Anda di halaman 1dari 11

BAB IV

PEMBAHASAN

Dalam bab ini akan membahas tentang kesenjangan antara teori dan hasil
tinjauan kasus pada pelaksanaan Asuhan Keperawatanp ada An. R dengan kasus
Typoid yang dirawat di ruangan Melati di RSU. Dr. H. Koesnandi Bondowoso
pada tanggal 26 maret 2019.

Untuk memudahkan pembahasan ini maka akan membahas berdasarkan


pendekatan keperawatan yaitu aka dimulai dari pengkajian, perencanaan,
pelaksaan/ implementasi, dan evaluasi.

A. Pengkajian
1. Identitas
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, alamat, pekerjaan,
suku/bangsa, agama,status, nomer register, dan diagnosa medik
2. Keluhan utama
Keluhan utama typoid adalah panas atau demam yang tidak turun-
turun nyerei perut, pusing,kepala, mual, anoreksdia, diare, serta
penurunan kesadaran dan Suhu tubuh.
3. Riwayat penyakit sekarang
Peningkatan suhu tubuh karena masuknya kuman salmonella typhi
yang ada dalam tubuh.
4. Riwayat penyakit dahulu :
Riwayat sebelumnya pernah demam tifoid
5. Pola-pola fungsi kesehatan
a. Pola nutrisi dan metabolisme
Klien mengalami penurunan nafsu makan akibat mual,
muntah ketuika mkan sehingga makan sedikit bahkan tidak
enak makan.
b. Pola eliminasi

66
Eliminasi alvi : klien dapat mengalami konstipasi akibat
tirah baring
Eliminasi urine : klien tidak mengalami gangguan pada
eliminasi ini ,hanya warna urine yang kuning kecoklatan.
Klien dengan demam typoid terjadi peningkatan suhu tubuh
yang berakibat keringat banyak keluar dan merasa haus,
sehungga dapat meningkatkan kebutuhan cairan.
c. Pola hubungan dan peran
Pola hubungan dengan orang lain terganggu Karen adirawat
dirumah sakit dan bed rest total.
d. Pola penanggulangan stress
Pada klien sering melamaun dan merasa sedih karena
keadaannya.
6. Pemerikasaan fisik
a. Keadaan umum : klien tampak lemah, suhu tubuh
meningkat 38- 41˚C, muka kemerahan
b. Tingkat kesadaran dapat terjadi penurunan kesadaran
(apatis).
c. Sistem respirasi :Pernafasan rata-rata ada peningkatan
d. Sistem kardiovarkuler : Terjadi penurunan tekanan darah
e. Sistem intergumen : Kulit kering, turgor kulit menurun,
muka tampak pucat, rambut agak kusam.
f. Sistem gastrointestinal : Bibir kering pecah-pecah, mukosa
mulut kering, lidah kotor (khas), mual, muntah, anoreksia,
dan konstipasi, nyeri perut, peristaltik usus.
g. Sistem abdomen : Saat palpalsi limpa dan hati membesar
dengan konsistensi lunak serta nyeri tekan pada abdomen.
Pada perkusi terdapat perut kembung setrta pada auskultasi
peristaltik usus meningkat.

7. Pemerikasaaan lab

67
a. Pemerikasan darah tepi terdapat gambaran leucopenia,
limfositosis relatif, dan aneosinofilia pada permukaan yang
sakit.
b. Darah untyuk kultur ( biakan empedu ) dan widal
c. Pemeriksaan urine
d. Pemeriksaan Widal untuk membuat diagnosis, pemeriksaan
yang perlu dilakuakan adlaha titer zat anti terhadap antigen
O titer yang bernilai 1/ 200 atau lebih menunjukan kenaikan
yang progresif

Sedangakan gejala yang ditemukan pada klien An. R


dengan gangguan sistem pencernaan “ Demam Typoid “ di
ruang perawatan anak Melati di RSU. Dr. Koesnandi
Bondowoso tanggal 26 maret 2019.

8. Data subjektif
a. Keluarga klien mengatakan klien dalam keadaan demam.
b. Keluraga klien mengatakan perut klien sakit ( nyeri ).
c. Keluarga klien mengatakan klien mual, muntah dan nafsu
makan menurun.
d. Keluarga klien mengatakan porsi makan klien tidak
dihabiskan.
e. Keluarga mengatakan klien sering bertanya tentang
penyakitnya.
f. Keluarga klien mengatakan tubuh tampak klien lemah.
g. Keluarga klien mengatakan dirinya cemas dengan
perubahan.

9. Data objektif
a. Klien tampak lemah
b. Porsi makan tidak habis
c. Akral hangat

68
d. Mukosa bibir klien kering
e. Tubuh klien teraba panas
f. Keluarga dan klien selalu bertanya – tanya tentang
kondisi klien.

Data yang didapat pada kasus An. R tidak didapatkan pada


teori yaitu :

1. Kulit, kuku kotor data ini didapat pada kasus karena


pada saat dilakuakn pengkajian terdapat tanda-tanda
yang mendukung
2. Cemas
B. Diagnosa keperawatan
Menurut teori, diagnose keperawatan yang mungkin akan didapatkan pada
penyakit demam tifoid adalah sebagai berikut:
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.
2. Ketidakseimbangan volume cairan.
3. Resiko tinggi komplikasi.
4. Gangguan rasa aman dan nyaman
5. Kurangnya pengetahaun orang tua tentang penyakitnya.
Sedangankan pada kasus An. R diagnosa keperawatan yang
didapatkan yaitu
1. Hipertermi yang berhubungan dengan proses penyakit
2. Nyeri akut berhubugan dengan agen cedera fisik dan biologis
3. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuahan tubuh
berhunbungan dengan asupan nutrisi kurang
4. Ketakutan yang berhubungan dengan lingkungan yang tidak
dikenal/hospitalisasi

C. Intervensi
Adapun intervensi menurut teori yaitu :
1. Hipertermi yang berhubungan dengan proses penyakit
a. Kolaborasi dengan tim medis
b. Anjurkan klien untuk istirahat

69
c. Atur ruangan agar cukup ventilasi
d. Berikan kompres dingin
e. Ajurkan pasien banyak minum

Intervensi berdasarkan kasus :

a. Anjurkan kelurga untuk kompres


b. Berikan minum sering
c. Anjurkan menggukan selimut ringan dan pakaian tipis
d. Kolaborasi pemberian obat antipiretik
e. Obsevasi TTV
f. Observasi keluhan
2. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik
Intervensi berdasarkan teori:
a. Pain management
b. Lakukan pengakjian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor prespitasi.
c. Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
d. Pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologi, non
faramakologi dan interpersonal)
e. Ajarkan tentang teknik non faramakologi
f. Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
g. Tingkatkan istirahat
Intervensi berdasarakan kasus :
a. Ajarakan klien teknik relaksasi
b. Observasi TTV
c. Obsevasi skala nyeri
d. Kolaborasi dalam pemberian terapi analgesic
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan asupan nutrisi kurang
Intervensi berdasarkan teori :
a. Nutrition Management
b. Kaji adanya alergi makanan
c. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan

70
nutrisi yang dibutuhkan pasien
d. Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake fe
e. Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan vitamin C
f. Nutrition Monitoring
Intervensi berdasarkan kasus :
a. Berikan makan sedit tapi sering
b. Anjurkan klien menjaga kebersihan lingkungan
c. Observasi mual dan mutah
d. Observasi porsi makan
4. Ketakutan yang berhubungan dengan lingkungan yang tidak
dikenal/hospitalisasi
Intervensi berdasarkan teori :
a. Peningkatan komunikasi
b. Berikan dukungan
c. Terapi relaksasi
d. Fasilitasi kehadiran keluaga
Intervensi berdasarkan kasus:
a. Lakukan pendekatan pad klien
b. Lakuakan kunjungan lebih sering pada klien
c. Anjurkan kelurga selalu disampang klien
d. Observasi perasaan klien
5. Implementasi
Tindakan keperawatan yang dialakuakan sesuai dengan rencana yang
telah dibuat terdahulu dengan mengantisipasi tanda-tanda yang terlihat
sehingga tujuan keperawatan dapat tercapai pada semua tindakan yang
telah dilakukan.
Pada kasus ini tidak jauh berberbeda dengan teori yang ada dalam
tindakan keperawatan.tahap perencanaan ini penulis tidak menemui
hambatan terbukti pada perencanaan tindakan yang sesuai dengan
masalah yang dialami klien sehingga pelaksaan tepat waktu.
6. Evaluasi

