Klien datang ke UGD RS pada tanggal 14 Januari 2020 dengan keluhan panas, sakit
tenggorokan dan filek. Keluhan dirasakan sejak 3 hari yang lalu, sebelumnya klien di bawa
berobat ke puskesmas, namun karena keadaan klien tidak kunjung membaik akhirnya klien
di bawa ke RS Kelas 2A. dengan diagnosa faringitis.
Saat dilakukan pengkajian pada tanggal 14 januari 2020 pukul 21.00 WIB, keadaan klien
tampak lemah, klien mengeluh masih panas sakit tenggorokan,dan pilek. Adapun hasil
dari pemeriksaan fisik adalah sebagai berikut:
Suhu : 39,2˚ C
Berat badan : 24 Kg.
Nadi : 92x/menit
Respirasi : 22x/menit
Tekanan darah : Tidak Terkaji
Pada hasil pengkajian ditemukan beberapa masalah diantaranya :
- Peningkatan suhu tubuh
- Nyeri menelan
- Gangguan nutrisi
- Bersihan jalan nafas tidak efektif
Dari masalah tersebut, maka diagnosa yang diambil adalah sebagai berikut :
1. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan adanya peradangan
2. Nyeri akut berhubungan dengan proses inflamasi pada tenggorokan
3. Gangguan nutrisi (kurang dari kebutuhan) berhubungan dengan intake yang
kurang dengan kesulitan menelan
4. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan penumpukan secret
• Intervensi :
Salah satu contoh analisa jurnal hasil penelitian mengenai TB paru dengan judul :
Evaluasi Penggunaan Antibiotik Pada Pasien ISPA Non-Pneumonia Anak Rawat Jalan Di RSUD
Kota Tangerang Selatan
Penulis :Nurwulan Adi Ismaya.
P : Penelitian ini termasuk dalam kategori deskriptif retrospektif yaitu berdasarkan data
yang sudah ada dan tertulis dalam catatan medis pasien. Pada Tahun 2016 terdapat 130
pasien anak yang masuk dalam kriteria penelitian.
I : Antibiotik yang paling banyak digunakan sebagai terapi ISPA non-pneumonia pada
anak adalah sefiksim sebanyak 67 antibiotik (51,3%). Sefiksim merupakan golongan
sefalosporin golongan III yang memiliki sifat bakterisid dan berspektrum luas terhadap
mikroorganisme gram postif dan gram negatif. Pada urutan kedua antibiotik yang
paling banyak digunakan adalah azitromisin sebanyak 40 antibiotik (30,7%).
Azitromisin merupakan golongan makrolida memiliki aktivitas yang lebih poten
terhadap bakteri gram negatif dengan volume distribusi lebih luas dan waktu paruh
yang lebih panjang. Urutan ketiga antibiotik yang paling banyak digunakan adalah
sefadroksil sebanyak 21 antibiotik (16,2%).
Sefadroksil merupakan antibiotik golongan sefalosporin golongan I yang aktif
terhadap bakteri gram positif dan gram negatif serta bakterisid. Urutan keempat
adalah antibiotik eritromisin sebanyak 1 antibiotik (0,77%) dan urutan kelima
antibiotik claneksi sebanyak 1 antibiotik (0,77%).