Anda di halaman 1dari 6

47

BAB IV

PEMBAHASAN

Setelah melakukan asuhan keperawatan pada An. P dengan gangguan sistem

pernapasan pertusis di Ruang Melati Rumah Sakit Tentara Tingkat IV Pematang

Siantar, selama 6 hari mulai tanggal 27 September sampai dengan 2 Oktober

2020. Penulis menemukan beberapa kesenjangan antara teoritis keperawatan

dengan tinjauan kasus yang ditemukan selama melakukan asuhan keperawatan.

Dalam BAB ini penulis akan membahas kesenjangan antara tinjauan teoritis

dan tinjauan kasus yang ditemukan selama melakukan asuhan keperawatan.

Adapun kesenjangan yang akan penulis bahas mulai dari pengkajian, tahap

diagnosa keperawatan, tahap perencanaan, tahap pelaksanaan dan tahap evaluasi.

1. Tahap Pengkajian

Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan

proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk

mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan pasien menurut Lyer et al

(1996, dalam Setiadi, 2012).

Dalam upaya melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan

gangguan sistem pernapasan pertusis ini penulis menggunakan format pengkajian

untuk mengumpulkan data yang telah disediakan oleh pendidikan dimana dalam

mengisi format tersebut dilakukan wawancara serta pemeriksaan fisik, meliputi :

inspeksi, auskultasi, perkusi, dan palpasi.

Dalam melakukan pengkajian penulis tidak mendapatkan hambatan karena

kerjasama yang baik dapat dibina antara penulis dengan klien, keluarga klien,

47
48

perawat, dokter serta tim kesehatan lainnya sehingga penulis dapat

mengumpulkan semua data yang diperlukan.

2. Tahap Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah langkah kedua dari proses keperawatan yang

menggambarkan penilaian klinis tentang respon individu, keluarga, kelompok

maupun masyarakat terhadap permasalahan kesehatan baik aktual maupun

potensial. Dimana perawat mempunyai lisensi dan kompetensi untuk mengtasinya

(Sumijatun, 2010).

Pada tahap ini ditemukan kesenjangan tinjauan teoritis dengan tinjauan kasus

dimana pada tinjauan teoritis didapatkan 5 diagnosa sedangkan pada tinjauan

kasus ditemukan 3 diagnosa keperawatan.

Diagnosa keperawatan yang terdapat dalam Tinjauan Teoritis adalah :

1. Pola nafas tidak efktif b/d obstruksi jalan nafas d/d klien dyspnea dan

hiperventilasi

2. Kurangnya volume cairan b/d intake cairan yang menurun, peningkatan

metabolisme d/d tugor kulit klien jelek, intake cairan oral menurun, dan

Output urin kurang.

3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d peningkatan

metabolisme d/d berat badan klien menurun dan nafsu makan berkurang.

4. Gangguan pola tidur b/d lingkungan tidur yang tidak familiar d/d

perubahan pola tidur klien dan penurunan kemampuan untuk berfungsi.

5. Hipertermi b/d penurunan pertahanan primer d/d munculnya tanda-tanda

infeksi pada klien dan suhu tubuh meningkat,


49

Sedangkan pada Tinjauan kasus ditemukan ditemukan 4 diagnosa

keperawatan yaitu :

1. Kurangnya volume cairan berhubungan dengan intake cairan yang

menurun ditandai dengan orangtua klien mengatakan klien merasa mual

dan muntah, kesadaran cm , dan klien tampak lemah.

2. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan obstruksi jalan nafas

ditandai dengan orangtua klien mengatakan klien batuk.

3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan Lingkungan tidur yang tidak

familiar ditandai dengan orangtua klien mengatakan klien sering

terbangun dimalam hari.

4. Hipertermi berhubungan dengan Penurunan pertahanan primer ditandai

dengan Orangtua klien menagatakan klien demam.

Adapun diagnosa keperawatan yang ditemukan pada tinjauan teoritis

tetapi tidak ditemukan pada tinjauan kasus adalah :

1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d peningkatan

metabolisme d/d berat badan klien menurun dan nafsu makan berkurang.

