PEMBAHASAN
4.1 Pengkajian
1. Anamnesis
Alamat ditemukan di tinjauan toritis, sedangkan tinjauan kasus tidak di
munculkan karena penulis mengikuti format pengkajian yang di pakai oleh
mahasiswa stikes santa Elisabeth medan, dimana alamat tidak
dicantumkan.
5. Pola nutrisi
Di tinjauan teoritis ditemukan kesulitan menelan dan mual muntah
sedangkan di tinjauan kasus tidak ditemukan kesulitan menelan dan mual
muntah tetapi Ny.A makan dengan frekuensi 3 kali, pola nutrisi Ny.A
dalam batas normal.
6. Pola eliminasi
Masalah defekasi ditemukan dalam tinjauan teoritis sedangkan di tinjauan
kasus tidak ditemukan tetapi yang ditemukan pada Ny.A yaitu BAK tidak
mampu terkontrol.
7. Personal hygiene
Berbagai kesulitan melaksanakan aktivitas pribadi seperti mandi
ditemukan pada teoritis sedangkan pada tinjauan kasus ditemukan Ny.A
mandiri dalam melakukan aktivitas pribadi tanpa bantuan.
8. Neurosensori
Tanda dan gejala yang ditemukan dalam tinjauan teoritis yaitu hilang
sensasi jari tangan, pembengkakan pada sendi. Sedangkan di tinjauan
kasus tidak ada ditemukan tetapi yang ditemukan adalah Ny.A
mengatakan kedua kaki kebas dan kesemutan.
BAB 5
PENUTUP
2.1 Kesimpulan
1. Pada tahap pengkajian asuhan keperawatan terhadap Ny.A dengan gout
arthritis penulis mengumpulkan data dengan menggunakan teknik
wawancara dengan pasien dan keluarga, observasi langsung, dan studi
dokumentasi. Pada tahap ini penulis tidak mendapatkan hambatan dimana
pasien dan keluarga dapat diajak bekerjasama.
2. Pada tahap diagnose keperawatan, penulis dapat merumuskan 2 diagnosa
dari 4 diagnosa keperawatan. Ada dua diagnose kepeawatan yang
ditemukan pada kasus, berdasarkan hasil pengkajian yang telah dilakukan.
3. Pada tahap intervensi keperawatan, rencana keperawatan pada kasus
disesuaikan dengan kebutuhan pasien dan falisitas yang disediakan.
4. Pada tahap implementasi keperawatan, semua rencana dapat dilakukan,
karena adanya kerjsama pasien dengan keluarga.
5. Pada tahap evaluasi, penulis tidak menjumpai masalah, hasil dari
pelaksanaan yang telah dilakukan selama 3 hari masalah pasien teratasi.
2.2 Saran
1. Dalam pengkajian, sebaiknya dilakukan pengkajian yang tepat dan
komphrensif yang mencakup aspek bio-psiko-sosio dan spiritual, sehingga
data yang diperoleh akurat dan dapat menyimpulkan masalah yang di
hadapipasien.
2. Dalam perumusan diagnose keperawatan diharapkan, tetap merumuskan
masalah dan mampu menganalisa data sesuai dengan data yang ditemukan
pada kasus, sehingga diperoleh diagnose keperawatan yang singkron.
3. Dalam menyusun rencana hendaknya tujuan yang ada dalam perencanaan
dapat menjawab apa yang menjadi masalah, dapat meningkatkan
komunikasi . tahap ini sebaiknya perlu peningkatan pengetahuan, agar
rencana yang telah disusun benar-benar dan mempunyai dasar logika.
4. Pada tahap pelaksanaan merupakan tahap yang menentukan tercapainya
tujuan, sehingga perlu ditingkatkan kerjasama yang baik agar rencana
yang telah disusun benar-benar terlaksana.
5. Dalam evaluasi, perlu ditingkatkan kerja sama yang baik untuk menilai
perkembangan keberadaan pasien.
DAFTAR PUSTAKA