Anda di halaman 1dari 9

JURNAL TINDAKAN KEPERAWATAN

PEMBERIAN OKSIGENASI (NASAL KANUL) PADA NY.P


RSUD dr. LOEKMONO HADI KUDUS

Disusun Guna Memenuhi Tugas Individu Stase Keperawatan Gawat Darurat


di Ruang IGD RSUD dr. Loekmono Hadi Kudus

Di Susun Oleh

SITI FARIDA

62019040054

PROFESI NERS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS

TAHUN 2019 / 2020


Nama Mahasiswa : Siti Farida

Hari/Tanggal : 31-12-2019 (09.54.13 WIB)

NIM : 62019040054

Tempat praktek : Jurnal Tindakan Pemberian Oksigen (Nasal Kanul)

1. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny.P

Umur : 81 Tahun 0 Bulan 0 Hari


Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Status Perkawinan : Kawin
Alamat : Soco 01/01 Dawe Kudus
No Register : 823.430
Diagnosa Medis : Obs Penurunan Kesadaran Susp Stroke Hemoragik
Tanggal masuk : 31-12-2019
Tanggal pengkajian : 31-12-2019 (09.54.13 WIB)

2. PENGKAJIAN
a. Data Obyektif
Pasien terlihat terengah-engah saat bernafaas. Ketika auskultasi ada ronchi di paru
kanan dan kiri,pasien menggunakan otot bantu pernafasan,terdapat gerakan cuping
hidung.
- Didapatkan hasil TTV : - TD : 140/90 mmHg
- S : 36,6 C
- SPO2 : 93 %
- RR : 20 x/menit
- HR : 85 x/menit
- GDS : 106 mg/dL
b. Data Subyektif
Pasien jatuh dari kursi roda didepan rumah dan tergeletak. Kemudian pasien
ditemukan oleh tetangganya dan dibawa ke Klinik terdekat di Jekulo Kudus. Karena
pasien mengalami penurunan kesadaran dan luka robek pada bagian keplala pasien
dirujuk ke RSUD dr. Loekmono Hadi Kudus.
3. TINDAKAN
A. Definisi
Pemberian therapy oksigen adalah suatu cara pemberian bantuan gas oksigen pada
penderita yang mengalami gangguan pernafasan melalui alat pernafasan dengan
menggunakan alat.
Pemberian oksigen adalah tindakan keperawatan dengan memberikan oksigen ke
dalam paru melalui saluran nafas dengan menggunakan alat bantu oksigen.
Pemberian oksigen pada pasien dapat melalui 3 cara yaitu melalui kanula, nasal dan
masker , yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan mencegah
terjadinya hipoksia.
B. Tujuan
a. Memenuhi kebutuhan oksigen
b. Mengembalikan SPO2 arterial pada batas normal
c. Meningkatkan kesadaran dan keterampilan pasien untuk melakukan pernafasan
secara efektif.
d. Membantu melancarkan metabolisme
e. Sebagai tindakan pengobatan
f. Mencegah hipoksia
g. Mengurangi beban kerja alat napas dan jantung
C. Alat Yang Dibutuhkan
a. Tabung O2 Lengkap Dengan Flowmeter & Humadifer
b. Selang O2 (Nasal Kanul)
D. Indikasi
a. Pasien Sadar Dan Tidak Sadar
b. Pasien Penyakit Ppok
c. Pasien Dengan Penurunan Kesadaran
E. Instruksional Kerja
a) Fase orientasi
1. Memberi salam dan menyapa nama pasien
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan tujuan tindakan
4. Menjelaskan langkah prosedur
5. Menanyakan kesiapan pasien
6. Mencuci tangan
b) Fase kerja
1. Tabung oksigen dibuka dan diperiksa isinya
2. Cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan
3. Hubungkan nasal kanul dengan selang oksigen ke humidifier
4. Pasang Nasal kanul ke hidung pasien lalu rapikan dan kencangkan
5. Atur aliran oksigen sesuai kebutuhan yaitu 3 liter
c) Fase therminasi
1. Merapikan pasien dan alat
2. Melakukan evaluasi hasil tindakan
3. Berpamitan
4. Mencuci tangan

4. ANALISIS
- Sebelum Tindakan
DS : Pasien sesak nafas
DO : Pasien terlihat terengah-engah ketika bernafas
TTV :
- TD : 140/90 mmHg
- S : 36,6 C
- SPO2 : 93 %
- RR : 20 x/menit
- HR : 85 x/menit
- GDS : 106 mg/dL

- Setelah dilakukan tindakan


DS : Pasien tampak sudah merasa lebih baik dan sesak nafas sedikit berkurang
DO : Pasien terlihat lebih tenang
TTV :
- TD : 140/90 mmHg
- S : 36,6 C
- SPO2 : 93 %
- RR : 20 x/menit
- HR : 85 x/menit
- GDS : 106 mg/dL

- Evaluasi :
 Perawat melakukan tindakan pemberian oksigen sesuai dengan SOP
 Pasien mengikuti instruksi dari perawat dengan baik
 Tindakan pemberian oksigen efektif dilakukan pada pasien sesak nafas dan
gangguan pola nafas.

