Anda di halaman 1dari 18

FORMAT

PENGKAJIAN KEPERAWATAN KRITIS

Informasi mahasiswa

Nama mahasiswa : Puji Astuti Tanggal pengkajian : 25 Maret 2020

Informasi pasien

Nama pasien : Tn. K umur : 45 tahun

Tanggal pasien masuk RS: 25 Maret 2020 melalui: poliklinik/IGD/RWI

Tanggal masuk ICU: 25 Maret 2020

Jenis kelamin : P/L Agama : Islam Suku : Jawa bahasa sehari-hari : Indonesia

Pekerjaan:Wiraswasta Penanggung jawab pasien: Istri Ny. W

Ringkasan riwayat pasien sebelum masukICU/ICCU hingga saat ini (anamnesa, pemeriksaan
fisik, data penunjang):

Tn. Koni usia 45 tahun masuk ke ICU dari IGD. Pasien masuk ke IGD pada tanggal 25
maret 2020 pkl 16.00 ditemukan data-data sebagai berikut: keluhan sesak nafas, batuk-batuk,
demam, pasien pulang dari daerah endemik covid19, riwayat DM disangkal, jantung disangkal,
asma sejak 20 tahun yang lalu, kesadaran apatis, BB 70 kg, TB 158 cm, TD 150/90 mmHg, N
125x/menit, P 30x/menit, S 39°C, menggunakan otot bantu pernafasan, cuping hidung positif,
ronchi +/+, wheezing +/+, saturasi perifer 97%, BJ normal, edema negatif. Hasil pemeriksaan
laboratorium Hb 14 GR/dL; HT 42 %, leukosit 19 rb, trombosit 175 rb, PCT 1; telah dilakukan
swab tenggorokan PCR corona,; hasil foto thorax infiltrat di kedua lapang paru, jantung normal.
Tgl 25 maret 2020 pkl. 19.00 pasien dipindah ke ruang ICU dengan kondisi masih sama
dengan di IGD. Setelah sejam di ICU Kondisi pasien memburuk kesadaran somnolen, gelisah,
Nadi 135x/menit, RR 35x/menit, TD 90/50 mm Hg, otot bantu pernafasan positif, saturasi
perifer 87 %. Hasil analisa darah pkl 19.00 PH 7,30; PCO2 70 mmHg; PO2 90 mmHg; HCO3
35 mmol/L; BE -5, Sat O2 97%.
Pemeriksaan fisik (bentuk dan fungsi) saat ini
Kepala : Bentuk kepala normocephal, simetris (+), persebaran rambut

(kepala, mata, merata, lesi (-), hematoma (-), kedua mata kanan kiri nampak

telinga, hidung simetris (+), konjungtiva anemis (+/+), sklera anikterik (+/+),

rambut) kedua telinga kanan dan kiri nampak simetris (+), serumen (-),

fungsi pendengaran klien baik, bentuk hidung simetris, sekret (-),

pernafasan cuping hidung (+)


Dada : Bentuk simetris (+), bunyi jantung S1/S2, tidak ada suara

tambahan jantung murmur (+), CRT <3dtk

Bentuk pergerakkan dada simetris, ada suara tambahan ronkhi

diseluruh lapang paru, RR 35x/menit, SaO2 87%, wheezing

(+/+), otot bantu pernapasang (+), pernapasan dibantu alat

ventilator, paru kanan dan kiri bercak-bercak infiltrate, suspek

pneumonia dan hasil swab tenggorokan PCR corona positif


Abdomen : Datar, teraba lunak, BU (+), skibala (-), nyeri tekan (-)
Ekstremitas : Kelemahan esktermitas, klien mengalami penurunan kesadaran,

edema (-)
Punggung : Tidak ada kelainan tulang (kifosis, lordosis, scoliosis), luka tekan

(-)

