BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya 280 hari
(40 minggu atau 9 bulan 10 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan
melibatkan perubahan fisik maupun emosional dari ibu serta perubahan sosial di dalam
keluarga. Pada umumnya kehamilan berkembang dangan normal yang dialami ibu serta
tumbuh kembang janin, juga mendeteksi serta penatalaksanaan setiap kondisi yang tidak
normal. Pada umumnya kehamilan dengan normal dan menghasilkan kelahiran bayi yang
sehat dan cukup bulan melalui jalan lahir namun kadang tidak sesuai dengan yang
diharapkan (Wiknjosastro, 2005:125).
Pada kehamilan terdapat perubahan seluruh tubuh wanita, khususnya pada alat
genetalia
aksterna
dan
interna
dan
pada
payudara. Dalam
hal
ini
hormon
somatomammotropin, estrogen dan progesteron mempunyai peranan penting. Perubahanperubahan yang terjadi tidak hanya secara fisik namun juga secara psikis. Wanita menjadi
rentan dan perlu pengawasan agar kehamilannya dapat berjalan dengan baik dan normal
(Salmah, 2006: 24).
Tidak hanya calon ibu yang mengalami perubahan fisik maupun psikologis, janin di
dalam rahim juga mengalami perubahan, perubahan yang di maksud adalah perubahan
letak janin. Selama janin berada di dalam rahim, janin melakukan sejumlah aktivitas sesuai
perkembangan kemampuannya dari bulan ke bulan. Karena itu, letak janin berubah-ubah.
Tubuhnya yang kecil dan ruang di dalam rahim yang luas memungkinkan ia berakrobat
bak pemain sirkus (Salmah, 2006).
Dengan
menganggap
semua
ibu
memiliki
resiko
tinggi
maka
dilakukan
pengawasan kehamilan atau yang dikenal dengan ANC (Antenatal Care). Dengan usaha ini
ternyata angka mortalitas serta morbiditas ibu dan bayi jelas menurun. Sedapat mungkin
wanita tersebut diberi pengertian sedikit tentang kehamilan serta menyelamatkan ibu dan
anak dalam kehamilan, persalinan dan masa nifas (Salmah, 2006: 28).
Ini berarti dalam antenatal care harus diusahakan agar wanita hamil sampai akhir
kehamilannya sekurang-kurangnya harus semuanya sehat atau lebih sehat, dan jika ada
kelainan harus dideteksi secara dini dan ditangani. Oleh karena itu tenaga kesehatan,
khususnya bidan, harus terampil dan kompeten dalam memberikan asuhan antenatal pada
ibu hamil (Saifuddin, 2002: 88).
1.2 Tujuan
1.2.1. Tujuan Umum
Setelah melakukan PKK II diharapkan mahasiswa mampu melaksanakan asuhan kebidanan
pada Ny L GIII PI00I AbI00 usia kehamilan 27 28 minggu janin tunggal, hidup, intra uterin
dengan kehamilan normal secara komprehensif pada klien.
1.2.2. Tujuan Khusus
Mahasiwa mampu :
1.
Mahasiswa dapat memahami tinjauan teori tentang kehamilan fisiologis dan melakukan
pengkajian pada Ny L GIII PI00I AbI00 usia kehamilan 27 28 minggu janin tunggal, hidup, intra
uterin dengan kehamilan normal.
2.
Merencanakan tindakan yang akan dilakukan untuk menangani kasus sesuai dengan diagnosa
dan masalah yang ada.
c.
Mengevaluasi institusi dalam pelayanan kesehatan yang sesuai dengan standart pelayanan
operasional yang telah ditetapkan.
Wawancara
Dengan melakukan tanya jawab langsung kepada klien maupun keluarga.
b. Observasi
Dengan melakukan pengamatan langsung dan melihat tindakan yang dilakukan untuk pasien.
c.
Praktek Langsung
Dengan melakukan tindakan yang dilakukan kepada klien secara langsung.
d. Studi Dokumen
Dengan melihat rekam medik klien yang meliputi catatan kesehatan klien dan terapi yang
diberikan pada klien.
e.
Studi Pustaka
Dengan melihat pada teori-teori yang mengacu pada kasus yang relevan.
: Berisi Pendahuluan yang meliputi Latar Belakang, Tujuan, Manfaat, Metode Penulisan dan
Sistematika Penulisan.
BAB II
: Berisi tinjauan teori yang terdiri dari kehamilan fisiologis, kehamilan resiko tinggi, dan konsep
kebidanan Manajemen Varney.
BAB III
: Berisi tinjauan kasus yang berisikan pengkajian data, identifikasi masalah dan diagnosa,
antisipasi masalah potensial, identifikasi kebutuhan segera, intervensi, implementasi dan
evaluasi.
BAB IV
: Pembahasan yang berisi kesenjangan antara teori dengan kasus / praktek lapangan.
