Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN ANALISA SINTESA

PEMBERIAN O2 MELALUI NON REBREATHING MASK


DI IGD RSUD BAGAS WARAS KLATEN

Inisial Klien : Ny.S (57 tahun)


Dx Medis : PPOK
No RM : 0075xxxx
Hari/Tanggal : Minggu,3 Maret 2024 Pukul 10.00 WIB

1. Diagnosa keperawatan dan dasar pemikiran


a. Diagnosa
Data Subjektif:
- Pasien mengatakan sesak napas sejak 2 hari yang lalu dan bertambah berat sejak
tadi malam
- Pasien mengatakan sesak bertambah saat melakukan aktivitas
- Pasien mengatakan merasa tidak nyaman saat bernapas sambil berbaring
- Pasien mengatakan sulit berbicara pada saat sesak
Data Objektif:
- Tampak pasien bernapas menggunakan otot bantu pernapasan (cuping hidung)
- Tampak fase ekspirasi memanjang
- Tampak pola napas pasien cepat
(takipnea)
- Observasi tanda-tanda vital
TD : 130/88 mmHg
N : 123x/menit, S : 36,6 C, P : 35x/menit, SPO2 saat masuk 75%

b. Dasar Pemikiran
Oksigenasi merupakan salah satu kebutuhan yang diperlukan
dalam proses kehidupan karena oksigen sangat berperan dalam proses
metabolisme tubuh. Sistem pernafasan berperan penting untuk mengatur
pertukaran oksigen dan karbondioksida antara udara dan darah. Oksigen
diperlukan oleh semua sel untuk menghasilkan sumber energi, adenasine
triposfat (ATP), karbondioksida dihasilkan oleh sel sel yang secara
metabolisme aktif dan membentuk asam yang harus dibuang dari tubuh.
Oleh karena itu, diperlukan tindakan segera dalam mengatasinya dengan
pemberian Non Rebreathing Mask (NRM). Pemakaian NRM merupakan
suatu tindakan untuk mencukupi kebutuhan oksigen miokard dan seluruh
tubuh mencapai 80-90% (Ambarwati, 2020)
2. Tindakan keperawatan Yang Dilakukan
Pemberian O2 5 Lpm melalui Non Rebreathing Mask
3. Prinsip Tindakan Keperawatan
a. Bersih
b. Tindakan dilakukan secara tepat dan benar
c. Tindakan dilakukan sesuai dengan indikasi/advis dokter
d. Prosedur pemberian O2 melalui non rebreathing mask 5 Lpm:
1) Persiapan alat
a) Alat non rebreathing mask
b) Humidifier dan air aquadest
2) Prosedur tindakan
a) Cuci tangan
b) Jelaskan tindakan
c) Pasangkan alat non rebreathing mask ke saluran humidifier
d) Atur tekanan O2 yang akan diberikan yaitu 5 Lpm
e) Pasangkan alat non rebreathing mask hingga tepat di hidung dan
mulut klien
f) Pastikan O2 yang diberikan bisa masuk ke dalam saluran
pernapasan klien.
4. Analisa tindakan keperawatan
Pemberian oksigen pada Ny.S bertujuan untuk memenuhi kebutuhan
oksigen pada pasien yang tidak mampu memenuhi kebutuhan oksigen secara
mandiri. Penyampaian oksigen ke jaringan tubuh ditentukan oleh interaksi
sistem respirasi, kardiovaskuler, dan keaadaan hematologis. Adanya
kekurangan oksigen ditandai dengan keaadaan hipoksia, yang dalam proses
lanjut dapat menyebabkan kematian jaringan bahkan dapat mengancam
kehidupan sesuai dengan indikasi dan tujuan menurut teori, pasien kemudian
dievaluasi tentang oksigen dan juga melihat apakah pasien mengalami
toksisitasi atau tidak (Mitra, 2018).
5. Bahaya yang mungkin muncul
Bahaya yang dapat terjadi untuk pemberian O2 yang berlebihan adalah
timbulnya kondisi Hipokapneu karena konsentrasi O2 dalam darah yang
terlalu tinggi. Sedangkan untuk prosedur yang tidak sesuai dengan teori
diantaranya adalah untuk tindakan tidak mencuci tangan dapat memperbesar
penularan penyakit, penggunaan Non Rebreathing mask (NRM) yang tidak
steril juga memperbesar penularan penyakit melalui secret dari satu pasien ke
pasien lain. Penggunaan cairan humidifier yang tidak steril meningkatkan
kemungkinan kuman-kuman yang terkandung dalam air akan terhirup oleh
klien (Mitra, 2018).
6. Hasil yang di dapat dan maknanya
S:
-Pasien mengatakan masih sesak setelah diberikan
posisi fowler
- Pasien mengatakan sesak berkurang setelah
diberikan posisi condong kedepan O:
- Tampak sesak berkurang
- Tampak penggunaan otot bantu pernafasan retraksi
dinding dada dan cuping hidung berkurang
- Tampak ekspirasi memanjang berkurang
- Observasi tanda-tanda vital :
TD : 127/80 mmHg N : 108x/menit
FP : 24x/menit
S : 36,20C
SPO2 setelah terpasang oksigen NRM 5 liter/menit
99%
A : Masalah Pola Napas Tidak Efektif belum teratasi tetapi terdapat perbaikan
yaitu sesak berkurang, frekuensi pernapasan 24x/menit, penggunaan otot bantu
pernapasan retraksi dinding dada dan cuping hidung berkurang, ekspirasi
memanjang berkurang, TD: 127/80 mmHg, Nadi: 108x/menit, SPO2 setelah
terpasang NRM 5 liter/menit 99%.
P : Intervensi dilanjutkan
7. Tindakan lain yang dapat dilakukan untuk mengatasi diagnosa
keperawatan di atas:
-Observasi Keaadaan umum dan tanda-tanda vital
-Pertahankan tirah baring dan berikan posisi semi fowler
-Pantau saturasi oksigen
-Kolaborasi pemberian Terapi
8. Evaluasi Diri
Tindakan ini dilakukan sudah sesuai dengan prosedur yang ada, Setelah
pemasangan oksigen kaji respon klien. Oksigen merupakan salah satu
komponen gas dan unsur vital dalam metabolisme, untuk mempertahankan
kelangsungan hidup seluruh sel tubuh. Secara normal elemen ini diperoleh
dengan cara menghirup udara ruangan dalam setiap kali bernafas.
Penyampaian oksigen ke jaringan tubuh ditentukan oleh interaksi sistem
respirasi, kardiovaskuler, dan keaadan hematologis. Adanya kekurangan
ditandai dengan keaadaan hipoksia, yang dalam proses lanjut dapat
menyebabkan kematian jaringan bahkan dapat mengancam kehidupan
(Mubarak dkk, 2015).