ANALISA DATA

Tangga Data-data Diagnosa keperawatan


l
25/4/20 Circulation (perdarahan/diare, TD, suhu, Risiko Syok :
nadi/HR, kapileri refill, akral, warna kulit wajah, Faktor Risiko: Sepsis
edema, pupil, sianosis, suara jantung, EKG, JVP ,
status hidrasi)
DS : keluhan sesak nafas, batuk-batuk, demam,
pasien pulang dari daerah endemik covid19
DO :
- TD 150/90 mmHg,
- N 125x/menit,
- P 30x/menit,
- S 39°C,
- saturasi perifer 97%,
- BJ normal,
- edema negatif.
- Hasil pemeriksaan laboratorium Hb 14
GR/dL; HT 42 %, leukosit 19 rb, trombosit
175 rb, PCT 1; telah dilakukan swab
tenggorokan PCR corona,; hasil foto thorax
infiltrat di kedua lapang paru, jantung
normal
25/3/20 Airway (sputum, suara paru, benda asing, kelainan Bersihan Jalan Nafas
bentuk, pemeriksaan penunjang ) Tidak Efektif b.d Spasme
DS : klien mengeluhan sesak nafas, batuk-batuk, Jalan Napas, Hipersekresi
demam, klien pulang dari daerah endemik jalan napas
covid19, dan riwayat asma sejak 20 tahun yang
lalu
DO :
- Sputum (+)
- ronchi +/+, wheezing +/+

25/3/20 Breathing (sedasi, frekuensi & ritme nafas, Bersihan Jalan Nafas
kedalaman, irama, pola pernafasan, pemeriksaan Tidak Efektif b.d Spasme
paru-paru, oxymetri, pemeriksaan penunjang) Jalan Napas, Hipersekresi
DS : klien mengeluhan sesak nafas, batuk-batuk, jalan napas
demam, klien pulang dari daerah endemik
covid19, dan riwayat asma sejak 20 tahun yang
lalu

DO :
- Dyspnea, RR : 30x/menit
- ronchi +/+, wheezing +/+
- menggunakan otot bantu pernafasan,
- cuping hidung positif
- telah dilakukan swab tenggorokan PCR
corona; hasil foto thorax infiltrat di kedua
lapang paru

25/3/20 Disability (tingkat kesadaran, Glascow Coma


Scale kekuatan otot, pemeriksaan fisik neurologis,
pemeriksaan penunjang)
DS : -
DO :
- kesadaran apatis
- GCS E3M6V4
- kekuatan otot 5555/5555

PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif b.d Spasme Jalan Napas, Hipersekresi jalan napas
2. Risiko Syok
3. ...............................................................................
4. ...............................................................................
5. ...............................................................................
6. ...............................................................................
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Nama pasien : Tn. K


No. Registrasi : 12345
Ruangan : IGD

Diagnosa dan tujuan INTERVENSI KEPERAWATAN


Keperawatan
Bersihan jalan napas tidak A. Manajemen Jalan Napas
efektif b.d , spasme jalan napas 1. Observasi
hipersekresi jalan napas - Monitor pola napas (frekuensi, kedalaman, usaha napas)
- Monitor bunyi napas tambahan (mis: gurgling, mengi,
Setelah dilakukan tindakan wheezing, ronkhi kering)
keperawatan selama 1x24 jam - Monitor sputum (jumlah, warna, aroma)
diharapkan bersihan jalan napas 2. Terapeutik
klien efektif dengan KH: - Posisikan semi fowler atau fowler
1. Saturasi O2 dalam batas - Lakukan penghisapan lender kurang dari 15 detik
normal - Lakukan hiperoksigenasi sebelum penghisapan
2. Frekuensi pernapasan endotrakeal
dalam batas normal 3. Kolaborasi
3. Menunjukkan jalan - Kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran,
nafas yang paten mukolitik
4. Menunjukkan suara B. Manajemen Asthma
napas yang bersih 1. Observasi
5. Foto thoraks dalam - Monitor frekuensi dan kedalaman napas
batas normal - Monitor tanda dan gejala hipoksia (mis: gelisah, agitasi,
penurunan kesadaran)
- Monitor bunyi napas tambahan (mis: wheezing, mengi)
- Monitor saturasi oksigen
2. Terapeutik
- Berikan posisi semi fowler 30-45o
- Pasang oksimetri nadi
- Lakukan penghisapan lender
- Berikan oksigen 6-15 L via sungkup untuk
mempertahankan SaO2 >90%
- Pasang jalur IV untuk pemberian obat dan hidrasi
- Ambil sampel darah untuk pemeriksaan hitung darah
lengkap dan AGD
3. Edukasi
- Anjurkan meminimalkan ansietas yang dapat
meningkatkan kebutuhan oksigen
4. Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian bronkodilator sesuai indikasi (mis:
albuierol, metaproterenol)
- Kolaborasi pemberian obat tambahan jika tidak
responsive dengan bronkodilator (mis: prednisolone,
methylprednisole, aminophylline)
C. Manajemen Isolasi
1. Observasi
- Identifikasi pasien yang membutuuhkan isolasi
- Lakukan skrining pasien isolasi dengan kriteria (mis:
batuk >2 minggu, suhu >37oC, riwayat perjalanan ke
daerah endemic)
2. Terapeutik
- Tempatkan satu pasien untuk satu kamar
- Pasang poster kewaspadaan standar di pintu kamar pasien
- Sediakan seluruh kebutuhan harian dan pemeriksaan
sederhana di kamar pasien
- Dekontanminasi alat-alat kesehatan sesegera mungkin
setelah digunakan
- Lakukan kebersihan tangan pada 5 moment
- Pasang alat proteksi diri sesuai SPO
- Lepaskan APD segera setelah kontak dengan pasien
- Pakaikan pakaian sendiri dan dicuci pada suhu 60 derajat
celcius
- Masukkan bahan-bahan linen yang terkena cairan tubuh
ke dalam trolley infeksius
- Minimalkan kontak dengan pasien, sesuai kebutuhan
- Bersihkan kamar dan lingkungan sekitar di setiap hari
dengan desinfektan (mis: clorin 0,5%)
- Batasi transportasi pasien seperlunya
- Pakaikan masker selama proses transportasi pasien
- Batasi pengunjung
- Pastikan kamar pasien selalu dalam kondisi bertekanan
negative
- Hindari pengunjung berusia dibawah 12 tahun
3. Edukasi
- Ajarkan kebersihan tangan kepada keluarga dan
pengunjung
- Anjurkan keluarga/pengunjung melapor sebelum
kekamar pasien
- Anjurkan keluarga/pengunjung melakukan kebersihan
tangan sebelum masuk dan sesudah meninggalkan kamar
D. Pemantauan respirasi
1. Observasi
- Monitor frekuensi, irama, kedalaman dan upaya napas
- Monitor pola napas
- Monitor saturasi oksigen
- Monitor nilai AGD
- Monitor hasil x-ray toraks
2. Terapeutik
- Atur interval pemantauan respirasi sesuai kondisi pasien
- Dokumentasikan hasil pemantauan
3. Edukasi
- Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
- Informasikan hasil pemantauan
Risiko Syok A. Pencegahan syok
1. Observasi
Setelah dilakukan tindakan - Monitor status kardiopulmonal (frekuensi dan kekuatan
keperawatan selama 1x24 jam nadi, frekuensi napas, TD)
diharapkan tidak tanda-tanda - Monitor status oksigenasi (oksimetri, AGD)
risiko syok pada klien dengan - Monitor status cairan (intake-output, turgor kulit, CRT)
KH: - Monitor tingkat kesadaran dan respon pupil
1. TTV dalam batas - Periksa riwayat alergi
normal 2. Terapeutik
2. Nadi perifer teraba dan - Berikan O2 untuk mempertahankan saturasi oksigen
dalam batas normal >94%
3. SaO2 dalam batas - Persiapkan intubasi dan ventilasi mekanik
normal - Pasang jalur IV
4. Hasil lab darah dalam - Pasang kateter urine untuk menilai produksi urine
batas normal - Lakukan skin test untuk mencegah reaksi alergi
3. Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian IV
- Kolaborasi pemberian antiinflamasi
B. Manajemen cairan
1. Observasi
- Monitor status hidrasi (mis: frekuensi nadi, kekuatan
nadi, akral, pengisian kapiler, kelembapan mukosa,
turgor kulit, tekanan darah)
- Monitor hasil pemeriksaan laboratorium (mis:
hematocrit, Na, K, Cl, berat jenis urin, BUN)
- Monitor status hemodinamik (mis: MAP, CVP, PCWP
jika tersedia)
2. Terapeutik
- Catat intake-output dan hitung balans cairan 24 jam
- Berikan asupan cairan, sesuai kebutuhan
- Berikan cairan IV
C. Pencegahan infeksi
1. Observasi
- Monitor tanda dan gejala infeksi
2. Terapeutik
- Batasi jumlah pengunjung
- Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien
dan lingkungan pasien
- Pertahankan Teknik aseptic
3. Edukasi
Ajarkan cara mencuci tangan dengan benar
IMPLEMENTASI

