Di Susun Oleh
SITI FARIDA
62019040054
PROFESI NERS
NIM : 62019040054
1. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny.P
2. PENGKAJIAN
a. Data Obyektif
Pasien terlihat terengah-engah saat bernafaas. Ketika auskultasi ada ronchi di paru
kanan dan kiri,pasien menggunakan otot bantu pernafasan,terdapat gerakan cuping
hidung.
- Didapatkan hasil TTV : - TD : 140/90 mmHg
- S : 36,6 C
- SPO2 : 93 %
- RR : 20 x/menit
- HR : 85 x/menit
- GDS : 106 mg/dL
b. Data Subyektif
Pasien jatuh dari kursi roda didepan rumah dan tergeletak. Kemudian pasien
ditemukan oleh tetangganya dan dibawa ke Klinik terdekat di Jekulo Kudus. Karena
pasien mengalami penurunan kesadaran dan luka robek pada bagian keplala pasien
dirujuk ke RSUD dr. Loekmono Hadi Kudus.
3. TINDAKAN
A. Definisi
Pemberian therapy oksigen adalah suatu cara pemberian bantuan gas oksigen pada
penderita yang mengalami gangguan pernafasan melalui alat pernafasan dengan
menggunakan alat.
Pemberian oksigen adalah tindakan keperawatan dengan memberikan oksigen ke
dalam paru melalui saluran nafas dengan menggunakan alat bantu oksigen.
Pemberian oksigen pada pasien dapat melalui 3 cara yaitu melalui kanula, nasal dan
masker , yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan mencegah
terjadinya hipoksia.
B. Tujuan
a. Memenuhi kebutuhan oksigen
b. Mengembalikan SPO2 arterial pada batas normal
c. Meningkatkan kesadaran dan keterampilan pasien untuk melakukan pernafasan
secara efektif.
d. Membantu melancarkan metabolisme
e. Sebagai tindakan pengobatan
f. Mencegah hipoksia
g. Mengurangi beban kerja alat napas dan jantung
C. Alat Yang Dibutuhkan
a. Tabung O2 Lengkap Dengan Flowmeter & Humadifer
b. Selang O2 (Nasal Kanul)
D. Indikasi
a. Pasien Sadar Dan Tidak Sadar
b. Pasien Penyakit Ppok
c. Pasien Dengan Penurunan Kesadaran
E. Instruksional Kerja
a) Fase orientasi
1. Memberi salam dan menyapa nama pasien
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan tujuan tindakan
4. Menjelaskan langkah prosedur
5. Menanyakan kesiapan pasien
6. Mencuci tangan
b) Fase kerja
1. Tabung oksigen dibuka dan diperiksa isinya
2. Cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan
3. Hubungkan nasal kanul dengan selang oksigen ke humidifier
4. Pasang Nasal kanul ke hidung pasien lalu rapikan dan kencangkan
5. Atur aliran oksigen sesuai kebutuhan yaitu 3 liter
c) Fase therminasi
1. Merapikan pasien dan alat
2. Melakukan evaluasi hasil tindakan
3. Berpamitan
4. Mencuci tangan
4. ANALISIS
- Sebelum Tindakan
DS : Pasien sesak nafas
DO : Pasien terlihat terengah-engah ketika bernafas
TTV :
- TD : 140/90 mmHg
- S : 36,6 C
- SPO2 : 93 %
- RR : 20 x/menit
- HR : 85 x/menit
- GDS : 106 mg/dL
- Evaluasi :
Perawat melakukan tindakan pemberian oksigen sesuai dengan SOP
Pasien mengikuti instruksi dari perawat dengan baik
Tindakan pemberian oksigen efektif dilakukan pada pasien sesak nafas dan
gangguan pola nafas.
