Anda di halaman 1dari 22

BAB I

KETERAMPILAN
DASAR KEBIDANAN
ANAMNESA
SOP

Pengertian Tanya jawab atau wawancara antara petugas dan ibu hamil
Tujuan 1. Mengetahui status kesehatan ibu hamil
2. Mengumpulkan informasi tentang riwayat kesehatan kehamilan dan
persalinan
3. Mendukung dalam menetukan diagnose
Referensi
Kemenkes, W., POGI. (2013). Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di
Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan. Jakarta:
Kemenkes,UNICEF,USAID.
Prosedur A. Menyiapkan Alat.
1. Alat tulis
2. Status pasien
B. Pelaksanaan

1. Memberikan salam kepada pasien dan sapa nama pasien


2. Memperkenalkan diri pada pasien
3. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
4. Menanyakan persetujuan / kesiapan pasien.
5. Menjaga privasi klien
C. Tahap Kerja
1. Menanyakan identitas pasien dan suami / penanggung jawab
2. Menanyakan keluhan pasien
3. Menanyakan riwayat menstruasi yang terdiri atas usia, menarche, siklus,
lamanya, karakteristik, dan masalah menstruasi.
4. Menanyakan tentang kehamilan sekarang yang meliputi usia kehamilan /
HPHT, gerakan janin, tanda bahaya dan penyulit, imunisasi, obat yang
dikonsumsi / jamu,
D. kakawatiran khusus.
1. Menanyakan tentang kehamilan dan persalinan yang lalu meliputi :
a. Jumlah kehamilan dan persalinan
b. Kapan dan dimana,
c. Penonolong persalinan
d. jenis persalinan yang dilakukan
e. perdarahan,
f. perineum.
g. robek spontan/ episiotomi masalah nifas
2. Menanyakan keadaan bayi yang lalu meliputi :
a. Jenis kelamin,
b. BBL
c. Minum ASI atau minum susu tambaha
d. Adakah masalah khusus
3. Menanyakan riwayat penyakit pasien yang diderita dahulu dan sekarang
4. Menanyakan riwayat penyakit keluarga
5. Menanyakan riwayat perkawinan dan riwayat KB
6. Menanyakan pola nutrisi ( Makan dan minum )
7. Menanyakan pola eliminasi BAB dan BAK
8. Menanyakan pola aktivitas, istirahat dan tidur
9. Menanyakan Pola Seksual, sosial, budaya dan ekonomi
10. Menanyakan Pola psikologis ibu dan respon ibu serta keluarga terhadap
kehamilanya
11. Menanyakan apakah ibu minum tablet besi, , caranya, obat-obatan lain
maupun pengetahuan ibu terhadap ANC
KONSELING
SOP

Pengertian Proses komunikasi antara seorang konselor dengan orang lain (klien) untuk
membantu klien meihat permasalahanya supaya lebih jelas sehingga klien dapat
membuat keputusan atas masalah yang ada
Tujuan Sebagai acuan dalam proses konseling
Referensi 1. Kemenkes RI 2014, modul pelatihan jabatan fungsional bidan ahli ,
Jakarta
2. Saraswati I., Tarigan LH ., 2002, komunikasi efektif : ibu selamat, Bayi
sehat, keluarga bahagia, maternat and Neonatal Health, Jakarta.
3. Uripni CL, Sujianto U, Indrawati T, 2002, komunikasi kebidanan, EGC,
Jakarta.
Prosedur A. Langkah awal
1. Menunjukkan sikap yang baik
2. Memberi salam
3. Menyapa klien penuh sopan dengan nada suara yang baik
4. Menanyakan identitas klien
5. Menanyakan maksud kedatangan klien
B. Penghampiran (attending skill)
1. Menampilkan diri dengan postur yang meyakinkan
2. Melakukan gerakan fisik yang disertai dengan perhatian scara
menyeluruh
3. Memberi pengakuan, sentuhan, dan kontak fisik yang sederhana,
penuh perhatian dan penuh makna
4. Memelihara kontak mata secara menyeluruh dan tepat sesuai
dengan situasi dan topic bahasan
5. Mengamati dan menyimak dengan penuh perhatian
C. Proses pelaksanaan
1. Menerima dan memahami ungkapan klien(gerak mata, anggukan,
gerak tangan, gerak muka, dsb)
2. Memberi perhatian yang mendalam terhadap ungkapan klien
3. Memberi pernyataan yang menggambarkan ungkapan suasana
perasaan yang di ungkapkan
4. Memberikan dukungsn terhadap ungkapan tertentu
5. Memberikan kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan
perasaanya dengan lengkap
6. Menunjukkan sikap memberikan perhatian dan menyimak dengan
penuh perhatian
7. Membuat catatan-catatan seperlunya untuk merangkum
pembicaraan
8. Memberikan respon dalam bentuk menyampaikan rangkuman
pembicaraan
9. Memperhatikan suasana konseling dank lien
10. Menguasai materi konseling yang berkaitan dengan pertanyaan
11. Menggunakan alat/media peraga dalam konseling
12. Mengajukan pertanyaan dengan cara jelas dan terarah, serta tidak
keluar dari pembahasan
13. Bertanya dengan menggunakan pertanyaan terbuka, pertanyaan
refleksi , klarifikasi sesekali pertanyaan tertutup untuk pertanyaan-
pertanyaan tertentu
14. Memberikan respon balik terhadap jawaban pertanyaan yang di
ajukan dengan sikap baik dan empatik
15. Melakukan kontak mata yang baik
16. Mengidentifikasi masalah
17. Memahami masalah
18. Membatasi masalah
19. Menjabarkan alternative
20. Mengevaluasi alternative
21. Memilih alternative yang baik
22. Menyepakati penerapan alternative terbaik
23. Menerapkan strategi diam yang tepat
24. Melakukan reaksi dengan baik
25. Mengajukan pertanyaan
26. Mengatakan bahwa waktu telah habis
27. Merangkum isi pembicraan
28. Berdiri
29. Menyepakati pertemuan selanjutnya
30. Memberikan isyarat gerak tangan
31. Menunjukkan catatn-catatan singkat
32. Memberikan tugas-tugas tertentu(jika diperlukan)
PENGUKURAN BERAT BADAN
SOP

Pengertian Prosedur mengkaji berat badan pasien menggunakan alat timbangan badan
Tujuan Sebagai acuan dalam pengukuran berat badan
Referensi 1. Ambarwati ER, 2009, KDPK kebidanan. Nuha Medika Jakarta.
2. Hidayat AA, 2015, pengantar kebutuhan dasar manusia , Edisi 2, Buku 2,
Gudang Penerbit, Jakarta.
Prosedur A. Persiapan alat
1. Timbangan badan (Berdiri, Duduk, Tidur)
2. Handuk kertas
B. Prosedur pelaksanaan
Timbangan berdiri
1. Jelaskan kepada pasien tentang tindakan dan prosedur yang akan
dilakukan
2. Atur timbangan sehingga jarum menunjukkan angka 0 (nol) dan
seimbang
3. Anjuran pasien berdiri di atas timbangan tanpa sepatu/sandal,
pakaian jangan terlalu tebal
4. Memperhatikan jarum penunjuk berhenti dari arah depan tegas
lurus dengan angka
5. Bantu pasien turun dari timbangan
6. Kembalikan timbangan keposisi semula
Timbangan tidur
1. Jelaskan kepada keluarga pasien tentang tindakan dan prosedur
yang akan dilakukan
2. Letakkan timbangan pada alas yang rata dan kuat
3. Pasang alas timbangan yang bersih dan tipis
4. Pstikan bahwa jarum pada angka 0 (nol)
5. Sebelum ditimbang lepaskan alas kaki baju dan topi bayi. Bayi
sebaiknya ditimbang tanpa pakaian
6. Tidurkan bayi pada timbangan
7. Ketika menimbang tangan petugas diletakkan di atas tubuh bayi
(tidak menempel) untuk mencegah bayi jatuh saat di timbang
8. Tentukan hasil berat badan bayi sesuai dengan jarum petunjuk pada
timbangan, kemudia catat hasil pemgukran.
PENGUKURAN TINGGI BADAN
SOP