Nama pasien : Tn. K

EVALUASI Para
Tanggal f/
TINDAKAN KEPERAWATAN
& Jam Nam
a
25/3/20 16. 00 - Menerima pasien masuk Tn.K dgn keluhan S : klien mengeluh: sesak
16.30
klien mengeluh: sesak nafas, batuk-batuk, nafas, batuk-batuk,
demam, riwayat perjalanan ke daerah endemic demam, riwayat
covid 19 perjalanan ke daerah
16.15 - Memonitor tanda-tanda vital : TD 150/90 endemic covid 19
mmHg, N 125x/menit, P 30x/menit, S 39°C O:
pola napas (RR : 30x/menit,dibantu otot, - TD 150/90 mmHg
menggunakan otot bantu pernafasan, cuping - N 125 x/menit
hidung positif) - S : 39
- Memonitor tingkat kesadaran dan respon pupil - RR 30x/menit
(kesadaran apatis) - wheezing +/+,
- Memeriksa riwayat alergi (tidak ada riwayat ronkhi +/+)
alergi) - sputum (+)
- Mengauskultasi bunyi napas tambahan (Hasil: - terapi O2 sungkup
wheezing +/+, ronkhi +/+) 10lpm
- SaO2 96%
16.30 - Memonitor sputum (jumlah, warna, aroma) - hasil lab : Hb 14
- Lakukan penghisapan lender selama 15 detik GR/dL; HT 42 %,
- Memposisikan semi fowler leukosit 19 rb,
- Melakukan hiperoksigenasi dengan sungkup 6- trombosit 175 rb,
15L/menit (Rasional: memakai sungkup PCT 1
karena menyediakan fraksi O2 sekitar 40-60% A : Bersihan Jalan
dengan aliran sekitar 5-10L/menit) Napas, risiko syok
- Memonitor status oksigenasi (SaO2: 96%) belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
17.00 - Kolaborasi pemberian bronkodilator: ventolin - manajemen jalan
2,5 mg (via inhalasi) napas
- Memberikan oksigen 6-15 L via sungkup - manajemen isolasi
untuk mempertahankan SaO2 >90% - pencegahan syok
- Memasang jalur IV untuk pemberian obat dan
hidrasi
- Melakukan pengambilan sampel darah untuk
pemeriksaan hitung darah lengkap (hasil : Hb
14 GR/dL; HT 42 %, leukosit 19 rb, trombosit
175 rb, PCT 1)
- Mengidentifikasi pasien yang membutuhkan
17.35
isolasi (pasien memiliki riwayat berpergian ke
daerah pandemic covid 19)
- Melakukan skrining pasien isolasi dengan
kriteria (klien mengeluh: sesak nafas, batuk-
batuk, demam S: 39, riwayat perjalanan ke
daerah endemic covid 19)

ANALISA DATA

Di ICU

Tanggal Data-data Diagnosa keperawatan


25/3/20 Circulation (perdarahan/diare, TD, suhu, Gangguan Pertukaran Gas
19.00 nadi/HR, kapileri refill, akral, warna kulit wajah, b.d Perubahan membrane
Dipindahk
edema, pupil, sianosis, suara jantung, EKG, JVP , alveoli-kapiler
an ke icu
status hidrasi)
dgn
kondisi spt
DS: -
di IGD DO :
- Nadi 135x/menit,
Sejam - RR 35x/menit,
kemudian - TD 90/50 mm Hg,
perburukan
- Pasien gelisah,
20.00
- saturasi perifer 87 %.
- Hasil analisa darah pkl 19.00 PH
7,30; PCO2 70 mmHg; PO2 90
mmHg; HCO3 35 mmol/L; BE -5,
Sat O2 97%.

