BAB I
PENDAHULUAN
A. LatarBelakang
Model dalam teori kebidanan indonesia mengadopsi dari beberapa model negara dengan
berdasarkan dari beberapa teori yang sudah ada disamping dari teori & model yang bersumber
dari masyarakat. Model asuhan kebidanan didasarkan pada kenyataan bahwa kehamilan dan
persalinan merupakan episode yang normal dalam siklus kehidupan wanita.
Model kebidanan ini dapat dijadikan tolak ukur bagi bidan dalam memberikan pelayanan
kebidanan pada klien sehingga akan terbina suatu hubungan saling percaya dalam pelaksanaan
askeb. Dengan ini diharapkan profesi kebidanan dapat memberikan sumbangan yang berarti
dalam upaya menurunkan angka kesakitan, trauma persalinan, kematian & kejadian seksio
sesaria pada persalinan.
Manajemen kebidanan adalah suatu metode/proses berfikir logis sistematis.oleh karena itu
manajemen kebidanan merupakan alur fikir bagi seorang bidan dalam memberikan arah /
kerangka dalam menangani kasus yang menjadi tanggung jawabnya. Menjelaskandasar-dasar
yang harus diperhatikan oleh bidandalam melaksanakan asuhan kebidanan.
Pelayanan kebidanan Indonesia dimulai sejak tahun 1807 pada pemerintahan Hindia-Belanda
(zaman Gubernur Jendral Hendrik William) dantenaga persalinannya adalah dukun.
Seiringdengan berjalannya waktu dibuka pendidikankedokteran dan bidan serta kursus kebida
nansehingga pelayanan kebidanan lebih bertambahseperti KB dan sebagainya. Namun,
masihterdapat dukun beranak didesa-desa.
B. RumusanMasalah
1. Apakah Definisi Model AsuhanKebidanan ?
2. Apakah Definisi Manajemen AsuhanKebidanan ?
3. Bagaimana Pelayanan ManajemenKebidanan di Indonesia ?
C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Model AsuhanKebidanan
2. Untuk Mengetahui Manajemen AsuhanKebidanan
3. Untuk Mengetahui PelayananKebidanan di Indonesia
D. Manfaat
Manfaat yang kami harapkan dengan adanya makalah ini adalah dapat menambah wawasan pengetahuan bagi
penbaca, layaknya penyusun makalah ini dan dapat digunakan sebagai referensi untuk perbaikan makalah ini
kedepannya.
BAB II
PEMBAHASAN
Model Asuhan Kebidanan
A. Pengertian
Konsep adalah penopang sebuah teori yang dapat diuji melalui observasi atau penelitian.
Model adalah contoh atau peraga untuk menggambarkan sesuatu.
Kebidanan merupakan ilmu yang terbentuk dari berbagai disiplin ilmu (multi disiplin) yang
terkait dengan pelayanan kebidanan meliputi ilmu kedokteran, ilmu keperawatan, ilmu sosial,
ilmu perilaku, ilmu budaya, ilmu kesehatan masyarakat dan ilmu manajemen untuk dapat
memberikan pelayanan kepadanibu dalam masa prakonsepsi, konsepsi, masa hamil, ibu
bersalin, post partum, bayi dan baru lahir. Pelayanan tersebut meliputi pendeteksian keadaan
abnormal pada ibu dan anak, melaksanakan konseling dan pendidikan terhadap individu,
keluarga, dan masyarakat.
Model Kebidanan adalah suatu bentuk pedoman atau acuan yang merupakan kerangka kerja
seorang bidan dalam memberikan asuhan kebidanan.
C. Kegunaan Model
1. Untuk menggambarkan beberapa aspek (kongkrit maupun abstrak) dengan mengartikan
persamaannya seperti struktur, gambar, diagram, dan rumus. Model tidak seperti teori, tidak
memfokuskan pada hubungan antara dua fenomena tapi lebih mengarah pada struktur dan
fungsi. Sebuah model pada dasarnya anologi atau gambar simbolik sebuah ide (Wilson, 1985).
2. Merupakan gagasan mental sebagai bagian teori yang memberikan bantuan ilmu-ilmu sosial
dalam mengkonsep dan menyamakan aspek-aspek dalam proses sosial (Gait dan Smith, 1976).
3. Menggambarkan sebuah kenyataan, gambaran abstrak sehingga banyak digunakan oleh
disiplin ilmu lain sebagai parameter garis besar praktek (Bemer. 1984).
2. Menjelaskan siapa itu bidan, apa yang dikerjakan, keinginan, dan kebutuhan untuk :
Mengembangkan profesi.
Mendidik siswi bidan.
Komunikasi dengan klien dan pimpinan.
2. Model Medical
Merupakan salah satu model yang dikembangkan untuk membantu manusia dalam memahami
proses sehat sakit dalam arti kesehatan. Tujuannya adalah sebagai kerangka kerja untuk
pemahaman dan tindakan sehingga dipertanyakan dalam model ini.
Asuhan kebidanan secara tradisional telah memiliki asuhan yang berpusat pada
wanita.kontinuitas dari asuhan kebidanan dapat membentuk waktu yang efektif dalam
pemantauan selama kunjungan prenatal sehingga dapat terjalin hubungan therapeutic secara
personal antara bidan dan keluarganya.
Asuhan yang berkelanjutan (continuity of care) dapat membuat bidan dan keluarga belajar satu
sama lain untuk menentukan rencana dan memberikan asuhan yang baik sesuai dengan
kebutuhan, khusunya untuk klien. Dengan proses ini akan terbuka komunikasi dan membangun
komitmen dari bidan dan keluarga dalam memecahkan masalah dan membuat keputusan
bersama. Partisipasi secara alami dalam home based midwifery care dapat memberikan
kewsempatan pada calon orangtua untuk mempelajari cara-cara mengasuh bayinya.
Keterampilan ini komponen yang penting dalam pendidikan prenatal karena bidan tidak selalu
mendampingi ibu.
Hubungan therapeutic dan dukungan secara "team" yang ditetapkan dalam home based
midwifery care telah digunakan bertahun-tahun lalu. Dengan pendekatan ini diharapkan klien
bisa mandiri secara dini. Hal ini yang telah menunjukan hasil yang baik, dimana resiko yang
terjadi pada ibu bisa segera diketahui. Kernandirian dari klien atau komponen integral dari
home based midwifery care dan dapat ditetapkan sebagi sebuah model pada wanita yang
memilih melahirkan di rumahsakit.
2. Rosemary Methven
Merupakan aplikasi dari Oream dan Hendeson, model terhadap asuhan kebidanan, dimana
dalam sistem perawatanada 5 metode pemberian bantuan yaitu :
Mengerjakan untuk klien
Membimbing klien
Mendukung klien (secara fisik dan psikologis)
Menyedian lingkungan yang mendukung kemampuan klien untuk memenuhi kebutuhan
sekarang dan masa akan datang
Mengajarkan klien
Peran bidan adalah mengidentifikasi masalah klien dan melakukan sesuatu untuk membantu
klien untuk memenuhi kebutuhannya. Manfaat dari model ini menurut Methuen adalah sebagai
bukti praktek pengkajian kebidanan yang tidak didasarkan pada kerangka kerja dari tradisi
manapun. Sebagai dasarnya adalah kesehatan bukan kesakitan sehingga asuhan yang di berikan
efektif bagi ibu dan memberikan kebebasan pada bidan untuk melakukan asuhan.
3. Roy Adaption Model
Pencetusnya adalah suster Callista Roy (1960), sebagai dasarnya makhluk biopsikososial yang
berhubungan dengan lingkungan. Dikemukakan tiga macam stimulasi yang mempengaruhi
adaptasi kesehatan dari individu, yaitu :
a. Vokal stimuli.Yaitu stimuli dari lingkungan di dekat individu, contohnya : kesehatan bay! akan
mempengaruhi ibu yang baru saja melakukan fungsinya.
b. Kontekstual stimuli Yaitu factor-faktor umum yang mempenagaruhi wanita. Contohnya :
Kondisi kehidupan yang buruk
c. Residual stimuli Yaitu faktor internal meliputi kepercayaan, pengalaman, dan sikap. Model
kebidanan ini berguna bagi bidan dalam melakukan pengkajian secara menyeluruh (holistik)
Menurut Rubin, seorang wanita sejak hamil sudah memiliki harapan- harapan, antara lain :
Kesejahteraan ibu dan bayinya
Penerimaan dari masyarakat
Penetuan identitas diri
Mengerti tentang arti memberi dan menerima
Perubahan yang terjadi pada ibu hamil adalah :
1. Ibu cenderung lebih tergantung dan lebih memerlukan perhatian sehingga dapat berperan
sebagai calon ibu dan dapat memperhatikan perkembangan janinnya
2. Ibu memerlukan sosialisasi
Tahap-tahap psikososial yang biasa dilalui oleh calpon ibu dalam mencapai perannya :
1. Anticipatory stage
Seorang ibu mulai melakukan latihan peran dan memerlukan interaksi dengan anak yang lain
2. Honeymoon stage
Ibu mulai memahami sepenuhnya peran dasar yang dijalaninya. Pada tahap ini ibu memerlukan
bantuan dari anggota keluarga yang lain.
