Anda di halaman 1dari 9

BAB 4

PEMBAHASAN

Setelah penulis melaksanakan asuhan keperawatan gerontik dengan gout


arthritis pada Ny.A di dusun XI desa percut kecamatan percut sei tuan tanggal 2
Desember 2015. Penulis mendapatkan kesejangan antara tinjauan teoritis dan
tinjauan kasus melalui tahapan asuhankeperawatan gerontik mulai pengkajian,
diagnose keperawatan, intervensi keperawatan, implementasi dan evaluasi
keperawatan.

4.1 Pengkajian

Data pada pengkajian ditemukan adanya kesenjngan dimana tidak semua


data pada konsep medis ditemukan pada tinjauan kasus. Adapun data yang
terdapat pada tinjauan teoritis tetapi tidak dijumpai pada tinjauan kasus adalah:

1. Anamnesis
Alamat ditemukan di tinjauan toritis, sedangkan tinjauan kasus tidak di
munculkan karena penulis mengikuti format pengkajian yang di pakai oleh
mahasiswa stikes santa Elisabeth medan, dimana alamat tidak
dicantumkan.

2. Riwayat penyakit sekarang


Dalam pemakaian obat analgesic sesuai dengan tinjauan teoritis sedangkan
pada kasus tidak ditemukan karena Ny.A lupa jenis obat yang ia pakai.

3. Riwayat penyakit dahulu


Dalam mengkaji kemungkinan penyebab masalah yang mendukung
penyakit seperti gagal ginjal ditemukan dalam tinjauan teoritis sedangkan
dalam tinjauan kasus tidak ditemukan karena Ny.A hanya mengalami
pilek, batuk, dan pusing.
4. Aktivitas dan istirahat
Di tinjauan teoritis ditemukan dalam melakukan aktivitas memiliki
kesukaran tetapi di tinjauan kasus ditemukan Ny.A mampu melakukan
aktivitas secara mandiri karena pola aktivitas dan istirahat masih dalam
batas normal.

5. Pola nutrisi
Di tinjauan teoritis ditemukan kesulitan menelan dan mual muntah
sedangkan di tinjauan kasus tidak ditemukan kesulitan menelan dan mual
muntah tetapi Ny.A makan dengan frekuensi 3 kali, pola nutrisi Ny.A
dalam batas normal.

6. Pola eliminasi
Masalah defekasi ditemukan dalam tinjauan teoritis sedangkan di tinjauan
kasus tidak ditemukan tetapi yang ditemukan pada Ny.A yaitu BAK tidak
mampu terkontrol.

7. Personal hygiene
Berbagai kesulitan melaksanakan aktivitas pribadi seperti mandi
ditemukan pada teoritis sedangkan pada tinjauan kasus ditemukan Ny.A
mandiri dalam melakukan aktivitas pribadi tanpa bantuan.

8. Neurosensori
Tanda dan gejala yang ditemukan dalam tinjauan teoritis yaitu hilang
sensasi jari tangan, pembengkakan pada sendi. Sedangkan di tinjauan
kasus tidak ada ditemukan tetapi yang ditemukan adalah Ny.A
mengatakan kedua kaki kebas dan kesemutan.

4.2 Diagnosa Keperawatan


Data pada diagnose keperawatan ditemukan adanya kesenjangan
dimana tidak semua diagnose pada konsep teoritis diangkat pada tinjauan
kasus.
Ada 3 diagnosa keperawatan yang terdapat pada teoritis tetapi dalam
ketiga diagnosia ada yang tidak terdapat pada tinjauan kasus yaitu:
1. Gangguan rasa nyaman nyeri b.d penurunan fungsi tulang tidak
diangkat karena data tentang gangguan rasa nyaman nyeri seperti
wajah tampak meringis tidak ditemukan pada tinjauan kasus
2. Kurang pengetahuan tentang pengobatan dan perawatan dirumah.
Diagnose ini tidak diangkat oleh penulis karena pada kasus ditemukan
penanggulagan Ny.A dalam pengobatan dengan berobat ke klinik
bidan.

Sedangkan diagnose yang diangkat pada tinjauan kasus adalah:


1. Kerusakan mobilitas fisik b/d ketidakmauan untuk melakukan
pergerakan. Penulis mengangkat diagnose ini karena postur tubuh
tidak stabil ketika berjalan tremor, perubahan gaya jalan lambat dan
kaki diseret.
2. Resiko injury b/d ketidakmampuan dalam bergerak.penulis
mengangkat diagnose ini karena Ny.A tampak berjalan tapi
sempoyongan, lantai kamar mandi licin dan berlumut, perabotan dan
peralatan tidak rapi, penerangan kurang.

4.3 Intervensi Keperawatan,


Setelah masalah prioritas selanjutnya disusun perencanaan keperawatan
yang meliputi tujuan jangka panjang dan jangka pendek, waktu, criteria hasil,
untuk menilai sejauhmana kenerhasilan yang dicapai.
Ada beberapa intervensi yang tidak dilaksanakan oleh penulis yaitu
diagnosa:
1. Kerusakan mobilitas fisik b/d ketidakmauan untuk melakukan pergerakan
- Kolaborasi, beri lingkungan yang aman dan anjurkan untuk
menggunakan alat bantu. Intervensi ini tidak di laksanakan oleh
penulis karena keterbatasan dalam menyiapkan alat bantu.
- Kolaborasi obat – obatan sesuai indikasi ( steroid ). Intervensi ini tidak
dilaksanakan oleh penulis karena penulis hanya menerapkan atau
mengaplikasikan asuhan keperawatan komunitas.

4.4 Implementasi keperawatan


Data pada implementasi asuhan keperawatan, penulis memfokuskan
tindakan keperawatan sesuai intervensi keperawatan yang di tetapkan sebelumnya.
Adapun rencana yang ditentukan, tetapi belum terlaksana secara penuh
yaitu:
- Kolaborasi, beri lingkungan yang aman dan anjurkan untuk
menggukan alat bantu
Dalam intervensi ini penulis tidak melakukan karena kesenjangan
dalam menyiapkan alat bantu
- Kolaborasi obat – obatan sesuai indikasi ( steroid ).
Dalam intervensi ini, penulis tidak melakukan karena penulis hanya
mengaplikasikan asuhan keperawatan komunitas yaitu khususnya
mengenai masalah lansia.

4.5 Evaluasi keperawatan


Data pada evaluasi merupakan hasil pengukuran keberhasilan rencana
keperawatan dalam memenuhi kebutuhan perawatan dalam memenuhi kebutuhan
perawatan yang berlangsung pada tahap ini dapat dilihat masalah teratasi, masalah
sebagian teratasi, serta masalah yang tidak teratasi pada Ny.A . 2 diagnosa
keperawatan yang ditemukan semua masalah teratasi pada kasus.
Adapun diagnose dan intervensi yang dapat dibuktikan :
1. Kerusakan mobilitas fisik b/d ketidakmauan untuk melakukan pergerakan
Melatih pergerakan aktivitas seperti ROM
Dibuktkan dengan
 TTV sebelum latihan
TD: 120/80 mmHg
Setelah latihan TD: 130/90mmHG
 Ny.A dapat mendemonstrasikan ulang latihan ROM aktif dalam diskusi
memperhatikan

2. Resiko injury b/d ketidakmampuan dalam bergerak


Mencegah terjadinya cedera/ jatuh
Dibuktikan dengan :Tidak terdapat tanda-tanda jatuh dan laporan jatuh
pada Ny.A

BAB 5

PENUTUP

Setelah melakukan asuhan keperawatan gerontik dengan gout arthritis


pada Ny.A didusun XI desa percut, maka penulis membuat kesimpulan dan saran
yang mungkin dapat bermanfaat bagi pembaca dalam upaya meningkatkan mutu
pelayanan asuhan keperawatan gerontik dengan gout arthritis.

2.1 Kesimpulan
1. Pada tahap pengkajian asuhan keperawatan terhadap Ny.A dengan gout
arthritis penulis mengumpulkan data dengan menggunakan teknik
wawancara dengan pasien dan keluarga, observasi langsung, dan studi
dokumentasi. Pada tahap ini penulis tidak mendapatkan hambatan dimana
pasien dan keluarga dapat diajak bekerjasama.
2. Pada tahap diagnose keperawatan, penulis dapat merumuskan 2 diagnosa
dari 4 diagnosa keperawatan. Ada dua diagnose kepeawatan yang
ditemukan pada kasus, berdasarkan hasil pengkajian yang telah dilakukan.
3. Pada tahap intervensi keperawatan, rencana keperawatan pada kasus
disesuaikan dengan kebutuhan pasien dan falisitas yang disediakan.
4. Pada tahap implementasi keperawatan, semua rencana dapat dilakukan,
karena adanya kerjsama pasien dengan keluarga.
5. Pada tahap evaluasi, penulis tidak menjumpai masalah, hasil dari
pelaksanaan yang telah dilakukan selama 3 hari masalah pasien teratasi.

2.2 Saran
1. Dalam pengkajian, sebaiknya dilakukan pengkajian yang tepat dan
komphrensif yang mencakup aspek bio-psiko-sosio dan spiritual, sehingga
data yang diperoleh akurat dan dapat menyimpulkan masalah yang di
hadapipasien.
2. Dalam perumusan diagnose keperawatan diharapkan, tetap merumuskan
masalah dan mampu menganalisa data sesuai dengan data yang ditemukan
pada kasus, sehingga diperoleh diagnose keperawatan yang singkron.
3. Dalam menyusun rencana hendaknya tujuan yang ada dalam perencanaan
dapat menjawab apa yang menjadi masalah, dapat meningkatkan
komunikasi . tahap ini sebaiknya perlu peningkatan pengetahuan, agar
rencana yang telah disusun benar-benar dan mempunyai dasar logika.
4. Pada tahap pelaksanaan merupakan tahap yang menentukan tercapainya
tujuan, sehingga perlu ditingkatkan kerjasama yang baik agar rencana
yang telah disusun benar-benar terlaksana.
5. Dalam evaluasi, perlu ditingkatkan kerja sama yang baik untuk menilai
perkembangan keberadaan pasien.
DAFTAR PUSTAKA

Darmojo, Boedi. 2000. Buku Ajar Geatri. Jakarta: Fakultas Kedokteran


Universitas
Indonesia.
Diantari, E, Candra, A. 2013. Pengaruh Asupan Purin Dan Cairan Terhadap
Kadar Asam
Urat Pada Wanita Usia 50-60 Tahun Di Kecamatan Gajah Mugkur
Semarang. Jornal
Of Nutrition College. Volume 2.
Hurlock, E. B. 1999. Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang
Rentang
Kehidupan. Jakarta: Erlangga
Notoatmojo, S. 2011. Metodologi Penelitian Kesehatan. Edisi.4. Jakarta: Rineka
Cipta.
Nugroho, H. 2012. Keperawatan Gerontik Dan Geatrik. Jakarta: EGC.
Ode, Sarif. 2012. Asuhan Kperawatan Gerontik. Yogyakarta: Nuha Medika.
Padila, 2013. Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Yogyakarta: Nuha Medika.
Carter, Michael A. 2005. Anatomi dan Fisiologi Tulang dan Sendi.
Dalam:Hartanto, dkk
(Editor). Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Edisi ke-6
Jilid 2.
Penerbit Buku Kedokteran EGC,Jakarta, Indonesia.
Stanley, Mickey dan Patricia Gauntlett Beare. 2007. Buku Ajar Keperawatan
Gerontik,
Edisi 2. Jakarta: EGC.
Watson. 2003. Perawatan Pada Lansia. Jakarta: EGC.
Wibowo, S 2005. Memperlambat Penuaan, Mencegah "Padam" dan Peremajaan
Pria.
Pidato Pengukuhan Guru Besar. Documentation: Diponegoro University
Press, Semarang.
Yuli, Reny. 2014. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Gerontik. Jakarta: CV. Trans
Info Media.

Anda mungkin juga menyukai