BAB V
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Kehamilan
2.2.1
Pengertian
Kehamilan adalah pertemuan sel sperma dengan ovum yang diikuti dengan nidasi atau
Etiologi
Setiap bulan wanita melepaskan 1 atau 2 sel telur (ovum) dari indung telur (ovulasi),
yang ditangkap oleh umbai-umbai (fimbrae) dan masuk ke dalam saluran telur. Waktu
persetubuhan, cairan semen tumpah ke dalam vagian dan berjuta-juta sel mani (sperma) bergerak
memasuki rongga rahim lalu masuk ke saluran telur. Pembuahan sel telur oleh sperma biasanya
terjadi di bagian yang menggembung dari tuba falopii (Wiknjosastro, 2005: 125).
Disekitar sel telur, banyak berkumpul sperma yang mengeluarkan ragi untuk mencairkan
zat-zat yang melindungi ovum. Kemudian pada tempat yang paling mudah untuk dimasuki,
masuklah 1 sel mani dan kemudian bersatu dengan sel telur. Peristiwa ini disebut pembuahan
(konsepsi = fertilisasi) (Wiknjosastro, 2005: 125).
Ovum yang telah dibuahi ini segera membelah diri sampai bergerak (oleh rambut getar tuba)
menuju ruang rahim, kemudian melekat pada mukosa rahim untuk selanjutnya bersarang di
ruang rahim, peristiwa ini disebut nidasi (implantasi). Dari pembuahan sampai dengan nidasi
diperlukan waktu 6-7 hari. Untuk menyuplai darah dan zat makanan bagi mudgah dan janin,
dipersiapkan plasenta. Jadi dapat dikatakan bahwa untuk setiap kehamilan harus ada ovum (sel
telur), spermatozoa (sel mani), pembuahan (konsepsi = fertilisasi), nidasi dan plasentasi
(Wiknjosastro, 2005: 125).
2.2.3
Tanda-tanda Kehamilan
Pingsan
Hal ini terjadi karena adanya gangguan vasomotor/ hormonal. Bila tejadi pada sebelum
kehamilan mungkin akibat bendungan vena pada tungkai. Hal ini akan hilang setelah 16 minggu
(Salmah, 2006: 72).
Lelah (fatigue)
Sulit untuk diterangkan mungkin karena adanya peningkatan hormone progesterone, esterogen
dan HCG (Salmah, 2006: 72).
Sering miksi
Hal ini terjadi karena kandung kemih pada bulan-bulan pertama kehamilan tertekan oleh uterus
yang mulai membesar. Pada trimester ke II pada umumnya keluhan ini mulai menghilang karena
uterus yang mulai membesar keluar dari rongga panggul. Pada akhir trimester gejala bias timbul
karena janin mulai masuk ke ruang panggul dan menekan kembali kandung kemih
(Wiknjosastro, 2005: 126).
Konstipasi/obstipasi
Ini terjadi karena tonus otot menurun yang disebabkan oleh pengaruh hormone steroid
(Wiknjosastro, 2005: 126).
Pigmentasi kulit
Pigmentasi kulit terjadi pada kehamilan 12 minggu ke atas. Pada pipi dahi dan hidung kadangkadang tampak deposit pigmen yang berlebihan, dikenal sebagai kloasma gravidarum. Areola
mammae juga menjadi lebih hitam karena didapatkan deposit pigmen yang berlebih. Daerah
leher menjadi lebih hitam. Demikian pula linea nigra di garis tengah abdomen menjadi lebih
hitam (=linea grisea). Pigmentasi ini terjadi karena pengaruh hormone kortiko-steroid plasenta
yang merangsang melanofor dan kulit (Wiknjosastro, 2005: 126).
Epulish
Karena suatu hipertrofi papilla ginggivae. Sering terjadi pada bulan pertama (Wiknjosastro,
2005: 126).
Tanda Hegar
Terjadi karena SBR (Segmen Bawah Rahim) melunak sehingga seolah olah serviks terpisah dari
rahim (Manuaba, 2000: 99).
Tanda Chadwick
Vulva
dan
vagina
akibat
hormone
esterogen
mengalami
perubahan
pula. Adanya
hipervaskularisasi yang mengakibatkan vagina dan vulva menjadi tampak lebih merah, agak
kebiruan (livide) (Wiknjosastro, 2005: 95).
Tanda Piscaseck
Uterus membesar ke salah satu jurusan hingga menonjol jelas ke jurusan pembesaran tersebut
(Wiknjosastro, 2005: 126).
Braxton Hicks
Bila uterus dirangsang mudah berkontraksi. Tanda ini khas untuk uterus dalam masa hamil. Pada
keadaan uterus yang membesar tetapi tidak ada kehamilan misalnya pada mioma uteri, tanda
Braxton Hicks tidak ditemukan (Wiknjosastro, 2005: 127).
Teraba Ballotment
Gerakan janin yang dapat dilihat atau dirasa/ diraba, juga bagian-bagian janin
Umumnya dapat dirasakan oleh ibu pada saat usia kehamilan 18 minggu pada primigravida,
sedangkan pada multigravida pada kehamilan 16 minggu (Wiknjosastro, 2005: 129).