3. Plateu Stage
Ibu akan mencoba apakah ia mampu berperan sebagai seorang ibu. Tahap ini memerlukan
waktu beberapa minggu sampai ibu kemudian melanjutkan sendiri.
4. Disengagement
Merupakan tahap penyelesaian yang mana latihan peran sudah berakhir.
Aspek-aspek yang diidentiflkasi dalam peran ibu adalah gambaran tentang idaman, gambaran
diri dan tubuh. Gambaran diri seorang wanita adalah pandangan wanita tentang dirinya sendiri
sebagai bagian dari pengalaman dirinya, sedangkan gambaran tubuh adalah berhubungan
dengan perubahan fisik yang terjadi selama kehamilan dan perubahan spesifik yang terjadi
selama kehamilan dan setelah persalinan
Beberapa tahapan aktifitas penting sebelum seseorang menjadi ibu
1. Taking On (tahapan meniru)
Seorang wanita dalam pencapaian peran sebagai ibu akan memulainya dengan meniru dan
melakukan peran seorang ibu.
2. Taking In
Seorang wanita sudah mulai membayangkan peran yang dilakukan. Introjection, projection,
dan rejection merupakan tahap dimana wanita membedakan model - model yang sesuai dengan
keinginannya.
3. Letting Go
Wanita mengingat kembali proses dan aktifitas yang sudah dilakukannya. Pada tahapan ini
seorang Wanita akan mulai meninggalkan perannya di masa lalu.
c. Periode Letting Go
Terjadi setelah ibu pulang ke rumah dan di pengaruhi oleh dukungan serta perhatian keluarga
Ibu sudah mengambil tanggungjawab dalam merawat bay! dan memahami kebutuhan bayi
sehingga akan mengurangi hak ibu dalam kebebasan dan hubungan sosial.
2. Teori Jeal Ball
Menurut Jean Ball respon terhadap perubahan setelah melahirkan akan mempengaruhi
personality seseorang dan dengan dukungan mereka akan mendapatkan sistem keluarga dan
sosial. Persiapan yang sudah dilakukan bidan pada masa postnatal akan mempengaruhi respon
emotional wanita terhadap perubahan akibat proses kelahiran tersebut. Kesejahteraan wanita
setelah melahirkan sangat tergantung pada personality atau kepribadian, sistem dukungan
pribadi dan dukungan dari pelayanan maternitas.
1. Pelayanan maternitas
2. Pandagan masyarakat terhadap keluarga
3. Sisi penyangga atau support terhadap kepribadian wanita
1. United Kingdom
Bidan Inggris menuntut adanya pelayanan mandiri dan menolak medical modal karena dianggap
tidak cocok dengan praktek kebidanan
Mereka lebih banyak menggunakan Orem Self Care Model (kemampuan seseorang untuk
merawat dirinya sendiri.
Keuntungan bagi wanita adalah menernpatkan kebutuhan wanita sebagai prioritas utama, wanita
berhak memilih asuhan yang diinginkan dan rencana kelahiranya
Keuntungan bagi bidan adalah memudahkan bidan dalam memberikan asuhan yang
berkesinambungan dan menerapkan women center care, memudahkan dalam melakukan
asuhan mandiri dan komprehensif pada ibu, bayi dan keluarga .
2. Australia
a. Menggunakan modal partnership kebidanan dimana wanita sebagai partner bidan dalam
berbagai pengalaman tentang proses melahirkan dan melahirkan adalah proses yang normal
dalam kebidanan.
b. Prinsip - prinsip yang mendasari partnership dalam kebidanan adalah:
1. Mengetahui dan mendukung sosial budaya (suatu yang holistic)
2. Sebagian besar wanita dapat melahirkan bayi tanpa intervensi.
3. Mendukung proses alamiah dalam tubuh .
4. Pelayanan kebidanan adalah seni dan ilmu, pendekatan pemecahan masalah di gunakan bila
diperlukan .
5. Pelayanan kebidanan berpusat pada wanita.
6. Berhubungan dengan Mengetahui dan mendukung kesatuan antara tubuh, pikiran, jiwa,
lingkungan fisik proses pencapaian peran ibu.
7. Memberdayakan wanita dalam pengambilan keputusan.
8. Pelayanan kebidanan dibatasi oleh hukum dan ruang lingkup praktek. Individu yang mengacu
pada wanita dan petugas kesehatan lain jika di butuhkan.
3. New Zealand
Menggunakan model patnership bidan dengan ibu. Adapun fillosofi yang mendasari:
Kehamilan dan persalinan adalah proses kehidupan yang normal
Tugas kebidanan secara profesional adalah pendamping ibu dalam kehamilan, persalinan dan
periode post natal normal.