Pengertian Prosedur mengkaji tinggi badan pasien menggunakan alat pengukuran


Tujuan Sebagai acuan dalam pengukuran tinggi badan
Referensi 1. Ambarwati ER , 2009, KDPK Kebidanan. Nuha medika jakarta.
2. Hidayat AA, 2015, pengantar kebutuhan dasar manusia, Edisi 2, buku2,
Gudang Penerbit, jakarta.
Prosedur A. Persiapan alat
Alat pengukur tinggi badan
B. Prosedur pelaksaan
Bila memakai metera
1. Memasang meteran
2. Meminta pasien melepas alas kaki dan tutup kepala
3.  meminta pasien berdiri tegak dan menempelkan punggungnya pada
dinding
4. meletakkan penggaris di atas ubun-ubun Ibu sejajar tempat pijakan 
5. Memperhatikan angka yang ditunjuk oleh penggaris
6.  menginformasikan hasil pengukuran pada pasien
bila memakai statumeter
1. Meminta pasien melepas alas kaki dan tutup kepala
2. meminta pasien berdiri tegak dan menempel pada tiang pengukur
3. menarik statumeter  melepas tepat di atas ubun-ubun pasien
4. memperhatikan angka yang ditunjukkan kan oleh statumeter
5. menginformasikan hasil pengukuran pada pasien
6. mencatat pada status atau buku
PENGUKURAN LINGKAR LENGAN ATAS (LILA)

SOP

Pengertian Suatu tindakan pemeriksaan melalui pengukuran jaringan otot dan lapisan lemak
bawah kulit yang dilakukan pada pertengahan antara pangkal lengan atas dan
ujung siku dalam ukuran cm
Tujuan Sebagai acuan dalam melakukan pemeriksaan lingkar lengan atas (LILA)
Referensi 1. Cunningham ,F, Garry , 2013, obstetri williams , Edisi 23 Vol. 1, Penerbit
Buku Kedokteran EGC, Jakarta
2. Keseharn RI, WHO (2013), Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu Di
Fasilitas Kesehatan Dasar Dan Rujukan Untuk Kesehatan, kementrian
Kesehatan RI, Jakarta.
Prosedur A. Persiapan
1) Alat tulis
2) Pita LILA/metlin
B. Pelaksanaan
1) Memberitahukan tindakan yang akan dilakukan
2) Tetapkan posisi bahu dan siku . lengan yang diukur adalah lengan kiri .
lelah harus posisi bebas, lengan baju dan otot lengan tidak dalam
keadaan tegang atau kenceng
3) Letakkan pita antara bahu dan siku
4) Tentukan titik tengah lengan
5) Lingkarkan pita pada tengah lengan
6) Pita jangan terlalu ketat dan jangan terlalu longgar
7) Baca angka pada batas lingkaran (jika LILA <23,5 cm maka ibu
mengalami KEK)
C. Evaluasi
1) Memberitahukan hasil pemeriksaan
2) Catat hasil pemeriksaan
PEMASANGAN INFUS

SOP

Pengertian Suatu cara atau tindakan infasif yang dilakukan untuk memasukan sejumlah cairan
dengan cara menusukkan jarum/IV kateter ke pembuluh darah vena agar dapat
menggantikan cairan atau zat-zat makanan yang ada di dalam tubuh
Tujuan Sebagai acuan dalam pemasangan infus
Referensi 1. Novieastri E, Supartini Y, 2015, Keperawatan Dasar Manual Keterampilan
Klinis, 1st ed. Elsivier, Singapura
2. Potter, Perry, 2009, Fundamental of Nursing: 7th Edition Mosby Elsivier,
Singapura
Prosedur A. Persiapan Alat
1. Baki beserta alasnya
2. Standar infus
3. Set infus
4. Cairan sesuai program medic
5. Jarum kateter
6. Pengalas
7. Torniket
8. Kapan alkohol 70%
9. Plester
10. Gunting
11. Kasa steril
12. Sarung tangan
13. Bengkok
14. Lembar catatan
15. Tempat sampah kering
16. Tempat sampah basah
17. Tempat sambah benda tajam

B. Pelaksanaan
1. Memberitahukan klien mengenai tindakan yang akan dilakukan
2. Bantu ibu dalam posisi yang supine atau duduk nyaman
3. Mencuci tangan dengan menggunakan sabundan air mengalir
4. Mengatur peralatan dan membuka kemasan steril dan buang kemasan di
temoat sampah kering
5. Memasang klem rol sekitar 2-4 cm di bawah bilik drip
6. Menusukan set infus ke dalam botol cairan
7. Menusukkan set infus dengan menekan bilik drip dan membuka klem rol
8. Memakai sarung tangan yang bersih
9. Memilih vena yang akan ditusuk
10. Meletakkan torniquet 10 – 12 cm atas (proximal) tempat yang akan ditusuk
11. Membersihkan tempat penusukan dengan gerakan memutar menggunakan
kapas alkohol
12. Memegang jarum dengan sudut 20-30 derajat dengan tangan yang dominan
13. Menekan vena yang ditusuk 2-3 cm di bawah tempat penusukan dengan
tangan non dominan lalu menusukkan jarum perlahan – lahan
14. Pastikan masuk pembuluh darah vena, ditandai darah keluar dari jarum
15. Menarik sedikit jarum dan memasukkan sisa abocath yang belum masuk
sampai batas
16. Menekan abbocath (dari luar) sambil menarik jarum hingga keluar
seluruhnya, pastikan plester kupu – kupu pada daerah tusukan untuh
mencegah jarum abocath keluar
17. Melepas tabung suntik dan menghubungkan pangkal abocath denagn ujung
selang infus
18. Membuka klem rol dan memastikan infus dapat menetes dengan baik
19. Menstabilkan kateter IV dengan plester
20. Mengatur kecepatan aliran sesuai kebutuhan
21. Membilas darah yang ada pada tabung elstik dengan menggunakan spuit
yang berisi larutan NaCl 0,9%
22. Membereskan alat
23. Melepas sarung tangan dan mencuci tangan
24. Mencacat di lembar tindakan (tanggal, jam pemasangan, jenis cairan dan
kecepatan).
PEMASANGAN KATETER

SOP

Pengertian - Kateter adalah selang yang digunakan untuk memasukkan atau mengeluarkan
cairan
- Kateterisasi urinarus adalah memasukkan kateter melalui uretra de dalam
kandung kemih dengan tujuan mengeluarkan urine
Tujuan Sebagai acuan dalam pemasangan kateter
Referensi 1. Novieastri E, Supartini Y, 2015, Keperawatan Dasar Manual Keterampilan
Klinis, 1st ed. Elsivier, Singapura
2. Potter, Perry, 2009, Fundamental of Nursing: 7th Edition Mosby Elsivier,
Singapura
Prosedur A. Persiapan Alat
1. Baki beserta alasnya
2. Bak instrument steril berisi pincet anatomis, kassa dan sarung tangan
steril
3. Kateter sesuai ukuran
4. Spuit 10/20 CC
5. Aquades
6. Jelly
7. Urine bag
8. Plester
9. Gunting plester
10. Selimut mandi
11. Sampiran
12. Perlak dan pengalas
13. Bengkok

B. Pelaksanaan
1. Mengucap salam
2. Memperkenalkan diri
3. Melakukan informed consent
4. Mencuci tangan
5. Memasang sampiran
6. Menginstruksikan kepada klien untuk melepas pakaian bagian
bawahnya jika klien sadar atau bias juga membantu pasien melepas
pakaian bawah
7. Membersikan sekitar kemaluan jika terlihat kotor dengan kapas DTT,
selanjutnya pasang perlak atau duk bolong
8. Mempersiapkan set kateter
9. Menyiapkan jelly di kassa (untuk persiapan pengolesan pada kateter)
10. Menyaipak spuit yang sudah berisi aquabides
11. Menyaiapkan urine bag
12. Mengintriksikan kepada pasien untuk tarik nafas dalam disaat
memasukkan kateter
13. Memakai handscoon steril
14. Memasukkan kateter perlahan-lahan dengan pinset
15. Jika kateter sudah terpasang, masukkan aquabides dengan spuit pada
kateter guna mengunci kateter agar tidak lepas, sambungkan dengan
urine bag
16. Melakukan fiksasi plester
17. Melakukan evaluasi subjektif dan objektif (respon klien dan pastikan
pemasangan kateter berhasil dengan tanda urine mengalir ke urine bag)
18. Merapihkan pasien kembali dengan kondisi senyaman mungkin
19. Merapihkan alat dan melakukan dekontaminasi alat yang telah
digunakan
20. Dokumentasi kegiatan yang telah dilakukan
PEMERIKSAAN SUHU TUBUH

