Anda di halaman 1dari 11

81

BAB IV

PEMBAHASAN

Setelah melakukan asuhan keperawatan pada klien Anak A dengan, Hepatitis,

diruangan Anak RSUD Kabupaten Fakfak. Maka pada Bab ini penulis akan

membahas tentang kesenjangan antara teori dan kasus. Adapun pembahasan ini

meliputi proses dari pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan keperawatan,

pelaksanaan keperawatan dan evaluasi keperawatan.

A. Pengkajian

Pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan yang dilakukan

dimana penulis melakukan pengkajian pada klien secara menyeluruh melalui

aspek bio-psiko-sosio dan spiritual secara komprehensif. Hasil pengkajian

berupa data dasar, data khusus, data penunjang, pemeriksaan fisik, studi

dokumentasi baik catatan medik dan catatan keperawatan. Pada tahap

pengkajian tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus

Faktor pendukung dalam pembuatan karya tulis ilmiah ini yaitu pasien,

keluarga pasien, serta tersedianya buku referensi dan media internet. Faktor

penghambat yaitu kurang kooperatifnya klien dan keluarga dalam memberikan

informasi, dan upaya yang dilakukan yaitu melakukan pendekatan secara terus-

menerus dan memberikan pemahaman tentang pentingnya informasi atau data

dalam proses asuhan keperawatan pada klien dan keluarganya.


82

B. Diagnosa Keperawatan

Pada kasus terdapat lima diagnosa keperawatan, yaitu :

1. Nyeri berhubungan dengan peradangan hati.

2. Anemia berhubungan dengan infeksi.

3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

intake makanan yang tidak adekuat.

4. Personal hygine berhubungan dengan kurang pengetahuan.

5. Kecemasan orang tua berhubungan dengan kurangnya pengetahuan.

Pada teori terdapat lima diagnosa keperawatan, yaitu :

1. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan penurunan kekuatan otot.

2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

mual,muntah.

3. Resiko infeksi pada orang lain berhubungan dengan pertahanan tubuh

tidak adekuat.

4. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan

(muntah,diare,perdarahan).

5. Nyeri berhubungan dengan reflek spasms otot akibat hepatitis.

Terdapat kesenjangan antara teori dan kasus. Pada kasus terdapat tiga diagnosa

keperawatan yang tidak ada pada teori dan pada teori terdapat dua diagnosa

keperawatan yang tidak terdapat pada kasus, yaitu :


83

1. Pada kasus :

- Anemia berhubungan dengan infeksi. Pada diagnosa ini di ambil

karena di temukan data – data seperti conjungtiva anemis, keadaan

umum lemah, Hb : 7,8 gr/%, leukosit : 15.000/mm³.

- Personal hygien berhubungan dengan kurang pengetahuan.

Diagnosa ini di gunakan karena terdapat data – data penunjang

yaitu orang tua pasien takut memandikan anaknya karena sakit.

- Kecemasan orang tua berhubungan dengan kurangnya

pengetahuan. Di temukan data yaitu orang tua nampak cemas dan

sering bertanya – tanya tentang penyakit anaknya.

2. Pada teori :

- Intoleransi aktifitas berhubungan dengan penurunan kekuatan otot.

Diagnosa ini tidak ada pada kasus karena data – data penunjang

tidak ada sebab pasien masih bisa melakukan melakukan

aktifitasnya sendiri seperti bergerak.

- Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan

(muntah, diare, perdarahan). Pada diagnosa ini tidak terdapat pada

kasus dikarenakan tidak ada data penunjang seperti muntah, diare

dan tanda- tanda dehidrasi lainnya.


84

C. Intervensi, Implementasi dan Evaluasi Keperawatan

1. DX 1 : Nyeri berhubungan dengan peradangan hati.

Intevensi : Pada kasus terdapat lima intervensi dan pada teori terdapat

lima intervensi.