Kebidanan memberikan pelayanan kepada wanita secara
berkesinambungandan kebidanan berpusatpada wanita.
Manajemen kebidanan adalah suatu metode/proses berfikir logis sistematis.oleh karena itu
manajemen kebidanan merupakan alur fikir bagi seorang bidan dalam memberikan arah /
kerangka dalam menangani kasus yang menjadi tanggung jawabnya.
Planning (perencanaan), Yaitu menentukan tujuan-tujuan yang hendak dicapai selama suatu masa
yang akan dating dan apa yang harus diperbuat agar dapat mencapai tujuan-tujuan itu.
Organizing (pengelompokan), Yaitu mengelompokkan dan menentukan berbagai kegiatan
penting dan memberikan kekuasaan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan itu.
Staffing (kepeluan SDM), Yaitu menentukan keperluan-keperluan sumber daya manusia,
pengarahan, penyaringan, latihan pengembangan tenaga kerja.
Controlling (pengawasan), Yaitu mengukur pelaksanaan dengan tujuan-tujuan, menentukan
sebab-sebab penyimpangan dan mengambil tindakan korektif yang diperlukan.
D. PrinsipManajemen Kebidanan
Bidan di dalam praktiknya secara profesional dituntut tanggung jawab manajerial yang
bermutu,untuk itu metode ilmiah akan dapat dilakukan bila telah memahami betul teknik-
teknik manajemen yang adekuat.artinya di dalam prakteknya yang penuh tanggung jawab itu
dilakukan menggunakan teori-teori dan prinsip manajemen yang telah di akui secara nasional
maupun internasional.
Dengan perkataan lain bidan praktek telah menggunakan manajemen kebidanan yang adekuat
dalam memberikan asuhan kebidanan pada kliennya.
Prinsip Manajemen Kebidanan Varney, (1997)Menjelaskan bahwa prinsip manajemen adalah
pemecahan masalah.
Pelayanan yang diberikan oleh bidan selayaknya berdasarkan teori yang dipertanggung
jawabkan dan praktek yang dilakukan berdasarkan evidence based medicine ( bukti ilmiah
yang rasional ).
Prinsip Proses :
Membuat rencana asuhan yang kompeherensif bersama klien
Secara pribadi bertanggung jawab terhadap implementasi rencana individual.
Melakukan konsultasi, perencanaan dan melaksanakan manajemen dengan berkolaborasi dan
merujuk klien untuk mendapatkan asuhan selanjutnya.
Merencanakan manajemen terhadap komplikasi tertentu, dalam situasi darurat dan bila ada
penyimpangan dari keadaan normal.
Melakukan evaluasi bersama klien terhadap pencapaian asuhan kesehatan dan merevisi rencana
asuhan sesuai dengan kebutuhannya.
Individu
Keluarga
Masyarakat
Manajemen Kebidanan dapat digunakan oleh bidan didalam setiap melaksanakan kegiatan
pemeliharaan dan peningkatan kesehatan. Pencegahan penyakit, penyembuhan, pemulihan
kesehatan ibu dan anak dalam lingkup tanggung jawabnya.
1) Pada langkah ini bidan mengidentifikasi masalah potensial atau diagnosis potensial
berdasarkan diagnosia atau masalah yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan
antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan. Bidan diharapkan dapat waspada dan
bersiap-siap mencegah diagnosis atau masalah potensial ini menjadi benar terjadi
2) Bidan dituntut untuk mampu mengantisipasi masalah potensial, tidak hanya merumuskan
masalah potensial yang akan terjadi tetapi juga merumuskan tindakan antisipasi agar masalah
atau diagnosis potensial tidak terjadi.
Langkah IV : menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera untuk melakukan konsultasi ,
kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain berdasarkan kondisi klien.
1) Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter atau untuk di konsultasikan
atau ditangani bersama anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondidi klien.
2) Beberapa data mungkin mengidentifikasi situasi yang gawat dimana bidan harus bertindak
segera untuk kepentingan keselamatan jiwa ibu dan anak.
3) Dari data yang dikumpulkan dapat menunjukkan satu situasi yang memerlukan tindakan segera
sementara yang lain harus menunggu interfensi dari seorang dokter.
4) Dalam kondisi tertentu mungkin memerlukan konsultasi atau kolaborasi dengan dokter atau
tim kesehatan yang lain seperti pekerja sosial, ahli gizi atau seorang ahli perawatan klinis.
5) Dalam hal ini termasuk tindakan segera yang mampu dilakukan sendiri, secara kolaborasi atau
bersifat rujukan.
1) Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen terhadap masalah atau diagnosa yang telah
diidentifikasi atau diantisipasi.pada langkah ini informasi data yang tidak lengkap dapat
dilengkapi.
2) Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa-apa yang sudah teridentifikasi dari
kondisi klien / cari setiap masalah yang berkaitan tetapi juga dari kerangka pedoman antisipasi
terhadap wanita tersebut.seperti apa yang di perkirakan akan terjadi berikutnya.apakah
dibutuhkan penyuluhan, konseling, dan apakah perlu merujuk klien bila ada masalah-masalah
yang berkaitan dengan sosial ekonomi-kultural atau masalah fisikologis.
3) Setiap rencana asuhan haruslah disetujui oleh kedua pihak , yaitu oleh bidan dan klien agar
dapat dilaksanakan dengan efektif karena klien juga akan melaksankan rencana tersebut.
4) Semua keputusan yang di kembangkan dalam asuhan menyeluruh ini harus rasional dan benar-
benar valid berdasarkan pengetahuan dan teori yang up to date serta sesuai dengan asumsi
tentang apa yang akan dilakukanklien.
Titik tolak dari konseferensi dari koferensikependudukan dunia di Kairo padaTahun 1994
yang meningkatkan pada reproductive (kesehatanreproduksi), memperluas area garapan bidan.
Area tersebut meliputi:
Safe Motherhood, termasuk bayi baru lahir, danperawatan abortus.
Family planning
Penyakit menular sesuai termasuk infeksi saluran alatreproduksi
Kesehatan reproduksi remaja
Kesehatanreproduksipada orang tua.
Dalam melaksanakan tugasnya, bidanmelalui kolaborasi,
konsultasi dan merujukseusia dengan kondisi pasien, kewenangandan kebutuhannya.
Pelayanan kebidanandalam bidan keluarga berencana, bidandiberikan wewenang antara lain:
memberikan alat kontrasepsi melalui oral, suntikan, AKDR, AKBK
(memasung maupunmencabut) kondom dan tablet serta tissue vagina.
Dalam keadaan darurat bidan juga diberiwewenang pelayanan kebidanan yang
ditujukan untuk menyelamatkan jiwa. Disamping itu diwajibkan merujuk kasus yang
tidak dapat ditaani memberikaninformasi serta melakukan rekamedisdengan baik.
Untuk memberikanpertunjukan pelaksanaan yang
lebih rincimengenai kewenangan bidan ini dikeluarkanJuklak yang
dituangkan dalam LampiranKeputusan Dirjend Bin kesmas No. 1506/Tahun 1997.
Pelayanan kebidanan memerlukan kualitasbidan yang memadai atau handal dandiperlukan
monitoring/pemantauanpelayanan oleh karena itu adanya konsulkebidanan sangat diperlukan
sertaa danyapendidikan bidan yang
berorientasi danakademik serta memiliki kemampuanmemiliki kemampuan adaalah suatutero
bosan dans yarat utama untukpercepatan peningkatan kualitas pelayanankebidanan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Model Kebidanan adalah suatu bentuk pedoman atau acuan yang merupakan kerangka kerja
seorang bidan dalam memberikan asuhan kebidanan.
Konseptual model kebidananyaitu:
Orang
Kesehatan
Lingkungan
Kebidanan
Manajemen kebidanan adalah suatu metode/proses berfikir logis sistematis. Oleh karena itu
manajemen kebidanan merupakan alur fikir bagi seorang bidan dalam memberikan arah /
kerangka dalam menangani kasus yang menjadi tanggung jawabnya.
Unsur-unsurManajemen
Manusia
Uang
Metode
Material
Mesin
Market
Pelayanan Kebidanan Indonesia dimulaisejak zaman Hindia-Belanda1807
(zamanGubernur Jendral Hendrik William Deandels)namun bukan bidan yang
menjaditenaga medis dalam proses persalinan akantetapi dukun yang melakukan hal tersebut.
Seiring berjalannya waktu dan pengaruhperkembangan zaman pada tahun 1851,
dibuka pendidikan bidan bagi wanita pribumi di Batavia oleh seorang Dokter MiliterBelanda
(Dr. W. Bosch) lulusan inikemudian bekerja di rumah sakit juga di masyarakat.
Mulai saat itu pelayanankesehatan ibu dan anak dilakukan olehdukun dan bidan.
B. Saran
Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kritik dan saran dari pembaca yang
sifatnya membangun sangat kami harapkan demi perbaikan makalah ini kedepannya.
https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=4964439957044134867#editor/target=post;post
ID=6766946455619076996