SOP

Pengertian Mengukur suhu tubuh dengan menggunakan thermometer yang dipasangkan di


aksila
Tujuan Sebagai acuan dalam pengukuran suhu tubuh
Referensi 1. Novieastri E, Supartini Y, 2015, Keperawatan Dasar Manual Keterampilan
Klinis, 1st ed. Elsivier, Singapura
2. Potter, Perry, 2009, Fundamental of Nursing: 7th Edition Mosby Elsivier,
Singapura
Prosedur A. Persiapan Alat
1. Baki beserta alasnya
2. Thermometer
3. Kassa
4. Tissue
5. Larutan clorin
6. Air DTT
7. Bengkok
8. Tempat sampah

B. Pelaksanaan
Thermometer Elektronik
a. Tutup tirai disekeliling tempat tidur klien dan atau tutip pintu kamar
b. Posisikan ibu berbaring atau duduk
c. Sisikan pakaian ibu yang menutupi bahu dan lengan
d. Angkat lengan dan mengelap ketiak ibu dengan tissue kering
e. Ambil thermometer, memasukkan thermometer ke tengah aksila, ujung
thermometer di bawah lengan dan tempatkan lengan menyilang di dada
ibu
f. Biarkan ujung thermometer pada tempatnya pada tempatnya hingga
terdengar bunyi dan suhu klien muncul pada layar digital
g. Lepaskan thermometer di aksila
h. Tekan tombol “ lepas/eject” dari batang thermometer dan buang plastic
sekali
i. Usap ujung thermometer dengan menggunakan larutan clorin, usap
kembali dengan air DTT
j. Keringkan dengan tissue
k. Menginformasikan hasil pemeriksaan pada ibu
l. Mencatat hasil pengukuran
m. Merapikan dan membereskan alat
Thermometer Air Raksa
a. Tutup tirai disekeliling tempat tidur klien dan atau tutup pintu kamar
b. Posisikan ibu berbaring atau duduk
c. Sisikan pakaian ibu yang menutupi bahu dan lengan
d. Angkat lengan dan mengelap ketiak ibu dengan tissue kering
e. Memastikan thermometer pada skala 0
f. Memasukkan thermometer pada ketiak ibu kemudian meminta ibu
menjepit thermometer, lengan pasien dilipat ke dada
g. Menunggu selama 5 menit dan memastikan thermometer aman dan
pada posisi yang tepat
h. Mengambil thermometer dari ketiak ibu
i. Memmbaca hasil dengan melihat skala yang di tunjukkan air raksa pada
thermometer, membaca dengan posisi sejajar mata bidan
j. Menurunkan skala thermometer pada skala 0 ᵒC
k. Usap ujung thermometer dengan menggunakan larutan clorin, usap
kembali dengan air DTT
l. Keringkan menggunakan tissue
m. Menginformasikan hasil pemeriksaan ibu
n. Mencatat hasil pengukuran
o. Merapikan dan membereskan alat
PENGUKURAN TEKANAN DARAH
SOP

Pengertian Melakukan tekanan darah dengan mengunakan spigmanometer


Tujuan Sebagai acuan dalam pengukuran tekanan darah
Referensi 1. Noviastari E, Supartini Y 2015, Keperawatan dasar manual keterampilan
klinis 1 ed. Elsevier, singapura.
2. Potter , Perry, 2009, fundamental of nursing: 7th edition. Mosby Elsevier ,
Singapura
Prosedur A. Persiapan alat
1. Baki beserta alasnya
2. Tensimeter (sphgmonometer aneroid atau air raksa dan manset)
3. Stetoskop
4. Pulpen
5. Lembar observasi

B. Persiapan alat
1. Tutup tirai di sekeliling tempat tidur klien dan atau tutup pintu
kamar
2. Posisikan ibu hamil dalam keadaan duduk
3. Sisikan pakaian ibu yang menutupi lengan
4. Memasang manset tensimeter pada lengan atas, kira-kira 3 cm
di atas fossa cubiti dengan pipa karet diletakkan disebelah luar
lengan , dan tensimetr diletakkan di atas tempat tidur
5. Memakai stetoskop untuk mendengarkan denyut nasi arteri
brakhialis
6. Meraba denyut arteri brakhialis dengan ujung jari tengah dan
jari telunjuk, ibu tidak diperkenankan menggenggam atau
mengepal tangan
7. Meletakkan piring stetoskop pada arteri brakhialis
8. Mengunci balon udara
9. Memompa manset melalui balon udara sampai denyut arteri
brakhialis tidak terdengar lagi
10. Mendengarkan bunyi denyutan arteri sambil membuka skrup
balon udara untuk menurunkan manset pada lengan, dilakukan
secara perlahan
11. Menentukan bunyi jantung sistole dan diastole dengan cara :
a. Bunyi denyut arteri pertama yang terdengar adalah sistole
b. Bunyi denyut arteri yang terakhir adalah diastole
c. Menganalisis hasil pemeriksaan
d. Merapihkan lengan baju ibu
e. Merapihkan alat
f. Mencatat hasil pemeriksaan kedalam status ibu
PEMERIKSAAN RESPIRASI

SOP

Pengertian Menghitung jumlah pernafasan (inspirasi yang diikuti ekspirasi selama 1 menit)
Tujuan Sebagai acuan dalam pemeriksaan respirasi
Referensi 1. Noviestari E, Supartini Y, 2015, keperawatan dasar : ,manual
keterampilan klinis, 1 ed, Elsivier , Singapura.
2. Potter , Perry, 2009, fundamental of nursing: 7th edition. Mosby Elsevier ,
Singapura
Prosedur A. Persiapan alat
1. Jam tangan penunjuk detik atau jam digital
2. Lembar observasi
B. Pelaksanaan
1. Meminta ibu meletakkan tangan diatas dada ibu
2. Memgang pergelangan tangan ibu sambil merasakan
gerakan dada ketika ibu melakukan inspirasi dan ekspirasi
3. Menghitung jumlah pernafasan selama 1 menit
4. Mencatat hasil pengukuran merapikan dan membereskan
alat
PEMERIKSAAN NADI

SOP

Pengertian Menghitung frekuensi denyut nadi (loncatan aliran darah yang dapat teraba) yang
terdapat diberbagai titk anggota tubuh melalui perabaan pada nadi , yang lazim di
periksa atau diraba pada brakhialis
Tujuan Sebagai acuan dalam pemeriksaan nadi
Referensi 1. Noviestari E, Supartini Y, 2015, keperawatan dasar : ,manual
keterampilan klinis, 1 ed, Elsivier , Singapura.
2. Potter , Perry, 2009, fundamental of nursing: 7th edition. Mosby Elsevier ,
Singapura
Prosedur A. Persiapan alat
1. Jam tangan penunjuk detik atau jam digital
2. Lembar observasi
B. Pelaksaan
1. Mempersilahkan ibu duduk ditempat yang telah disediakan
2. Pemeriksaan berada disebelah kanan ibu
3. Meraba denyut arteri brakhialis dengan ujung jari tengah dan jari
telunjuk , ibu tidak diperkenanakan menggenggam atau mengepalkan
tangan
4. Melakukan tekanan secara perlahan ,kemudian lakukan perhitungan
dengan menggunakan jarum detik selama 1 menit, menganalisis hasil
pemeriksan:
a. Normal : 70-90 x/menit
b. Takikardia : >90x/menit
c. Bradikardia : <60x/menit
5. Menginformasikan hasil pemeriksaan pada ibu
6. Mencatat hasil pengukuran
7. Merapikan dan membereskan alat
8. Mencatat hasil pemeriksaan pada status ibu
PEMBERIAN INJEKSI INTRAMUSKULER

