Anda di halaman 1dari 7

BAB IV

PEMBAHASAN

Pada bab ini kelompok akan membahas kesenjangan antara tinjauan teoritis

dengan tinjauan kasus pada anak dengan Gastroenteritis Akut di Ruang Merak I (Infeksi)

RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau. Tinjauan kasus merupakan permasalahan yang

kelompok temukan pada anak tanggal 31 Maret 2011. Pembahasan ini dibuat dengan

langkah proses keperawatan anak meliputi :

A. Pengkajian

Tahap ini merupakan langkah awal yang dilakukan kelompok dalam

melakukan asuhan keperawatan pada An. Z dengan Gastroenteritis Akut. Didalam

melakukan pengkajian kelompok tidak menemukan kesulitan yang berarti, hal ini

disebabkan karena mendapatkan dukungan dari keluarga anak, dimana keluarga

bersedia memberi keterangan serta kooperatif meskipun anak dalam keadaan sakit,

sering rewel dan cengeng tetapi semuanya bisa diatasi oleh kelompok dengan baik.

Pada pengkajian yang dilakukan tidak ditemukan adanya kesenjangan yang

berarti antara tinjauan teoritis yang ada dengan tinjauan kasus yang ditemukan pada

anak dengan Gastroenteritis Akut serta tidak semua data yang ada pada tinjauan

teoritis ditemukan pada anak. Kelompok menemukan tanda dan gejala diare pada

anak seperti anak sering rewel, cengeng, gelisah, buang air besar > 3x, bab encer, air

lebih banyak dari pada ampas, berlendir, berbau dan berwarna kuning, anak tidak

mau makan, susah minum, serta badan terlihat lemas akibat kekurangan cairan.
B. Diagnosa Keperawatan

Setelah dilakukan pengkajian, maka diagnosa yang dapat ditegakkan

berdasarkan data subjektif dan objektif terdapat adanya perbedaan antara tinjauan

teoritis dan tinjauan kasus karena tidak semua diagnosa yang ada pada teoritis dapat

ditegakkan pada tinjauan kasus. Hal ini dikarenakan diagnosa keperawatan

ditegakkan sesuai dengan masalah yang ditemukan pada anak. Diagnosa pada

tinjauan teoritis terdiri dari 9 diagnosa keperawatan, yaitu :

1. Kekurangan volume cairan b.d kehilangan cairan berlebihan dari traktus GI ke

dalam feses / muntahan

2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d kehilangan cairan akibat

diare dan intake yang tidak adekuat

3. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan iritasibkarena defekasi yang

sering dan feses yang cair

4. Gangguan rasa nyaman nyeri b.d distensi abdomen

5. Kecemasan b.d keterpisahan anak dari orang tuanya, lingkungan yang tidak

biasanya, prosedur yang menimbulkan stres, perubahan status kesehatan

6. Perubahan proses keluarga b. d krisis situasi dan kurangnya informasi

7. Resiko peningkatan suhu tubuh b.d proses infeksi sekunder terhadap diare

8. Resiko menularkan infeksi b.d mikroorganisme yang menginvasi traktus GI

9. Resiko tinggi gangguan tumbuh kembang b.d penurunan BB terus menerus.

Berdasarkan data pengkajian yang diperoleh pada klien kelolaan, kelompok

menemukan 4 buah diagnosa keperawatan, yaitu :

1. Kekurangan volume cairan b.d kehilangan cairan berlebihan dari traktus GI ke


dalam feses

2. Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d kehilangan cairan

akibat diare dan intake yang tidak adekuat

3. Resiko menularkan infeksi b.d mikroorganisme yang menginvasi traktus GI

4. Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan iritasi karena defekasi

yang sering dan feses yang cair

C. Intervensi

Perencanaan keperawatan dibuat mengacu pada prioritas masalah dan

kebutuhan klien berdasarkan data yang didapat saat pengkajian serta sesuai dengan

diagnosa yang telah ditegakkan, kemudian kelompok membandingkannya dengan

teori yang ada. Dalam pelaksanaannya kelompok tidak menemukan hambatan dan

kesenjangan yang bermakna. Tujuan dari intervensi yang dibuat adalah untuk

mengatasi masalah yang ditemukan dengan kriteria sesuai dengan teori yang ada.

Intervensi yang akan dilakukan seperti ukur tanda-tanda vital, kaji adanya tanda

dehidrasi, timbang BB, pantau intake dan output, berikan larutan oralit, ukur LILA

anak, jelaskan pentingnya nutrisi pada anak, beritau keluarga untuk melanjutkan

pemberian ASI, berikan makanan dalam keadaan hangat dan dalam porsi kecil tapi

sering, anjurkan kluarga untuk melakukan tindakan kontrol infeksi, gunakan popok

yang disposable dan superabsorben, pertahankan kebiasaan mencuci tangan yang

baik, serta kolaborasi dalam pemberian cairan infus dan obat-obatan


D. Implementasi

Implementasi dapat dilaksanakan sesuai dengan intervensi yang telah

ditetapkan. Dalam menjalankan implementasi tersebut kelompok tidak menemukan

hambatan yang berarti. Implementasi dilaksanakan oleh seluruh anggota kelompok

dan berkolaborasi dengan perawat ruangan serta dokter yang menangani klien. Hal

ini dilakukan sebagai mitra kerja untuk mencegah serta meminimalkan terjadinya

komplikasi dan mencapai kesehatan yang optimal. Implementasi dapat dilakukan

dengan baik, dikarenakan adanya kerja sama yang baik antar pasien dengan

perawat dalam pelaksanaan tindakan keperawatan berdasarkan intervensi yang

telah disusun sebelumnya. Dalam hal ini kelompok juga mendapat bimbingan dan

kesempatan yang sangat baik dari pembimbing dan perawat dalam pelaksanaan

tindakan sehingga tindakan keperawatan dapat terlaksana sesuai dengan tujuan

yang ingin dicapai dalam mengatasi masalah yang ada pada klien.

E. Evaluasi

Evaluasi bertujuan untuk melihat keberhasilan atas implementasi yang telah

dilakukan sesuai dengan intervensi yang telah ditetapkan serta membandingkan

hasil yang dicapai dengan criteria hasil pada tiga diagnosa yang ditemukan. Untuk

evaluasi kelompok melakukannya setiap hari dengan tujuan agar dapat melihat

langsung hasil dari tindakan yang telah diberikan kepada klien.

Evaluasi yang dilakukan adalah evaluasi sumatif yaitu evaluasi yang

dilakukan setelah tindakan keperawatan dilaksanakan. Dari 3 buah diagnosa

keperawatan yang ditegakkan, diagnosa keperawatan kekurangan volume cairan


teratasi sebagian, diagnosa perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh teratasi

sebagian dan diagnosa resiko penularan infeksi tidak terjadi


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah kelompok melakukan asuhan keperawatan pada An. Z dengan

Gastroenteritis Akut di Ruang Merak I (Infeksi) RSUD Arifin Achmad

Pekanbaru, maka kelompok mengambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Pada pengkajian data tidak selalu ditemukan pada klien sesuai dengan tinjauan

teoritis yang ada, tergantung pada situasi dan kondisi yang dihadapi, keadaan

penyakit yang diderita oleh klien itu sendiri.

2. Mengatasi masalah yang ditemukan pada klien perlu direncanakan beberapa

tindakan keperawatan dengan menentukan tujuan yang hendak dicapai sesuai

dengan prioritas masalah dalam perencanaan yang dilakukan pada klien lebih

diutamakan pada tindakan mengatasi kekurangan volume cairan.

3. Implementasi dalam hal ini menerapkan rencanan tindakan yang nyata pada

kilen sesuai dengan perencanaan yang disusun. Hubungan perawat dengan

keluarga yang terbuka memudahkan perawat untuk mengadakan pendekatan

dalam melaksanakan tindakan yang sudah direncanakan.

4. Evaluasi untuk menilai keberhasilan asuhan keperawatan dari 3 diagnosa

keperawatan yang muncul pada kasus ini dapat mencapai tujuan yang sesuai

dengan kriteria masalah keperawatan dapat diatasi dengan baik.


B. Saran

1. Bagi Orangtua

Sebagai orangtua sebaiknya lebih tanggap terhadap kesehatan dan

perkembangan anaknya dan membawa anaknya ke pelayanan kesehatan untuk

mengetahui tumbuh kembang anaknya.

2. Bagi Rumah Sakit

Sebagai pemberi pelayanan kesehatan hendaknya lebih dapat meningkatkan

pemberian asuhan keperawatan kepada klien sehingga dapat tercapai hasil yang

maksimal

3. Bagi Mahasiswa

Diharapkan makalah ini dapat menambah wawasan mahasiswa sehingga

mahasiswa lebih peka terhadap kebutuhan pasien, serta memberikan asuhan

keperawatan yang sesuai dengan teori yang didapatkan di perkuliahan.

Anda mungkin juga menyukai