Minggu : IV
Judul Laporan Kasus :
Nama :
Institusi :
Tanggal Pasien Masuk RS dan tanggal mulai dan akhir perawatan (yang di
laporkan) :
Resume Pasien :
Keluarga pasien mengatakan pasien jatuh dari tempat tidur pada tanggal 21 Mei 2017,
pasien tidak dapat diajak berkomunikasi. Pada pukul 12.30 pasien dibawa ke RSUD
Prambanan untuk mendapatkan perawatan medis. Karena kondisi pasien yang perlu
penangan lebih lanjut dan fasilitas yang lebih memadai, pasien di rujuk ke RSUP Dr.
Soeradji Tirtonegoro Klaten
DS :
-
DO :
- Jalan nafas dibantu ventilator
- SIMV rate 12 RR 23x/menit,
- terdapat sekret dimulut dan selang ventilator,
- suara ronkhi di lobus bawah kanan dan kiri,
- kesadaran somnolen,
- terpasang, SPO2 95%,
- hasil foto thoirax Oedem Pulmonal Mixed Pneumonia,
- leukosit 17.000, suhu 39oC,
- tidak ada sianosis
- RR: 23x/menit, nadi 138 x/menit
- pH 7,49 PCO2 23 mmHg PO2 118 mmHg BE -4,2 mmol/L tCO2 17,6 mmol/L
HCO3 16,9 mmol/Lst HCO3 20,9 mmol/L Na+ 139 mmol/L K+ 3,4 mmol/L Cl-
111 mmol/L.
- Suhu 39°C, Balance Cairan -263 cc, turgor kulit tidak elastis,
- mukosa bibir kering, Hematokrit 55,9% Capilary Refile Time >2 detik,
- Tekanan Darah 91/75 mmHg, nadi 138x/menit
- Pasien tampak lemah,
- aktivitas dibantu oleh perawat,
- Tekanan Darah 91/75 mmHg,
Masalah Keperawatan :
3.
Tindakan yang di lakukan oleh perawat :
25 mei 2017
- Melakukan personal hygiene
DS: -
DO:
pasien tampak lebih nyaman, gigi bersih, mulut bersih, bau badan berkurang.
- Mengobservasi jalan nafas
dan auskultasi suara nafas
DS:-
DO:
Terdapat sekret dimulut pasien jumlah sedikit (sebelum dioral hygiene),
terpasang ventilator, terdengar suara ronkhi di lobus bawah paru kiri
- Memberikan mobilisasi (posisi miring kiri telentang head up 30° dan kanan)
DS: -
DO:
Pasien tampak lebih rileks, RR 27x/menit, SPO2 100% KU lemah
- Melakukan fisioterapi Dada dan suctioning
DS: -
DO:
Tidak ada penumpukan sekret dijalan nafas,sekret berwarna kuning,suara ronkhi
terdengar di lobus bawah paru kiri
- Monitor status himodinamik
DS: -
DO:
TD: 120/95 mmHg, Nadi 140x/menit, RR 24x/menit, Suhu 37oC, SPO2 100%
kesadaran somnolen, GCS E3M5Vx, jenis ventilator SIMV rate 5 PEEP 6,
VT/PS:12, FiO2: 90%
- Monitor status himodinamik
DS:-
DO:
TD: 130/90 mmHg, N 130x/menit, RR 21x/menit, S 37 oC, SPO2 99% kesadaran
apatis GCS E4M6Vx, jenis ventilator SIMV rate 5 PEEP 6, VT/PS:12 FiO2: 90%
- Memberikan mobilisasi (posisi miring kiri telentang head up 30° dan kanan)
DS: -
DO:
Pasien tampak lebih rileks, RR 24x/menit, SPO2 100% KU lemah
- Memberikan Mobilisasi (posisi miring kiri telentang head up 30° dan kanan)
DS: -
DO:
Pasien tampak lebih rileks, RR 24x/menit, SPO2 100% KU membaik
- Auskultasi suara nafas
DS:-
DO:
Terdengar suara ronkhi di lobus bawah kiri
1. Hasil dari pengkajian klien didapatkan data keluhan utama gagal nafas dengan
adanya sputum berwarna seperti karat (kuning kemerahan), dan dilakukan
pemasangan intubasi. Pengkajian fokus pada klien yaitu pada breathing didapatkan
hasil suara redup saat perkusi dan auskultasi suara ronkhi basah di lobus bawah
paru kanan dan kiri, terpasang ventilator mode SIMV rate 12 RR 23x/menit, SPO2
95%, suhu 39oC.
2. Berdasarkan data-data yang didapatkan dari hasil pengkajian pada klien di ruang
ICU RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten, bahwa klien mempunyai diagnosa
keperawatan ketidakefektifan bersihan jalan napas b.d obstruksi jalan napas
3. Berdasarkan fokus diagnosa keperawatan ketidakefektifan bersihan jalan napas b.d
obstruksi jalan napas, maka penulis menyusun rencana keperawatan dengan tujuan
setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x8 jam ketidakefektifan bersihan
jalan nafas teratasi dengan kriteria hasil :
a) menunjukkan jalan nafas paten (tidak ada sekret),
b) tidak ada sianosis atau dispnea,
c) saturasi oksigen >95%,
d) respirasi 16-24x/menit,
e) sekret berkurang atau hilang.
4. Implementasi hari pertama pada klien dilakukan pada tanggal 23 Mei 2017 yaitu
melakukan personal hygiene, mengobservasi jalan nafas dan auskultasi suara nafas,
memberikan mobilisasi (miring kiri, telentang head up 30° dan miring kanan),
melakukan fisioterapi dada dan suctioning, memonitor status himodinamik.
Implementasi hari kedua dilakukan pada tanggal 24 Mei 2017 yaitu melakukan
personal hygiene, mengobservasi mengobservasi jalan nafas dan auskultasi suara
nafas, memberikan mobilisasi (miring kiri, telentang head up 30° dan miring
kanan), melakukan fisioterapi dada dan suctioning, memonitor status himodinamik.
Implementasi hari ketiga dilakukan pada tanggal 23 Mei 2017 yaitu melakukan
personal hygiene, mengobservasi jalan nafas dan auskultasi suara nafas,
memberikan mobilisasi (miring kiri, telentang head up 30° dan miring kanan),
melakukan fisioterapi dada dan suctioning, memonitor status himodinamik.
1. Petugas kesehatan atau perawat dalam melakukan asuhan keperawatan klien yang
mengalami pneumonia pendekatan komunikasi terapeutik harus diterapkan agar
klien merasa tenang, nyaman, sehingga pelaksanaan yang komprehensif dapat di
capai.
2. . Diharapkan dapat bekerja sama dengan tim kesehatan lain dalam memberikan
asuhan keperawatan serta memberikan pelayanan yang profesional khususnya pada
pasien dengan pneumonia.