Anda di halaman 1dari 9

Rezeki Sudah Ada yang Mengatur

Assalamualaikum Wr. Wb
• Alhamdulillahi robbil alamin, wassholatu
wassalamu’ala asyrofil anbiya’I walmursalin sayyidina
wamaulana Muhammadin wa’ala alihi washohbihi
aj’ma’in Amma Ba’du.
• Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur kita
kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan karunianya kepada kita semua sehingga kita dapat
berkumpul di tempat ini. Juga senantiasa kita selalu
bersyukur atas limpahan nikmat tak terhitung yang
telah kita terima hingga saat ini.
• Kedua kalinya sholawat teriring salam semoga
senantiasa tercurah kepada junjungan kita Nabi besar
MUHAMMAD SAW. Nabi pemimpin umat yang
manyelamatkan manusia dari zaman jahiliyah yang
gelap gulita menuju zaman islamiyah yang terang
benderang yang cinta kasih terhadap sesama.
Jamaah yang dirahmati Allah,
• Rezeki kita sudah diatur dan sudah
ditentukan.
• Kita tetap berikhtiar. Namun tetap ketentuan
rezeki kita sudah ada yang mengatur. So, tak
perlu khawatir akan rezeki.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
“Allah telah mencatat takdir setiap makhluk
sebelum 50.000 tahun sebelum penciptaan
langit dan bumi.” (HR. Muslim no. 2653)
• Dalam hadits lainnya disebutkan,
• “Sesungguhnya awal yang Allah ciptakan (setelah ‘arsy,
air dan angin) adalah qalam (pena), kemudian Allah
berfirman, “Tulislah”. Pena berkata, “Apa yang harus
aku tulis”. Allah berfirman, “Tulislah takdir berbagai
kejadian dan yang terjadi selamanya.” (HR. Tirmidzi no. 2155.
Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)

Ibnul Qayyim berkata,


• “Fokuskanlah pikiranmu untuk memikirkan apapun
yang diperintahkan Allah kepadamu. Jangan
menyibukkannya dengan rezeki yang sudah dijamin
untukmu. Karena rezeki dan ajal adalah dua hal yang
sudah dijamin, selama masih ada sisa ajal, rezeki pasti
datang. Jika Allah -dengan hikmahNya- berkehendak
menutup salah satu jalan rezekimu, Dia pasti –dengan
rahmatNya- membukan jalan lain yang lebih
bermanfaat bagimu.
Jamaah yang dirahmati Allah,
• Renungkanlah keadaan janin,
makanan datang kepadanya, berupa darah dari satu jalan,
yaitu pusar.
• Lalu ketika dia keluar dari perut ibunya dan terputus
jalan rezeki itu, Allah membuka untuknya DUA JALAN
REZEKI yang lain [yakni dua puting susu ibunya], dan
Allah mengalirkan untuknya di dua jalan itu; rezeki
yang lebih baik dan lebih lezat dari rezeki yang
pertama, itulah rezeki susu murni yang lezat.
• Lalu ketika masa menyusui habis, dan terputus dua
jalan rezeki itu dengan sapihan, Allah membuka EMPAT
JALAN REZEKI lain yang lebih sempurna dari yang
sebelumnya; yaitu dua makanan dan dua minuman.
Dua makanan = dari hewan dan tumbuhan. Dan dua
minuman = dari air dan susu serta segala manfaat dan
kelezatan yang ditambahkan kepadanya.
Jamaah yang dirahmati Allah,
• Rezeki kita sudah diatur dan sudah
ditentukan. Kita tetap berikhtiar. Namun tetap
ketentuan rezeki kita sudah ada yang
mengatur. So, tak perlu khawatir akan rezeki.
• Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
“Allah telah mencatat takdir setiap makhluk
sebelum 50.000 tahun sebelum penciptaan
langit dan bumi.” (HR. Muslim no. 2653, dari
‘Abdullah bin ‘Amr bin Al ‘Ash)

• Dalam hadits lainnya disebutkan,


Lalu ketika dia meninggal, terputuslah empat jalan rezeki
ini, Namun Allah –Ta’ala- membuka baginya -jika dia hamba
yang beruntung- DELAPAN JALAN REZEKI, itulah pintu-pintu
surga yang berjumlah delapan, dia boleh masuk surga dari
mana saja dia kehendaki.

Dan begitulah Allah Ta’ala, Dia tidak menghalangi hamba-


Nya untuk mendapatkan sesuatu, kecuali Dia berikan
sesuatu yang lebih afdhol dan lebih bermanfaat baginya.
Dan itu tidak diberikan kepada selain orang mukmin,
karenanya Dia menghalanginya dari bagian yang rendahan
dan murah, dan Dia tidak rela hal tersebut untuknya, untuk
memberinya bagian yang mulia dan berharga.” (Al Fawaid,
hal. 94, terbitan Maktabah Ar Rusyd, tahqiq: Salim bin ‘Ied
Al Hilali)
Jamaah yang dirahmati Allah,
• Masihkah kita khawatir dengan rezeki?
• Ingatlah, rezeki selain sudah diatur, juga sudah dibagi
dengan adil.
• Allah Ta’ala berfirman,

• Walau basaṭallāhur-rizqa li'ibādihī labagau fil-arḍi wa


lākiy yunazzilu biqadarim mā yasyā`, innahụ bi'ibādihī
khabīrum baṣīr
Dan jikalau Allah melapangkan rezki
kepada hamba-hamba-Nya tentulah
mereka akan melampaui batas di muka
bumi, tetapi Allah menurunkan apa yang
dikehendaki-Nya dengan ukuran.
Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui
(keadaan) hamba-hamba-Nya lagi Maha
Melihat.” (QS. Asy Syuraa: 27)
• Demikian lah kultum singkat saya
• kesimpulannya yang dapat di ambil adalah Allah
memberi rizki pada mereka sesuai dengan
pilihan-Nya dan Allah selalu melihat manakah
yang maslahat untuk mereka. Allah tentu yang
lebih mengetahui manakah yang terbaik untuk
mereka. Allah-lah yang memberikan kekayaan
bagi mereka yang Dia nilai pantas menerimanya.
Dan Allah-lah yang memberikan kefakiran bagi
mereka yang Dia nilai pantas menerimanya.
Hanya Allah yang memberi taufik dan hidayah.
• Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 6: 553
• Waalamu’alaikum Wr. Wb

Anda mungkin juga menyukai