Anda di halaman 1dari 6

BAB 4

PEMBAHASAN

Dalam pembahasan ini penulis akan menguraikan tentang

kesenjangan yang terjadi antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus dalam

asuhan keperawatan pada klien dengan Bronchopneumonia di Ruangan ZD2

Rumah Sakit Adi Husada Undaan Wetan yang meliputi pengkajian,

perencanaan, pelaksanaan evaluasi.

4.1 Pengkajian

Pada tahap pengumpulan data keluarga klien kooperatif saat di ajak

komunikasi. Selain itu, buku status klien dan perawat ruangan yang telah

membantu dan memfasilitasi pengumpulan data serta dokumentasi. Dan

data yang didapatkan oleh peneliti dalam pengumpulan data meliputi

keluhan utama klien dan saat pengkajian di lahan penelitian, data yang

didapatkan dari klien adalah Ketidakefektifan bersihan jalan nafas.

Pada pengkajian Riwayat penyakit sekarang dari keduanya sama-

sama ditemukan adanya sesak nafas , Hipertermi dan batuk. Jadi tidak ada

kesenjangan antara teori dan kasus, karena penyakit Bronchopneumonia

merupakan suatu penyakit yang di awali dengan adanya Hipertermia, dan

batuk dengan adanya penumpukan sekret sehingga menyebabkan sesak

nafas.

43
43
Pada Pengkajian teori tidak disertakan identitas orang tua, tetapi dalam tinjauan kasus

identitas kedua orang tua disertakan karena, dengan adanya identitas orang tua bisa

digunakan untuk menilai pengetahuan orangtua dalam merawat anak.

4.2 Diagnosis

Analisa data pada tinjauan pustaka hanya menguraikan teori saja, sedangkan pada

kasus nyata disesuaikan dengan keluhan yang di alami klien karena penulis menghadapi klien

secara langsung. Kesenjangan lainnya yaitu tentang diagnosis keperawatan yang ada pada

tinjauan pustaka ada tujuh diagnosa, yaitu :

1) Ketidak efektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan penumpukan secret

2) Pola nafas tidak efektif b/d Proses inflamasi

3) Takut atau cemas b/d kesulitan bernafas, prosedur dan lingkungan yang tidak dikenal

(rumah sakit)

4) Hipertermi berhubungan dengan adanya bakteri atau infeksi virus

5) Defisit volume cairan berhubungan dengan penurunan intake cairan

6) Kurangnya pengetahuan keluarga berhubungan dengan kurangnya informasi

7) Gangguan pola tidur b/d batuk yang terus-menerus

Dari tujuh diagnosa keperawatan pada tinjauan pustaka tidak semua ada pada tinjauan kasus.

Diagnosa pada tinjauan kasus, yaitu :

1) Ketidak efektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan penumpukan secret

2) Hipertermi berhubungan dengan Proses Inflamasi

3) Gangguan pola tidur b/d batuk yang terus-menerus

Pada Tinjauan pustaka penyebab ketidak efektifan bersihan jalan nafas adalah karena adanya

penumpukan sekret yang berlebihan, dan pada tinjauan kasus memang benar di temukan

adanya suara ronchi yang menandakan adanya secret. Pada Tinjauan pustaka hipertermi

berhubungan dengan proses inflamasi. Dan pada kasus nyata memang sesuai dengan teori,

44
karena selama proses infeksi suhu tubuhnya masih belum stabil. Ditandai dengan adanya

hasil Leukosit 14,2310^3/µl Yang menandakan adanya infeksi karena terlalu tinggi.

Pada Tinjauan pustaka Gangguan pola tidur berhubungan dengan batuk yang terus-

menerus. Pada kasus nyata ditemukan adanya batuk yang berlebihan dialami oleh klien,

sehingga mengganggu aktivitas tidurnya. Diagnosa ini didukung adanya data pola tidur sudah

klien sudah mencapai 8 jam perhari. Tidak ada tanda-tanda kurang tidur seperti mata cowong,

konjungtiva anemis.

Dan diagnosa pada tinjauan teori yang tidak ada pada tinjaun kasus, yaitu :

1) Takut atau cemas b/d kesulitan bernafas, prosedur dan lingkungan yang tidak

dikenal (rumah sakit)

2) Defisit volume cairan berhubungan dengan penurunan intake cairan

3) Kurangnya pengetahuan keluarga berhubungan dengan kurangnya informasi

Pada Tinjauan kasus pasien tidak mengalami cemas yang berhubungan dengan

kesulitan bernafas, prosedur dan lingkungan yang tidak dikenal karena pasien sudah

mendapatkan perawatan dari rumah sakit selama 3 hari dan di buktikan dengan RR= 36x/mnt

dan klien juga ditemani oleh orang tua dan saudara-saudaranya sehingga dapat mencegah

resti kecemasan pada pasien.