Airway (sputum, suara paru, benda asing, Bersihan jalan nafas tidak
kelainan bentuk, pemeriksaan penunjang ) efektif b.d hipersekresi
DS: - jalan napas
DO:
- Sputum (+)
- Suara ronchi +/+, wheezing +/+

Breathing (sedasi, frekuensi & ritme nafas, Gangguan Pertukaran Gas


kedalaman, irama, pola pernafasan, pemeriksaan b.d perubahan membrane
paru-paru, oxymetri, pemeriksaan penunjang) alveoli kapiler
DS: -
DO :
- RR 35x/menit,
- otot bantu pernafasan positif,
- saturasi perifer 87 %.
- Hasil analisa darah pkl 19.00 PH
7,30; PCO2 70 mmHg; PO2 90
mmHg; HCO3 35 mmol/L; BE -5,
Sat O2 97%.

25/3/20 Disability (tingkat kesadaran, Glascow Coma


20.00 Scale kekuatan otot, pemeriksaan fisik neurologis,
pemeriksaan penunjang)
DS : -
DO :
- kesadaran menurun (somnolen )
- GCS E2M3V2

PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d hipersekresi jalan napas
2. Gangguan Pertukaran Gas b.d perubahan membrane alveoli kapiler
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Nama pasien : Tn. K


No. Registrasi : 12345
Ruangan : ICU

Diagnosa dan tujuan INTERVENSI KEPERAWATAN


Keperawatan
Gangguan pertukaran gas b.d A. Manajemen ventilasi mekanik
perubahan membrane 1. Observasi
alveolus-kapiler - Periksa indikasi ventilator mekanik (mis: kelelahan otot
napas, disfungsi neurologis, asidosis respiratorik)
Setelah dilakukan tindakan - Monitor efek ventilator terhadap status oksigenasi (mis:
keperawatan 1x24 jam bunyi paru, X-ray paru, AGD, SaO2, SvO2, ETCO2,
diharapkan gangguan pertukaran respon subyektif pasien
gas pada klien tidak ada dengan - Monitor kriteria perlunya penyapihan ventilator
KH: - Monitor efek negative ventilator (mis: deviasi trakea,
1. Tanda vital dalam batas barotrauma, volutrauma, penurunan curah jantung,
normal distensi gaster, emfisema subkutan)
2. Irama, frekuensi, dan - Monitor gejala peningkatan pernapasan (mis:
kedalaman pernapasan peningkatan denyut jantung atau pernapasan,
berada dalam batas peningkatan TD, diaphoresis, perubahan status mental)
normal - Monitor kondisi yang meningkatkan konsumsi oksigen
3. Dispneu tidak ada (mis: demam, menggigil, kejang dan nyeri)
4. Nilai agd dalam batas - Monitor gangguan mukosa oral, nasal, trakea dan laring
normal 2. Terapeutik
5. Sianosis tidak ada - Atur posisi kepala 45-60o untuk mencegah aspirasi
- Reposisi pasien setiap 2 jam
- Lakukan perawatan mulut secara rutin, termasuk sikat
gigi setiap 12 jam
- Lakukan fisioterapi dada
- Lakukan penghisapan lender sesuai kebutuhan
- Ganti sirkuit ventilator setiap 24 jam sesuai protocol
- Siapkan bag-valve mask disamping tempat tidur untuk
antisipasi malfungsi mesin
- Berikan media untuk berkomunikasi (mis: kertas, pulpen)
- Dokumentasikan respon terhadap ventilator
3. Kolaborasi
- Kolaborasi pemilihan mode ventilator (mis: control
volume, tekanan, atau gabungan)
- Kolaborasi pemberian agen pelumpuh otot, sedative,
analgesic sesuai kebutuhan
- Kolaborasi penggunaan PS atau PEEP untuk
meminimalkan hipoventilasi alveolus
B. Manajemen asam-basa: asidosis respiratorik
1. Observasi
- Identifikasi penyebab asidosis respiratorik (mis: PPOK,
asma, cedera kepala, edema paru, pneumonia, ARDS,
pneumotoraks, henti jantung, obstruksi jalan napas,
depresi pernapasan, depresi SSP, trauma dada, gagal
jantung)
- Monitor adanya hipoventilasi
- Monitor frekuensi dan kedalaman napas
- Monitor penggunaan otot bantu napas
- Monitor CRT
- Monitor adanya indikasi asidosis respiratorik kronik
(mis: barrel chest, penggunaan otot bantu napas, clubbing
fingers)
- Monitor dampak SSP (mis: penurunan kesadaran,
konfusi)
- Monitor hasil AGD
- Monitor adanya komplikasi
2. Terapeutik
- Pertahankan kepatenan dan bersihan jalan napas
- Berikan oksigenasi aliran rendah pada kondisi
hiperkapnia kronik (PPOK)
- Pertahankan akses IV
- Berikan O2, sesuai indikasi
3. Edukasi
- Jelaskan penyebab dan mekanisme terjadinya asidosis
respiratorik
4. Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian ventilasi mekanik
- Kolaborasi pemberian bronkodilator
C. Pemantauan respirasi
1. Observasi
- Monitor frekuensi, irama, kedalaman dan upaya napas
- Monitor pola napas
- Monitor saturasi oksigen
- Monitor nilai AGD
- Monitor hasil x-ray toraks
2. Terapeutik
- Atur interval pemantauan respirasi sesuai kondisi pasien
- Dokumentasikan hasil pemantauan
3. Edukasi
- Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
- Informasikan hasil pemantauan
D. Dukungan perawatan diri
1. - Observasi
- Identifikasi kebutuhan alat bantu kebersihan diri sesuai
usia
2. Terapeutik
- Sediakan lingkungan yang terapeutik
- Siapkan keperluan pribadi
- Damping melakukan perawatan diri sampai mandiri
- Fasilitiasi untuk menerima keadaaan ketergantungan