2.2.4
Jenis
Abortus Iminens
Usia Kehamilan
Berat Janin
konsepsi
3.
4.
serviks)
Abortus insipiens
belum selesai
selesai
< 16 minggu
Hasil
konsepsi
plasentasi belum
< 16 minggu
selesai
Hasil
konsepsi
plasentasi belum
selesai
di dalam uterus)
Abortus Kompletus
< 16 minggu
Hasil
konsepsi
keluar
semua,
plasentasi belum
perdarahan
sedikit,
selesai
ostium
uteri
telah
telah mengecil)
Imaturus
(janin
tidak
hidup
di
kandungan)
6. Prematurus
7. Aterm
8. Postdate
(Wiknjosastro, 2005: 225)
2.2.5
16-28 minggu
28-37 minggu
38- 40 minggu
> 42 minggu
1000-2500 gram
> 2500 gram
dapat
luar
Puji Rohjati. Dimana dengan Score Puji Rohjati ini kita dapat merencanakan persalinan ibu pada
kehamilan sekarang. Ibu hamil dengan score 6 atau lebih, dianjurkan bersalin dengan tenaga
kesehatan.
A. Keadaan Ibu Hamil
N
o
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Tanggal Periksa
Skor
2
4
4
4
4
4
4
4
4
4
8
4
4
4
4
4
4
4
8
4
4
4
4
8
8
bulan
Sub TOTAL B
SKOR IBU (Sub total A + B)
Apabila skor ibu 12 atau lebih dianjurkan bersalin di RS/ DSOG.
Jumlah
Skor
Kehamilan
Kel.
Perawata
Resik
n
o
KRR
6-10
KRT
12
KRST
Bidan
Bidan
Dokter
Dokter
Rujuka
n
Tidak
Rumah
dirujuk
Bidan
Polindes
Polindes
PKM
Rumah
PKM/ RS
Rumah
Sakit
Sakit
Penolong
RDB
RDR
RTW
Bidan
Bidan
Dokter
Dokter
Keterangan:
KPR
KRT
Kandungan
1. Dihitung dari tanggal haid terakhir
2. Ditambah 4,5 bulan dari waktu ibu merasa janin hidup feeling life (quickening)
3. Menurut Spiegelberg dengan jalan mengukur TFU dari simfisis, maka diperoleh:
22-28 minggu 24-25 cm diatas simpisis
28 minggu
30 minggu
32 minggu
34 minggu
31 cm diatas simfisis
36 minggu
32 cm diata ssimfisis
38 minggu
33 cm diatas simfisis
40 minggu
4. Menurut MC Donald adalah modifikasi Spiegelberg yaitu jarak fundus-simfisis dalam cm dibagi
3,5 merupakan tuanya kehamilan dalam bulan (Salmah, 2006: 32).
2.2.7
karena itu, setiap wanita hamil sedikitnya memerlukan 4 kali kunjungan selama periode
antenatal:
- Satu kali kunjungan selama trimester I (sebelum 14 minggu)
- Satu kali kunjungan selama trimester II (antara minggu 14-28)
- Dua kali kunjungan selama trimester III (antara minggu 28-36 dan sesudah minggu ke 36)
(Saifuddin, 2002).
2.2.9
Diagnosa Kehamilan
Keterangan:
1 : Gravida
2 : Aterm
3 : Prematur
4 : Imatur
5 : Hidup
6 : Abortus
7 : Mola Hidatidosa
8 : Kehamilan ektopik
anggal
Jam
o. RM
: Untuk dapat membedakan antara pasien dengan pasien yang lain dalam suatu ruangan.
A. Data Subyektif
1. Biodata
Nama
: nama ibu dan suami untuk mengenal, memanggil, dan menghindari terjadinya kekeliruan.
(Christina, 2000 :41)
Umur
: ditanyakan untuk mengetahui umur ibu, dimana kehamilan normal terjadi pada saat ibu berusia
lebih dari 16 tahun dan kurang dari 35 tahun.
Agama
Suku
: untuk mengetahui dari suku mana ibu berasal dan menentukan cara pendekatan serta pemberian
asuhan.
Pendidikan
Pekerjaan
: untuk mengetahui bagaimana taraf hidup dan sosial ekonomi klien dan apakah pekerjaan ibu /
suami dapat mempengaruhi kesehatan klien / tidak.
Penghasilan
: untuk mengetahui status ekonomi penderita dan mengetahui pola kebiasaan ynag dapat
mempengaruhi kesehatan klien.
Alamat
: untuk mengetahui tempat tinggal klien dan menilai apakah lingkungan cukup aman bagi
kesehatannya serta mempermudah untuk melakukan kunjungan ulang.
2. Alasan Datang
Apa alasan ibu sehingga datang untuk memeriksakan diri.
3. Keluhan Utama
Ditanyakan untuk mengetahui keluhan ibu yang dirasakan saat pengkajian. Keluhan yang
disampaikan ibu pada kunjungan ulang sangat penting untuk mengontrol kehamilan ibu.
4. Riwayat Kesehatan yang Lalu
Ditanyakan untuk mengetahui penyakit yang pernah diderita ibu sebelumnya apakah ibu pernah
menderita penyakit menular seperti TBC, hepatitis, malaria ataupun penyakit keturunan seperti:
jantung, darah tinggi, ginjal, kencing manis, juga pernahkah ibu menderita kanker ataupun
tumor, serta untuk mengetahui apakah ibu pernah dirawat di rumah sakit atau tidak.
5. Riwayat Kesehatan Sekarang
Ditanyakan untuk mengetahui apakah ibu sedang menderita penyakit menular seperti TBC,
hepatitis, malaria ataupun penyakit keturunan seperti: jantung, darah tinggi, ginjal, kencing
manis, juga apakah ibu sedang menderita kanker ataupun tumor.
6. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ditanyakan mengenai latar belakang keluarga terutama:
Anggota keluarga yang mempunyai penyakit tertentu terutama penyakit menular seperti TBC,
hepatitis.
Penyakit keluarga yang diturunkan seperti kencing manis, kelainan pembekuan darah, jiwa, asma.
Riwayat kehamilan kembar. Faktor yang meningkatkan kemungkinan hamil kembar adalah faktor
ras, keturunan, umur wanita, dan paritas. Oleh karena itu apabila ada yang pernah melahirkan
atau hamil dengan anak kembar harus diwaspadai karena hal ini bisa menurun pada ibu.
(Manuaba, 2000:265)
7. Riwayat Haid
Ditanyakan mengenai :
-
Menarche adalah terjadi haid yang pertama kali. Menarche terjadi pada usia pubertas yaitu
sekitar12-16 tahun.
Siklus haid pada setiap wanita tidak sama. Siklus haid yang normal / dianggap sebagai siklus
adalah 28 hari, tetapi siklus ini bisa maju sampai 3 hari atau mundur sampai 3 hari. Panjang
siklus haid yang biasa pada manusia adalah 25-32 hari.
Lamanya Haid. Biasanya antara 2-5 hari, ada yang 1-2 hari diikuti darah sedikit-sedikit dan ada
yang sampai 7-8 hari. Pada wanita biasanya lama haid ini tetap.
8. Riwayat Perkawinan
Ditanyakan tentang :
Ibu menikah berapa kali, lamanya, umur pertama kali menikah
-
Jika lama menikah 4 tahun tetapi belum hamil bisa menyebabkan masalah pada kehamilannya
(pre eklamsia), persalinan tidak lancar.
Lama menikah 2 tahun, sudah punya lebih dari 1anak, bahayanya perdarahan setelah bayi lahir
karena kondisi ibu masih lemah, bayi prematur, BBLR.
Umur pertama kali menikah < 18 tahun, pinggulnya belum cukup pertumbuhannya sehingga jika
hamil beresiko waktu melahirkan.
Jika hamil umur > 35 tahun bahayanya bisa terjadi hipertensi, plasenta previa, pre-eklamsia,
KPD, persalinan tidak lancar / macet, perdarahan setelah bayi lahir, BBLR.
Gerakan janin. Umumnya gerakan janin dirasakan ibu pada kehamilan 18 minggu pada
primigravida dan kehamilan 16 minggu pada multi gravida. Pengamatan pergerakan janin
dilakukan setiap hari setelah usia kehamilan lebih dari 28 minggu.
Pemberian vitamin, zat besi: tablet sehari segera setelah rasa mual hilang, minimal sebanyak 90
tablet selama kehamilan.
Riwayat kehamilan sekarang membantu bidan untuk menentukan usia kehamilan, memberikan
konseling tentang keluhan hamil yang biasa, dan dapat mendeteksi adanya komplikasi.
11. Riwayat KB
Ditanyakan pernahkah ibu mengikuti KB / tidak, apa macamnya, ada keluhan / tidak, setelah
persalinan rencananya ibu menggunakan KB apa.
12. Pola Kebiasaan Sehari-Hari
a.
Nutrisi
Nutrisi yang diperlukan ibu kamil: kalori, protein, kalsium, zat besi, vitamin A, vitamin D,
vitamin C, vitamin B, dan air. Bahan makanan yang banyak mengandung lemak dan hidrat arang
seperti manisan dan gorengan perlu dikurangi untuk menghindari kelebihan berat badan yang
berlebihan.
b. Eliminasi
Pada bulan pertama kehamilan ibu biasanya mengeluh sering kencing, hal ini dipengaruhi oleh
uterus yang semakin membesar secara fisiologis dan pada akhir kehamilan biasanya ibu juga
mengeluh sering kencing karena kandung kemih tertekan oleh kepala janin. Perubahan hormonal
mempengaruhi aktifitas usus halus dan usus besar sehingga mengakibatkan obstipasi. Sembelit
dapat terjadi secara mekanis yang disebabkan karena menurunnya gerakan ibu hamil, tekanan
kepala janin terhadap usus besar dan rektum.
c.
Istirahat
Waktu istirahat harus lebih lama 10-11 jam. Untuk wanita hamil, juga dianjurkan untuk tidur
siang (Christina, 2000:168).
Jadawal istirahat dan tidur harus diperhatikan dengan baik karena istirahat dan tidur yang teratur
dapat meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani untuk kepentingan pertumbuhan dan
perkembangan janin (Manuaba, 2000:140).
d. Aktivitas
Wanita yang sedang hamil boleh bekerja tapi sifatnya tidak melelahkan dan tidak mengganggu
kehamilan. Misalnya: pekerjaan rumah tangga yang ringan, masak, menyapu, tetapi jangan
menimba, mengangkat air, dll. Pekerjaan dinas misal guru, pegawai kantor boleh diteruskan.
Pekerjaan yang sifatnya dapat mengganggu kehamilan lebih baik dihindarkan misalnya
adan
pekerjaan di pabrik rokok, percetakan, yang mengeluarkan zat yang dapat mengganggu janin
dalam kandungannya (Christina, 2000:163).
e.
Personal Higiene
Buah dada adalah organ yang erat hubungannya dengan kehamilan dan nifas, sebagai persiapan
untuk produksi makanan bayi oleh karena itu bila kurang kebersihannya bisa menyebabkan
infeksi.
Kebersihan vulva. Vulva harus selalu dalam keadaan bersih. Setelah BAK/BAB harus selalu
dikeringkan, cara cebok yang dari depan ke belakang.
Kebersihan kuku tidak boleh dilupakan karena dibawah kuku bisa tersembunyi kuman penyakit.
Kebersihan kulit dilakukan dengan mandi 2x sehari. Mandi tidak hanya membersihkan kulit
tetapi menyegarkan badan, karena pembuluh darah terangsang dan badan terasa nyaman.
Kebersihan pakaian. Wanita hamil ganti pakaian yang bersih, kalau dapat pagi dan sore, lebihlebih pakaian dalam seperti BH dan celana dalam. (Christina, 2000:159-160)
13. Riwayat Psikososial dan Budaya
Untuk mengetahui keadaan psikologis ibu terhadap kehamilannya serta bagaiamana tanggapan
suami dan keluarga tentang kehamialn. Budaya ditanyakan untuk mengetahui kebiasaan dan
tradisi yang dilakukan ibu dan keluarga berhubungan dengan kepercayaan pada takhayul,
kebiasaan berobat dan semua yang berhubungan dengan kondisi kesehatan ibu.
14. Pola Spiritual
Untuk mengetahui kegiatan spiritual ibu.
B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum
Kesadaran
: Baik/cukup/lemah.
: Composmentis/apatis/samnolen.
: Normal > 145 cm, ibu hamil dengan tinggi badan kurang dari 145 cm kemungkinan panggul
sempit
dan sebelum hamil : Mengetahui perubahan berat badan sebelum hamil dan saat hamil adakah penambahan berat
badan atau penurunan berat badan.
dan sekarang
: Selama kehamilan TM II dan III pertambahan berat badan 0,5 kg perminggu. Hingga akhir
kehamilan pertambahan BB yang normal sekitar 9-13,5 kg
r lengan atas
: Normal > 23,5 cm, bila kurang merupakan indikator kuat untuk status gizi ibu yang kurang baik
/ buruk, sehingga ia beresiko untuk melahirkan BBLR
n darah
asan
: 60-80 x/menit
Jika denyut nadi ibu 100 x/menit atau lebih, mungkin ibu mengalami salah satu atau lebih
keluhan sbb:
-
perdarahan hebat
anemia
sakit/demam
gangguan tyroid
gangguan jantung
penggunaan obat
: 36,1-37,6oC
peratur
2. Pemeriksaan fisik
a.
Rambut
Inspeksi
: Untuk mengetahui bersih, berwarna hitam, tidak mudah rontok. Rambut yang mudah dicabut
menandakan kurang gizi/ kelainan tertentu.
Kepala
Wajah
: Untuk mengetahui apakah ibu pucat, terdapat cloasma gravidarium , tidak oedema.
Mata
: Untuk mengetahui sklera tidak kuning, konjungtiva tidak pucat. Konjungtiva normal warna
merah muda, bila pucat menandakan anemia. Sklera berwarna putih, bila kuning menandakan
terinfeksi hepatitis, bila merah kemungkinan ada conjungtivitis.
Telinga
: Untuk mengetahui simetris, tidak ada secret, tidak ada serumen, pendengaran baik.
Hidung
: Simetris, bersih, tidak ada polip, tidak ada perdarahan yang keluar dari telinga, tidak ada sekret.
Mulut
: Bibir tidak pucat, tidak kering, tidak pecah-pecah, tidak ada stomatitis, lidah bersih, tidak ada
gigi berlubang, tidak ada caries gigi.
: Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada pembesaran vena jugularis, tidak ada
pembesaran kelenjar limfe.
-
Dalam kehamilan biasanya kelenjar tyroid mengalami hiperfungsi dan kadang disertai
pembesaran ringan. Metabolisme basal dapat meningkat 15-25 % walaupun tampak gejala-gejala
yang dapat menyerupai hiperfungsi glandula tyroid namun wanita hamil itu tidak menderita
hypertyroidismus. (Wiknjosastro, 2005:256)
- Bila terdapat pembesaran kelenjar limfe mungkin disebabkan oleh berbagai penyakit, misalnya
peradangan akut / kronis di kepala, orofaring, kulit kepala / daerah leher, selain itu kemungkinan
terjadi TBC, sifilis.
- Bila terdapat pembendungan vena jugularis, menandakan adanya kelainan cardiovaskuler,
kemungkinan besar ibu mengidap penyakit jantung.
Dada
: Simetris, pernafasan spontan, payudara tegang, ada hiperpigmentasi pada areola mamae,
putting susu umumnya menonjol.
Abdomen
: Pembesaran perut sesuai dengan usia kehamilan, umumnya ada striae lividae, ada linea nigra,
tidak ada bekas luka operasi.
Genetalia
: Bersih, tidak ada kelainan, tidak ada varices, tidak oedema, tidak terdapat fluor albus, tidak
terdapat condilomata
Anus
Ekstermitas :
- Atas
: Simetris, pergerakan bebas, tidak terdapat oedema, tidak pucat pada kuku jari.
- Bawah
Leher
: Tidak teraba pembesaran kelenjar tiroid, tidak teraba pembesaran vena jugularis, tidak teraba
pembesaran kelenjar limfe.
Payudara
: Tidak teraba benjolan abnormal, tidak ada nyeri tekan, keluar colostrum.
Abdomen
Leopod I
: (untuk mengetahui tinggi fundus uteri dan untuk mengetahui bagian janin yang berada di
fundus).
Leopod II
: (untuk mengetahui letak punggung anak, sehingga denyut jantung janin dapat terdengar).
- Bawah
Auskultasi
Dada
Abdomen
:
- Terdengar bising usus, normal 15-35 x/menit.
- Terdengar denyut jantung janin, frekuensi normal 120-160 x/menit, terdengar di sebelah mana
ibu.
d. Perkusi
- Reflek patella positif.
- Normalnya tungkai bawah akan bergerak sedikit ketika tendon ditekuk.
- Bila gerakannya berlebihan dan cepat, maka hal ini mungkin merupakan tanda eklamsia.
- Bila reflek patella negatif, kemungkinan pasien mengalami kekurangan B1.
3. Pemeriksaan Khusus
Inspeculo
: Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah perdarahan berasal dari osteum uteri eksternum
atau dari kelaianan cervik dan vagina. Apabila perdarahan dari osteum uteri eksternum, adanya
plasenta harus dicurigai.
USG
4. Pemeriksaan Laboratorium
Hb
: Jika terjadi perdarahan yang banyak dan keadaan umum pasien lemah serta pucat, kemungkinan
pasien mengalami anemia.
II. IDENTIFIKASI DIAGNOSA / MASALAH
Diagnosa yang ditentukan harus berdasarkan data subyektif dan data obyektif yang ditemukan
pada ibu.
Dx
: Ny ... G .... P .... Ab .... UK .... minggu janin tunggal hidup intrauterin dengan ...
DS
: Data berasal dari klien atau pasien yang mendukung diagnosa ibu.
DO
Dx
: Ny ... G .... P .... Ab .... UK .... minggu janin tunggal hidup intrauterin dengan ...
BAB III
TINJAUAN KASUS
I.
PENGKAJIAN
Hari/tanggal
Jam
: 09.30 WIB
No. Register
: 901510
A. Subyektif
a.
Biodata
Nama klien
: Ny L
Nama suami : Tn F
Umur
: 33 tahun
Umur
: 38 tahun
Suku
: Jawa
Suku
: Jawa
Agama
: Islam
Agama
: Islam
Pendidikan
: SMK
Pendidikan
: S1
Pekerjaan
: Swasta
Pekerjaan
: Wiraswasta
( penjahit)
(rental komputer)
Penghasilan
: Rp 650.000,-/bln
Alamat
: Jl. M. panjaitan
Penghasilan : Rp1.500.000,-/bln
Keluhan utama
Ibu mengeluh pusing
d. Riwayat haid
e.
Menarche
: 13 tahun
Lama
: 7 hari
Siklus
: 28 hari
Jumlah
: 2 3 pembalut/hari
Fluor albus
: ada
HPHT
: 5 6 10
TP
: 12-3-11
f.
i.
Menikah
: 1 kali
Lama menikah
: 5 tahun
Jumlah anak
:1
No
j.
Kehamilan
Sua
Hamil
mi
ke
UK
1,5
bln
8 bln
Persalinan
Penolo
ng
Cara
Anak
Pen
yulit
Sex
BBL
H/P/
I/A
Nifas
Hidup
Mati
Umur
Hari
Ke
t
Menyu
sui
Bidan
3200 gr
4,5 th
40
abor
tus
Trimester I
: Ibu mengatakan bahwa ia mengalami mual muntah saat hamil muda, tapi tidak sampai
mengganggu aktivitas ibu sehari-hari. Ibu periksa ke bidan tiga kali dan oleh ibu bidan diberi
vitamin.
Trimester II
: Ibu mengatakan bahwa mual muntah yang ia alami sudah mulai berkurang. Oleh bidan ibu
diberi tablet tambah darah.
Trimester III
: Ibu mengatakan bahwa selama trimester III ibu tetap memeriksakan kehamilannya dan ibu
mengeluh pusing.
Saat hamil
Pola nutrisi :
Ibu istirahat siang 1 2 jam dan Ibu istirahat siang 1 2 jam dan
tidur malam selama 6 sampai 7 jam.
Personal hygiene :
Ibu mandi dan gosok gigi 2x sehari, Ibu mandi dan gosok gigi 2x sehari,
ganti baju dan celana dalam tiap kali ganti baju dan celana dalam tiap kali
kotor dan basah. Ibu keramas 1 kotor dan basah. Ibu keramas 1
minggu 2-3 kali.
Eliminasi :
minggu 2 3 kali.
Eliminasi :
tidak
merokok,
8 9x/hari berwarna
Pola kebiasaan tidak sehat :
tidak Ibu
tidak
merokok,
tidak
Data psikososial
Psikologi
Sosial
n. Data spiritual
Ibu beragama Islam, ibu taat sholat 5 waktu dan selalu berdoa semoga ibu dan bayi sehat.
B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum
: baik
Kesadaran
: composmentis
Tekanan darah
: 110/70 mmHg
Suhu
: 36,5oC
Nadi
: 78 x/menit
Pernafasan
: 20x/menit
TB
: 161 cm
BB sekarang
: 59 kg
BB sebelum hamil
: 48 kg
Lila
: 24 cm
2. Pemeriksaan fisik
a.
Inspeksi
Kepala
Muka
Mata
Telinga
Mulut
bersih, simetris, bibir lembab, tidak ada stomatitis, tidak ada caries gigi.
Leher
tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan tidak ada pembesaran kelenjar
mamae.
Perut
bentuk normal, tidak ada luka bekas operasi, tidak terdapat strie albikan,
Anus
Atas
simetris tidak cacat, tidak odema, kuku tidak pucat, gerak aktif.
Bawah
: simetris, tidak cacat, tidak oedema, kuku tidak pucat, gerak aktif.
b. Palpasi
Leher
tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada pembesaran vena jugularis,
Leopold I : TFU 21 cm, teraba bulat, lunak, tidak melenting bagian fundus
(bokong).
Leopold II
sebelah kanan (punggung) dan teraba bagian kecil janin kiri di perut ibu.
Leopold III
Ekstremitas : Atas
: tidak odema
Bawah
c.
: tidak odema
Auskultasi
Abdomen
: tidak kembung
DJJ
: (+)
d. Perkusi
3. Data penunjang
Albumin urine
: 1+
Reduksi urine
:-
Hb
II.
: 11 gr %
Identifikasi masalah/diagnosa
Dx
Ny L GIII PI00I AbI00 Usia kehamilan 27 28 minggu janin tunggal hidup intra
:
-
Do
- Keadaan Umum
: baik
Kesadaran
: komposmentis
TD
: 110/70
Suhu
: 36,5oC
Nadi
: 78x/menit
Pernafasan
: 20x/menit
TB
: 161 cm
BB sekarang
: 59 kg
BB bulan lalu
: 48 kg
Lila
: 24 cm
Leopold I
Leopold II
kanan perut ibu (punggung) dan teraba bagian kecil janin kiri di perut ibu.
Leopold III
DJJ
: (+)
III.
IV.
V.
Intervensi
Dx
Ny L GIII P1001 AbI00 Usia kehamilan 27 28 minggu janin tunggal, hidup, intra
Keadaan umum
: baik
Kesadaran
: composmentis
TD
Nadi
Pernafasan
Suhu
DJJ
Intervensi
1. Lakukan pendekatan terapiutik secara komprehensif
R/ Menjalin hubungan baik antara klien dengan petugas kesehatan sehingga ibu dan keluarga
menjadi lebih kooperatif.
2. Beritahu hasil pemeriksaan yang telah dilakukan kepada ibu dan keluarga.
R/ Ibu mengetahui keadaan kehamilannya.
3. Beri KIE pada ibu tantang nutrisi selama hamil.
R/ Makan makanan bergizi merupakan salah satu cara untuk membuat kehamilan tetap sehat.
4. Jelaskan tanda-tanda bahaya yang mungkin terjadi pada kehamilan trimester III.
R/ Ibu dapat segera datang ke petugas kesehatan jika mengalami tanda-tanda bahaya secara dini
sehingga ibu dan bayinya selamat.
Implementasi
:
Ny L GIII P1001 Ab100 Usia kehamilan 27 28 minggu janin tunggal, hidup, intra
3. Menganjurkan ibu untuk makanan bergizi yaitu nasi, lauk-pauk, sayur dan buah-buahan.
4.
Menjelaskan tanda-tanda bahaya yang mungkin terjadi pada kehamilan trimester III seperti
perdarahan yang keluar dari jalan lahir, tekanan darah tinggi, keluar cairan merembes dari jalan
lahir dan gerakan janin tidak dirasakan.
Menganjurkan pada ibu untuk melakukan perawatan payudara dengan menjaga kebersihan
payudara.
7. Memberitahu ibu untuk melakukan kunjungan ulang 2 minggu lagi atau bila ada keluhan.
VII.
Evaluasi
Tanggal
03 Januari 2011
Jam
10.00 WIB
Diagnosa
:
Leopold II
Kesadaran
: komposmentis
TD
: 110/70
Suhu
: 36,5oC
Nadi
: 78x/menit
Pernafasan
: 20x/menit
TB
: 161 cm
BB sekarang : 59 kg
BB bulan lalu : 48 kg
Lila
: 24 cm
Leopold I
kanan perut ibu (punggung) dan teraba bagian kecil janin kiri di perut ibu.
Leopold III
DJJ
P
: (+)
: - Memberitahu hasil pemeriksaan pada ibu
- Memberitahu ibu tentang tanda bahaya kehamilan
- Menganjurkan pada ibu untuk istirahat cukup dan tidak melakukan pekerjaan yang berat
- Menganjurkan pada ibu untuk makan makanan bergizi serta minum dalam jumlah banyak
- Memberitahu ibu untuk melakukan kunjungan ulang 2 minggu lagi atau bila ada keluhan
BAB IV
PEMBAHASAN
Pembahasan merupakan analisa dari penulis mengenai perbedaan yang terjadi pada
tinjauan teori dengan tinjauan kasus.
Asuhan Kebidanan pada Ny. L GIII P1001 Ab100 UK 27-28 minggu Janin Tunggal, Hidup,
Intra Uterin dengan kunjungan ulang kehamilan normal sesuai dengan managemen kebidanan.
Pengkajian data berisi tentang data subyektif dan data obyektif. Data subyektif diperoleh dari
anamnesa. Dari anamnesa ibu mengatakan bahwa ibu tidak pernah mengalami perdarahan
selama kehamilan ini.
Data obyektif diperoleh dari berbagai pemeriksaan (pemeriksaan fisik, pemeriksaan
umum, penunjang), hasil pemeriksaan pada Ny. L semuanya normal. Dari data pengkajian
penulis menyimpulkan bahwa tidak ada kesenjangan antara praktek dilapangan dengan teori dan
penjelasan yang telah diterima selama perkuliahan.
Pada pemeriksaan kehamilan yang perlu diutamakan adalah KIE yang tepat sehingga
apabila terjadi masalah pada kehamilannya ibu dapat menerima keadaan tersebut dan dapat
beradaptasi dengan perubahan-perubahan yang terjadi selama kehamilan.
Didalam teori dituliskan dengan menganggap semua ibu memiliki resiko tinggi maka
dilakukan pengawasan kehamilan atau yang dikenal dengan ANC (Antenatal Care). Dengan
usaha ini ternyata angka mortalitas serta morbiditas ibu dan bayi jelas menurun. Sedapat
mungkin wanita tersebut diberi pengertian sedikit tentang kehamilannya serta menyelamatkan
ibu dan anak dalam kehamilan, persalinan dan masa nifas.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah dilakukan asuhan kebidanan pada Ny. L GIII P1001 Ab100 UK 27-28
minggu Janin Tunggal, Hidup, Intra Uterin dengan kunjungan ulang kehamilan normal, penulis
dapat menyimpulkan:
1.
Pada pengkajian data asuhan yang diberikan sudah komprehensif untuk dapat menegakkan
diagnosa.
2.
Pada identifikasi masalah/ diagnosa asuhan yang diberikan sudah sesuai, komprehensif dan
dapat menegakkan diagnosa.
3. Pada identifikasi masalah potensial tidak dilakukan dengan komprehensif karena dalam kasus ini
tidak memerlukan kebutuhan yang segera karena tidak membahayakan nyawa ibu.
4. Pada identifikasi kebutuhan segera tidak dilakukan dengan komprehensif karena dalam kasus ini
tidak memerlukan kebutuhan yang segera karena tidak membahayakan nyawa ibu.
5.
Pada intervensi/ perencanaan asuhan yang diberikan sudah sesuai dan komprehensif sesuai
dengan teori dan praktek.
6. Pada implementasi/ pelaksanaan asuhan sudah dilakukan dengan komprehensif tetapi intervensi
yang dikerjakan hanya beberapa yang sesuai dengan keadaan pasien.
7. Pada evaluasi asuhan yang diberikan sudah dilakukan secara komprehensif dan evaluasi yang di
dapat sesuai dengan yang diharapkan.
Data yang diperoleh pada asuhan kebidanan ini yaitu dari hasil wawancara dan survey
langsung.
5.2 Saran
Bagi petugas yang memberi asuhan kebidanan diharapkan tetap mempertahankan hubungan
dengan pasien untuk menjaga komunikasi dalam upaya menjalin kerjasama antara petugas dan
klien untuk keberhasilan asuhan yang diberikan.