Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

TENTANG

MANAJEMEN DEMAM DAN IMUNITAS

DI RSUD RAA SOEWONDO PATI

DISUSUN OLEH

Rionaldo.E.B

201803059

PROGRAM PROFESI NERS

STIKES CENDEKIA UTAMA KUDUS

2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Satuan
Acara (SAP) Penyuluhan Tentang ”Manajemen demam dan imunitas”.
Dalam penulisan Satuan Acara Penyuluhan ini penulis banyak mendapat
kesulitan karena terbatasnya pengalaman dan wawasan penulis. Namun dengan
bantuan dari berbagai pihak, akhirnya dapat terselesaikan, untuk itu penulis
menyampaikan ucapan terima kasih kepada guru pembimbing mata kuliah Promosi
kesehatan, ibu, bayi, dan anak balita, serta semua pihak yang membantu kelancaran
pembuatan SAP ini.
Untuk itu penulis menyadari SAP ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu penulis mengharapkan kritikan dan saran yang membangun demi
kesempurnaan SAP ini.
Akhir kata penulis mengharapkan agar SAP ini bermanfaat dan berguna bagi
pembaca dan bagi penyuluhan ini. Atas perhatiannya penulis ucapkan terima kasih.

Pati, Desember 2019

Penulis
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Demam adalah suatu tanda bahwa tubuh sedang melawan infeksi atau
bakteri yang berada di dalam tubuh. Demam juga biasanya menjadi pertanda
bahwa sistem imunitas anak berfungsi dengan baik (Nurdiansyah, 2011).
Demam bukan merupakan penyakit melainkan reaksi yang menggambarkan
adanya suatu proses dalam tubuh. Saat terjadi kenaikan suhu, tubuh bisa jadi
sedang memerangi infeksi sehingga terjadi demam atau menunjukan adanya
proses inflamasi yang menimbulkan demam (Arifianto, 2012).
Sistem imun pada manusia berperan penting untuk mempertahankan
kondisi tubuh karena tubuh manusia secara terus – menerus terpapar oleh
agen penginfeksi yang dapat menyebabkan penyakit. Kebanyakan penyakit
ataupun ancaman dari luar lainnya dicegah masuk ke dalam tubuh oleh
sistem pertahanan tubuh manusia yang dikenal dengan sistem imun
(Baratawidjaja, 2010).
B. Tujuan
Adapun tujuan penyusunan SAP ini yaitu sebagai berikut :
a) Sebagai tugas individu
b) Untuk memberikan informasi demam dan imunitas

C. Masalah
Masih banyak orang tua yang belum mengenali demam pada anak dan
menjaga imunitas anak.

D. Manfaat
1. Bagi Orang Tua
Membantu mengenali demam dan cara penangananya
(SAP)

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok bahasan : Memberikan informasi tentang demam dan imunitas


Sup Pokok Bahasan : a. Pengertian demam
b. Tindakan saat demam
c. Cara menjaga imunitas
Hari/Tanggal : Selasa, 29-1-2019
Waktu : 10 menit
Tempat : Ruang Perinatal Rsud RAA Soewondo pati
Sasaran : Orang Tua Pasien

A. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan, peserta mengerti tentang demam dan imunitas.

B. Materi
1. Pengertian demam
2. Tindakan saat demam
3. Pengertian imunitas
C. Metode
Ceramah
D. Media
Leaflet

E. Kegiatan penyuluhan
No Tahap/ waktu Kegiatan penyuluhan
1 Pembukaan : 1. Memberisalam pembuka Menjawab salam
3 menit 2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan pokok Memperhatikan
bahasan dan tujuan Memperhatikan
penyuluhan
4. Membagi leaflet Memperhatikan

2 Pelaksanaan : 1. Menjelaskan demam Memperhatikan


10 menit

2. Menjelaskan tindakan saat Memperhatikan


demam

3. Menjelaskan menjaga Memperhatikan


imunitas

3 Evaluasi : Menanyakan kepada peserta Menjawab pertanyaan


5 menit tentang materi yang telah diberikan,
dan memberi reinforcement kepada
peserta yang dapat menjawab
pertanyaan.
4 Terminasi : 1. Mengucapkan terimakasih atas Mendengarkan
2 menit peran setia peserta
2. Mengucapkan salam penutup
Menjawab salam

F. Evaluasi

1. Struktur
a. Ibu bayi hadir ditempat penyuluhan
b. Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di ruang menyusui
c. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelumnya
(SAP, leaflet, lembar balik)
2. Proses
Masing-masing mahasiswa bekerja sesuai dengan tugas
a. Ibu bayi antusias terhadap materi penyuluhan
b. Ibu bayi tidak meninggalkan tempat penyuluhan
c. Ibu bayi mengajukan pertanyaan dan mahasiswa menjawab
pertanyaan secara benar
3. Hasil
Ibu bayidapat memahami teknik menyusui dengan benar dan baik

MATERI PENYULUHAN

“CARA MENYUSUI YANG BENAR”

