2
• Pemeriksaan Sputum
3
• Bronkoskopi
4
• Uji Fungsi Pulmonal
5
• Analisa Gas Darah
1. PEMERIKSAAN RADIOLOGI
Pemeriksaan rontgen dada dilakukan dengan posisi berdiri atau duduk tegak
menghadap film sinar-X. Hantaran gelombang sinar-X ditembuskan dari arah
posterior (posisi PA). Radiograf biasanya diambil saat inspirasi penuh. Pada saat
pemeriksaan klien tidak boleh bergerak.
Pemajanan standar untuk pemeriksaan ini adalah :
1. Posterio-anterior (PA)-sinar-X menjalar melalui punggung ke bagian depan
tubuh
2. Lateral-sinar-X menembus bagian samping tubuh (biasanya sebelah kiri)
Selain pemeriksaan standar mungkin diperlukan juga pemajanan spesifik untuk
melihat bagian-bagian spesifik dada. Pemajanan tersebut termasuk :
1) Oblique-film sinar-X diarahkan miring dengan sudut spesifik
2) Lordotis-film sinar-X dimiringkan dengan sudut 45 derajat dari bawah untuk
melihat kedua apeks paru
3) Dekubitus- film sinar-X diambil dengan posisi pasien berbaring miring (kiri atau
kanan) untuk memperlihatkan cairan bebas dalam dada.
C. Pasca Prosedur
Setelah rontgen dada, tidak ada perawatan khusus yang harus dilakukan.
a. Paru Normal b. Paru pada Tuberkulosis
c. Paru Perokok
2. Pemeriksaan Sputum
Pemeriksaan sputum bersifat mikroskopis dan penting untuk diagnosis etiologi berbagai penyakit
pernapasan.
1. Pra Prosedur
1) Instruksikan pasien untuk mengumpulkan hanya sputum yang berasal dari dalam paru-paru.
2) Klien yang kesulitan dalam pembentukan sputum atau mereka yang sangat banyak membentuk sputum
dapat mengalami dehidrasi, perbanyak asupan cairan klien.
3) Kumpulkan sputum sebelum makan dan hindari kemungkinan muntah karena batuk.
2. Prosedur
1) Instruksikan klien untuk berkumur dengan air sebelum mengumpulkan spesimen untuk mengurangi
kontaminasi sputum.
2) Sputum yang timbul pagi hari biasanya adalah sputum yang paling banyak mengandung organisme
produktif
3) Anjurkan klien untuk menarik nafas dalam 2-3 kali setiap kali hembuskan nafas dengan kuat dan
membatukkan sputum
4) Biasanya dibutuhkan sekitar 4 ml sputum untuk suatu pemeriksaan laboratorium.
3. Pasca Prosedur
1) Sputum yang timbul pagi hari biasanya adalah sputum yang paling banyak mengandung organisme
produktif
2) Biasanya dibutuhkan sekitar 4 ml sputum untuk suatu pemeriksaan laboratorium.
3) Beri label yang berisi nama, alamat tanggal pengambilan serta nama pengirim
4) Dokumentasikan volume, konsistensi, warna dan bau sputum.
Pemeriksaan sputum mencakup pemeriksaan :
1. Pewarnaan Gram, biasanya pemeriksaan ini memberikan cukup informasi
tentang organisme yang cukup untuk menegakan diagnosis presumtif.
2. Kultur sputum mengidentifikasi organisme spesifik untuk menegakkan
diagnosa definitif.
3. Sensitivitas berfungsi sebagai pedoman sebelum pemberian antibiotik.
4. Basil tahan asam (BTA) menentukan adanya mikrobakterium tuberkulosis
5. Sitologi membantu dalam mengidentifikasi karsinoma paru.
6. Tes kuantitatif adalah pengumpulan sputum selama 24 sampai 72 jam.
3. Bronkoskopi
Merupakan teknik yang memungkinkan visualisasi langsung
trakea dan cabang- cabang utamanya.
Bronkhoskopi mungkin dilakukan untuk tujuan diagnostik atau
tujuan terapeutik.
1. Tujuan diagnostik mencakup pemeriksaan jaringan, evaluasi
lanjut tumor untuk memungkinkan bedah reseksi, pengumpulan
spesimen jaringan untuk keperluan diagnosa, dan evaluasi tempat
perdarahan.
2. Tujuan terapeutik dilakukan untuk tujuan mengangkat benda
asing, mengangkat sekresi yang kental dan banyak, pengobatan
atelektasis pascaoperatif, menghancurkan dan mengangkat lesi.
Perawatan Praprosedur
1. Jelaskan prosedur pada klien dan keluarga dan dapatkan izin tindakan dari klien.
2. Instruksikan klien untuk tidak makan dan minum 6 jam sebelum pemeriksaan.
3. Informasikan pada klien bahwa tenggoroknya mungkin akan sakit setelah bronkhoskopi,
dan mungkin terjadi kesulitan menelan pada awal setelah pemeriksaan.
4. Klien diberikan anestesi lokal dan sedasi intravena untuk menekan refleks batuk, dan
menghilangkan ansietas.
5. Pemeriksaan membutuhkan waktu 30 sampai 45 menit.Selama prosedur klien berbaring
terletang dengan kepala hiperekstensi.
6. Perawat memantau tanda vital,berbicara pada atau menenangkan klien, dan membantu
dokter sesuai kebutuhan.
Perawatan pascaprosedur