Anda di halaman 1dari 5

HASIL EVALUASI PROSES ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT MINGGU KE 1

Nama : Anggara

NIM : 020519392

Dosen Pembimbing : Ns. Mila Sartika, S.Kep., M.Kep.

1. Hasil Evaluasi Analisa Video

Narasi :
Pada analisis Didalam isi vidio menjelaskan tentang penanganan obstruksi jalan nafas tanpa
penggunaan alat. Yang pertma adalah tekhnik head tilt chin lift yaitu dengan cara mendorong
dagu pasien ke arah atas dan menekan dahi pasien ke arah bawah. Yang kedua adalah jaw thrust
manuver yaitu dilakukan pada pasien yang di curigai mengalami trauma servikal. Yang ketiga
adalah cross finger swab untuk membersihkan saluran nafas yang tersumbat menggunakan jari.
Yang ke empat back blow, yaitu tekhnik yang digunakan pada bayi saat tersedak. Yang ke lima
tekhnik heimlich manuver yaitu posisi penolong berada dibelakang dengan posisi berdiri dan
tangan berada pada bagian ulu hati/px pasien, kemudian hentakan tangan kearah belakang atas.

2. Hasil Evaluasi Analisa Jurnal

Narasi :
Pada analisa jurnal dengan judul : KORELASI SATURASI OKSIGEN PERKUTAN
DENGAN PARAMETER DERAJAT KEPARAHAN (SEVERITY) PADA ASMA
EKSASERBASI BERDASARKAN KRITERIA GLOBAL INITIATIVE OF ASTHMA
2008. Peneliti Melakukan intervensi pemeriksaan saturasi oksigen pada penderita asma
eksaserbasi berdasarkan kriteria GINA 2008. Penelitian ini membuktikan bahwa ada
hubungan yang kuat antara saturasi oksigen dengan parameter derajat keparahan asma
eksaserbasi. Dan ada hubungan yang kuat antara saturasi oksigen perkutan dengan
parameter derajat keparahan menurut kriteria GINA 2008 pada parameter peningkatan
respiratory rate (RR) dan pO2 pada pemeriksaan analisa gas darah. Jika dibandingkan
dengan penelitian lain bahwa sama-sama memiliki hubuhgan yang sangat kuat antara
saturasi oksigen dengan penderita asma eksaserbasi.

3. Hasil Evaluasi Case Study Asuhan Keperawatan Dan Implementasi


Narasi :
1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b.d obstruksi jalan nafas (peningkatan
produksi sputum)
S:-
O:
Pasien terpasang ET Ventilator mode SIMV rate 5 PEEP 7 VT/PS 12 fio2 90%, TD
130/90 mmHg, N 130x/menit, S 37oC, RR 24x/menit, SPO2 99% tidak ada penumpukan
sekret dijalan nafas, suara ronkhi terdengar di lobus bawah kiri kesadaran apatis GCS
E4M6Vx, tidak ada sianosis
A:
Masalah teratasi sebagian
P:
Lanjutkan Intervensi
1. Lakukan oral hygiene
2. Berikan/bantu pasien untuk mobilisasi
3. Lakukan fisioterapi dada dan suctioning
4. Observasi dan auskultasi suara napas
5. Monitor status himodinamik

2. Gangguan pertukaran gas b.d perubahan membran alveolar-kapiler


S:-
O:
RR: 24x/menit, nadi 130 x/menit, kesadaran somnolen GCS E4M6Vx, tidak ada sianosis,
pH 7,45 pCO2 27 HCO3 19,6 kalium 3,9
A:
Masalah teratasi sebagian
P:
Lanjutkan intervensi
1. Monitor status himodinamik
2. Observasi dan auskultasi suara napas
3. Monitor analisa gas darah dan urine elektrolit
4. Kesimpulan
Narasi :
1. Analisi vidio
Vidio membahas tentang bagaimana cara membebaskan jalan nafas tanpa
menggunakan alat. Yang pertma adalah tekhnik head tilt chin lift yaitu dengan cara mendorong
dagu pasien ke arah atas dan menekan dahi pasien ke arah bawah. Yang kedua adalah jaw thrust
manuver yaitu dilakukan pada pasien yang di curigai mengalami trauma servikal. Yang ketiga
adalah cross finger swab untuk membersihkan saluran nafas yang tersumbat menggunakan jari.
Yang ke empat back blow, yaitu tekhnik yang digunakan pada bayi saat tersedak. Yang ke lima
tekhnik heimlich manuver yaitu posisi penolong berada dibelakang dengan posisi berdiri dan
tangan berada pada bagian ulu hati/px pasien, kemudian hentakan tangan kearah belakang atas.

2. Analisis jurnal

Pada jurnal.yang di analisa didapatkan hasil ada hubungan yang kuat antara saturasi
oksigen dengan parameter derajat keparahan asma eksaserbasi. Dan ada hubungan yang
kuat antara saturasi oksigen perkutan dengan parameter derajat keparahan menurut
kriteria GINA 2008 pada parameter peningkatan respiratory rate (RR) dan pO2 pada
pemeriksaan analisa gas darah. Jika dibandingkan dengan penelitian lain bahwa sama-
sama memiliki hubuhgan yang sangat kuat antara saturasi oksigen dengan penderita asma
eksaserbasi.

3. Case Study Asuhan Keperawatan Dan Implementasi

Kesimpulan Laporan Kasus :

1. Hasil dari pengkajian klien didapatkan data keluhan utama gagal nafas dengan
adanya sputum berwarna seperti karat (kuning kemerahan), dan dilakukan pemasangan
intubasi. Pengkajian fokus pada klien yaitu pada breathing didapatkan hasil suara redup
saat perkusi dan auskultasi suara ronkhi basah di lobus bawah paru kanan dan kiri,
terpasang ventilator mode SIMV rate 12 RR 23x/menit, SPO2 95%, suhu 39oC.
2. Berdasarkan data-data yang didapatkan dari hasil pengkajian pada klien di ruang
ICU RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten, bahwa klien mempunyai diagnosa
keperawatan ketidakefektifan bersihan jalan napas b.d obstruksi jalan napas

3. Berdasarkan fokus diagnosa keperawatan ketidakefektifan bersihan jalan napas


b.d obstruksi jalan napas, maka penulis menyusun rencana keperawatan dengan tujuan
setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x8 jam ketidakefektifan bersihan jalan
nafas teratasi dengan kriteria hasil :
a) menunjukkan jalan nafas paten (tidak ada sekret),
b) tidak ada sianosis atau dispnea,
c) saturasi oksigen >95%,
d) respirasi 16-24x/menit,
e) sekret berkurang atau hilang.

4. Implementasi hari pertama pada klien dilakukan pada tanggal 23 Mei 2017 yaitu
melakukan personal hygiene, mengobservasi jalan nafas dan auskultasi suara nafas,
memberikan mobilisasi (miring kiri, telentang head up 30° dan miring kanan), melakukan
fisioterapi dada dan suctioning, memonitor status himodinamik. Implementasi hari kedua
dilakukan pada tanggal 24 Mei 2017 yaitu melakukan personal hygiene, mengobservasi
mengobservasi jalan nafas dan auskultasi suara nafas, memberikan mobilisasi (miring
kiri, telentang head up 30° dan miring kanan), melakukan fisioterapi dada dan suctioning,
memonitor status himodinamik. Implementasi hari ketiga dilakukan pada tanggal 23 Mei
2017 yaitu melakukan personal hygiene, mengobservasi jalan nafas dan auskultasi suara
nafas, memberikan mobilisasi (miring kiri, telentang head up 30° dan miring kanan),
melakukan fisioterapi dada dan suctioning, memonitor status himodinamik.

5. Berdasarkan analisa pada klien dengan Pneumonia setelah dilakukan tindakan


mobilisasi dan fisioterapi dada terhadap bersihan jalan napas menunjukkan hasil
signifikan, karena dalam 3x8 jam bersihan jalan nafas dapat berkurang dengan hasil
terpasang ET Ventilator mode SIMV rate 5 PEEP 7 VT/PS 12 fio2 85%, TD 130/90
mmHg, N 130x/menit, S 37oC, RR 24x/menit, SPO2 99% tidak ada penumpukan sekret
dijalan nafas, suara ronkhi terdengar di lobus bawah kiri kesadaran apatis GCS E4M6Vx,
tidak ada sianosis.

Anda mungkin juga menyukai