Prinsip : 5 T – 1 W
EXSTERNAL INTERNAL
CO2 O2
A.Pulmonalis V.Pulmonalis
Oxygenation
UDARA BEBAS:
PiO2 : 21% x 760 = 160 mmHg
PiCO2 : 0.04 % x 760 = 0.3 mmHg
ALVEOLUS
PiN2 : 78.6 % x 760 = 597mmHg
PiH2O : 0.46 % x 760 = 3.5 mmHg
N2 H2O
Capillary
PAN2: PAH2O:
Diffusion Process 573 mmHg 47 mmHg
O2
O2
O2
O2
Terapi Oksigen
Tujuan
◦ Mengatasi keadaan hipoksemia
◦ Menurunkan kerja pernafasan yang berlebihan
◦ Menurunkan beban kerja otot Jantung (miokard)
Indications for Oxygen therapy
dg derajat :
- Normal : > 80 mmHg
- Ringan : 60-80 mmHg
- Sedang : 40-60 mmHg
Penyebab Hipoksemia:
- Berat : <40 mmHg
- Oksigen inspirasi berkurang
- Alveolar hipoventilasi
- Kemampuan Hb berkurang
- Gangguan ventilasi perfusi
- Shunt
Oxygen Hazards
5. Segera konsultasi kepada dokter atau perawat yg lebih senior jika didapatkan per
7 Respirator 21 – 100 %
9 Incubator s/d 40 %
150+𝑨𝒂𝑫𝑶𝟐
𝐹𝑖𝑂2 = X 100 %
760
150+𝑨𝒂𝑫𝑶𝟐
𝐹𝑖𝑂2 = X 100 %
760
PAO2 = (Patm - PH2O) xFiO2 - PaCO2 x 1.25
150+𝟐𝟗,𝟕𝟑
= (760-47) x 0.21 - 48 x 1.25 AaDO2 = PAO2 – PaO2 = X 100 %
760
= 89,73 = 23,64 %
Kesimpulan :
< 20 mmHg : normal
20-40 mmHg : V/Q mismatch
40-60 mmHg : Shunt
> 60 mmHg : gangguan difusi
Jawaban Contoh Kasus :
2. Alat terapi oksigen yg cocok digunakan adalah : Nasal kateter, karena kebutuhan
FiO2 : 23,64 %
Catheter Nasal
Keuntungan
1. FiO2 < 40 % ( paling tinggi 3 liter )
2. Mudah ditoleransi dan nyaman
3. Pasien bebas bergerak, makan, bicara,
alat tidak mahal
Kerugian
1. Tehnik pemasangan sulit, distensi lambung,
trauma nasopharing, kateter mudah tersum
bat oleh sekret,
Kerugian
1. Dapat menyebabkan iritasi pada hidung
Kerugian
1. Aliran O2 yang tidak cukup bisa menimbulkan
rebreating CO2
2. Keterbatasan akses wajah untuk batuk, makan,
minum, atau perawatan wajah dan hidung
3. Terjadi aspirasi
4. Kurang ketat bila terpasang NGT juga
Non-rebreather
Keuntungan
1. Aliran Oksigen 6 - 15 liter / menit., FiO2 55 - 90 %.
2. Sungkup muka dengan kantong dan ada katup
satu arah, antara kantong dengan sungkup ada
katup.
3. Udara inspirasi tidak bercampur dengan udara
ekspirasi. Oksigen yang dihirup murni.
4. Kantong tidak boleh kolap saat inspirasi
Kerugian
1. Keterbatasan akses wajah untuk batuk, makan, minu
m, atau perawatan wajah dan hidung
2. Terjadi aspirasi
3. Kurang ketat bila terpasang NGT juga
4. Dapat terjadi penumpukan CO2 jika flow rendah
5. Mata menjadi kering
Rebreather Mask
Keuntungan
1. Aliran yang diberikan 6 – 10 lt/ menit FiO2 60– 90%
2. Sungkup muka dengan kantong tanpa katup, ka
ntong berisi 800 - 1000 cc , bag harus dipertahan
kan mengembang.
3. Sebagian udara ekspirasi masih dihirup lagi dan s
ebagian dikeluarkan.
Kerugian
1. Keterbatasan akses wajah untuk batuk, makan, minum
, atau perawatan wajah dan hidung
2. Terjadi aspirasi
3. Kurang ketat bila terpasang NGT juga
4. Dapat terjadi penumpukan CO2 jika flow rendah
5. Mata menjadi kering
Venturi Mask
Keuntungan
1. Memberikan aliran yang bervariasi dengan FiO2
24 - 50 % dan konstan.
2. Tidak dipengaruhi oleh tipe ventilasi, maupun tidal
volume.
3. Tidak dipengaruhi oleh udara luar.
4. Diberikan pada pasien yang tipe ventilasinya tidak
teratur.
5. Berguna untuk pasien dengan COPD dimana O2
yang berlebihan bisa menekan pusat pernafasan
Kerugian
1. Tidak dapat memberikan oksigen konsentrasi rendah
2. Jika aliran lebih rendah dapat menyebabkan penumpukan
CO2
3. Kantong oksigen bisa terlipat.
High Flow Nasal Cannula (HFNC)
Spesifikasi
1. High flow rate : 30-60 Lpm
2. Low flow rate : 5-25 lpm
3. FiO2 : 50-100%
4. Heather humidifier : 31-37 0C
Head Box
Keuntungan
1. Flow rate 5-7 liter/menit
2. Dapat memenuhi kebut
uhan O2 dengan tepat se
suai kebutuhan pasien
Kerugian
1. Jika konsentrasi flow rates > 7 liter/menit, maka konsentrasi
O2 akan meningkat, sehingga bisa menyebabkan bayi muntah
.
2. Diperlukan flow rates yang tinggi untuk mencapai konsentrasi
oksigen yang adekuat dan mencegah penumpukan CO2.
4. Evaluasi dan Monitoring
1. Respon fisik:
pulse oksimetri
2. Respon physiologis:
keluhan pasien,
sesak,
tidak nyaman.
DOKUMENTASI
4. Respon klien
7. Respon klien
tranportasi)
3. Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017 .Standar Diagnosa Keperawatan Indone
sia, Definisi dan Indikator Diagnostik. Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI.
4. Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2017 .Standar Luaran Keperawatan Indonesia,
Definisi dan Indikator Diagnostik. Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI.
5. Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2017 .Standar Intervensi Keperawatan Indone
sia, Definisi dan Indikator Diagnostik. Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI.