Anda di halaman 1dari 9

Nama : Lucky Herta Vio Handaru

Nim : 19121101
Prodi : D3 Keperawatan/ Semester 4

Anamnesa pada anak gangguan aktivitas


1. Tanyakan identitas :
Contoh :
Nama : An. D
Umur : 10 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Belum bekerja
Agama : Islam
2. Tanyakan keluhan utama :
Contoh : Nyeri pada bagian kaki
3. Tanyakan riwayat kesehatan sekarang :
Contoh : Pada tanggal 26- 03- 2021 sekitar pukul 08.00 WIB, saat pasien sedang
bermain sepeda ontel, pasien terjatuh ke dalam selokan dan kaki kanannya terpentok
pinggir selokan, saat itu pula pasien diantar ibunya ke puskesmas untuk mendapatkan
perawatan luka, tetapi puskesmas merujuk ke RSUD Wonogiri agar mendapatkan
pemeriksaan dari dokter
4. Tanyakan riwayat kesehatan dahulu :
Contoh : Ibu pasien mengatakan bahwa pasien belum pernah opname
5. Tanyakan riwayat penyakit keluarga :
Contoh : Ibu pasien mengatakan tidak ada penyakit menular atau keturunan
6. Tanyakan riwayat tumbuh kembang
7. Tanyakan pola kebiasaan
8. Tanyakan kemampuan fungsi motorik
9. Tanyakan kemampuan mobilitas
10. Tanyakan rentang gerak

SOP GANGGUAN KEBUTUHAN CAIRAN


PENGERTIAN
Mengetahui kebutuhan cairan masuk dan keluar tubuh
TUJUAN
1. Mengetahui jumlah masuk cairan
2. Mengetahui keluaran cairan
3. Mengetahui balance cairan
4. Menentukan kebutuhan cairan
KEBIJAKAN
Pasien dengan kecenderungan gangguan regulasi cairan
PETUGAS
Perawat
PERALATAN
Alat tulis untuk dokumentasi
PROSEDUR PELAKSANAAN
A. Tahap prainteraksi
1. Melakukan pengecekan program terapi
2. Mencuci tangan
B. Tahap orientasi
1. Memberi salam, sebut nama pasien
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
C. Tahap kerja
1. Menghitung atau menayakan intake oral (makan dan minum)
2. Menghitung intake parenteral
3. Menentukan cairan metabolism
4. Menanyakan output urin
5. Menanyakan output feses
6. Menghitung output abnormal (muntah, perdarahan, dll.)
7. Menghitung balance cairan
D. Tahap terminasi
1. Mengevaluasi data yang diperoleh
2. Berpamitan dengan pasien
3. Membereskan alat
4. Memcuci tangan
5. Mencatatkegiatan dalam lembar keperawatan
SOP GANGGUAN KEBUTUHAN NUTRISI
PENGERTIAN
Melakukan pengkajian perawatan pada pasien dengan gangguan nutrisi
TUJUAN
1. Memperoleh data subyektif pasien
2. Melengkapi data pasien
KEBIJAKAN
Dilakukan pada pasien dengan gangguan kebutuhan nutrisi
PETUGAS
Perawat
PERALATAN
Alat tulis untuk dokumentasi
PROSEDUR PELAKSANAAN
A. Fase praorientasi
1. Melakukan pengecekan program terapi
2. Mencuci tangan
B. Fase orientasi
1. Member salam
2. Menanyakan identitas pasien
3. Memperkenalkan diri
4. Menjelaskan tujuan kedatangan, prosedur pelaksanaan, dan kontrak waktu
5. Menanyakan kesiapan pasien
C. Fase kerja
1. Menanyakan bagaimana napsu makan sebelum dan selama sakit
2. Menanyakan bagaimana pola makan pasien sebelum dan selama sakit
(frekuensi,porsi)
3. Menanyakan apakah sedang menjalani diet
4. Menanyakan pasien apakah mengalami penurunan berat badan dalam kurun
waktu 6 bulan terakhir
5. Menanyakan apakah pasien mengalami kesulitan menelan
6. Menanyakan apakah pasien mengalami mual, muntah
7. Menanyakan makanan kesukaan pasien (asin, manis, gurih, berlemak/
gorengan, bakar-bakaran)
8. Menanyakan apakah pasien sering mengkonsumsi makanan buah-buahan,
sayur-sayuran
9. Menanyakan apakah pasien sering mengkonsumsi suplemen jenis vitamin
untukmeningkatkan daya tahan tubuh
10. Menanyakan apakah pasien sering mengalami kesulitan penyembuhan luka
11. Menanyakan apakah ada anggota keluarga yang menderita sakit (kencing
manis, hipertensi, kanker, stroke)
D. Fase terminasi
1. Menyampaikan hasil anamnesa dan mengevaluasi
2. Member kesempatan pasien untuk bertanya
3. Menyampaikan rencana tindak lanjut
4. Berpamitan
5. Cuci tangan

