BAB IV
oksigenasi pada pasien Status Asmatikus di ruang IGD Rumah Sakit Umum
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Dalam studi kasus ini dilakukan pada
1. Pengkajian
ada ada
E (Exposure) Semuanya Normal, tidak Semuanya Normal, tidak
ada kecacatan ada kecacatan
Pemeriksaan Spesimen Sputum Spesimen Sputum
Penunjang (BTA) Negatif (BTA) Negatif
a. Subyek I
batuk dan nyeri dada. Data objektif : keadaan umum lemah, TTV
Pernapasan 28x/menit
b. Subyek II
2019 pukul 08.00 WITA di ruang IGD Rumah Sakit Umum Haji
2. Analisa data
30
batuk, dan nyeri dada, kemudian dalam data obyektif yaitu keadaan umum
3. Diagnosa
2. Intervensi keperawatan
secret dan Suara napas dan keadaan kulit menjadi normal. Intervensi
antara lain Kaji pola dan frekuensi pernapasan pasien, Kaji kemampuan
Kaji bunyi paru, Anjurkan pasien untuk minum air hangat jika
31
atau fibrasi dada, Anjurkan minum air hangat dan hindari minuman dingin
antara lain Kaji pola dan frekuensi pernapasan pasien, Monitor bunyi
3. Implementasi
a. Subyek I
b. Subyek II
4. Evaluasi keperawatan
a. Subyek I
33
b. Subyek II
B. PEMBAHASAN
Sakit Umum Haji”. Pembahasan pada bab ini terutama membahas adanya
1. Pengkajian
34
pasien ialah sesak nafas, secret sulit keluar dan sulit untuk bernafas
sehingga kedua pasien memerlukan oksigen. Hal ini sesuai dengan teori
yang dirasakan oleh kedua pasien sama bahwa pasien mengalami batuk
2. Diagnosa Keperawatan
sebagai akibat dari masalah kesehatan atau proses kehidupan yang aktual
atau potensial (Hidayat, 2006). Dalam teori ini permasalahan utama pada
kedua pasien adalah pola nafas, tetapi dalam kasus ini penulis lebih
adanya secret yang sulit untuk dikeluarkan dan terasa sesak. Adapun data
kedua 30 kali permenit, suara redup pada saat perkusi, bunyi ronchi pada
lobusi paru anterior kanan atas saat auskultasi paru. Sesuai dengan teori
mengalami batuk disertai sputum disertai suara redup pada lobus pru
anterior kanan atas, suara dada terlokalisasi padal auskultasi seperti ronchi
konsolidasi atau penyebaran bakteri pada lobus paru anterior kanan atas.
dikarnakan secret jalan napas dan pada akhirnya terjadi sesak hal ini
trakea sehingga udara yang masuk tidak efektif kinerja dari alveoli hal ini
3. Intervensi Keperawatan
untuk mendeteksi adanya jalan napas yang tidak efektif adalah perubahan
dengan adanya kemampuan untuk bernapas, Jalan napas bersih, tidak ada
4. Implementasi keperawatan
2006).
sudah sesuai dengan intervensi yang penulis tegakkan yaitu hari pertama,
kedua dan kedua penulis lakukan semuanya yaitu Intervensi yang dibuat
jalan nafas yang tidak efektif adalah perubahan pola dan frekuensi
produktivitas atau adanya sekret pada paru-paru, atur posisi pasien fowler
5. Evaluasi
39
24 jam pada pasien pertama, evaluasi dari tindakan yang sudah dilakukan
jalan nafas bagian atas dan bagian bawah (Perry & Potter, 2005)
pengkajian pasien tersebut harus melewati banyak perizinan yaitu dari kepala
ruangan, petugas kesehatan yang bertugas pada hari itu kemudian suami atau
mulai dari SOP dan keluhan klien hampir semuanya sama, sehingga pada
proses observasi yang penulis amati hanya hal-hal tindakan yang terus