Implementasi : Semua intervensi dikerjakan sampai selesai karena

kerjasama yang baik antara pasien dan orang tua pasien.

Evaluasi : Selama 3 hari perawatan masalah teratasi

sebagian, dikarenakan kondisi pasien masih membutuhkan

perawatan yang lebih lanjut untuk penyembuhan nyeri

yang dirasakan.

2. DX 2 : Anemia berhubungan dengan infeksi.

Intervensi : Diagnosa ini pada teori tidak ditemukan.

Implementasi : Semua intervensi dapat dikerjakan dengan baik dikarenakan

adanya sarana dan prasarana yang memadai.

Evaluasi : Perawatan pada tanggal 13 – 15 agustus 2015 teratasi

sebagian, karena masih membutuhkan waktu beberapa hari

untuk proses penyembuhan.

3. DX 3 : Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan intake makanan yang tidak adekuat.

Intervensi : Pada kasus terdapat lima intervensi dan pada teori terdapat
85

lima intervensi.

Implementasi : Intervensi dapat dikerjakan karena pasien dan

orang tua pasien sangat kooperatif.

Evalusi : Masalah teratasi setelah dilakukan perawatan dari tanggal

13 – 15 agustus 2015, karena pasien sangat kooperatif.

4. DX 4 : Personal hygiene kurang berhubungan dengan kurang

pengetahuan.

Intervensi : Pada diagnosa ini tidak terdapat pada teori.

Implementasi : Intervensi dapat dilakukan karena kerja sama yang baik

antar pasien dan perawat.

Evaluasi : Karena kerjasama yang baik antara tim sejawat maka

masalah teratasi pada tanggal 14 agustus 2015.

5. DX 5 : Kecemasan orang tua berhubungan dengan kurangnya

pengetahuan.

Intervensi : Diagnosa ini tidak ditemukan pada teori.

Implementasi : Semua intervensi dapat dikerjakan dengan baik

karena dukungan dari orang tua pasien.

Evaluasi : Masalah teratasi setelah dilakukan perawatan selama 3 hari,

dikarenakan orang tua pasien sangat kooperatif.


86

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Hepatitis adalah inflamasi/radang dan cedera pada hepar karena reaksi hepar

terhadap berbagai kondisi terutama virus, obat-obatan dan alkohol. Hepatitis

virus menyebabkan inflamasi yang menyebar ke jaringan – jaringan hepar

melalui infiltrasi, inflmasi, degenerasi dan regenerasi. Penularannya dapat

melalui hubungan sex dan jarum suntik. Gejala hepatitis pada anak dan orang

dewasa seperti nafsu makan berkurang, mual dan muntah, sakit kuning,

kelelahan, tubuh nyeri dan sakit kepala

1. Pengkajian

Pada tahap pengkajian tidak terlalu ada kesulitan dalam pengumpulan data.

Dimana pada lahan praktek saat pemgumpulan data klien dan keluarga

klien sangat kooperatif dalam memberikan informasi, alat–alat penunjang

pun semua tersedia di dalam ruangan. Pada lahan institusi terdapat sedikit

kesulitan untuk mendapatkan buku-buku yang diperlukan untuk menunjang

kasus karya tulis ilmiah, dikarenakan ada beberapa buku yg dibutuhkan

tidak tersedia.
87

2. Diagnosa

Pada tahap perencanaan, menetapkan prioritas masalah, perumuskan

tujuan, penetapan kriteria hasil evaluasi, serta perumusan dan penetapan

tindakan keperawatan, tidak terdapat kesenjangan antara teori dan kasus

nyata. Dalam menetapkan prioritas masalah penulis merujuk kepada

pendapat Abraham Maslow yaitu memenuhi Kebutuhan Dasar Manusia

(KDM). Dalam tahap pelaksanaan, penulis dapat melaksanakan semua

rencana keperawatan sesuai dengan yang sudah ditetapkan. Dalam

diagnosa keperawatan tidak terdapat kesenjangan antara kasus nyata dan

teori, dimana jika pada kasus nyata terdapat lima diagnosa dan pada teori

pun terdapat lima diagnosa keperawatan yang sama. Pada kasus terdapat

lima diagnosa keperawatan, yaitu :

1. Nyeri berhubungan dengan peradangan hati.

2. Anemia berhubungan dengan infeksi.

3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

intake makanan yang tidak adekuat.

4. Personal hygine berhubungan dengan kurang pengetahuan.

5. Kecemasan orang tua berhubungan dengan kurangnya pengetahuan.


88

3. Intervensi dan Implementasi

Semua intervensi dan implementasi tidak ditemukan hambatan apapun.

Dikarenakan adanya kerjasama yang baik antara pasien, orang tua pasien,

perawat dan tenaga kesehatan lainnya, serta pasien dan orang pasien sangat

kooperatif, kemudian sarana dan prasarana yang memadai.

4. Evaluasi

Pada tahap evaluasi diagnosa keperawatan ada 2 masalah yang teratasi

sebagian dan 3 masalah yang teratasi, yaitu :

a. Dua masalah yang teratasi sebagian :

1) Nyeri berhubungan dengan peradangan hati.

2) Anemia berhubungan dengan infeksi.

b. Tiga masalah yang teratasi :

1) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan intake makanan yang tidak adekuat.

2) Personal hygine berhubungan dengan kurang pengetahuan.

3) Kecemasan orang tua berhubungan dengan kurangnya pengetahuan


89

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka penulis memberikan saran sebagai

berikut :

1. Bagi Institusi

Untuk institusi hendaknya melakukan pengadaan buku-buku seperti buku

penyakit dan cara pencegahannya (hepatitis), buku asuhan keperawatan

anak dengan kasus hepatitis dan buku daftar dan gejala ragam penyakit

yang terbaru. Sebagai referensi yang di perlukan di perpustakaan sehingga

mahasiswa dapat mempelajari dan memberikan asuhan keperawatan pada

klien sesuai dengan konsep yang ada pada buku

2. Bagi Mahasiswa

Untuk mahasiswa/i lebih banyak lagi membekali diri dengan ilmu

pengetahuan supaya lebih terampil dan professional dalam memberikan

asuhan keperawatan yang komperhensif

3. Bagi Lahan Praktek

Untuk perawat dan pihak rumah sakit hendaknya penyuluhan kesehatan

dijadikan suatu program diruangan guna meningkatkan pengetahuan klien

dan keluarga tentang penyakit yang di alami oleh klien dan sekaligus

mencegah komplikasi-komplikasi yang dapat terjadi.


810

4. Bagi Orang Tua Pasien

Untuk orang tua pasien agar dapat mengetahui apa itu hepatitis, mengenal

tanda dan gejala hepatitis dan dapat memahami bagaimana cara perawatan

hepatitis. Agar saat pasien pulang di rumah, orang tua pasien dapat

merawat pasien dengan baik.


811

DAFTAR PUSTAKA

1. Yuliani, Rita. 2010. Hepatitis ; penyakit dan cara pencegahannya.

Jakarta :PT. Percetakan Penebar Swadaya.

2. Hidayat Alimul Aziz A. 2006 . Pengantar Ilmu Keperawatan Anak

Buku 2: Jakarta : Salemba Medika

3. Nugroho, Taufan. 2011. Asuhan keperawatan maternitas, anak, bedah,

dan penyakit dalam.Jogjakarta : Nuha medika.

4. Prasetyono, Dwi Sunar.2012. daftar tanda dan gejala ragam penyakit.

Jogjakarta : FlashBooks.

5. Kartika Sari Wijayaningsi. 2013. Asuhan Keperawatan Anak .Jakarta :

Cv Trans Info Media

6. Sudoyo, W. Aru, dkk. 2006. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Jilid III.

Jakarta : FKUI. WHO.Hepatitis. Edisi 2. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai