Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU HAMIL

DENGAN RESIKO HIPEREMESIS GRAVIDARUM

Disusun Oleh:

SUSI SUSANTI

1814301036

Mata Kuliah: Keperawatan Maternitas

POLITEKNIK KESEHATAN

TANJUNGKARANG SARJANA TERAPAN

KEPERAWATAN

TAHUN 2019/2020
LAPORAN PENDAHULUAN
PADA IBU HAMIL DENGAN RESIKO HIPEREMESIS GRAVIDARUM

A. Definisi
Hiperemesis Gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan pada wanita hamil
sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena keadaan umumnya menjadi buruk,
karena terjadi dehidrasi. (Rustam Mochtar, 1998)
Mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi dapat timbul setiap saat dan bahkan
malam hari. Gejala-gejala ini kurang lebih terjadi 6 minggu setelah hari pertama haid
dan berlangsung selama kurang lebih 10 minggu.
Hiperemesis Gravidarum (vomitus yang merusak dalam kehamilan) adalah nausea
dan vomitus dalam kehamilan yang berkembang sedemikian luas sehingga terjadi
efek sistemik, Hdehidrasi dan penurunan berat badan. (Ben-Zion, MD, hal : 232)
iperemesis diartikan sebagai muntah yang terjadi secara berlebihan selama kehamilan.
(Hellen Farrer, 1999, hal : 112)

B. Etiologi

Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti. Frekuensi


kejadian adalah 3,5 per 1000 kehamilan. Faktor-faktor predisposisi yang dikemukakan :
( Rustan Mochtar, 1998 )

1. Faktor organik, yaitu karena masuknya vili khoriales dalam sirkulasi maternal dan
perubahan metabolik akibat kehamilan serta resistensi yang menurun dari pihak ibu
terhadap perubahan-perubahan ini serta adanya alergi, yaitu merupakan salah satu
respon dari jaringan ibu terhadap janin.
2. Faktor Psikologik.
Faktor ini memegang peranan penting pada penyakit ini. Rumah tangga yang retak,
kehilangan pekerjaan, takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut terhadap
tanggungan sebagai ibu, dapat menyebabkan konflik mental yang dapat memperberat
mual dan muntah sebagai ekspresi tidak sadar terhadap keengganan menjadi hamil
atau sebagai pelarian kesukaran hidup.

3. Faktor endokrin lainnya : hipertiroid, diabetes, peningkatan kadar HCG dan lain-lain.
C. Tanda dan gejala

Batas mual dan muntah berapa banyak yang disebut hiperemesis gravidarum tidak
ada kesepakatan. Ada yang mengatakan, bila lebih dari sepuluh kali muntah. Akan tetapi,
apabila keadaan umum ibu terpengaruh dianggap sebagai hiperemesis gravidarum.
Hiperemesis gravidarum menurut berat ringannya gejala dibagi menjadi tiga tingkatan,
yaitu :

Tingkatan I (Ringan)
a. Mual muntah terus-menerus yang mempengaruhi keadaan umum penderita.
b. Ibu merasa lemah.
c. Nafsu makan tidak ada.
d. Berat badan menurun.
e. Merasa nyeri pada epigastrium.
f. Nadi meningkat sekitar 100 per menit.
g. Tekanan darah menurun.
h. Turgor kulit berkurang.
i. Lidah mengering.
j. Mata cekung.
Tingkatan II (sedang)
a. Penderita tampak lebih lemah dan apatis.
b. Turgor kulit mulai jelek.
c. Lidah mengering dan tampak kotor.
d. Nadi kecil dan cepat.
e. Suhu badan naik ( dehidrasi ).
f. Mata mulai ikteris.
g. Berat badan turun dan mata cekung.
h. Tensi turun, hemokonsentrasi, oliguria, dan kontipasi.
i. Aseton tercium dari hawa pernafasan dan terjadi asetonuria.
Tingkatan III ( Berat )
a. Keadaan umum lebih parah (kesadaran menurun dari somnolen sampai koma).
b. Dehidrasi hebat.
c. Nadi kecil, cepat dan halus.
d. Suhu meningkat dan tensi turun.
e. Terjadi komplikasi fatal pada susunan saraf yang dikenalsebagai ensepalopati
Wernicke, dengan gejala nistagmus, diplopia, dan penurunan mental.
f. Timbul ikterus yang menunjukkan adanya payah hati.

D. Patofisiologi
Perasaan mual adalah akibat dari meningkatnya kadar estrogen yang biasa terjadi
pada trimester I. Bila terjadi terus-menerus dapat mengakibatkan dehidrasi dan tidak
imbangnya elektrolit dengan alkalosis hipokloremik.
Hiperemesis gravidarum ini dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak
habis terpakai untuk keperluan energi. Karena okisidasi lemak yang tak sempurna,
terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam aseto-asetik, asam hidroksida butirik,
dan aseton dalam darah. Muntah menyebabkan dehidrasi, sehingga cairan
ekstraseluler dan plasma berkurang. Natrium dan klorida darah turun. Selain itu,
dehidrasi menyebabkan hemokonsentrasi, sehingga aliran darah ke jaringan
berkurang. Hal ini menyebabkan jumlah zat makanan dan oksigen ke jaringan
berkurang pula tertimbunnya zat metabolik yang toksik. Di samping dehidrasi dan
gangguan keseimbangan elektrolit, dapat terjadi robekan pada selaput lendir esofagus
dan lambung ( sindroma mollary-weiss ), dengan akibat perdarahan gastrointestinal.

E. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan keton dalam urine
Urinalis

F. Penatalaksanaan
1.Pencegahan pencegahan terhadap Hiperemesis gravidarum diperlukan dengan jalan
memberikan penerapan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses yang
fisiologis:
Memberikan keyakinan bahwa mual dan muntah merupakan gejala yang fisiologik
pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan berumur 4 bulan.Ibu
dianjurkan untuk mengubah pola makan sehari-hari dengan makanan dalam jumlah
kecil tetapi sering.
Waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur, tetapi dianjurkan untuk
makan roti kering arau biskuit dengan teh hangatHindari makanan yang berminyak
dan berbau lemak
2.Terapiobat-obatan
Apabila dengan cara diatas keluhan dan gejala tidak berkurang maka diperlukan
pengobatan
Tidak memberikan obat yang terotogenSedativa yang sering diberikan adalah
phenobarbital
Vitamin yang sering dianjurkan adalah vitamin B1 dan B6Antihistaminika seperti
dramamine, avominePada keadaan berat, anti emetik seperti diklomin hidrokhoride
atau khlorpromazine.

G. Masalah keperawatan dan data pendukung


Defisit nutrisi

H. Diagnosa keperawatan (minimal 3 diagnosa)


1. Peruban nutrisi kurang dari kebutuhan b.d frekuensi mal dan muntah berlebih
2. Intoleransi aktivitas b.d ketidakadekutan sumber energi skunder
3. Cemas b.d efek hiperemesis pada kesejahteraan janin

I. Tujuan rencana keperawatan dan kriteria hasil.

1.Peruban nutrisi kurang dari Kriteria Hasil :


kebutuhan b.d frekuensi mal dan a.klien akan mengalami berat badan yang sesuai
muntah berlebih selama hamil
Tujuan b.klien tidak mual muntah
Kebutuhan nutrisi terpenuhi c.klien tidak mengkonsumsi obat obatan yang
adekuat
2.Intoleransi aktivitas b.d Kriteria Hasil :
ketidakadekutan sumber energi 1.pasien dapat memperlihatkan kemajuan
skunder khususnya tingkat yang lebih tinggi
TUJUAN 2.pasien mengidentifikasi faktor faktor yang
Pasien dapat beraktivitas secara menurunkan toleransi aktivitas
mandiri

3.Cemas b.d efek hiperemesis pada Kriteria Hasil :


kesejahteraan janin 1.klien bisa menhdapi kecemasan yang
TUJUAN dideritanya akibat penyakitnya
Cemas klien teratasi

J. Intervensi dan rasional

1.Peruban
nutrisi kurang 1)
dari kebutuhan Perubahannutrisikurangdarikebutuhanberhubungandenganfrekuensi
b.d frekuensi mualdanmuntahberlebihan.
mal dan Intervensi
muntah 1.Batasi intake oral
berlebih hinggamuntahberhenti. Rasional
:Memeliharakeseimbangancairanelektfolitdanmencegahmuntahselan
jutnya.
2. Berikanobat anti emetik yang diprogramkandengandosisrendah,
misalnya Phenergan 10-20mg/i.v.
Rasional :
Mencegahmuntahsertamemeliharakeseimbangancairandanelektrolit
3. Pertahankanterapicairan yang diprogramkan.
Rasional :Koreksiadanyahipovolemiadankeseimbanganelektrolit
4. Catat intake dan output.
Rasional :Menentukanhidrasicairandanpengeluaranmeluluimuntah.
5. Anjurkanmakandalamporsikeciltapisering
Rasional :Dapatmencukupiasupannutrisi yang dibutuhkantubuh
6. Anjurkanuntukmenghindarimakananyang berlemak
Rasional :dapatmenstimulusmualdanmuntah
7. anjurkanuntukmakanmakananselingansepertibiskuit, roti dan the
(panas) hangatsebelumbaguntidurpadasiangharidansebelumtidur
Rasional :
Makananselingandapatmengurangiataumenghindarirangsangmualm
untah yang
2.Intoleransiak 1.ubah posisi dengan membrikan perawatan kulit yang baik
tivitas b.d Rasional:
ketidakadekuta Mingkatkan fungsi penapasan dan menimalkan kerusakan kulit
n 2.melakukan rentang gerak sendi pasif atau aktif
sumberenergis Rasinal:
kunder Untuk meminimalisir efek tirah baring
3.dorong penggunaan manajem stres
Rasional:
Meningkatkan relaksasi dan menghemat energi
4.tingkatkan tirah baring dan berikan lingkungan yang tenang
Rasional:
Meningkatkan istirahat dan ketenangan
3. Cemas b.d 1.memperlihatkan sikap menerima rasa takut klien
efek Rasional:
hiperemesis Sikap yang menerima takut klien akan sumber ketakutan
pada 2.mendorong mengungkapkan perasaan dan kekhawatiran klien
kesejahteraan Rasional:
janin Pengetahuan tentang janin dapat membantu menghilangkan sumber
ketukan
3.memberi informasi tentang resiko potensial yang dapat terjadi
pada janinya
Rasional:
Strategi koping yang efektif dibutuhkan untuk klien mengatasi
masalahnya
DAFTAR PUSTAKA

NANDA, intervensi NIC, kriteriahasil NOC, ed 9. Jakarta: EGC


Wong, Donna L. 2003. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Jakarta: EGC
Behrman, dkk.2000.Ilmu Kesehatan Anak Nelson Edisi 15. Jakarta: EGC
Grace, Pierce A dan Borley, Neil R. At a Glance Ilmu Bedah. Terjemahan olehVidhia
Umami. 2006. Jakarta: Erlangga
Hidayat, Aziz Alimul. 2006. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak Edisi 2.
Jakarta:Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai