Anda di halaman 1dari 6

ANALISA BALANCE CAIRAN

PADA Ny.B DENGAN HIPOGLIKEMIA


DI RUANG ICU RSUD BAGAS WARAS KLATEN

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktik Profesi Keperawatan Gawat darurat dan
kritis (PPKGDK)

Disusun Oleh:
Brigita Larasati
SN231032

PROGRAM STUDI PROFESI NERS PROGRAM PROFESI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA SURAKARTA
TAHUN AKADEMIK 2023/2024
Hari/Tanggal : Jumat, 24 Maret 2024
Jam : 14.00 WIB

1. Keluhan Utama : lemas


2. Diagnose Medis : Hipoglikemia
3. Diagnosa Keperawatan
a. Resiko ketidakstabilan kadar gula drah berhubungan dengan intake
diet
b. Intoleran aktifitas berhubungan dengan kelemahan umum
4. Data yang mendukung diagnose keperawatan
a. Resiko ketidakstabilan kadar gula darah berhubungan dengan
intake diet
Data Pendukung :
1) pasien nampak lemah, sopor E1M2V1, nafas spontan
dengan NRM 10 lpm, GDS: 87
2) RR : 22x/menit, TD = 154/98 mmHg, nadi = 112
x/menit, suhu = 36,8 , saturasi oksigen = 91%.
b. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan
umum
Data Pendukung :

 Pasien tampak lemas

 Pasien bedrest ditempat tidur, sopor, E1M2V1

 RR : 22x/menit, TD = 154/98 mmHg, nadi = 112


x/menit, suhu = 36,8 , saturasi oksigen = 91%.
5. Keadaan Pasien

a. Keadaan umum pasien lemah

b. Kesadaran Sopor
c. Klien dalam kondisi terbatas aktifitasnya
6. Balance Cairan (24 jam)

Input Cairan (cc) Total (cc)


Air (makan + minum) 300 cc
Cairan infus 1300 cc
Terapi injeksi 440 cc
Air Metabolisme 2.040 cc
(-)
(AM=5cc/kgBB)

Output Cairan (cc)


Urine 1120 cc
Feses (-)
Muntah (-) 1.120 cc
Perdarahan (-)
Cairan drainage luka (-)
Cairan NGT terbuka (-)
Insensible Water Loss IWL
15 cc × BB kg x 24
(IWL) 24
15 cc × 70 kg x 24 1.050 cc
24
= 1.050 cc
Output Cairan (OC)
(cairan keluar/CK) OC : 1.120+1.050
=2.170 cc

BALANCE CAIRAN (cc) BC = CM – CK


= 2.040 – 2.170 cc
= - 130 cc/24 Jam
7. Analisa Balance Cairan
Menurut Alimul (2018) kebutuhan cairan adalah
bagian dari kebutuhan dasar manusia yang memiliki proporsi
besar dalam tubuh. Hidayat dan Uliyah (2019) menyebutkan
bahwa pengaturan cairan dilakukan oleh mekanisme rasa
haus, sistem hormonal yakni Anti Diuretik Hormon (ADH),
sistem aldosteron, prostaglandin, dan glukokortikoid (Astuti
et al., 2018). Cairan tubuh dapat berpindah dengan berbagai
cara yaitu dengan difusi, osmosis, dan transpor aktif. Cara
perpindahan yang pertama yaitu difusi yang berarti molekul
berpindah dari konsentrasi yang tinggi ke rendah. Cara
perpindahan cairan yang kedua yaitu osmosis yang berarti
perpindahan zat dari larutan dengan konsentrasi kurang pekat
ke larutan konsentrasi yang lebih pekat melalui membran
semipermeable (Pertiwi Widya, 2020).
Berdasarkan tabel hasil perhitungan balance cairan
Ny.B diatas didapat sebanyak - 130 cc (balance negatif).
Balance negatif disini bermaka bahwa kondisi cairan input
lebih sedikit daripada output (hipovolemia atau kekurangan
cairan), kondisi ini terjadi dimana tubuh kehilangan cairan
lebih dari 20% sehingga jantung tidak dapat memompakan
darah yang cukup ke sirkulasi tubuh dan memiliki efek gagal
organ sampai kematian. Gejala dan tanda hipovolemi yaitu
gangguan irama jantung, peningkatan denyut nadi
(takikardia), penurunana eksresi urin, deyut nadi pada tungkai
lemah.Kondisi ini dapat disebabkan oleh kehilangan darah
dalam jumlah banyak, dan tiba tiba, diare eksesif, muntah
eksesif, keringat eksesif, pembedahan.
Pencegahan, deteksi dini serta penanganan yang tepat
dari ketidakseimbangan cairan sangat penting, diperlukan
kerjasama dan kompetensi yang baik.
1. Efek Balance Cairan
Berdasarkan hasil kesimpulan interpretasi perhitungan
balance cairan diatas adalah balance negatif, yang bermakna
terdapat tanda tanda kondisi kekurangan cairan pada pasien
atau biasa disebut dalam istilah kesehatan sebagai keadaan
hipovolemia.
2. Referensi
Roumelioti M-E, Glew RH, Khitan ZJ, Rondon-Berrios H,
Argyropoulos CP, Malhotra D, et al. Fluid balance
concepts in medicine: Principles and practice. World J
Nephrol [Internet]. 2018 Jan 6 [cited 2021 Jun
9];7(1):1–28. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5760
509/
Astuti, Y. E., Setyorini, Y., & Rifai, A. (2018). Hipervolemia
Pada Pasien Congestive Heart Failure (CHF).
Interest : Jurnal Ilmu Kesehatan, 7(2), 155–167.
https://doi.org/10.37341/interest.v7i2.28
Pertiwi Widya. (2020). Manajemen Asuhan
Keperawatan Gawat Darurat Pada Tn.A Dengan
Diagnosa Medis Non St Elevasi Miokard Infark
(Nstemi) Di Ruangan Igd Pusat Jantung Terpadu
Rsup Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar Yayasan
Perawat Sulawesi Selatan Stikes Pakakkukang
Makassar Program Studi Ners.

Anda mungkin juga menyukai