SOP KEBUTUHAN AKTIVITAS


PENGERTIAN
Suatu teknik pemeriksaan yang dilakukan lewat suatu percakapan dengan pasien secara
langsung atau dengan orang lain yang mengetahui tentang kondisi pasien, untuk
mendapaykan data pasien beserta permasalahan medisnya
TUJUAN
1. Memperoleh data atau informasi tentang permasalahan yang sedang dialami
pasien
2. Untuk membangun hubungan yang baik antara perawat dan pasien
KEBIJAKAN
Pasien yang akan diwawancarai
PERALATAN
1. Kertas
2. Bulpoin
PETUGAS
Perawat
PROSEDUR PELAKSANAAN
A. Tahap pra interaksi
1. Menyiapkan alat
2. Mencuci tangan
B. Tahap orientasi
1. Memberikan salam kepada pasien
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
3. Menanyakan persetujuan/kesiapan pasien
C. Tahap kerja
1. Menanyakan identitas klien
2. Menanyakan keluhan utama klien saat masuk RS
3. Menanyakan keluhan utama saat pengkajian
4. Menanyakan riwayat penyakit sekarang
5. Kemampuan fungsi motorik, pengkajiannya antara lain pada tangan kanan dan
kiri, kaki kanan dan kiri, untuk menilai ada tidaknya kelemahan, kekuatan atau
spatis
6. Kemampuan mobilitas, untuk menilai kemampuan gerak ke posisi miring,
duduk, berdiri, bangun, dan berpindah tanpa dengan bantuan
7. Kemampuan rentang gerak, pengkajian rentang gerak (range of motion-ROM)
dilakukan pada daerah seperti bahu, siku, lengan, panggul dan kaki
8. Perubahan intoleransi aktivitas, pengkajiannya seperti nadi, tekanan darah,
gangguan sirkulasi perifer, adanya thrombus,serta perubahan tanda vital
setelah melakukan aktivitas
9. Kekuatan otot dan gangguan koordinasi, dalam mengkaji kekuatan otot dapat
ditentukan secara bilateral atau tidak
10. Perubahan psikologis, disebabkan karena adanya gangguan mobilitas dan
immobilitas, antara lain perubahan perilaku, peningkatan emosi, perubahan
dalam mekanisme tulang, dan lain-lain
D. Tahap terminasi
1. Melakukan evaluasi tindakan
2. Berpamitan dengan pasien
3. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan

SOP KEBUTUHAN RASA AMAN


PENGERTIAN
Suatu teknik pemeriksaan yang dilakukan lewat suatu percakapan dengan pasien secara
langsung atau dengan orang lain yang mengetahui tentang kondisi pasien, untuk mendapatkan
data pasien beserta permasalahan medisnya
TUJUAN
Untuk mendapatkan data subjektif
KEBIJAKAN
Pada pasien dengan gangguan rasa nyaman
PETUGAS
Perawat
PERALATAN
Alat tulis
PROSEDUR PELAKSANAAN
A. Tahap pra interaksi
1. Melakukan verivikasi data sebelumnya jika ada
2. Mencuci tangan
B. Tahap interaksi
1. Memberikan salam kepada pasien
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
3. Menanyakan kesiapan pasien
C. Tahap kerja
1. Mengatur posisi pasien
2. Menanyakan keluhan utama saat masuk RS
3. Menanyakan keluhan utama saat pengkajian
4. Menanyaka lokasi nyeri
5. Menanyakan karakteristik nyeri
6. Menanyakan aktivitas yang menyebabkan nyeri
7. Menanyakan skala nyeri
8. Menanyakan waktu timbulnya nyeri
D. Tahap terminasi
1. Melakukan evaluasi tindakan
2. Melakukan konrak untuk tindakan selanjutnya
3. Berpamitan dengan pasien
4. Membereskan alat

SOP KEBUTUHAN KHUSUS


Fase orientasi :
1. Mengucapkan salam
2. Memperkenalkan diri
3. Kontrak waktu
4. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan
5. Menanyakan kesiapan pasien

Fase Kerja :
1. Orang Tua Harus Lebih Terbuka Pemikirannya
Sebelum menangani anak, tentunya pihak orang tua sendiri haruslah lebih terbuka
pemikirannya mengenai anak-anak berkebutuhan khusus ini. Sikap keterbukaan ini tentunya
harus anda tunjukkan dari rasa menerima segala kondisi anak anda saat ini. Dari sikap
keterbukaan ini lah anda bisa mencari usaha dan cara yang tepat untuk mendidik anak anda.
2. Tanamkan ke dalam diri anda jika anak berkebutuhan khusus bukanlah aib yang harus
ditutupi. Jika hal ini anda lakukan hanya akan memperparah kondisi anak anda ketika sudah
dewasa.
3. Lakukan Pengawasan Sedari Dini, Seperti yang dijelaskan sebelumnya, anak-anak
kebutuhan khusus tentunya membutuhkan pengawasan yang lebih dibandingkan anak-anak
pada umumnya, Untuk itu pentingnya pengawasan sedari dini terkait tumbuh kembang anak.
Cara ini dilakukan agar orang tua dapat mengetahui setiap tahap perkembangan anak.
Sehingga nantinya bis asedikit waspada bila terjadi pertumbuhan fisik dan mental yang tidak
mengalami perubahan dalam waktu yang lama.
4. Berikan Motivasi, Perhatian dan Bimbingan
Anak-anak yang memiliki kebutuhan khusus tentunya membutuhkan motivasi, perhatian,
serta bimbingan yang lebih dibandingkan dengan anak-anak lainnya. Dengan perhatian dan
motivasi yang besar dan intens tentunya membantu anak bisa berkembang menjadi lebih baik
lagi. Tentu butuh kesabaran yang ekstra bagi orang tua yang menangani anak-anak
berkebutuhan khusus namun semua ini demi perkembangan anak yang lebih maksimal.
5. Adaptasi Dengan Anak
Dibutuhkan adaptasi antara pengasuh, orang tua, serta anak-anak kebutuhan khusus sendiri.
Jika adaptasi tersebut tidak berjalan dengan lancar, tentu segala cara yang dilakukan tidak
akan membantu perkembangan anak. Ketika proses adaptasi bisa berjalan dengan baik, tentu
membuat segala proses selanjunya berjalan dengan mudah. Adaptasi yang baik tentu akan
membantu anda memahami kondisi serta potensi anak.
6. Meningkatkan Kedekatan Emosional Dengan Anak
Kedekatan emosional menjadi salah satu bagian penting yang harus ada ketika anda
menangani anak-anak berkebutuhan khusus. Kedekatan emosional ini dibutuhkan agar anak
anak bisa percaya serta menjadi dekat dengan anda. Ketika sudah terjalin kedekatan
emosional yang tinggi tentunya anak akan merasa aman dan terbuka dengan anda.
7. Ajari Anak Untuk Mengeksplor Ketrampilannya
Orang tua dengan anak-anak berkebutuhan khusus tentunya membutuhkan energi
ekstraketika mendidik anak-anaknya. Meskipun anak-anak anda memiliki kebutuhan khusus
namun sudha emnjadi sebuah kewajiban bagi orang tua untuk mendampingi dan
mendidiknya. Anda bisa mengisi waktu luangnya untuk rekreasi atau membuat ketrampilan
yang dapat membantu fokus serta kosentrasi anak. Dari hal-hal semacam ini, anda bisa
mengetahui potensi yang dimiliki anak sehingga membuat anak menjadi lebih produktif.
8. Tanamkan Kemandirian Sedari Dini
Pada dasarnnya anak-anak kebutuhan khusus sama saja seperti anak-anak umum lainnya.
Sehingga anda tak perlu memanjakan anak terlalu berlebihan. Tanamkan kemandirian pada
anak sedari dini sehingga anak bisa bertahan di lingkungannya. Ajari anak-anak kebutuhan
khusus ketrampilan-ketrampilan dasat seperti makan, mandi, berangkat sekolah, dan lainnya.
Jika hal-hal seperti ini terus anda ajarkan kepada anak-anak anda tentunya bukan tidak
mungkin jika anak kebutuhan khusus dapat hidup selayaknya anak lainnya.
9. Lakukan Kerjasama Dengan Sekolah
Menjalin kerja sama dengan pihak sekolah menjadi hal penting yang harus anda perhatikan.
Sehingga sangat disarankan bagi pihak orang tua untuk bersikap proaktif serta bisa menjalin
kerja sama yang baik dengan pihak sekolah. Hal ini dilakukan agar membantu anda untuk
mengetahui perkembangan mental, sikap, serta karakter anak. Sehingga nantinya anda bisa
lebih mudah mengetahui cara yang tepat menangani anak-anak dengan kebutuhan yang
khusus.
10. Lakukan Pembiasaan Mengenai Sanksi dan Hukuman
Anaka-anak kebutuhan khusus juga perlu diajarkan tentang aturan dan norma yang berlaku
serta kesalahan yang dilakukannya. Sehingga ketika anak melakukan sebuah kesalahan tentu
anda harus memberitahu anak jika hal tersebut merupakan perbuatan yang salah. Namun
sebisa mungkin hindari hal-hal yang bersifat kekerasan dan usahakan untuk memberikan
pengertian kepada anak anda. Jika hal ini bisa anda lakukan dengan baik, maka tentunya
memudahkan anak untuk memahami hal mana yang salah dan benar.
11. Pelajari Kebiasaan dan Kebutuhan Anak
Tentunya karena kondisinya yang berbeda, anak-anak kebutuhan khusus memiliki kebutuhan
dan kebiasaan yang berbeda. Sehingga sebagai orang tua penting untuk mengetahui kedua hal
tersebut. Dengan memahami kebutuhan dan kebiasaan anak tentunya membuat anda semakin
terbiasa menghadapi anak-anak dengan kebutuhan khusus.
12. Ikuti Saran-Saran Pakar
Bagi anda yang tidak terlalu memahami dengan baik cara tepat untuk menangani anak-anak
kebutuhan khusus. Anda bisa mencoba untuk meminta saran dari pakar, entah dari guru, ahli
psikologi, ataupun ahli-ahli lainnya di bidang tersebut. Sehingga nantinya anda bisa
mendapatkan cara yang tepat untuk menangani anak-anak anda.
13. Pilihlah Sekolah Yang Tepat
Anak-anak kebutuhan khusus tentunya bisa mengalami resiko bullying karena kondisi nya
yang berbeda dari anak-anak umumnya. Sehingga pemilihan sekolah merupakan hal penting
yang harus anda perhatikan. Hal ini karena sekolah menjadi pendukung dari perkembangan
anak agar dapat lebih berkembang.
14. Ikutkan Anak Pada Terapi-Terapi Yang Ada
Banyak sekali terapi-terapi penyembuhan yang memang ditujukan untuk anak-anak
kebutuhan khusus. Untuk itu sebisa mungkin bawalah anak-anak anda untuk rutin mengikuti
terapi-terapi yang ada. Bisa jadi terapi yang rutin tersebut dapat membantu anak untuk hidup
selayaknya anak-anak lainnya.
Nah itu tadi beberapa cara menangani anak-anak kebutuhan khusus yang bisa anda lakukan.
Yang terpenting adalah, sikap sabar yang ekstra sehingga anak-anak kebutuhan khusus
tersebut bisa berkembang dengan maksima
15. Dokumentasikan tindakan

Fase Terminasi
1. Melakukan evaluasi
2. Menyampaikan rencana tindak lanjut
3. Berpamitan

SOP BAYI RESIKO TINGGI


Pengertian
Deteksi dini neonatal dengan resiko tinggi adalah kegiatan yang dilakukan untuk menemukan
neonatal yang mempunyai resiko tinggi.

Tujuan
1. Memperoleh data atau informasi tentang permasalahan yang sedang dialami klien
2. Membantu menegakkan diagnosa
Alat dan Bahan
1. Lembar catatan keperawatan
2. Alat tulis
3. Tensimeter
4. Stetoskop
5. Thermometer
6. Mistar atau meteran
7. Timbangan
8. Midline
9. Timer
Prosedur Pelaksanaan
Fase Orientasi
1. Mengucapkan salam
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan tujuan tindakan
4. Menjelaskan prosedur tindakan
5. Menanyakan kesiapan pasien
Fase Kerja
1. Cuci tangan
2. Mengatur posisi pasien
3. Menanyakan identitas pasien
4. Menanyakan keluhan utama saat masuk RS
5. Menanyakan keluhan utama saat pengkajian
6. Melakukan pemeriksaan fisik berupa:
7. Pengukuran tinggi badan
8. Pengukuran berat badan
9. Pengukuran lingkar kepala
10. Pengukuran lingkar lengan
11. Pengukuran lingkar dada
12. Pengukukuran tanda-tanda vital
13. Melakukan pemeriksaan penunjang bila diperlukan
14. Melakukan penapisan resiko tinggi
15. Membuat diagnosa keperawatan
16. Melakukan pencatatan agar bayi dapat terpantau
Fase Terminasi
1. Melakukan evaluasi tindakan
2. Berpamitan

Anda mungkin juga menyukai