1. Nasal Kanul
Keuntungan:
1) Pemasangannya lebih mudah dibandingkan dengan kateter nasal
2) Lebih murah dan disposibel
3) Pasien lebih mudah makan, minum dan berbicara
4) Pasien lebih mudah mentolerir dan merasa nyaman
5) Pemberian oksigen lebih stabil dengan volume tidal dan laju pernafasan
yang teratur
Kerugian:
1. Konsentrasi yang diberikan tidak bisa lebih dari 44%
2. Mudah lepas karena kedalaman kanul hanya 1-1.5 cm
3. Oksigen bisa berkurang jika pasien bernapas melalui mulut
4. Aliran Oksigen > 4 liter/menit jarang digunakantidak akan
menambah FiO2 dan bisa menyebabkan iritasi selaput lender serta
mukosa kering
5. Pemasangan selang nasal yang terlalu ketat dapat mengiritasi kulit di
daerah telinga dan hidung
2. Non Rebreathing Masker
Keuntungan:
a. Konsentrasi oksigen yang diperoleh bisa tinggi bahkan sampai 100%
b. Tidak mengeringkan selaput lendir
Kerugian:
a. Tidak dapat memberikan oksigen dengan konsentrasi yang rendah
b. Kantong oksigen mudah terlipat, terputar atau mengempes
c. Pemasangannya menyekap sehingga tidak memungkinkan untuk makan dan
batuk
d. Terjadi aspirasi bila pasien muntah terutama ketika pasien tidak sadar
3. Masker
Keuntungan:
a. Sistem humidifikasi dapat ditingkatkan melalui pemilihan sungkup yang
berlubang besar
b. Konsentrasi oksigen yang diberikan lebih besar daripada kanul nasal ataupun
kateter nasal
c. Dapat diberikan juga pada pasien yang mendapatkan terapi aerosol
Kerugian :
a. Konsentrasi oksigen yang diberikan tidak bisa kurang dari 40%
b. Dapat menyebabkan penumpukan CO2 jika alirannya rendah
c. Pemasangannya menyekap sehingga tidak memungkinkan untuk makan dan
batuk
d. Bisa terjadi aspirasi bila pasien muntah
e. Umumnya menimbulkan rasa tidak nyaman pada pasien
f. Menimbulkan rasa panas sehingga kemungkinan dapat mengiritasi mulut dan
pipi
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Tamrin, Rista, dan Irawan Yudi
Saktiawan. 2014. Pengaruh Pemberian Terapi Oksigen Berbeda Terhadap Perubahan Saturasi
Oksigen Pada Asma di Instalasi Gawat Darurat RSUD Tugurejo Semarang. STIKES Widya
Husada Semarang
Adapun saran dari peneliti buat pasien asma di RSUD Tugurejo Tepatnya Ruang Instalasi
Gawat darurat lebih baik menggunakan terapi oksigen dengan menggunakan Masker Non
Rebreathing dibandingkan dengan menggunakan Kanul dikarenakan menggunakan Masker Non
Reabriting pemberian oksigen lebih lebih cepat dan efisien untuk menaikkan kadar saturasi
oksigen pada tubuh.
Dapat diketahui bahwa sebagian besar responden datang ke rumah sakit dengan keadaan
hipoksia ringan–sedang dengan SaO2 90% - < 95%. Setelah pemberian oksigenasi nasal prong
selama 30 menit berada dalam kondisi normal dengan saturasi oksigen 95% - 100%. Semakin
lama pemberian oksigenasi nasal prong semakin meningkatkan saturasi oksigen. Berdasarkan
hasil analisis menggunakan uji t dependen dan uji repeated ANOVA, didapat HO ditolak, yang
dapat disimpulkan bahwa terapi oksigenasi nasal prong berpengaruh terhadap perubahan saturasi
oksigen pasien cedera kepala di Instalasi Gawat Darurat RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado
DAFTAR PUSTAKA
Setyawan, Sunarko, dkk. 2017. Oksigenasi Dengan Bag And Mask 10 lpmMemperbaiki
Asidosis Respiratorik. Universitas Airlangga
Tamrin, Rista, dan Irawan Yudi Saktiawan. 2014. Pengaruh Pemberian Terapi Oksigen
Berbeda Terhadap Perubahan Saturasi Oksigen Pada Asma di Instalasi Gawat Darurat RSUD
Tugurejo Semarang. STIKES Widya Husada Semarang