.
Deteksi terhadap bau adalah dari inspeksi. Bau badan tidak sedap dapat terjadi akibat higiene yang
buruk atau penyakit.
Bau parfum yang kuat menandakan terbatasnya indrapenciuman.
Perawat waspada terhadap bahaya keamanan jika klien tidak dapat mendeteksi gas atau rokok.
Perkenalkan diri dan jabat Klien membuat kontak mata, ekspresi wajah sesuai dengan percakapan,
tangan memperkenalkan diri, dan menjulurkan tangan.
Penyimpangan :
Tidak membuat kontak mata, menarik diri dari berjabat tangan, tidak menyambut
pemeriksaan dengan ekspresi wajah bicara, atau menjabat tangan.
Posisi dari pada setinggi mata Klien mendengarkan dengan perhatian dan menerima komunikasi dengan anggukan,
dengan klien dan jelaskan tujuan komentar pendek, ajukan pertangaan klarifikasi.
pertemuan Penyimpangan :
Ekspresi wajah ansietas, nyeri, apatis, bermusuhan, takut, mudah teralihkan
perhatiannya.
Observasi kulit (terutama Keriput, berkerut, dan garis kerut dahi, rambut keabu – abuan, kering rambut rapuh.
wajah), rambut, kecepatan dan Penurunan kecepatan dan koordinasi, penggunaan alat bantu ambulasi, langkah kaku
kebebasan gerakan tubuh untuk dan kecil, dengan postur terhenti.
mendapatkan petunjuk Penyimpangan :
terhadap perkiraan penampilan Garis nyata keriput, tiak ada rambut kulit kepala atau tubuh, penipisan rambut
usia. berlabih, hirsutisme, kaki diseret, timpang, tremor, kontraktur, KEPERAWATAN
DEPARTEMEN gerakan asimetris,KOMUNITAS
postur kaku. FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
Inspeksi perkembangan Berat badan dan tinggi badan normal untuk usia, ukuran dan bentuk
Inspeksi tubuh simetris. Sedikit deformitas sudut siku, pergelangan tangan, jari
tangan, leher, otot dan tendon lebih menonjol. Redistribusi lemak dari
ekstremitas ke tubuh.
Penyimpangan :
Tinggi atau pendek berlebih, ukuran atau bentuk tubuh asimetris,
penggunaan otot berlebih, penurunan otot, kegemukan atau
penampilan kakeksia.
Perhatikan cara berdandan Rambut bersih, tersisir, kuku bersih, pendek, mugngkin dangkal dan
atau higiene rapuh. Pakaian bersih dan tepat, tidak bau.
Penyimpangan :
Rambut tidak disisir dan kotor, kuku kotor dan kasar, pakaian kotor,
tidak rapi dan tidak tepat, kacau dalam kombinasi, bau badan tidak
sedap, nafas bau, bau buah, bau seperti amonia.
Observasi ekspresi wajah Ada kontak mata, tersenyum, menunjukkan penuh pikiran, ekspresi
relatif terhadap percakapan. Gambaran wajah simetris.
Penyimpangan :
Tidak ada kontak mata, wajah kurang gerak, kaku, lingkaran gelap di
sekeliling mata, menyembunyikan mulut di belakang tangan bila bicara
atau tersenyum (tegang , takut), merintik (nyeri), pucat, berkeringant
atau menangis, gambaran asimetris sebagian bukti paralisis, kontaktur,
atrofi, otot, dan lurus.
1. Melalui sentuhan karakteristik tekstur tubuh, suhu, ukuran ketajaman, dan gerakan di
bedakan dengan bagian tangan dan jari yang berbeda.
2. Ujung jari paling sensitif untuk menyentuh, dengan sensitivitas yang ditingkatkan
menggunakan gerakan sedikit memutar.
3. Telapak tangan dan permukaan dorsal di gunakan untuk membedakan vibrasi, dan
memperkirakan suhu.
4. Tangan yang hangat dan kuku jari pendek penting untuk kenyamanan klien. Posisi klien
relaks, palpasi yang lembut dan tenang.
5. Area yang di ketahui nyeri tekan sebaiknya di palpasi terakhir.
6. Karena sensitivitas terhadap sentuhan dapat dangkal pada tekanan kantinu dan berat
dari jari tangan, perawat harus mengunakan sedikit palpasi pada awalnya.
7. Palpasi dalam untuk memeriksa isi abdomen, tekanan yang berlebihan akan
menurunkan sensitivitas.
8. Tekanan diberikan dengan ujung jari saat susunan jari pertama melakukan palpasi.
DEPARTEMEN KEPERAWATAN KOMUNITAS
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
Palpasi
a) Teknik bimanual dengan kedua tangan untuk menekan organ / masa antasa ujung jari
untuk mengkaji ukuran dan ketajaman.
b) Ballottement adalah teknik palpasi yang di gunakan untuk mengevaluasi konsistensi
organ atau tegangan cairan dengan gerakan ujung jari yang kuat atau mengetuk.
c) Tekanan digunakan dengan ujung jari, sementara ujung jari pendeteksi mengkaji
ketukan
1) Karena sensasi taktil tumpul pada lansia, palpasi dalam penting untuk mendapatkan
respons pada waktu mengkaji sensasi tajam/tumpul, ringan / dalam, panas / dingin,
dan nyeri tekan.
2) Penurunan penglihatan, pendengaran. Dan sentuhan memerlukan instruksi yang jelas
serta dekat untuk pemahaman adekuat.
3) Penurunan massa otot, tonus, kekuatan, daya tahan, kegesitan, klarifikasi kartilago dan
ligament. Penurunan massa tulang dapat menimbulkan nyeri dan melelahkan saat
palpasi.
4) Pengkajian tugor pada abdomen didapatkan penurunan elastisitas kulit dan
peningkatan keriput.
5) Penebalan dinding arteri dan penurunan elastisitas mengakibatkan penurunan nadi
pada palpasi.
a) Teknik bimanual dengan kedua tangan untuk menekan organ / masa antasa ujung jari
untuk mengkaji ukuran dan ketajaman.
b) Ballottement adalah teknik palpasi yang di gunakan untuk mengevaluasi konsistensi
organ atau tegangan cairan dengan gerakan ujung jari yang kuat atau mengetuk.
c) Tekanan digunakan dengan ujung jari, sementara ujung jari pendeteksi mengkaji
ketukan