PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sehubungan dengan adanya suatu program pemerintah untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat seoptimal mungkin, maka kami melatih diri untuk ikut berpartisipasi
dalam memberikan pelayanan yang optimal. Salah satunya pada ibu hamil dengan
hiperemesis gravidarum.
Dalam perawatan pada penderita hiperemesis gravidarum dengan menggunakan
asuhan kebidanan yang dilakukan mulai pasien masuk ke Rumah Sakit sampai pasien
pulang.
Hiperemesis gravidarum ini gejalanya mual dan muntah yang berlebihan yang
merupakan gangguan paling sering kita jumpai pada kehamilan muda terutama pada ibu
primigravida. Ini disebabkan karena adanya peningkatan dan perubahan produksi
hormonal dan faktor psikologi dari ibu hamil. Dalam merawat hiperemesis gravidarum
ini sebaiknya penderita dirawat di Puskesmas Rawat Inap / Rumah Sakit karena
memerlukan perawatan secara intensif agar tidak terjadi komplikasi yang lebih berat
sehingga dapat menghambat pertumbuhan janin.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Diharapkan penulis mampu memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil
dengan hiperemesis gravidarum di RSUD dr. Soetomo Surabaya.
2. Tujuan Khusus
a.
b.
c.
d.
e.
Mampu menentukan intervensi yang akan dilakukan pada pada klien dengan
hiperemesis gravidarum.
f.
g.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan pada wanita hamil
sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena keadaan umumnya menjadi buruk,
karena terjadi dehidrasi (Rustam Mochtar, 1998).
Hiperemesis gravidarum merupakan mual dan muntah dengan kondisi yang lebih
serius. (Debbie Holmes dan Philip N. Baker)
Hiperemesis gravidarum adalah emosi gravidarum yang berat dan berlangsung
sampai 4 bulan sehingga pekerjaan sehari-hari menjadi buruk. (Sarwono Prawiharjo,
1999).
Hiperemesis gravidarum adalah mual muntah yang berlebihan sehingga pekerjaan
sehari-hari terganggu dan keadaan umum menjadi buruk, paling sering dijumpai pada
kehamilan trimester I terutama ditemukan pada primigravida. (Arif Mansjoer, 1999).
Hiperemesis gravidarum adalah gejala mual muntah yang berat yang dapat
berlangsung sampai 4 bulan yang di sebabkan karena meningkatnya kadar hormone
estrogen dan HCG dalam serum. (Sarwono Prawirohardjo, 2001).
B. Etiologi
Pada tubuh wanita yang hamil terjadi perubahan perubahan yang cukup besar
yang mungkin merusak keseimbangan di dalam tubuh, terutama perubahan endokrin
misalnya hipofungsi cortex gland suprarenalis, perubahan metabolik dan kurangnya
pergerakan lambung. Tetapi bagaimana reaksi seorang wanita terhadap kejadian kejadian
tersebut diatas, tergantung pada kekuatan jiwanya dan bagaimana penerimaan ibu itu
terhadap kehamilannya.
Pada Hiperemesis yang berat dapat di ketemukan Necrose di bagian sentral lobulus
hati atau degenerasi lemak pada hati. Kelainan ini rupa-rupanya disebabkan oleh kelaparan
bukan karena adanya toksin-toksin.Mungkin juga terdapat kelainan degenerative pada
ginjal. Kadang-kadang ada polyneuritis akibat kekurangan vitamin B karena muntah.
Secara pendek etiologi belum jelas,tetapi factor psikis sangat mempengaruhi penyakit ini.(
Sastrawirsata Sulaeman, 1984 )
: Sedang
Penderita lebih lemah dan apatis, turgor kulit lebih mengurang, lidah kering dan
kotor, nadi kecil dan cepat, suhu kadang-kadang naik, dan mata sedikit ikterik, berat
3
badan turun, mata cekung, tensi turun, hemokonsentrasi, oliguri dan konstipasi. Dapat
pula terjadi acetonuria dan nafas bau aceton.
Tingkat 3
: Berat
tertimbunnya asam aseton asetic, asam hidroksi butirik dan aseton dalam darah.
Kekurangan cairan dan kehilangan cairan karena muntah menyebabkan dehidrasi
sehingga
cairan
ekstrseluler
dan
plasma
berkurang.
Dehidrasi
menyebabkan
Penatalaksanaan
a. Pencegahan
Dengan memberikan informasi dan edukasi tentang kehamilan pada ibu-ibu dengan
maksud menghilangkan faktor psikis rasa takut. Juga tentang diet ibu hamil, makan
4
dalam porsi kecil /sedikit namun sering. Jangan tiba-tiba berdiri waktu bangun pagi, akan
terasa oyong, mual dan muntah. Defekasi hendaknya diusahakan teratur. (Ida Ayu C.
Manuaba, 2008).
b. Terapi Obat
Terapi obat diberikan apabila cara di atas tidak mengurangi keluhan dan gejala.
Tetapi perlu diingat untuk tidak memberikan obat yang teratogen. Dapat menggunakan
sedativa (luminal, stesolid), vitamin (BI dan B6), anti muntah (mediamer B6, drammamin,
acopreg, avomin, torecan) antasida dan anti mulas. Pada keadaan lebih berat diberikan anti
emetic seperti disiklomin hidrokloride atau khlorpromasin. Penanganan hiperemesis
gravidarum yang lebih berat perlu dikelola di Rumah Sakit. (Sarwono P, 2007).
c.
Isolasi
Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang cerah dan peredaran udara baik.
Catat cairan yang keluar dan masuk. Kadang-kadang dengan isolasi saja gejala-gejala akan
berkurang tanpa pengobatan. (Sarwono, 2007).
d. Terapi Psikologik
Perlu diyakinkan kepada penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan dengan
menghilangkan rasa takut oleh karena kehamilan, mengurangi pekerjaan serta
menghilangkan masalah atau konflik yang kiranya menjadi latar belakang penyakit ini.
(Sarwono, 2007).
e. Cairan Parenteral
Cairan parenteral yang diberikan cukup elektrolit, karbohidrat dan protein dengan
glucose 5% dalam cairan garam fisiologissebanyak 2-3 liter sehari. Bila perlu dapat
ditambah kalium dan vitamin khususnya vitamin B kompleks dan vitamin C. Dibuat daftar
control caran yang masuk dan dikeluarkan. Dengan penanganan ini umumnya gejala-gejala
akan berkurang dan keadaan bertambah baik. (Sarwono, 2007).
f. Hiperemesis Gravidarum Tingkat II dan III Harus Dirawat Inap di Rumah
Sakit
1. Kadang-kadang pada beberapa wanita, hanya tidur di rumah sakit saja telah
banyak mengurangi mual muntahnya
2. Isolasi
3. Jangan terlalu banyak tamu. Kalau perlu hanya perawat dan dokter saja yang
boleh masuk. Kadang kala hal ini saja tanpa pengobatan khusus telah mengurangi
mual dan muntah
4. Terapi psikologis
5
5. Berikan pengertian bahwa kehamilan merupakan suatu hal yang wajar, normal dan
fisiologis. Jadi tidak perlu takut dan khawatir. Penambahan cairan
6. Berikan infus Dextrose / glukosa 5% sebanyak 2-3 liter/24 jam.
7. Berikan obat-obatan seperti te1ah dikemukakan di atas.
8. Pada beberapa kasus dan bila terapi tidak dapat dengan cepat memperbaiki keadaan
umum penderita dapat dipertimbangkan suatu abortus buatan. (Mochtar R.. 1998).
BAB III
6
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
1. Biodata
Nama
: Ny. J
Umur
: 29 tahun
Agama
: Islam
Pendidikan
: SMA Tamat
Pekerjaan
: IRT
Suku / Bangsa
: Aceh
Alamat
: Murah Mulia
No. RM
: 05.79.20
Tgl masuk
Nama Suami
: Tn. Z
Umur
: 34 tahun
Agama
: Islam
Pekerjaan
: Swasta
Suku / Bangsa
: Aceh
Alamat
: Murah mulia
2. Keluhan utama
Klien mengatakan mual dan muntah sejak 4 hari yang lalu.
3. Riwayat kehamilan sekarang
Klien mengatakan hamil dengan umur kehamilan 2 bulan. Hari pertama haid terakhir
tanggal 12-04-2014. Perkiraan persalinan tanggal 19-7-2015.
Klien mengatakan belum merasakan pergerakan anak. Selama hamil memeriksakan
kehamilannya di bidan 1 kali dan mendapat TT 1 x.
Selama hamil mual dan muntahnya jarang, tapi sejak memasuki bulan ke 2 tiap kali
makan merasa mual dan langsung muntah, pusing (+), badan tidak enak, nafsu makan tetap
baik.
7
8.
Sesudah Sakit
Pola nutrisi
Makan 3-4 kali sehari,
BAK + 8 kali/hari
BAK + 5 kali/hari
Pola aktivitas
lbu
bisa
melakukan
(mencuci,
menyapu,
memasak)
Pola istirahat/tidur
tempat
tidur
Tidur 11 jam/hari
habis mandi
mandi
Pemeriksaan umum
Keadaan umum ibu
: Agak pucat
Kesadaran
: Baik
BB sebelum sakit
: 50 kg
BB sekarang
: 49 kg (dalam 5 hari BB menurun 5 kg)
TB
: 150 cm
TD
: 100/90 mmHg
Suhu
: 36oC
Nadi
: 80 x/m
RR
: 20 x/m
Pemeriksaan fisik
:
Muka
: Agak pucat, tidak ada bekas luka, cloasma gravidarum (-)
Mata
: Simetris, conjungtiva tidak pucat, sklerata mata tidak icterus,
conjugntivitis (-)/(-), bintik bitot (-)/(-), kelopak mata cowong
9
Hidung
(-)
Mulut
: Bibir pucat, stomatitis (-), tanda rhagaden (-), bibir kering, gigi agak
(-)
Leher
tetes/menit
Dada
montgomery (-), hiperpigmentasi areola mamae primer dan sekunder (+)/(+), striae
hiperpigmentasi linea nigra (+), striae lividae (-), striae albican (-)
Lipat paha : Kebersihan cukup, iritasi (-), pembesaran kelenjar limfe, tanda
Perkusi
Infus RL % 30 tetes/menit
2.
3.
ondancentron ampul/12jam
10
Ibu mengatakan tiap kali makan mual dan langsung muntah sejak 4 hari
yang lalu.
DO
DO
: - K/u lemah.
- BB turun 5 kg.
- Bila diberi makan langsung muntah.
- Bibir kering, kelopak mata cowong.
DO
Kebutuhan: Rehidrasi.
D. Identifikasi Kebutuhan Segera
1.
Rehidrasi sesuai dengan advis dokter.
2.
KIE.
E.Rencana Asuhan
1.
2.
3.
4.
5.
F. Implementasi
1.
Memberi salam
Memperkenalkan diri
2.
3.
Setiap kali makan dan minum ibu masih mual dan muntah
G.
1.
2.
3.
4.
Evaluasi
Klien tahu dan mengerti tentang keadaan kehamilannya
Klien dapat menerima dan memahami keadaannya saat ini.
Klien kooperatif saat petugas melakukan pemeriksaan.
Klien bersedia melakukan anjuran petugas kesehatan dan bersedia untuk diberi terapi
obat.
5. Ibu telah mendapatkan terapi obat
12
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan pada wanita hamil
sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena keadaan umumnya menjadi buruk,
karena terjadi dehidrasi (Rustam Mochtar, 1998).
Hiperemesis gravidarum merupakan mual dan muntah dengan kondisi yang lebih
serius. (Debbie Holmes dan Philip N. Baker)
Dari asuhan kebidanan NY.J hanva ditemukan beberapa masalah, antara lain :
1. G2 P2 A0, hamil 12 minggu dengan hiperemesis gravidarum
2. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi
3. Potensial terjadinya dehidrasi berat
B. Saran
Pada Klien/Keluarga
1. Diharapkan agar setiap ibu hamil memeriksakan kehamilannya secara teratur
untuk mendeteksi adanya kelainan yang bisa terjadi pada masa kehamilan.
persalinan maupun masa nifas.
2. Mengkonsumsi makanan yang tinggi akan zat gizi.
3. Menjaga personal higiene agar tidak terjadi infeksi selama kehamilan, persalinan
dan nifas.
Pada Petugas Kesehatan
1. Diharapkan petugas
kesehatan
selalu
meningkatkan
pengetahuan
dan
DAFTAR PUSTAKA
Manuaba, IGB. 2009. Buku Ajar Patologi Obstetri. Jakarta : EGC
Manuaba, IGB. 1998. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana.
Jakarta : EGC.
Mansjoer, arif ,dkk. 2008. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3. Jilid 1. Jakarta: Media
Aesculapius FKUI.
Mochtar R.. 1998. Sinopsis Obstetri Fisiologi. Cetakan ke-II. Jakarta : EGC.
Prawirohario. Sarwono, 2001. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.
Prawirohario. Sarwono, 2007. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.
Sastrawirsata Sulaeman, 1984. Obstetri Patologi. Bandung : FKUP Bandung.
14