1. Nasal Kanul
Keuntungan:
1) Pemasangannya lebih mudah dibandingkan dengan kateter nasal
2) Lebih murah dan disposibel
3) Pasien lebih mudah makan, minum dan berbicara
4) Pasien lebih mudah mentolerir dan merasa nyaman
5) Pemberian oksigen lebih stabil dengan volume tidal dan laju pernafasan
yang teratur
Kerugian:
1. Konsentrasi yang diberikan tidak bisa lebih dari 44%
2. Mudah lepas karena kedalaman kanul hanya 1-1.5 cm
3. Oksigen bisa berkurang jika pasien bernapas melalui mulut
4. Aliran Oksigen > 4 liter/menit jarang digunakantidak akan
menambah FiO2 dan bisa menyebabkan iritasi selaput lender serta
mukosa kering
5. Pemasangan selang nasal yang terlalu ketat dapat mengiritasi kulit di
daerah telinga dan hidung
2. Non Rebreathing Masker
Keuntungan:
a. Konsentrasi oksigen yang diperoleh bisa tinggi bahkan sampai 100%
b. Tidak mengeringkan selaput lendir
Kerugian:
a. Tidak dapat memberikan oksigen dengan konsentrasi yang rendah
b. Kantong oksigen mudah terlipat, terputar atau mengempes
c. Pemasangannya menyekap sehingga tidak memungkinkan untuk makan dan
batuk
d. Terjadi aspirasi bila pasien muntah terutama ketika pasien tidak sadar
3. Masker
Keuntungan:
a. Sistem humidifikasi dapat ditingkatkan melalui pemilihan sungkup yang
berlubang besar
b. Konsentrasi oksigen yang diberikan lebih besar daripada kanul nasal ataupun
kateter nasal
c. Dapat diberikan juga pada pasien yang mendapatkan terapi aerosol
Kerugian :
a. Konsentrasi oksigen yang diberikan tidak bisa kurang dari 40%
b. Dapat menyebabkan penumpukan CO2 jika alirannya rendah
c. Pemasangannya menyekap sehingga tidak memungkinkan untuk makan dan
batuk
d. Bisa terjadi aspirasi bila pasien muntah
e. Umumnya menimbulkan rasa tidak nyaman pada pasien
f. Menimbulkan rasa panas sehingga kemungkinan dapat mengiritasi mulut dan
pipi
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Tamrin, Rista, dan Irawan Yudi
Saktiawan. 2014. Pengaruh Pemberian Terapi Oksigen Berbeda Terhadap Perubahan Saturasi
Oksigen Pada Asma di Instalasi Gawat Darurat RSUD Tugurejo Semarang. STIKES Widya
Husada Semarang

1) Sebelum dan sesudah mendapatkanterapiOksigen berbedamedian saturasi oksigen pada


asma di kelompokintervensi dengan Masker Non Rebreathingterjadi perubahansaturasi
oksigendari 93%menjadi97%,
2) Sebelum dan sesudah mendapatkanterapiOksigen berbedamedian saturasi oksigen pada
asma di kelompokIntervensi dengan Kanul mengalami perubahan dari 94%menjadi97%.
3) Terdapatpengaruhsaturasi oksigen padakelompok intervensi yangtelahdiberikanterapi
Oksigen menggunakan Masker Non Rebreathing dengan p value 0,000 (p <0,05).
4) Terdapat pengaruh saturasi oksigen pada kelompok intervensi yeng telah diberikan terapi
Oksigen menggunakan Kanul dengan p value 0.002 (p<0,05)
5) Terdapat perbedaan saturasi oksigen terhadap pemberian terapi oksigen dengan
menggunakan Masker Non Rebreathing dengan kanul pada asma di Instalsi Gawat Darurat
RSUD Tugurejo Semarang dengan hasil p value 0,000 (p<0,05).

Adapun saran dari peneliti buat pasien asma di RSUD Tugurejo Tepatnya Ruang Instalasi
Gawat darurat lebih baik menggunakan terapi oksigen dengan menggunakan Masker Non
Rebreathing dibandingkan dengan menggunakan Kanul dikarenakan menggunakan Masker Non
Reabriting pemberian oksigen lebih lebih cepat dan efisien untuk menaikkan kadar saturasi
oksigen pada tubuh.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Febriyanti,dkk. 2015.Pengaruh Terapi


Oksigenasi Nasal Prong Terhadap Perubahan Saturasi Oksigen Pasien Cedera Kepala Di
Instalasi Gawat Darurat Rsup Prof. Dr. R. D. Kandou Manado.Universitas Sam Ratulangi
Manado

Dapat diketahui bahwa sebagian besar responden datang ke rumah sakit dengan keadaan
hipoksia ringan–sedang dengan SaO2 90% - < 95%. Setelah pemberian oksigenasi nasal prong
selama 30 menit berada dalam kondisi normal dengan saturasi oksigen 95% - 100%. Semakin
lama pemberian oksigenasi nasal prong semakin meningkatkan saturasi oksigen. Berdasarkan
hasil analisis menggunakan uji t dependen dan uji repeated ANOVA, didapat HO ditolak, yang
dapat disimpulkan bahwa terapi oksigenasi nasal prong berpengaruh terhadap perubahan saturasi
oksigen pasien cedera kepala di Instalasi Gawat Darurat RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado
DAFTAR PUSTAKA

Setyawan, Sunarko, dkk. 2017. Oksigenasi Dengan Bag And Mask 10 lpmMemperbaiki
Asidosis Respiratorik. Universitas Airlangga

Tamrin, Rista, dan Irawan Yudi Saktiawan. 2014. Pengaruh Pemberian Terapi Oksigen
Berbeda Terhadap Perubahan Saturasi Oksigen Pada Asma di Instalasi Gawat Darurat RSUD
Tugurejo Semarang. STIKES Widya Husada Semarang

Febriyanti,dkk. 2015.Pengaruh Terapi Oksigenasi Nasal Prong Terhadap Perubahan


Saturasi Oksigen Pasien Cedera Kepala Di Instalasi Gawat Darurat Rsup Prof. Dr. R. D.
Kandou Manado.Universitas Sam Ratulangi Manado

Anda mungkin juga menyukai