SOP

Pengertian Injeksi intramuskular ( IM ) adalah injeksi ke dalam otot tubuh baik untuk
pemberian obat ataupun cairan yang bertujuan agar obat/cairan lebih cepat diserap
atau diabsorbsi dikarenakan jaringan otot memiliki suplai darah yang lebih besar
daripada jaringan yang berada dibawah kulit serta jaringan otot dapat menampung
lebih banyak obat daripada jaringan subkutan.
Tujuan Sebagai acuan untuk melakukan pemberian injeksi intramuskuler
Referensi Abdullah . 2019. Kebutuhan Dasar Manusia . Jakarta: EGC.

Prosedur Alat dan Bahan


1. Spuit 3 cc
2. Kapas alcohol
3. Obat yang dibutuhkan (obat dalam tempatnya)
4. Bak instrument
5. Handscon bersih satu pasang
6. bengkok
Pelaksanaan
1. Mencuci tangan
2. Jelaskan prosedur yang akan di lakukan
3. Ambil obat dan masukkan ke dalan spuit sesuai dengan dosisnya. Setelah itu
letakkan dalam bak injeksi
4. Perhatikan lokasi penyuntikan
5. Desinfektan dengan kapas alcohol yang akan dilakukan injeksi
6. Lakukan penyuntikan
Evaluasi
Mencuci tangan
Mendokumentasi dan mencatat hasil tindakan
PEMBERIAN INJEKSI INTRAVENA

SOP

Pengertian Memberikan atau memasukkan obat kedalam jaringan tubuh dengan mengunakan
spuit dan jarum
Tujuan Sebagai acuan melakukan pemberian injeksi intravena
Referensi Abdullah . 2019. Kebutuhan Dasar Manusia . Jakarta: EGC.

Prosedur Persiapan alat dan bahan


1. Spuit 1 cc
2. Kapas alcohol
3. Obat yang dibutuhkan (obat dalam tempatnya)
4. Bak instrument
5. Handscon bersih satu pasang
6. Bengkok
Pelaksanaan
1. Mencuci tangan
2. Menjelaskan prosedur yang akan di lakukan dengan tecnik aseptic,
membaca etiket obat dan dosis
3. Membebaskan daerah yang akan dilakukan penyuntikan dengan
menyingsingkan lengan
4. Mengambil obat dalam tempatnya dengan spuit sesuai dengan takaran
5. Memasang sarung tangan
6. Desinfektan dengan alcohol
7. Melakukan penusukan lubang jarum menghadap ke atas dengan
memasukkan ke pembuluh darah
8. Melakukan aspirasi bila sudah ada darah
9. Setelah slesai ambil spuit dengan menarik dan lakukan penekanan pada
daerah dengan kapas alcohol
10. Mencuci tangan
11. Mencatat prosedur dan reaksi pemberian obat
PEMBERIAN INJEKSI INTRACUTAN

SOP

Pengertian Memberikan atau memasukkan obat kedalam jaringan tubuh dengan mengunakan
spuit dan jarum
Tujuan Sebagai acuan dalan melakukan pemberian injeksi intracutan
Referensi Abdullah . 2019. Kebutuhan Dasar Manusia . Jakarta: EGC.

Prosedur Persiapan Alat dan Bahan


1. Spuit 1 cc
2. Kapas alcohol
3. Obat yang dibutuhkan (obat dalam tempatnya)
4. Bak instrument
5. Handscon bersih satu pasang
6. Bengkok
Pelaksanaan
1. Mencuci tangan
2. Menjelaskan prosedur yang akan di lakukan dengan tecnik aseptic,
membaca etiket obat dan dosis
3. Membebaskan daerah yang akan dilakukan penyuntikan
4. Memasang sarung tangan
5. Mengambil obat yang akan dilakukan tes alergi kemudia larutkan /encerkan
dengan aquades (cairan pelarut ) ambil 0,5 cc dan encerkan lagi sampai 1
cc lalu siapkan pada bak steril
6. Desinfektan daerah yang akan dilkukan penyuntikan
7. Menegangkan dengan tangan kiri daerah yang akan disuntik / diinjeksi
8. Melakukan penusukan dengan lubang jarum menghadap ke atas pembentuk
sudut 15-20 derajat terhadap permukaan kulit
9. Menyemprotkan obat hingga terjadi gelembung
10. Menarik spuit dan tidak boleh meakukan masase
Evaluasi
Mencatat reaksi pemberian
Membereskan alat
PEMBERIAN INJEKSI SUBKUTAN

