Anda di halaman 1dari 3

BAB IV

PEMBAHASAN

Dalam pembahasan ini akan diuraikan tentang berbagai hal mengenai


asuhan keperawatan pada Tn. H dengan pemakainan ventilator di Ruang ICU
Rumah Sakit Siloam Hospital lippo village kesenjangan-kesenjangan maupun
kesamaan yang berkaitan dengan tinjauan teori, serta menguraikan faktor – factor
penunjang dan penghambat dalam memberikan asuhan keperawatan. Ruang
lingkup pembahasan yang akan penulis uraikan sesuai dengan proses asuhan
keperawatan meliputi:
A. Pengkajian
Pengkajian keperawatan merupakan tahap awal dari proses
keperawatan, oleh karena itu tepat atau tidaknya intervensi yang kita lakukan pada
klien tergantung pada tahap pengkajian. Dalam pengumpulan data pada kasus Tn.
H kami menggunakan satu tehnik anamnesa yaitu: Allo Anamnesa (pengkajian
yang dilakukan pada anggota keluarga, medical record, hasil - hasil pemeriksaan
diagnostik atau data-data penunjang), karena penulis tidak mungkin melakukan
pengkajian secara Auto anamnesa berhubungan dengan kondisi klien sudah\
terintubasi dengan GCS E2M4VT.
Pada teori data fokus pasien dengan pemakain ventilator didapatkan data
subyektif pasien tidak dapat dikaji karena sudah terintubasi. Sedangkan data
objektif didapatkan reflek batuk ada, sputum warna putih kekuningan, terdengar
ronchi pada kedua lapang paru. Pada kasus pada saat pengkajian didapatkan
Kesadaran GCS E2M4VT dalam pengaruh obat, dengan ventilator mode ASV
100 % PEEP 8 FiO2 60%. TD 117/61 mmHG, RR 28x/m, S 36,7 C, HR 135 x/m,
SpO2 99 %. pasien tidur dengan posisi semi fowler, Terpasang dower catheter
ukuran 16 Fr, produksi urine 10 - 20 ml/ jam.
Dilihat dari penyebab pemakaian ventilator pada pasien ini dikarenakan
ventilasi yang tidak adekuat karena adanya spasme pada jalan nafas sehingga
kekurangan oksigen ke otak dan dapat menyebabkan penurunan kesadaran. Dalam
pengelolaan cairan didapatkan pemberian NaCL 0,9% 10 ml/jam Pada pasien ini
juga diberikan sedasi Morphin 1 mg/jam iv drips dan Dormicum 1 mg/jam iv.
Sesuai dengan penatalaksanaan pada pasien dengan pemakaian ventilator pada
teori dengan tujuan untuk memberikan rasa nyaman sehingga pasien tidak gelisah
yang dapat mengakibatkan peningkatan kebutuhan oksigen. Pemberian nutrisi
juga sudah diberikan dengan diet diabetasol 750 – 1000 kkal.
B. Diagnosa Keperawatan
Pada diagnosa keperawatan terdapat perbedaan antara teori dengan kasus. Pada
Teori terdapat 5 diagnosa keperawatan yaitu:
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan spasme jalan
napas, hipersekresi jalan napas, adanya jalan napas buatan, sekresi yang
tertahan,
2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidak seimbangan
ventilasi perfusi
3. pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hambatan upaya nafas
4. Gangguan ventilasi spontan berhubungan dengan gangguan metabolisme,
kelemahan otot pernafasan
5. Resiko infeksi dibuktikan dengan penyakit kronis, efek prosedur invasif,
malnutrisi, peningkatan paparan organisme patogen lingkungan,
ketidakadekuatan pertahanan tubuh primer
Sedangkan pada kasus ini diagnosa yang ditemukan pada pasien ada 3
diagnosa yang meliputi : gangguan pertukaran gas, pola nafas tidak efektif, dan
gangguan ventilasi spontan. Pada diagnosa keperawatan gangguan pertukaran gas
sebagai diagnose aktual pertama oleh karena dari data yang di dapat dari hasil
AGD PH arteri meningkat, PCO2 meningkat, PO2 menurun, takikardi serta suara
paru ronchi dan masih terpasang ventilator. Pola nafas tidak efektif di angkat
sebagai diagnosa kedua dan Diagnosa ketiga yang kami angkat gangguan ventilasi
mekanik
C. Perencanaan Keperawatan
Tahap ini adalah tahap lanjutan dari pengkajian dan diagnosa
keperawatan. Kegiatan perencanaan disusun berdasarkan masalah yang ada pada
pasien, perumusan tujuan menentukan kriteria hasil dan rencana tindakan dan
disesuaikan dengan NCP pada SHLV yaitu menggunakan SDKI dengan
modifikasi intervensi sesuai dengan teori.
D. Implementasi Keperawatan
Tindakan keperawatan dilakukan pada tanggal 26 april 2021 sampai
dengan 28 april 2021. Penulis melakukan tindakan keperawatan pada pasien
sesuai dengan rencana tindakan keperawatan yang telah dibuat sebelumnya.
Hampir semua rencana tindakan keperawatan dapat dilakukan pada kasus ini.
Faktor penghambat yang ditemukan penulis dalam pelaksanaan asuhan
keperawatan adalah penulis belum bisa mengevaluasi secara keseluruhan kondisi
pasien, karena asuhan keperawatan dilaksanakan dalam waktu 3 hari. Faktor lain
dalam pelaksanaan asuhan keperawatan ini adalah pasien dan perawat mampu
menjalin kerjasama dengan baik dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada
pasien.
E. Evaluasi Keperawatan
Setelah penulis melakukan asuhan keperawatan pada pasien antara teori
dan kasus. Penulis menggunakan metode SOAP dalam mengevaluasi dari proses
keperawatan. Saat dilakukan evaluasi dari semua perencanaan dan pelaksanaan
yang sudah dibuat belum semuanya terselesaikan, hal ini berkaitan dengan kondisi
pasien yang belum mengalami banyak perubahan. Masalah keperawatan yang
belum teratasi antara lain gangguan pertukaran gas belum teratasi dikarenakan
suara paru masih ronchi serta perubahan AGD belum signifikan. Diagnosa pola
nafas tidak efektif di karenakan pasien masih takipnea dan hiperventilasi.
Gangguan ventilasi mekanik dikarenakan pasien masih menggunakan ventilator.
Memenuhi kebutuhan mobilitas pasien dibantu sepenuhnya oleh perawat, karena
kondisi. Pasien masih lemah. masih terpasangnya ventilator dan alat lainya.S

Anda mungkin juga menyukai