Pada Tinjauan kasus pasien tidak mengalami defisit volume cairan karena selama

dirawat di Rumah Sakit kebutuhan cairan pasien terpenuhi dengan pemberian cairan infus Kn

3b dan pasien tidak menunjukkan tanda-tanda penurunan Intake cairan, ditandai dengan

mukosa bibir lembab, Turgor kulit elastis, dan pasien tidak lemas.

Pada Tinjauan kasus pengetahuan keluarga mengenai kondisi pasien sangan baik, hal

ini di buktikan selama pasien di rawat di Rumah Sakit keluarga sering bertanya pada Dokter

dan Perawat mengenai proses kesembuhan penyakit pasien dan keluarga juga berperan aktif

45
dalam melaksanakan tindakan keperawatan yang bekerja sama dengan perawat seperti

melakukan nebulizer pada pasien.

4.3 Perencanaan

Pada perumusan antara tinjauan pustaka dengan tinjauan kasus tidak terdapat

kesenjangan. Pada tinjauan teori dan kasus perencanaan mengacu pada tinjauan pustaka

penulisan tujuan menggunakan sasaran dalam intervensinya, dengan alasan penulis ingin

berupaya memandirikan klien dan keluarga dalam pelaksanaan pemberian asuhan

keperawatan melalui peningkatan pengetahuan (kognitif) , keterampilan menangani masalah

(psikomotor) dan perubahan perilaku (afektif).

Peneliti atau pelaksana asuhan keperawatan membuat perencanaan asuhan keperawatan

yang berorientasi pada masalah yang muncul pada saat pengkajian dan melalui analisa data

yang didasarkan pada teori yang didapat peneliti.

Perencanaan pada klien dengan Bronchopneumonia, difokuskan pada tindakan

keperawatan untuk mengatasi jalan napas tidak efektif, Hipertermi dan gangguan pola tidur.

Hal- hal yang mendukung dalam kelancaran proses perencanaan, klien dan keluarga

kooperatif, dukungan dari perawat ruangan, tersedia sarana dan prasrana yang memadai,

tersedianya literatur/referensi, dan saran pembimbing yang sangat membantu dalam

penyusunan perencanaan. Sedangkan untuk hambatan- hambatan yang dialami oleh

pelaksana asuhan keperawatan selama membuat perencanaan tidak ada.

4.4 Pelaksanaan

Pelaksanaan pada kasus nyata disusun dan di realisasikan pada klien dan ada

pendokumentasiannya dan intervensi keperawatan.

46
Selama melaksanakan perencanaan yang telah direncanakan, peneliti menemukan

hambatan dalam pelaksanaan implementasi keperawatan, peneliti tidak dapat

mendokumentasikan tindakan yang telah dilakukan dengan lengkap pada klien selama 24

jam, karena peneliti hanya melaksanakan kegiatan hanya dalam 7 jam. sehingga peneliti tidak

dapat mengetahui secara penuh perkembangan klien. Namun hal tersebut dapat ditangani

dengan mendelegasikan kepada perawat ruangan dan keluarga klien. Selain itu buku status

klien dan buku jadwal injeksi membantu dalam pengontrolan peneliti dalam melaksanakan

asuhan keperawatan.

4.5 Evaluasi

Pada Tinjauan pustaka evaluasi belum dapat dilaksanakan karena merupakan kasus

semu, sedangkan pada tinjauan kasus evaluasi dapat dilakukan karena dapat di ketahui

keadaan klien dan masalahnya secara langsung.

Dari tiga masalah yang ditemukan pada klien An. A dengan gangguan Sistem

Pernapasan : Bronchopneumonia.

1) Ketidak efektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan penumpukan sekret

teratasi sebagian karena klien masih batuk grok tetapi sudah berkurang dan ada suara

nafas tambahan (Ronchi)

2) Hipertermi berhubungan dengan proses inflamasi teratasi karena ibu pasien

mengatakan anaknya semakin hari suhunya semakin turun. Ketika di ukur suhu saat

evaluasi 37,2OC

3) Gangguan pola tidur berhubungan dengan batuk yang terus-menerus teratasi karena

pasien sudah bisa tidur sesuai dengan kebutuhan. Ibu pasien mengatakan anaknya

sudah tidak rewel lagi kalau malam.

47

Anda mungkin juga menyukai