SOP

Pengertian Memberikan atau memasukkan obat kedalam jaringan tubuh dengan mengunakan
spuit dan jarum
Tujuan Sebagai acuan dalan melakukan pemberian injeksi intracutan
Referensi Abdullah . 2019. Kebutuhan Dasar Manusia . Jakarta: EGC.

Prosedur Persiapan Alat dan Bahan


1. Spuit 1 cc
2. Kapas alcohol
3. Obat yang dibutuhkan (obat dalam tempatnya)
4. Bak instrument
5. Handscon bersih satu pasang
6. Bengkok
Pelaksanaan
1. Mencuci tangan
2. Menjelaskan prosedur yang akan di lakukan dengan tecnik aseptic,
membaca etiket obat dan dosis
3. Membebaskan daerah yang akan dilakukan penyuntikan. Bebaskan daerah
penyuntikan bila pasien menggunakan lengan panjang
4. Memasang sarung tangan
5. Mengambil obat dalam tempatnya sesuai dengan dosis yang akan diberikan
6. Desinfektan daerah yang akan dilkukan penyuntikan menggunakan kapas
alcohol
7. Menegangkan dengan tangan kiri daerah yang akan dialkukan subkutan
8. Melakukan penusukan dengan lubang jarum menghadap ke atas
membentuk sudut 45 derajat diatas permukaan kulit
9. Melakukan aspirasi apabila tidak ada darah semprotkan obat perahan
hingga habis
10. Menarik spuit dan tahan dengan kapas alkhol, spuit bekas suntika
dimasukkan kedala bengkok
Evaluasi
Mencuci tangan setelah prosedur tindakan
Mencatat prosedur pemberian obat dan keluhan klien
PEMASANGAN O2
SOP

Pengertian Pemberian ogsigen (O2) penggunaan ogsigen sebagai terapi farmakologi pada
pasien berhubungan dengan penyakitnya untuk mengatasi atau mencegah keadaan
hipoksia atau keadaan tubuh kekurangan ogsigen dengan cara meningkatkan
tekanan parsial atau konsentrasi ogsigen pada pasien.
Tujuan Sebagai acuan untuk petugas melakukan pemberian terapi ogsigen pada pasien
Referensi Buku Ajar Kursus Bantuan Hidup Jantung Lanjut (ACLS) Indonesia. PERKI .
2017

Prosedur Persiapan Alat


1. Tabung ogsigen
2. Humidifier dan Flow meter
3. Handscoon
4. Plester
5. Nasal kanul
6. Sungkup muka sederhana
7. Gunting
8. Baki atau troli
9. Sungkup muka non-rebreating
10. Alat bantu napas lanjut
11. Aquades atau air bersih
Persiapan pasien
1. Menyapa pasien
2. Jelaskan maksud dan tujuan tindakan yang akan dilakukan
3. Pasien di atur dalan posisi aman dan nyaman
Pelaksanaan
1. Mencuci tangan
2. Gunakan handscon
3. Melakukan pengkajian apakah pasien memerlukan suplementasi terapi
ogsigen
4. Memasang alat pulse oxymeter pada jari pasien untuk menilai kadar
saturan ogsigen jaringan
5. Menentukan jenis alat pemberian ogsigen yang diperlukan
6. Cek tabun ogsigen masoh terisi
7. Mengisi tabung humidifier atau pelembab dengan aquades atau air
bersihhingga batas yang ditentukan
8. Sambungkan alat pemberian ogsigen atau nasal kanul , sungkup muka,
atau sungkup non reabreatin
9. Buka aliran ogsigen pada humidifier sesuai dengan alat dan

Anda mungkin juga menyukai