Anda di halaman 1dari 31

ARDS

ACUTE RESPIRATORY
DISTRESS SYNDROMA
Ardiyanto
DEFINISI
Adult Respiratory Distress Syndrome didefinisikan pertama kali
tahun 1994 oleh AECC (American-European Consensus
Conference). Definisi ARDS menurut AECC adalah:

1. Gagal napas dengan onset yang bersifat akut


2. Rasio PaO2/FIO2 ≤ 200 mmHg
3. Infiltrat bilateral pada foto toraks, tanpa adanya bukti edema paru
kardiogenik.
4. Pulmonary arterial wedge pressure (PAWP) ≤ 18 mmHg atau
tidak ada tanda-tanda peningkatan tekanan pada atrium kiri .
STADIUM
EKSUDATIF
Ditandai dengan :
 Perdarahan pada permukaan parenkin paru,
 Edema interstitiil atau alveolar,
 Penekanan pada bronkheolus terminalis ,dan
 Kerusakan pada sel alveolar tipe 1

FIBROPROLIFERATIF
Ditandai adanya :
 Kerusakan sel alveolar tipe 2,
 Peningkatan puncak inspirasi,
 Penurunan compliance paru,
 Hipoksemia,
 Penurunan fungsi kapasitas residu,
 Fibrosis interstitiil dan
 Peningkatan ruang rugi ventilasi
PATOFISIOLOGI
Cedera paru
Langsung / tdk langsung

Agent Antibody profilaksis


Antiinflamasi

 Batuk Mengeluarkan substansi mediator vasoaktif


 Asidosis (Histamin, Bradikinin, Serotonin)
Resporatorik
 Crachles Permeabilitas membren alveolar meningkat
 Tachipnea
 Hipoksemia Kerusakan sel epitel
 Dispnea (Pneumosit tipe II)
 Sputum kental Hemoptisis
Produksi surfaktan menurun
Alveolar kolaps Penurunan compliance paru
Atelektasis
FRC Menurun Peningkatan kerja pernafasan
Regenerasi membrane alveolar
Dengan sel epitel tebal
Hipoventilasi
Sering menimbulkan jaringan parut
Dan menurunkan fungsi paru

Hipoksemia
KASUS ARDS
Disfungsi selular dan kerusakan yang terjadi pada
ARDS berdampak pada:
• Ketidak sesuaian antara ventilasi (V) dan perfusi
(Q) V/Q mismatching disertai dengan shunting
• Hipertensi pulmonal
• Penurunan elastisitas paru (stiff lungs) dan
hiperinflasi alveoli yang tersisa
• Gangguan proses perbaikan paru yang normal
fibrosis paru pada stadium lanjut
MANIFESTASI KLINIK
Gejala klinis utama pada kasus ARDS adalah :
 Penurunan kesadaran
 Takikardi, takipnea
 Dispnea dengan kesulitan bernafas
 Terdapat retraksi interkosta
 Sianosis
 Hipoksemia
 Auskultasi paru : ronkhi basah, krekels, stridor, wheezing
 Auskultasi jantung : BJ normal tanpa murmur atau gallop
STUDY DIAGNOSTIK
- Chest X-Ray
- ABGs/Analisa gas darah
- Pulmonary Function Test
- Shunt Measurement (Qs/Qt)
- Alveolar-Arterial Gradient (A-a gradient)
- Lactic Acid Level
A-a gradient
(Alveolar to arterial gradient)

• A-a gradient = PAO2 - PaO2


PaO2 (partial pressure of O2 in the artery) --
obtained from the arterial blood gases.
PAO2 (partial pressure of O2 in the alveoli)--
obtained from the Alveolar Gas equation.
• Normal: 20 - 65 // Severe distress: >400
Hasil Analisis Gas Darah
PH 7.260 7.35 – 7.45

PCO2 59.5 35 – 45 mmHg

PO2 92.9 70 – 100 mmHg

SaO2 99.8 93 – 98 %

BE - 0.4 - 2 sampai +2

HCO3 26.6 22 – 26 mEq/L

TCO2 28.3

A-aDO2 259.2 20-65

PO2 / FiO2 142.4 > 300


PENATALAKSANAAN
POSISI PRONE
KOMPLIKASI

Komplikasi yang mungkin timbul pada ARDS dan yang berkaitan dalam
tatalaksananya adalah:
1. Barotrauma akibat penggunaan PEEP atau CPAP yang tinggi.
2. Komplikasi saluran napas atas akibat ventilasi mekanik jangka panjang
seperti edema laring dan stenosis subglotis.
3. Risiko infesi nosokomial yang meningkat : VAP (Ventilator-Associated
Pneumonia), ISK, flebitis. Infeksi nosokomial tersebut terjadi pada 55%
kasus ARDS.
4. Gagal ginjal terutama pada konteks sepsis.
5. Multisystem organ failure.
6. Miopati yang berkaitan dengan blockade neuromuskular jangka panjang.
7. Tromboemboli vena, perdarahan saluran cerna dan anemia.
PENGKAJIAN

Airway
 Terdapat secret di jalan nafas (sumbatan jalan nafas)
 Bunyi nafas krekels, ronchi, dan wheezing

Breathing
 Distress pernafasan: pernafasan cuping hidung, takhipnea / bradipnea
 Menggunakan otot asesoris pernafasan
 Kesulitan bernafas: lapar udara, diaforesis, dan sianoasis
 Pernafasan memakai alat Bantu nafas

Circulation
 Penurunan curah jantung, gelisah, letargi, takikardi
 Sakit kepala
 Gangguan tingkat kesadaran: gelisah, mengantuk, gangguan mental (ansietas, cemas)
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif (0001) berhubungan
dengan hilangnya fungsi jalan nafas, peningkatan sekret
pulmonal, peningkatan resistensi jalan nafas ditandai dengan :
dispneu, perubahan pola nafas, penggunaan otot pernafasan,
batuk dengan atau tanpa sputum, cyanosis.

2. Gangguan pertukaran gas (0003) berhubungan dengan alveolar


hipoventilasi, penumpukan cairan di permukaan alveoli,
hilangnya surfaktan pada permukaan alveoli ditandai dengan :
takipneu, penggunaan otot-otot bantu pernafasan, cyanosis,
perubahan ABGs, dan A-a Gradient.
Diagnosa Kep......
3. Pola napas tidak efektif (0005) berhubungan
dengan pertukaran gas tidak adekuat, pening
katan sekresi, penurunan kemampuan untuk
oksigenasi dengan adekuat atau kelelahan.
4. Risiko gangguan perfusi jaringan … (0013 – 0017)
berhubungan dengan penurunan aliran balik vena
dan penurunan curah jantung, edema, hipotensi.
TUJUAN KEPERAWATAN
1. Bernafas spontan dengan tidal volume adekuat
2. Suara nafas bersih/membaik
3. Bebas dari terjadinya komplikasi
4. Memandang secara realistis terhadap situasi
5. Proses penyakit, prognosis dan therapi dapat
dimengerti
PRIORITAS KEPERAWATAN
1. Memberikan informasi tentang proses penyakit,
prognose, dan kebutuhan pengobatan
2. Memberikan support emosi kepada pasien dan keluarga
3. Memperbaiki/mempertahankan fungsi respirasi optimal
dan oksigenasi
4. Meminimalkan/mencegah komplikasi
5. Mempertahankan nutrisi adekuat untuk
penyembuhan/membantu fungsi pernafasan.
Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas
NIC : • Manajemen ventilasi mekanik :
• Stabilisasi dan membuka jalan invasif
nafas • Manajemen ventilasi mekanik :
• Manajemen jalan nafas non invasif
• Penghisapan lendir pada jalan • Penyapihan ventilasi mekanik
nafas • Pemberian obat : inhalasi
• Pengurangan kecemasan • Terapi oksigen
• Manajemen jalan nafas buatan • Pengaturan posisi
• Pencegahan aspirasi • Monitor pernafasan
• Fisioterapi dada • Bantuan Ventilasi
• Manajemen batuk • Monitor tanda-tanda vital
Gangguan Pertukaran Gas
NIC : • Manajemen batuk
• Manajemen asam basa
• Peningkatan latihan
• Manajemen asam basa : asidosis
metabolik • Manajemen ventilasi
• Manajemen asam basa : asidosis mekanik : invasif
respiratorik • Manajemen ventilasi
• Manajemen asam basa : lkalosis
metabolik
mekanik : non invasif
• Manajemen asam basa : alkalosis • Terpi oksigen
respiratorik • Monitor pernafasan
• Monitor asam basa
• Monitor tanda-tanda vital
• Manajemen jalan nafas
Ketidakefektifan pola nafas

NIC : • Manajemen ventilasi mekanik :


non invasif
• Manajemen jalan nafas
• Manajemen ventilasi mekanik :
• Penghisapan lendir jalan nafas pencegahan pneumonia
• Manajemen energi • Penyapihan ventilasi mekanik
• Pengurangan kecemasan • Pemberian obat
• Manajemen jalan nafas buatan • Terapi oksigen
• Manajemen batuk • Monitor pernafasan
• Manajemen ventilasi mekanik : • Monitor tanda-tanda vital
invasif
Matur Nuwun

Anda mungkin juga menyukai