E. Manajemen Aktivitas Pasien


-
IMPLEMENTASI

Nama pasien : Tn. K

Tanggal EVALUASI Paraf/


TINDAKAN KEPERAWATAN
& Jam Nama
25/3/20 19.00 - Menerima pasien dari IGD (+ covid, S: -
20.00
kondisi seperti di IGD) O:
Ganggua
n 19.15 - Melakukan pemasangan ventilator - TD 90/50 MAP 63
Pertukar
an Gas (CMV O2 80%) mmHg
19. 30 - Melakukan pengambilan sampel - HR: 135x/menit
darah arteri - SaO2 97%
20.00 - Mengkaji kondisi klien (hasil: pasien - Wheezing (-)
memburuk kesadaran somnolen, - Hasil AGD: asidosis
gelisah, Nadi 135x/menit, RR respiratorik
35x/menit, TD 90/50 mm Hg, otot - urine 50cc/4jam,
bantu pernafasan positif, saturasi kuning pekat)
perifer 87 %. - turgor kulit elastis
- Memonitor efek ventilator terhadap - CRT <3 detik
20.15 status oksigenasi ( AGD: PH 7,30; A: bersihan jalan nafas,
PCO2 70 mmHg; PO2 90 mmHg; gangguan pertukaran gas
HCO3 35 mmol/L; BE -5, (asidosis belum teratasi
respiratorik) SaO2 97% ) P: intervensi dilanjutkan
20.20 - Mengidentifikasi penyebab asidosis - Manajemen ventilasi
respiratorik (krna virus covid masuk mekanik
ke alveoli, yang seharusnya terjadi - Pemantauan respirasi
20.25 pertukaran gas, alveoli tidak bisa - Monitor ttv per jam
menjalankan fungsinya tjd gangguan - Suction jika perlu
pertukaran pada alveolus) - Perawatan ETT
o
- Mengatur posisi kepala 45-60 untuk - Evaluasi hasil lab
mencegah aspirasi
- Melakukan pemeriksaan
sirkulasi(CTR <3detik, akral dingin,
TD 90/50, turgor kulit baik, SaO2
20.30 95%)
- Menghitung MAP (63)
20.40 - Memonitor output (urine 50cc/4jam,
kuning pekat)
- Memberikan infus cairan kristaloid
- Melakukan pengambilan sample
darah vena untuk pemeriksaan darah
lengkap

Anda mungkin juga menyukai