71
Evaluasi adalah langkah terakhir dalam proses keperawatan.
Evaluasi meliputi evaluasi hasil dan evaluasi proses. Pada kasus ini
menunjukakan bahwa dadanya kemajuan dalam mengatasi masalah
klien. Kasus An. R yang dirawat diruang Melati menggunakan
pendekatan proses keperawatan sebagai metode pemecahan masalah,
hasil yang di tevaluasi akhir yaitu pada tanggal 28 maret 2019 dari 4
diagnosa keperawatan yang ditemukan dalam kasus keseluruhan
diagnose keperwatan telah teratasi sebagaian.
Hipertermi berhubungan dengan proses penyakit dapat diatasi
sebagian, nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis teratasi
sebagaian, ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuahn tubuh
tertasi sebagaian, ketakutan berhubungan dengan hospitalisasi tertasi
sebagaian.

72
BAB V
PENUTUP
Berdasarkan uranian yang dikemukakan sebelumnya dan asuhan
keperawatan pada klien An. R derngan kasus demam thypoid di ruang
anak Melati RSU. Dr. koesnandi Bondowoso, maka penulis dapat menarik
kesimpulan dan saran sesuai dengan apa yang telah dilkuakan.
A. Kesimpulan
Penyakit demam typoid adalah penyakit infeksi akut yang
menyerang saluran pencernaan dengan kondisi demam selama satu
minggu. Penyakit ini dapat di deteksi dengan melalakukan beberapa
pemeriksaan laboratorium yang sering dilakuakan adalah pemeriksaan
widal, pemberian antibiotikmampu mencegah penyebarab bakteri.
Pada saat melakukan pengkajian ditemukan beberapa data
penunjang yang dapat ditarik menjadi maslah keperawatan, ada beberapa
diagnose yang muncul adalah :
1. Hipertermi
2. Nyeri akut
3. Ketidakseimbangan nutrisis kurang dari kebutuhan tubuh
4. Ketakuatan
B. Saran
1. Untuk masyarakat
Masyarakat dapat meningkatakan kesehatan dengan ikut serta dalam
menciptakan lingkungan yang bersih dan nyaman seperti cuci tangan
sebelum dan sesudah makan, membuang sampah padatempatnya, dan
menjaga lingkungan tetap bersih sehingga terhindar dari beberapa
penyakit.
2. Untuk pasien dan keluarga
Perawatan untuk demam typoid tidak hanya dilakukan oleh petugas
kesehatan melainkan pasien yang mencegah kambuhnya demam typoid
akan tetapi dukungan dari kelurga dalam mencegah perilaku yang
dapat menyebabkan penyakit kambuh.
3. Untuk perawat

73
Perawatan dan pengobatan pada saat di rumah sakit alangkah baiknya
jika tenaga kesehatan yang pengetahun tentang penyakit yang dialami
oleh penderita , sehingga dapat memotivasi pasien dalam
mempertahankan kesehatannya baik saat berada di rumah sakit
maupun saat dirumah.

74
DAFTAR PUSTAKA

andayani, arulita. (2018). kejadian demam tifoid. Higeia Journal of public


heart reserch and developmont, 1-4.

Burhaein. (2017). pertumbuhan dan perkembangan . indonesia journal of


primary education, 51-58.

handayani. (2017). penyimpangan tumbuh kembang pada anak.


keperawatan indonesia, 48-55.

handayani, mutiasari. (2017). karakteristik usia, jenis kelamin, tingkat


demam, kadar hemoglobin, leokosit dan trobosit. jurnal ilmiah
kedokteran , 1-3.

Jumarlin, Anggraini, Sanatang. (2018, desember). gambaran metode widal


dan Pcr dalam mendeteksi salmonella Thypi. jurnal medilab
mandala waluyo kendari, 2, 1-7.

Jumarlin,Angaraini,Sanatang. (2018, Desember). gambaran metode widal


dan Pcr dalam mendeteksi salmonella thypi. jurnal medilab
mendala waloyo kendari, 2, 1.

Nursalam ,syahrul. (2017). analisa resiko kejadian demam tifoid


berdasarkan kebersihan diri dan kebiasaan jajanan dirumah. Jurnal
berkala epidemologi, 4, 1-3.

sanitasari, andrewari, putri. (2017). sistem monitoring tumbuh kembang


anak. jurnal rekursif, 1-2.

75
76

Anda mungkin juga menyukai