Anda di halaman 1dari 2

BAB 4

PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis secara khusus membahas tentang pencapaian yang
telah diperoleh setelah memberikan asuhan keperawatan pada Tn.T dengan
Pneumonia. Bab ini juga terdapat kesenjangan-kesenjangan yang terjadi dilihat
dari konteks teori dan hasil penerapan secara nyata pada pasien. Adapun
pembahasan terhadap Asuhan Keperawatan pada Tn.T dengan Pneumonia:
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dalam proses keperawatan. Dalam
pengkajian penulis memperoleh data mengunakan wawancara, observasi,
pemeriksaan fisik secara sistematik dan melihat data-data penunjang melalui
catatan keperawatan dan status pasien.
Pada pengkajian secara umum pada pasien dengan pneumonia secara teoritis
adalah lelah, lemah, insomnia, sakit kepala, nyeri dada (terutama saat batuk),
sesak nafas, nafsu makan berkurang, mual, muntah, mempunyai riwayat ISK/
PPOM dan merokok serta terdapat riwayat gangguan system imun. Klien terlihat
pucat, demam, berkeringat, menggigil, tampak menahan nyeri, sputum: merah
muda, berkarat atau purulen, takikardia, adanya distensi abdomen, bising, usus
hiperaktif, kulit kering, turgor kulit buruk.
Perawat melakukan pengkajian pada pasien pneumonia pada tanggal 28
agustus 2015. Hasil pengkajian adalah keluarga mengatakan pasien mengalami
sesak, dan ada batuk disertai berdahak sudah 2 hari ini, pasien tampak sesak, ada
sumbatan pada pernafasan berupa sputum, terdengar suara nafas ronki, frekuensi
pernafasan 40x/I, irama tidak teratur kedalaman dangkal da nada reflek batuk,
nadi 144x/i. TD: 100/60 mmHg, warna kulit pucat, KU: sakit berat, pasien sudah
fhoto thorak dengan hasil kesan radiologis pneumonia, dan sudah cek darah dan
agda.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang dapat ditegakkan pada pasien pneumonia adalah
a. Ketidakefektifan bersihan jalan napas (00031) berhubungan dengan
sumbatan jalan napas (mucus dalam jumlah berlebihan)

20

b. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh (00002)


berhubungan dengan faktor biologis: anoreksia Resiko tinggi kekurangan
volume cairan b.d demam dan dipsnea
Pada pasien muncul 2 diagnosa keperawatan yang saya tegakkan sebagai
prioritas. Adapun diagnosa keperawatan tersebut adalah:
a. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas (00031) B.D peningkatan produksi
sputum
Kesenjangan yang dapat dilihat adalah ada 1 diagnosa keperawatan secara
teori yang tidak muncul pada kasus yaitu Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh (00002) berhubungan dengan faktor biologis: anoreksia Resiko
tinggi kekurangan volume cairan b.d demam dan dipsnea
3. Rencana Keperawatan
Setelah merumuskan diagnosa keperawatan selanjutnya penulis menyusun
perencanaan yang meliputi prioritas masalah, tujuan, penentuan kriteria hasil dan
rencana tindakan dalam

memberikan tindakan yang akan dilakukan untuk

mengatasi masalah pasien berdasarkan tinjauan teoritis yang sesuai dengan


kondisi yang berhubungan dengan dialami pasien.
4. Pelaksanaan Keperawatan
Dalam tahap pelaksanaan dilakukan berdasarkan perencanaan keperawatan
yang telah ditetapkan dengan harapan akan memenuhi kebutuhan pasien,
pelaksanaan yang dilakukan oleh penulis disesuaikan dengan diagnosa yang
timbul.
5. Evaluasi Keperawatan
Merupakan alat untuk mengetahui perkembangan dan keberhasilan dalam
melaksanakana asuhan keperawatan yang telah diberikan, dengan demikian dapat
ditemukan apakah perencanaan dapat diteruskan atau distop. Adapun evaluasi dari
pelaksanaan asuhan keperawatan pada adalah Tn.T dengan pneumonia, diagnosa
keperawatan Ketidakefektifan bersihan jalan nafas B.D peningkatan produksi
sputum.

21

Anda mungkin juga menyukai