Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sehubungan dengan adanya suatu program pemerintah untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat seoptimal mungkin, maka kami melatih diri untuk ikut berpartisipasi
dalam memberikan pelayanan yang optimal. Salah satunya pada ibu hamil dengan
hiperemesis gravidarum.
Dalam perawatan pada penderita hiperemesis gravidarum dengan menggunakan
asuhan kebidanan yang dilakukan mulai pasien masuk ke Rumah Sakit sampai pasien
pulang.
Hiperemesis gravidarum ini gejalanya mual dan muntah yang berlebihan yang
merupakan gangguan paling sering kita jumpai pada kehamilan muda terutama pada ibu
primigravida. Ini disebabkan karena adanya peningkatan dan perubahan produksi
hormonal dan faktor psikologi dari ibu hamil. Dalam merawat hiperemesis gravidarum
ini sebaiknya penderita dirawat di Puskesmas Rawat Inap / Rumah Sakit karena
memerlukan perawatan secara intensif agar tidak terjadi komplikasi yang lebih berat
sehingga dapat menghambat pertumbuhan janin.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Diharapkan penulis mampu memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil
dengan hiperemesis gravidarum di RSUD dr. Soetomo Surabaya.
2. Tujuan Khusus
a.

Mampu melakukan pengkajian pada kasus hiperemesis gravidarum.

b.

Mampumenentukan masalah diagnosa pada klien dengan hiperemesis gravidarum.

c.

Mampu menentukan antisipasi masalah potensial pada klien dengan hiperemesis


gravidarum.

d.

Mampu menentukan kebutuhan segera pada klien dengan hiperemesis gravidarum.

e.

Mampu menentukan intervensi yang akan dilakukan pada pada klien dengan
hiperemesis gravidarum.

f.

Mampu melakukan intervensi yang telah ditentukan.

g.

Mampu mengevaluasi keefektifan asuhan yang diberikan.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan pada wanita hamil
sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena keadaan umumnya menjadi buruk,
karena terjadi dehidrasi (Rustam Mochtar, 1998).
Hiperemesis gravidarum merupakan mual dan muntah dengan kondisi yang lebih
serius. (Debbie Holmes dan Philip N. Baker)
Hiperemesis gravidarum adalah emosi gravidarum yang berat dan berlangsung
sampai 4 bulan sehingga pekerjaan sehari-hari menjadi buruk. (Sarwono Prawiharjo,
1999).
Hiperemesis gravidarum adalah mual muntah yang berlebihan sehingga pekerjaan
sehari-hari terganggu dan keadaan umum menjadi buruk, paling sering dijumpai pada
kehamilan trimester I terutama ditemukan pada primigravida. (Arif Mansjoer, 1999).
Hiperemesis gravidarum adalah gejala mual muntah yang berat yang dapat
berlangsung sampai 4 bulan yang di sebabkan karena meningkatnya kadar hormone
estrogen dan HCG dalam serum. (Sarwono Prawirohardjo, 2001).
B. Etiologi
Pada tubuh wanita yang hamil terjadi perubahan perubahan yang cukup besar
yang mungkin merusak keseimbangan di dalam tubuh, terutama perubahan endokrin
misalnya hipofungsi cortex gland suprarenalis, perubahan metabolik dan kurangnya
pergerakan lambung. Tetapi bagaimana reaksi seorang wanita terhadap kejadian kejadian
tersebut diatas, tergantung pada kekuatan jiwanya dan bagaimana penerimaan ibu itu
terhadap kehamilannya.
Pada Hiperemesis yang berat dapat di ketemukan Necrose di bagian sentral lobulus
hati atau degenerasi lemak pada hati. Kelainan ini rupa-rupanya disebabkan oleh kelaparan
bukan karena adanya toksin-toksin.Mungkin juga terdapat kelainan degenerative pada
ginjal. Kadang-kadang ada polyneuritis akibat kekurangan vitamin B karena muntah.
Secara pendek etiologi belum jelas,tetapi factor psikis sangat mempengaruhi penyakit ini.(
Sastrawirsata Sulaeman, 1984 )