A. Pengertian Teknik Menyusui yang Benar


Teknik Menyusui yang Benar adalah cara memberikan ASI kepada
bayi dengan perlekatan dan posisi ibu dan bayi dengan benar . Tujuan
menyusui yang benar adalah untuk merangsang produksi susu memperkuat
refleks menghisap bayi (Utami Roesli, 2012).
Menyusui adalah sebuah pokok bahasan yang bermuatan emosional:
sangatlah sulit untuk tidak beraksi ketika anda mendengar kata ini. Kata ini
memunculkan respon emosional yang kuat dari wanita yang sedang hamil dan
memikirkan cara memberi makanan bayinya; dari para bidan dan dokter yang
merawat wanita ini, yang mungkin mempunyai pandangan dan pendapat yang
sama kuatnya (Neilson & Joan, 2009).
Menyusui adalah seni yang hampir punah. Sekarang ini, sebagian
besar dari kita hanya ingat yang diberi susu dari botol. memang sulit untuk
menghindari budaya menyusui dengan botol. Menyusui telah menjadi sebuah
isu yang kadang saja dibicarakan, dan bukan sesuatu yang sering ditemukan .
semakin jarang kita melihat wanita yang menyusui (Neilson & Joan, 2009).

B. Posisi dan perletakan menyusui


Terdapat berbagai macam posisi menyusui. Cara menyusui yang tergolong
biasa dilakukan adalah dengan duduk, berdiri atau berbaring. Contoh cara
menyusui yang benar sebagai berikut:
1. Breast-feeding positions
2. Cara menyusui yang baik dengan posisi rebahan
3. Cara menyusui yang baik dengan posisi duduk
4. Cara menyusui yang baik dengan posisi berdiri
5. Cara menyusui yang baik untuk bayi kembar(Juwino dkk, 2008)

C. Persiapan memperlancar pengeluaran asi


Persiapan mempelancar pengeluaran ASI dilaksanakan dengan jalan:
1. Membersihkan putting susu dengan air atau minyak , sehingga epital yang
lepas tidak menumpuk.
2. Putting susu di tarik-tarik setiap mandi, sehingga menonjol untuk
memudahkan isapan bayi.
3. Bila putting susu belum menonjol dapat memakai pompa susu(Juwino dkk,
2008).

D. Langkah-langkah Menyusui yang Benar


1. Cuci tangan dengan air bersih dan menggunakan sabun.
2. Peras sedikit ASI dan oleskan disekitar puting .
3. Duduk dan berbaring sesuai posisi yang nyaman untuk ibu. jangan hanya
leher dan bahunya saja, kepala dan tubuh bayi harus lurus dan hadapkan bayi
kedada ibu, sehingga hidung bayi berhadapan dengan putting susu, biarkan
bibir bayi menyentuh putting susu ibu dan tunggu sampai terbuka lebar .
4. Segera dekatkan bayi kepayudara sedemikian rupa sehingga bibir bawah
bayi terletak dibawah puting susu. Cara meletakan mulut bayi dengan benar
yaitu dagu menempel pada payudara ibu, mulut bayi terbuka lebar dan bibir
bayi membuka lebar.
5. Bayi disusui secara bergantian dari payudara sebelah kiri lalu kesebelah
kanan sampai bayi merasa kenyang.
6. Setelah selesai menyusui, mulut bayi dan kedua pipi bayi dibersihkan
dengan lap bersih yang telah direndam dengan air hangat.
7. Sebelum ditidurkan, bayi harus disendawakan dulu supaya udara yang
terhisap bisa keluar.
8. Bila kedua payudara masih ada sisa ASI tahan puting susu dengan kain
supaya ASI berhenti keluar (Juwino dkk, 2008).

E. Cara Pengamatan Teknik Menyusui yang Benar


Menurut (Ebrahim, 2010) Menyusui dengan tekhnik yang tidak benar dapat
mengakibatkan puting susu menjadi lecet dan asi tidak keluar secara optimal
sehingga mempengaruhi produksi ASI selanjut nya atau bayi enggan menyusu.
Apabila bayi telah menyusui dengan benar, maka akan memperlihatkan tanda-
tanda sebagai berikut:
1. Bayi tampak tenang.
2. Badan bayi menempel pada perut ibu.
3. Mulut bayi terbuka lebar.
4. Dagu bayi menemel pada payudar ibu.
5. Sebagian aerola masuk ke dalam mulut bayi, aerola bawah lebih banyak
yang masuk.
6. Hidung bayi mendekati dan kadang-kadang menyentuh payudara ibu.
7. Mulut bayi mencakup sebanyak mungkin aerola ( tidak hanya putting
saja),lingkar aerola atas terlihat lebih banyak bila dibandingkan dengan
lingkar aerola bawah.
8. Lidah bayi menopang putting dan aerola bagian bawah .
9. Bibir bawah bayi melengkung keluar.
10. Bayi tampak menghisap kuat dengan irama perlahan.
11. Puting susu tidak terasa nyeri.
12. Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus.
13. Kepala bayi agak menengadah.
14. Bayi menghisap kuat dan dalam secara perlahan dan kadang disertai dengan
berhenti sesaat.

DAFTAR PUSTAKA

Soetjingsih, 2010. Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas. Salemba Medika:


Jakarta.
Roesli, Utami. 2012. Inisiasi Menyusui Dini Plus ASI Eksklusif. Pustaka
Bunda: Jakarta.
Ebrahim, Gj. 2010. Perawatan Anak. Yayasan EsentiaMedia:Jakarta

Neilson, Joan. 2009. Cara Menyusui yang Baik dan Benar. Arcan :Jakarta

Juwino, dkk. 2008. Edisi revisi Panduan Lengkap Kehamilan,Melahirkan,


dan Bayi. Arcan :Jakarta

Anda mungkin juga menyukai