3. Tahap Perencanaan

Perencanaan adalah bagian dari fase pengorganisasian dalam proses

keperawatan sebagai pedoman untuk mengarahkan tindakan keperawatan dalam

usaha membantu, meringankan, memecahkan masalah atau untuk memenuhi

kebutuhan pasien (Setiadi, 2012).

Pada tahap perencanaan ini penulis tidak menemukan adanya kesulitan dalam

nmelaksanakan tindakan keperawatan, hal ini disebabkan karena adanya kerja


50

sama yang baik antara penulis dengan pasien dan keluarga klien dengan perawat.

Dalam membuat rencana keperawatan penulis menyesuaikan rencana keperawatan

dengan kondisi atau kebutuhan klien serta ketersediaan alat diruangan.

Disamping itu penulis banyak memperoleh bimbingan dari dosen pembimbing

sehingga tahap perencanaan yang akan dilakukan pada klien disesuaikan dengan

permasalahan kesehatan dan kemauan klien serta tujuan perawatan yang akan

dicapai, sehingga pada tahap perencanaan ini tidak ditemukan kesulitan dalam

setiap penyusunan rencana keperawatan.

Adapun rencana keperawatan yang terdapat pada tinjauan teoritis tetapi tidak

terdapat pada tinjauan kasus tidak ditemukan karena penulis melakukan semua

perencanaan keperawatan pada tinjauan kasus sesuai dengan rencana keperawatan

pada tinjauan teoritis.

Sedangkan rencana keperawatan pada tinjauan kasus tetapi tidak ada pada

tinjauan teoritis adalah :

Diagnosa keperawatan 1 : Pola napas tidak efektif

1. Nyalakan musik yang lembut, program TV yang menenangkan, atau

lingkungan yang tenang, sesuai kesukaan klien : Penulis membuat

perencanaan perawatan ini karena dapat meningkatkan relaksasi klien untuk

beristirahat.

2. Fasilitasi perawatan seperti merapikan seprai tempat tidur, mengganti linen

atau baju yang basah, dan masase punggung: Penulis membuat perencanaan

perawatan ini karena dapat meningkatkan kenyamanan fisik klien untuk

beristirahat
51

D. Tahap Pelaksanaan Dan Evaluasi

Evaluasi keperawatan adalah kegiatan yang terus menerus dilakukan untuk

menentukan apakah rencana keperawatan efektif dan bagaimana rencana

keperawatan dilanjutkan, merevisi rencana atau menghentikan rencana

keperawatan (Manurung, 2011).

Pada tahap ini tidak membandingkan teoritis dengan kasus karena pada teori

ini tidak ada dicantumkan implementasi serta evaluasi dan penulis tidak

menemukan kesenjangan karena semua rencana keperawatan yang dibuat

sebelumnya telah dilaksanakan sesuai kondisi klien.

Adapun hasil evaluasi yang dilakukan penulis pada 2 diagnosa keperawatan

adalah dilanjutkan :

Diagnosa keperawatan yang belum teratasi sebagian pada tanggal 27 september

2019 adalah :

1. Dignosa keperawatan I :

Kurangnya volume cairan berhubungan dengan intake cairan yang menurun

ditandai dengan orangtua klien mengatakan klien merasa mual dan muntah,

kesadaran cm , dan klien tampak lemah.

Diagnosa keperawatan yang belum teratasi pada tanggal 27 september 2019

adalah :

1. Diagnosa keperawatan II :

Pola napas tidak efektif berhubungan dengan obstruksi jalan nafas ditandai

dengan orangtua klien mengatakan klien batuk berdahak dan adanya sekret

kental .
52

2. Diagnosa keperawatan IV

Gangguan pola tidur berhubungan dengan Lingkungan tidur yang tidak

familiar ditandai dengan orangtua klien mengatakan klien sering terbangun

dimalam hari.

Anda mungkin juga menyukai