Penyebab Hiperemesis Gravidarum belum diketahui secara pasti. Beberapa faktor


yang telah ditemukan yaitu :
1. Faktor presdisposisi yang sering dikemukakan adalah prininggravida, mola hidatidosa
dan kehamilan ganda.
2. Masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabolic akibat hamil
serta resistensi yang menurun dari pihak ibu terhadap perubahan, ini merupakan faktor
organic.
3. Alergi sebagai salah satu respons dari jaringan ibu terhadap anak.
4. Faktor psikologi memegang peranan penting pada penyakit ini, rumah tangga retak,
kehilangan pekerjaan, takut terhadap kehamilan dan persalinan. Takut terhadap tanggug
jawab sebagai ibu, di duga dapat menjadi factor kejadian hyperemesis gravidarum.
Dengan perubahan suasana dan masuk rumah sakit, penderitaannya dapat berkurang
sampai menghilang.
5. Faktor adaptasi dan hormonal, pada ibu hamil yang kekurangan darah labih sering
terjadi hyperemesis gravidarum. Yang termasuk dalam ruuang lingkup adaptasi adalah
ibu hamil dengan anemia, wanita primigravida, dan overdistensi rahim pada kehamilan
ganda dan mola hidatidosa. Sebagian kecil primigravida belum mampu beradaptasi
terhadap hormone estrogen dan gonadotropin chorionic, sedangkan pada kehamilan
ganda dan mola hidatidosa, jumlah hormone yang dekeluarkan terlalu tinggi, dan
menyebabkan terjadi hyperemesis gravidarum. (Sarwono P, 2007).
C . Gejala dan Tingkatannya
Batas mual muntah berapa banyak yang disebut hiperemesis gravidarum tidak ada
kesepakatan. Ada yang mengatakan, bisa lebih dari 10 kali muntah akan tetapi apabila
keadaan umum ibu terpengaruh dianggap sebagai hiperemesis. Hiperemesis gravidarum,
menurut berat ringannya gejala dapat dibagi ke dalam 3 tingkatan.
Tingkat 1 : Ringan
Mual muntah terus menerus mempengaruhi keadaan umum penderita, ibu merasa lemah,
tidak nafsu makan, berat badan turun dan rasa nyeri pada epigastrium, nadi sekitar 100
kali per menit, tekanan darah sistolik menurun, turgor kulit mengurang, lidah kering,
mata cekung.
Tingkat 2

: Sedang

Penderita lebih lemah dan apatis, turgor kulit lebih mengurang, lidah kering dan
kotor, nadi kecil dan cepat, suhu kadang-kadang naik, dan mata sedikit ikterik, berat
3

badan turun, mata cekung, tensi turun, hemokonsentrasi, oliguri dan konstipasi. Dapat
pula terjadi acetonuria dan nafas bau aceton.
Tingkat 3

: Berat

Keadaan umum lebih parah, muntah berhenti, kesadaran menurun dari


somnolen sampai koma, nadi kecil dan cepat kesadaran, suhu badan meningkat, tensi
menurun, icterus, komplikasi fatal terjadi pada susunan syaraf pusat (ensefalopati
wernicks) dengan gejala : nistagmus, diplopia, perubahan mental. Keadaan ini adalah
akibat sangat kekurangan zat makanan, termasuk vitamin B kompleks. Timbulnya ikterus
menunjukkan adanya payah hati. (Sarwono P, 2007).
D. Patofisiologi
Perasaan mual akibat kadar estrogen meningkat. Mual dan muntah terusmenerus dapat menyebabkan dehidrasi, hiponatremi, hipokloremia, penurunan klorida
urin, selanjutnya terjadi hemokonsentrasi yang mengurangi perfusi darah ke jaringan
dan menyebabkan tertimbunnya zat toksik. Pemakaian cadangan karbohidrat dan lemak
menyebabkan oksidasi lemak tidak sempurna. (Mansjoer, arif, dkk. 2008).
Karena

oksidasi lemak yang tidak sempurna terjadilah ketosis dengan

tertimbunnya asam aseton asetic, asam hidroksi butirik dan aseton dalam darah.
Kekurangan cairan dan kehilangan cairan karena muntah menyebabkan dehidrasi
sehingga

cairan

ekstrseluler

dan

plasma

berkurang.

Dehidrasi

menyebabkan

hemokonsentrasi sehingga aliran darah ke jaringan berkurang. Hal ini menyebabkan


jumlah zat makanan dan oksigen ke jaringan mengurang pula dan tertimbunyya zat
metabolic yang toksik. Terganggunya keseimbangan elektrolit seperti hipokalimia
akibat muntah dan ekskresi yang berlebihan selanjutnya dapat menambah frekuensi
muntah dan merusak hepar, selaput lendir esophagus dan lambung dapat robek
(Sindrom Mallory-Weiss) sehingga terjadi perdarahan gastrointestinal. Pada umumnya
robekan ini ringan dan perdarahan dapat berhenti sendiri. Jarang sampai diperlukan
transfuse atau tindakan operatif.(Sarwono P, 2007)
E.

Penatalaksanaan
a. Pencegahan
Dengan memberikan informasi dan edukasi tentang kehamilan pada ibu-ibu dengan

maksud menghilangkan faktor psikis rasa takut. Juga tentang diet ibu hamil, makan
4

dalam porsi kecil /sedikit namun sering. Jangan tiba-tiba berdiri waktu bangun pagi, akan
terasa oyong, mual dan muntah. Defekasi hendaknya diusahakan teratur. (Ida Ayu C.
Manuaba, 2008).
b. Terapi Obat
Terapi obat diberikan apabila cara di atas tidak mengurangi keluhan dan gejala.
Tetapi perlu diingat untuk tidak memberikan obat yang teratogen. Dapat menggunakan
sedativa (luminal, stesolid), vitamin (BI dan B6), anti muntah (mediamer B6, drammamin,
acopreg, avomin, torecan) antasida dan anti mulas. Pada keadaan lebih berat diberikan anti
emetic seperti disiklomin hidrokloride atau khlorpromasin. Penanganan hiperemesis
gravidarum yang lebih berat perlu dikelola di Rumah Sakit. (Sarwono P, 2007).
c.

Isolasi
Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang cerah dan peredaran udara baik.

Catat cairan yang keluar dan masuk. Kadang-kadang dengan isolasi saja gejala-gejala akan
berkurang tanpa pengobatan. (Sarwono, 2007).
d. Terapi Psikologik
Perlu diyakinkan kepada penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan dengan
menghilangkan rasa takut oleh karena kehamilan, mengurangi pekerjaan serta
menghilangkan masalah atau konflik yang kiranya menjadi latar belakang penyakit ini.
(Sarwono, 2007).
e. Cairan Parenteral
Cairan parenteral yang diberikan cukup elektrolit, karbohidrat dan protein dengan
glucose 5% dalam cairan garam fisiologissebanyak 2-3 liter sehari. Bila perlu dapat
ditambah kalium dan vitamin khususnya vitamin B kompleks dan vitamin C. Dibuat daftar
control caran yang masuk dan dikeluarkan. Dengan penanganan ini umumnya gejala-gejala
akan berkurang dan keadaan bertambah baik. (Sarwono, 2007).
f. Hiperemesis Gravidarum Tingkat II dan III Harus Dirawat Inap di Rumah
Sakit
1. Kadang-kadang pada beberapa wanita, hanya tidur di rumah sakit saja telah
banyak mengurangi mual muntahnya
2. Isolasi
3. Jangan terlalu banyak tamu. Kalau perlu hanya perawat dan dokter saja yang
boleh masuk. Kadang kala hal ini saja tanpa pengobatan khusus telah mengurangi
mual dan muntah
4. Terapi psikologis
5

5. Berikan pengertian bahwa kehamilan merupakan suatu hal yang wajar, normal dan
fisiologis. Jadi tidak perlu takut dan khawatir. Penambahan cairan
6. Berikan infus Dextrose / glukosa 5% sebanyak 2-3 liter/24 jam.
7. Berikan obat-obatan seperti te1ah dikemukakan di atas.
8. Pada beberapa kasus dan bila terapi tidak dapat dengan cepat memperbaiki keadaan
umum penderita dapat dipertimbangkan suatu abortus buatan. (Mochtar R.. 1998).

BAB III
6

TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
1. Biodata
Nama

: Ny. J

Umur

: 29 tahun

Agama

: Islam

Pendidikan

: SMA Tamat

Pekerjaan

: IRT

Suku / Bangsa

: Aceh

Alamat

: Murah Mulia

No. RM

: 05.79.20

Tgl masuk

: 10- 6- 2014 jam 10.00

Nama Suami

: Tn. Z

Umur

: 34 tahun

Agama

: Islam

Pekerjaan

: Swasta

Suku / Bangsa

: Aceh

Alamat

: Murah mulia

2. Keluhan utama
Klien mengatakan mual dan muntah sejak 4 hari yang lalu.
3. Riwayat kehamilan sekarang
Klien mengatakan hamil dengan umur kehamilan 2 bulan. Hari pertama haid terakhir
tanggal 12-04-2014. Perkiraan persalinan tanggal 19-7-2015.
Klien mengatakan belum merasakan pergerakan anak. Selama hamil memeriksakan
kehamilannya di bidan 1 kali dan mendapat TT 1 x.
Selama hamil mual dan muntahnya jarang, tapi sejak memasuki bulan ke 2 tiap kali
makan merasa mual dan langsung muntah, pusing (+), badan tidak enak, nafsu makan tetap
baik.
7

4. Riwayat penyakit klien


Klien mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular seperti : TBC, hepatitis
maupun penyakit menurun seperti : ashma, DM, penyakit jantung maupun hipertensi.
5. Riwayat penyakit keluarga
Klien mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang menderita penyakit menular (TBC,
hepatitis) maupun penyakit keturunan (ashma, DM) kecuali ibunya (ibu dari klien)
menderita hipertensi. Dalam keluarganya tidak ada riwayat persalinan kembar.
6. Riwayat kebidanan
a) Riwayat menstruasi
Menarche
:14 tahun
Siklus
: 28 hari
Lama
: 5 hari
Warna
: Merah
Banyaknya
:Cukup (hari I & II ganti softex 4 kali dalam I hari)
Dismenorhea
: (-)
Fluor albus
:(-)
b) Riwayat kontrasepsi
Klien menggunakan metode kontrasepsi pil kb.
c) Riwayat kehamilan, G2 P2 A0
7. Keadaan psikososial spiritual
Klien sangat menginginkan kehamilan ini karena merupakan anak keduanya
Klien mengatakan kalau makan di rumahnya sendiri selalu mual / muntah

8.

tetapi kalau makan di rumah ibu / kakaknya tidak muntah


Klien mengatakan kalau sikat gigi sering muntah
Hubungan dengan suami ataupun keluarganya baik
Klien tinggal di rumahnya sendiri dengan suaminya
Selama hamil ibu tetap melakukan sholat lima waktu

Pola Kehidupan Sehari-hari


Sebelum Sakit

Sesudah Sakit

Pola nutrisi
Makan 3-4 kali sehari,

Ibu bila makan selalu mual dan

porsi sedang dengan nasi,

langsung muntah Minum air putih

lauk pauk, sayur, buah,

dan susu hangat 3 gelas/hari

Minum air putih dan

susu 7-8 gelas/hari


Pola eliminasi
BAB tiap pagi, lancar

Selama sakit BAB 2 hari sekali

BAK + 8 kali/hari

BAK + 5 kali/hari

Pola aktivitas
lbu

bisa

melakukan

Ibu hanya berbaring di tempat

pekerjaan rumah tangga

tidur untuk pemenuhan kebutuhan

(mencuci,

lainnya dibantu olah orang lain

menyapu,

memasak)
Pola istirahat/tidur

Tidur siang hari + 2 jam

Sepanjang hari ibu tiduran di

Tidur malam hari + 8 jam

tempat

Kalau ada waktu luang

tidur

digunakan untuk istirahat


Personal higiene

Tidur 11 jam/hari

Mandi 2x/hari, gosok gigi

Mandi 2x/hari, gosok gigi 1x/hari

2x/hari dan ganti baju tiap

dan ganti baju tiap kali habis

habis mandi

mandi

Pemeriksaan umum
Keadaan umum ibu
: Agak pucat
Kesadaran
: Baik
BB sebelum sakit
: 50 kg
BB sekarang
: 49 kg (dalam 5 hari BB menurun 5 kg)
TB
: 150 cm
TD
: 100/90 mmHg
Suhu
: 36oC
Nadi
: 80 x/m
RR
: 20 x/m
Pemeriksaan fisik
:
Muka
: Agak pucat, tidak ada bekas luka, cloasma gravidarum (-)
Mata
: Simetris, conjungtiva tidak pucat, sklerata mata tidak icterus,
conjugntivitis (-)/(-), bintik bitot (-)/(-), kelopak mata cowong
9

Hidung

: Kebersihan cukup, pengeluaran cairan (-), epistaxis (-), pilek lama

(-)
Mulut

: Bibir pucat, stomatitis (-), tanda rhagaden (-), bibir kering, gigi agak

kotor, caries gigi tidak ada, gusi tidak berdarah


Telinga
: Simetris, kebersihan cukup, pendengaran baik, pengeluaran cairan

(-)
Leher

kelenjar tyroid/gondok (-), pembesaran vena jugularis (-)


Ketiak
: Kebersihan cukup, iritasi (-), pembesaran kelenjar limfe (-), tanda

aksesoriasis mamae (-)


Tangan
: Simetris, jari-jari lengkap, tangan kiri terpasang infus D5 % 30

tetes/menit
Dada

: Luka bekas operasi (-), pembesaran kelenjar limfe (-), pembesaran

Mamae besar, puting susu menonjol, pembesaran kelenjar

montgomery (-), hiperpigmentasi areola mamae primer dan sekunder (+)/(+), striae

lividae dan albican (-)/(-)


Perut
: Perut datar, pusat masuk ke dalam, luka bekas operasi (-),

hiperpigmentasi linea nigra (+), striae lividae (-), striae albican (-)
Lipat paha : Kebersihan cukup, iritasi (-), pembesaran kelenjar limfe, tanda

hernia inguinalis (-)


Kaki
: Simetris, odema (-)/(-), varices (-)/(-), tibia baik, telapak kaki cekung
Punggung : Simetris, kelainan (-)
Anus
: Kebersihan cukup, tanda-tanda haemorhoid (-)
Vulva
: Labia tidak udema, bartolinitis (-), condilomatalata (-), condiloma
akuminata (-), rectokel (-), sistokel (-), jaringan parut (-), tanda chadwick (+),

pengeluaran cairan (-)


Pemeriksaan khusus
Palpasi

: TFU 3 jari atas simfisis

Perkusi

: Reflek patela (+)/(+)

Terapi yang diberikan


1.

Infus RL % 30 tetes/menit

2.

Inj. ranitiine ampul/12jam

3.

ondancentron ampul/12jam

B. Identifikasi Diagnosa/Masalah Aktual


1. G2P2A0, hamil 12 minggu dengan hiperemesis gravidarum.
DS

: - Ibu mengatakan hamil pertama kali dengan umur kehamilan 3 bulan.

10

Ibu mengatakan tiap kali makan mual dan langsung muntah sejak 4 hari

yang lalu.
DO

: - Ibu lemah, bibir kering, kelopak mata cekung


- Muka pucat, conjungtiva pucat.
- Diberi makan langsung muntah.
- TFU 3 jari atas simfisis.
- Vital sign :
-TD : 120/80 mmHg, RR 20x/m, polse 80x/m, temp 37C, BB turun 5 kg

Kebutuhan: -Rehidrasi sesuai dengan advis dokter.


- KIE tentang hiperemesis gravidarum.
2. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi.
DS

: - Ibu mengatakan bila makan dan minum selalu muntah.

DO

: - K/u lemah.
- BB turun 5 kg.
- Bila diberi makan langsung muntah.
- Bibir kering, kelopak mata cowong.

C. Identifikasi Masalah Potensial


Potensial terjadinya dehidrasi berat.
DS

: Klien mengatakan bila makan dan minum langsung muntah.

DO

: Ibu muntah terus menerus.

Kebutuhan: Rehidrasi.
D. Identifikasi Kebutuhan Segera
1.
Rehidrasi sesuai dengan advis dokter.
2.
KIE.
E.Rencana Asuhan
1.

Lakukan pendekatan pada klien dan keluarga.


Rasional : Terjalin hubungan kerjasama yang baik dan timbul rasa saling percaya.

2.

Jelaskan tentang keadaannya.


Rasional : Menambah pengetahuan klien/keluarga.

3.

Observasi keadaan umum dan vital sign tiap 8 jam.


Rasional : Mengetahui kelainan sedini mungkin.
11

4.

Observasi mual, muntah.


Rasional : Mengetahui derajat dehidrasi.

5.

Laksanakan terapi sesuai advis dokter.


Rasional : Sebagai fungsi dependent seorang bidan.

F. Implementasi
1.

Melakukan pendekatan pada ibu dan keluarga dengan menggunakan komunikasi


terapeutik dengan cara :

Memberi salam

Memperkenalkan diri

Menanyakan dan mendengarkan keluhan ibu dengan baik

2.

Menjelaskan tentang keadaannya bahwa hal tersebut dikarenakan terjadinya


peningkatan hormon HCG didalam tubuhnya, bisa juga disebabkan dari psikologis ibu
sendiri. Dan hal tersebut biasanya akan menghilang setelah usia kehamilan 4 bulan

3.

Mengobservasi keadaan umum dan vital sign:

Keadaan umum masih lemah


TD : 100/80 mmHg
S : 37oC
N : 88 x/menit
Rr : 20 x/menit

4.Mengobservasi mual dan muntah

Setiap kali makan dan minum ibu masih mual dan muntah

5. Memberikan terapi sesuai advis dokter

G.
1.
2.
3.
4.

Jam 10.00 : Inj. ranitidine 1 ampul/12jam inj. ondancetron 1 ampul/12jam


Jam 11.00 : Ganti infus RL 500 ml 30 tetes/menit
Jam 14.00 Antasida syp 2 sendok teh, SF 2x 1 tablet
Jam 08.00 SF 2x 1 tablet, Antasida syp 2 sendok teh

Evaluasi
Klien tahu dan mengerti tentang keadaan kehamilannya
Klien dapat menerima dan memahami keadaannya saat ini.
Klien kooperatif saat petugas melakukan pemeriksaan.
Klien bersedia melakukan anjuran petugas kesehatan dan bersedia untuk diberi terapi

obat.
5. Ibu telah mendapatkan terapi obat
12

BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan pada wanita hamil
sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena keadaan umumnya menjadi buruk,
karena terjadi dehidrasi (Rustam Mochtar, 1998).
Hiperemesis gravidarum merupakan mual dan muntah dengan kondisi yang lebih
serius. (Debbie Holmes dan Philip N. Baker)
Dari asuhan kebidanan NY.J hanva ditemukan beberapa masalah, antara lain :
1. G2 P2 A0, hamil 12 minggu dengan hiperemesis gravidarum
2. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi
3. Potensial terjadinya dehidrasi berat
B. Saran
Pada Klien/Keluarga
1. Diharapkan agar setiap ibu hamil memeriksakan kehamilannya secara teratur
untuk mendeteksi adanya kelainan yang bisa terjadi pada masa kehamilan.
persalinan maupun masa nifas.
2. Mengkonsumsi makanan yang tinggi akan zat gizi.
3. Menjaga personal higiene agar tidak terjadi infeksi selama kehamilan, persalinan
dan nifas.
Pada Petugas Kesehatan
1. Diharapkan petugas

kesehatan

selalu

meningkatkan

pengetahuan

dan

ketrampilannya sesuai dengan kemajuan IPTEK.


2. Diharapkan petugas kesehatan jeli dalam mencari masalah yang sedang dihadapi
oleh pasien dan mampu mencari solusi dalam menangani masalah tersebut.
13

DAFTAR PUSTAKA
Manuaba, IGB. 2009. Buku Ajar Patologi Obstetri. Jakarta : EGC
Manuaba, IGB. 1998. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana.
Jakarta : EGC.
Mansjoer, arif ,dkk. 2008. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3. Jilid 1. Jakarta: Media
Aesculapius FKUI.
Mochtar R.. 1998. Sinopsis Obstetri Fisiologi. Cetakan ke-II. Jakarta : EGC.
Prawirohario. Sarwono, 2001. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.
Prawirohario. Sarwono, 2007. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.
Sastrawirsata Sulaeman, 1984. Obstetri Patologi. Bandung : FKUP Bandung.

14

Anda mungkin juga menyukai