Anda di halaman 1dari 2

A Case Study:

Manajemen pasien dengan gangguan saluran nafas bagian bawah

A. Kasus Pasien:

Tn R, 70 tahun dibawa ke unit medikal bedah dengan acute community-acquired


pneumonia. Klien didiagnosis emphisema satu tahun yang lalu. Pasien merokok 1
pack sehari selam 55 tahun dan berhenti sejak 3 tahun yang lalu. Pasien mempunyai
riwayat hipertensi dan diabetes terkontrol dengan obat diabetes oral. Pasien
menunjukkan konfusi. Keluarga menyatakan bahwa hal ini merupakan perubahan
baru pasien. Saat masuk RS tanda – tanda vital menunjukkan sebagai berikut:
Tekanan darah 90/50 mmHG, HR 101 kali per menit, RR 28 kali per menit, dan suhu
380C. Pulse oximetry pada udara ruangan menunjukkan 85%. Sementara itu hasil cek
darah lengkap menunjukkan WBC 12,500, platelet 350, 000, HCT 30%, dan Hgb 10
g/dl, Selanjutnya, hasil pemeriksaan GDA tercatat pH 7.30, PaO2 55, Paco2 50,
HCO3 25. Hasil pemeriksaan x-ray dada menunjukkan Konsolidasi lobus bawah
kanan, dan adanya bulla apikal. Diafargma flat, dan efusi pleura pada lobus bawah
kanan. Pada pemeriksaan fisik ditemukan penurunan suara paru pada lobus kanan
bawah dan tidak adanya suara nafas pada dasar paru. Suara nafas pada paru yang lain
menunjukkan sedikit penurunan. Pasien mengeluh fatigue dan sesak nafas dan tidak
mampu menyelesaikan kalimat pendek sebelum laju pernafasan meningkat di atas
baseline. Dasar kuku dan bibir kebiruan dan pulse oximetry menurun menjadi 82%.
Pasien diaposresis dan menggunakan otot aksesoris. Pasien batuk dengan lemah,
tetapi tidak mampu menaikkan dan mengeluarkan sputumnya.

B. Analisis
1. Pengkajian keperawatan yang mendukung diagnosis pneumonia termasuk
tachycardia, hypotension, febrile, acute confusion, nonproductive cough,
tachypnea, as well as diminished breath sounds and lung capacity.
2. Penemuan diagnostik yang mendukung diagnosis pneumonia antara lain
pemeriksaan darah lengkap, X-ray dada, Analisa gas darah (bisa ditunjukkan)
3. Diagnosa keperawatan yang dibuat untuk pasien di atas adalah bersihan jalan
nafas tidak efektif berhubungan dengan sputum yang kental sekunder karena
pneumonia, cyanosis berhubungan dengan saturasi oksigen yang rendah.
4. Tujuan yang dikembangkan untuk pasien ini adalah pasien akan menunjukkan
ventilasi dan oksigenasi jaringan yang membaik yang ditandai dengan nilai GDA
dalam batas normal dan tidak adanya gejala distres pernafasan. Pasien akan
menggunakan spirometer setiap jam saat bangun untuk meningkatkan fungsi
parunya.
5. Intervensi yang diberikan meliputi:
a. Memberikan keamanan pasien dan memastikan ventilasi yang baik untuk
memelihara kehidupan
b. .....................dst
6. Pelaksanaan dan respon pasien
7. Evaluasi

C. Diskusi dan Pembehasan


1. Pengkajian
2. Diagnosis
3. Tujuan
4. Intervensi
5. Implementasi
6. Evaluasi
7. Perkembangan pasien

Anda mungkin juga menyukai