Anda di halaman 1dari 11

Lanjutan Tabel 4.

14
15: 30 bubur menjadi menarik
E : Masalah teratasi sebagian

R : Intervensi dilanjutkan
(Pasien pulang)

B. Pembahasan

Bab ini memuat pemaparan berdasarkan hasil pencapaian yang

diperoleh setelah di bab sebelumnya penulis melakukan Asuhan Keperawatan

pada anak dengan kasus pneumonia. Bab ini membahas tentang kesenjangan-

kesenjangan yang terjadi dilihat dari konteks teori dan hasil penerapan secara

nyata pada klien dengan kasus pneumonia An. A di Ruang Rawat Inap

Teratai Anak RSUD Mokopido Tolitoli

Penulis membahas berdasarkan langkah-langkah proses keperawatan,

yaitu : Pengkajian, Diagnosa Keperawatan, Intervensi, Implementasi dan

Evaluasi.

1. Pengkajian

Tahap awal dari proses keperawatan adalah pengkajian, dalam hal ini

penulis memperoleh data-data menggunakan wawancara, penunjang

melalui catatan keperawatan dan medis.

a. Secara teoritis

Menurut Donna I wong dkk,(2008) tanda dan gejala pneumonia

adalah : Demam biasanya tidak cukup tinggi, batuk tidak produktif

sampai produktif dengan sputum berwarna keputihan, Takipnea,

bunyi nafa ronchi, pekak saat perkusi, nyeri dada, pernafasan cuping
hidung, pucat sampai sianosis (berganting pada tingkat keparuhan),

foto toraks infiltrasi difusi bercak-cak dengan dsitribusi

perinbonkial, perilaku sensitive gelisah, letargik, gastrointestinal

anoreksia muntah diare, nyeri abdomen.

b. Tinjauan kasus

Sedangkan dari pengumpulan data pada An. A dengan kasus

pneumonia didapatkan data yaitu : Keadaan umum lemah, kesadaran

komposmentis, sesak napas, demam, batuk berlendir disertai

beringus, mual muntah disertai kurang nafsu makan. SB : 39,1°C, ND

: 100 x / menit, RR : 40 x/menit.

c. Data yang ada pada tinjauan teori tetapi tidak ada pada tinjaun kasus

Yaitu : foto toraks infiltrasi difusi bercak-cak dengan dsitribusi

perinbonkial, perilaku sensitive gelisah, letargik.

Hal ini disebabkan karena pada saat pengkajian klien belum

dilakukan pemeriksaan foto thoraks dan tidak mengalami kegelisahan

sehingga tidak muncul perilaku sensitive gelisah.

2. Diagnosa keperawatan

Berdasarkan teori yang ada perumusan diagnose keperawatan

merupakan proses pemikiran melalui tanda dan gejala klinik menurut

perubahan patofisiologi, respon klien maupun keluarga.

Diagnosa keperawatan Menurut (Nanda NIC-NOC jilid 2 2015) diagnose

keperawatan yang sering muncul pada kasus Pneumonia adalah:


1). Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan akumulasi eksudat

dan peningkatan sputum mukus

2). Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit/infeksi

3). Resiko defisit volume cairan berhubungan dengan hilangnya cairan

melalui hipertermia atau hiperpnea

4). Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan penumpukan

sekret

5). Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan asupan nutrisi tidak adekuat

6). Ansietas pada orang tua berhubungan dengan kurang dari

pengetahuan tentang kondisi anak

7). Kurang pengetahuan berhubungan denga kurangnya informasi cara

perawatan di rumah

b. Setelah melakukan asuhan keperawatan pada An.A pada tanggal 19

Februari 2019 sampai dengan tanggal 21 Februari 2019 di lahan

praktek dan peneliti menemukan 4 diagnosa yang muncul yaitu :

1). Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan

penumpukan sekret

2). Nyeri akut berhubungan dengan mukosa lambung teriritasi.

3). Hipertermi berhubungan dengan proses penyakit/infeksi.

4). Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan masukan nutrient yang tidak adekuat.


c. Diagnose yang ada pada tinjauan teori tapi tidak di temukan ditinjauan

kasus yaitu :

1) Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan akumulasi eskudat

dan peningkatan sputum. Diagnosa ini tidak didapatkan karena

berdasarkan data yang penulis peroleh tidak didapatkan data yang

menunjang untuk mengangkat diagnosa ini karena klien tidak

sianosi tidak adanya hipoksemia.

2) Resiko volume cairan berhubungan dengan hilangnya cairan

melalui hipertermia/hiperpnea. Diagnosa ini tidak didapatkan

karena berdasarkan data yang penulis peroleh tidak didapatkan

data yang menunjang untuk mengangkat diagnosa ini. Karena

klien tidak muntah, sebab kekuatan otot perut yang memyebabkan

tidak adanya rasa mual atau muntah, serta intake dan output klien

masih dalam batas normal.

3) Ansietas pada orang tua berhubungan dengan kurang dari

pengetahuan tentang kondisi anak. Diagnosa ini tidak didapatkan

karena pada saat pengkajian keluarga klien mengatakan telah

mengetahui penyakit dan pantangan yang diderita anaknya dan

klien juga pernah masuk ke rumah sakit sebelumnya.

4) Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi cara

perawatan di rumah. Diagnosa ini tidak didapatkan karena pada

saat pengkajian keluarga klien mengatakan telah mengetahui


penyakit dan pantangan yang diderita anaknya dan klien juga

pernah masuk ke rumah sakit sebelumnya.

5) Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan penatalaksanaan diet

dan proses penyakit. Karena tidak ada data yang mendukung

untuk mengangkat diagnosa ini. Karena pada saat pengkajian

keluarga klien mengatakan telah mengetahui penyakit dan

pantangan dar i penyakit yang diderita anaknya.

d. Diagnosa yang ada pada kasus tapi tidak ada pada teori :

1). Nyeri berhubungan dengan agen cedera biologis. Hal ini di

sebabkan karena pada saat melakukan pengkajian penulis

mendapatkan tanda-tanda nyeri pada An.A, yaitu sakit dada.

3. Intervensi keperawatan

Intervensi keperawatan merupakan langkah ke tiga setelah

pengkajian dan menentukan diagnosa keperawatan. Ada beberapa

intervensi yang penulis dapat lakukan semua perencanaan dengan baik

karena pasien dan keluarga dapat bekerja sama dengan baik.

Adapun intervensi keperawatan menurut Nanda NIC-NOC jilid 2 2015 :

1). Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan penumpukan

secret pada diagnosa ini intervensi yang dilakukan adalah:

Auskultasi bunyi nafas, Atur posisi semi fowler, Kaji frekuensi

nafas, Ajarkan teknik relaksasi nafas dalam dan batuk efektif serta

dapat mempraktekkan batuk efektif, Kolaborasi pemberian obat

batuk dan terapi.


b. Nyeri akut berhubungan dengan mukosa lambung teriritasi, pada

diagnosa ini intervensi yang dilakukan adalah : Lakukan pengkajian

nyeri termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan

faktor presipitasi. Observasi reaksi nonverbal dari kediknyamanan.

Kontrol faktor lingkungan yang mempengaruhi nyeri, seperti

kebisingan. Pilih dan lakukan penangan nyeri

(farmakologis/nonfarmakologis). Ajarkan teknih (relaksasi/distraksi)

untuk mengatasi nyeri. Kolaborasi pemberian obat untuk menangani

nyeri.

c. Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi, pada diagnosa ini

intervensi yang dapat dilakukan adalah : Ukur tanda tanda vital, Beri

minum sering tapi sedikit, Beri kompres air hangat, Anjurkan klien

untuk memakai pakaian yang tipis yang dapat menyerap keringat,

Obesrvasi warna kulit dan suhu, Observasi tanda tanda vital, Batasi

aktivitas selama anak panas, Kolaborasi pemberian antipiretik sesuai

anjuran.

d. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan masukan nutrient yang tidak adekuat, pada

diagnosa ini intervensi yang dapat dilakukan adalah : Anjurkan

pasien untuk makan sedikit tapi sering, Anjurkan memberikan

makanan yang mengandung tinggi serat, Anjurkan keluarga untuk

membawa makanan favorit pasien saat di rumah sakit, Anjurkan


makanan di sajikan dengan cara yang menarik, Timbang berat badan

pasien pada jam yang sama setiap hari yaitu pada jam 12 siang.

4. Implementasi

Menurut teori pelaksanaan rencana keperawatan mengacu pada

rencana yang telah ditetapkan dalam teori dan kebutuhan klien. Agar

mengidentifikasi prioritas keperawatan, memantau dan mencatat respon

klien terhadap setiap intervensi yang dilaksanakan serta

mendokumentasikan pelaksanakan keperawatan.

Pelaksanaan merupakan suatu realisasi terhadap semua intervesi

yang dilakukan karena telah ditetapkan berdasarkan diagnosa

keperawatan dan semua intervensi yang ditetapkan dapat dilaksanakan

dengan baik.

Dalam pelaksanaan keperawatan mengacu rencana yang telah

ditetapkan dalam teori. Namun penulis tidak dapat melaksanakan semua

rencana yang terdapat diteori dan hanya dapat melakukan yang sesuai

dengan diagnosa keperawatan pada An. A dengan kasus pneumonia di

Ruangan Teratai Anak Rumah Sakit Umum Mokoido Tolitoli. Pada

tahap ini dalam memberikan asuhan keperawatan penulis tidak

sepenuhnya berada diruangan selama 24 jam. Maka selama penulis tidak

berada di ruangan, perawatan klien dilanjutkan oleh perawat yang

bertugas di ruangan. Adapun tidakan yang tidak dilakukan/digantikan

adalah : Mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam diganti menjadi

menganjurkan teknik relaksasi nafas dalam.


5. Evaluasi keperawatan

Evaluasi merupakan lanjutan untuk mengetahui perkembangan dan

keberhasilan dalam melaksanakan asuhan keperawatan yang telah

diberikan, dengan diteruskan atau dihentikan. Pada ketiga diagnosa yang

didapatkan dalam melakukan evaluasi dihari pertama penulis belum

dapat mengatasi keluhan-keluhan yang dirasakan klien.

6. Catatan perkembangan

Catatan perkembangan merupakan evaluasi akhir untuk

menentukan keberhasilan asuhan keperawatan. Adapun evaluasi akhir

dari pelaksanaan asuhan keperawatan pada An. A dengan kasus

pneumonia selama 3 hari mulai dari tanggal 19 Februari 2019 sampai

tanggal 21 Februari 2019 sudah tertulis dalam Karya Tulis Ilmiah ini.

Adapun diagnosa yang teratasi pada catatan perkembangan hari

kedua yaitu : bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan

penumpukan sekret, nyeri akut berhubungan dengan agen cedera

biologis, hipertermi berhubungan dengan proses penyakit/infeksi.

Sedangkan pada catatatan perkembangan hari ketiga diagnosa yang

teratasi sebagian adalah ketidak seimbangan nutrsi kurang dari kebutuhan

tubuh berhubungan dengan asupan nutrisi tidak adekuat.


BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah penulis melaksanakan rangkaian asuhan keperawatan dengan

kasus pneumonia penulis memperoleh pengalaman yang nyata dalam

penerapan asuhan keperawatan secara kompherensif, mulai dari pengkajian

sampai evaluasi maka penulis dapat menarik beberapa kesimpulan :

1. Pengkajian dilakukan sesuai dengan format yang ada dapat dilakukan

secara lancar berkat kerja sama penulis dengan keluarga.

2. Diagnosa pada An. A dengan kasus Pneumonia adalah dapat diterapkan

sebagai berikut : Bersihan jala nafas tidak efektif berhubungan dengan

penumpukan sekret, nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis,

hipertermi berhubungan dengan proses penyakit/infeksi, Ketidak

seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

asupan nutrisi tidak adekuat.

3. Intervensi yang dibuat disusun sesuai dengan teori

4. Implementasi keperawatan dilakukan berdasarkan perencanaan dan

dilakukan lancar karna kerja sama dengan keluarga.

5. Evaluasi berdasarkan dari 3 diagnosa 3 teratasi dan 1 teratasi sebagian.

6. Catatan perkembangan merupakan evaluasi akhir untuk menetukan

keberhasil asuhan keperawatan sesuai dengan rencana keperawatan yang

telah disusun dan direncanakan. Dari empat diagnosa yang ada, dapat

diobservasi bahwa setiap harinya klien menunjukkan perubahan


perkembangan kesehatan selama dilakukan asuhan keperawatan sehingga

sebagian masalah keperawatan dapat diatasi sampai klien pulang.

A. Saran
1. Bagi Rumah sakit
Diharapkan bagi pihak Rumah Sakit perlu diperhatikan penyedian

alat perlindungan diri yang lengkap baik petugas, mahasiswa, maupun

klien/keluarga klien.

2. Bagi Instiusi Akademik

Diharapkan agar Asuhan Keperawatan diajarkan lebih mendalam

lagi agar mahasiswa-mahasiswi lebih memahaminya, serta lebih

memperbanyak lagi persediaan buku-buku keperawatan untuk

membantu mahasiswa-mahasiswi dalam mencari referensi.

3. Bagi klien dan keluarga

Diharapkan kepada keluarga agar mengawasi klien untuk minum

obat. Bagi klien di harapkan agar mematuhi proses pengobatan serta

memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Sebagai sumber informasi dan data awal dalam meneliti Asuhan

Keperawatan pada Anak dengan kasus Pneumonia dimasa yang akan

datang.

Anda mungkin juga menyukai