9. Kepustakaan
Ambarwati, R. (2020). Asuhan Keperawatan Pada Klien Asma Bronkial
dengan masalah Ketidakefektifan Pola Nafas di RSUD Bangil Pasuruan.
2507, 1–9.
Firdaus, S., Ehwan, M. M., & Rachmadi, A. (2019). Efektivitas Pemberian
Oksigen Posisi Semi Fowler Dan Fowler Terhadap Perubahan Saturasi
Pada Pasien Asma Bronkial Persisten Ringan. 4(1), 31–43.
Geng, W., Batu, W., You, S., Tong, Z., & He, H. (2020). High-Flow Nasal
Cannula : A Promising Oxygen Therapy for Patients with Severe Bronchial
Asthma Complicated with Respiratory Failure. 2020.
Gloria M. Bulechek, Howard K. Butcher, Joanne M. Dotchman, cherly M. W.
(2018). Nursing Intervention Classification edisi 6. Terapi Oksigen, 444.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. (2018). Hasil Utama
RISKESDAS 2018. Jakarta : Balitbangkes.
Mitra, A. (2018). Gambaran Asuhan Keperawatan Pada Pasien Asma
Bronchial Dalam Pemenuhan Kebutuhan Oksigenasi di Ruang Laika
Waraka RSUD Bahtermas Kendari.
Mubarak, W.I., Nurul C., Joko, S. (2015). Standart Asuhan Keperawatan Dan
Prosedur Tetap Dalam Praktik Keperawatan :Konsep Dan Aplikasi Dalam
Praktik Klinik. Jakarta : Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai