Diajukan oleh
Nadia Enjelina Aseng
Nim. 711440119020
A. Latar Belakang
bakteri pada struktur saluran kemih yang banyak terjadi pada anak. Infeksi ini
Sekitar 8% anak mengalami infeksi saluran kemih antara usia 1 bulan hingga 11
tahun. 30% bayi dan anak-anak mengalami infeksi saluran kemih berulang di 6
hingga 12 bulan pertama setelah terjadinya infeksi saluran kemih . (Dobit R dkk,
2022). Infeksi saluran kemih merupakan masalah morbiditas akut yang jika tidak
diterapi dengan baik akan menimbulkan masalah medis di kemudian hari, berupa
dewasa, berupa hipertensi dan penyakit ginjal stadium akhir (Trihono P, P Dkk
2018)).
Masalah medis yang timbul didasarkan pada gejala yang muncul dan
ditemukannya pertumbuhan bakteri dalam urine, di sisi lain infeksi saluran kemih
pada anak berbeda dengan orang dewasa dan memerlukan pertimbangan khusus,
infeksi saluran kemih. Anak yang mengalami infeksi saluran kemih sering disertai
adanya refluks dari vesikoureter yang menyebabkan kerusakan jangka panjang
(Anggela A, 2023).
gizi karena pada sebagian besar penderita dapat mengalami muntah, diare,
pada anak dan infeksi saluran kemih yang terjadi pada perempuan ketika masih
ana k-anak dapat menimbulkan komplikasi kelak pada saat dewasa ketika menjadi
ibu hamil. Masih banyaknya kasus infeksi saluran kemih yang ditemukan dan
komplikasi infeksi saluran kemih yang dapat mengarah pada kerusakan ginjal,
infeksi seluruh tubuh (sepsis), dan bahkan kematian perlu mendapat perhatian
menyebabkan komplikasi gagal ginjal pada orang dewasa maupun anak yang
kematian diseluruh dunia tahun 2015, 1/3 disebabkan oleh penyakit infeksi.Infeksi
saluran kemih merupakan penyakit infeksi yang menempati posisi kedua tertinggi
dinegara berkembang setelah infeksi luka operasi dengan presentase kasus sebesar
hampir 10% orang pernah terkena infeksi saluran kemih selama hidupnya. Sekitar
150 juta penduduk diseluruh dunia tiap tahunnya terdiagnosis menderita infeksi
saluran kemih.
infeksi saluran kemih di Indonesia sendiri berjumlah 90-100 kasus per 100.000
penduduk pertahunnya atau sekitar 180.000 kasus baru per tahun. Keadaan ini tidak
terlepas dari taraf Kesehatan Masyarakat Indonesia yang masih jauh dari standar
RI,2018).
Berdasarkan data rekam medis dari ruang pavilium Ester RSU GMIM Pancaran
Kasih Manado tahun 2023 diperoleh data pada 3 bulan terakhir kasus infeksi
saluran kemih pada anak berjumlah sebanyak 21 orang dimulai pada bulan April
terhitung sebanyak 7 orang, Mei sebanyak 9 orang, Juni sebanyak 5 orang pasien
dengan infeksi saluran kemih yaitu memberikan promosi kesehatan pada anak dan
orang tua terkait infeksi saluran kemih untuk mencegah infeksi saluran kemih
(menjaga kebersihan genetalia terutama saat buang air besar dan buang air kecil
dengan membasuh kemaluan dari arah depan ke belakang, konsumsi air putih
minimal 2 liter perhari, hindari penggunaan celana dalam yang terlalu ketat,
memilih bahan celana dalam yang berbahan katun, dan edukasi kebiasaan menahan
buang air kecil yang tidak baik bagi tubuh) Peran preventif perawat contohnya yaitu
dengan melakukan cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan kepada
yang sempurna dan mencegah terjadinya kejadian kecacatan atau komplikasi akibat
infeksi saluran kemih. peran rehabilitatif perawat pada anak dengan infeksi saluran
Pengetahuan tentang pencegahan penyakit dan perawatan anak sakit dirumah sangat
diperlukan oleh orang tua, karena orang tua adalah orang terdekat yang membantu
tugas perkembangan anak, sehingga orang tua bertanggung jawab pada pola asuh
Keperawatan Anak Dengan Infeksi Saluran Kemih Diruangan Paviliun Ester RSU
Mengetahui lebih lanjut dari perawatan penyakit ini, penulis akan melakukan
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
Manado.
Manado.
e. Melakukan evaluasi keperawatan pada anak dengan infeksi saluran
pada anak dengan infeksi saluran kemih di ruangan Paviliun Ester RSU
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
b. Bagi peneliti Studi kasus ini dapat memberikan pengalaman yang nyata
2. Manfaat praktis
a. Institusi Pendidikan
b. Lokasi penelitian
Penelitian ini dapat menambah wawasan untuk meningkatkan mutu
pelayanan yang lebih baik, khususnya pada pasien Anak dengan infeksi
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi
pada anak selain infeksi saluran nafas akut dan infeksi saluran cerna. Infeksi
gejala klinis Infeksi Saluran Kemih sangat bervariasi yaitu infeksi saluran
kemih yang tidak bergejala (asimtomatik) hingga infeksi saluran kemih yang
muncul dengan gejala berat. Gejala yang bervariasi dan tidak spesifik tersebut
membuat infeksi saluran kemih sering tidak terdeteksi dengan tepat sehingga
kerusakan ginjal karena tidak diterapi atau anak menjalani pemeriksaan dan
cara menyerang epitel kandung kemih lalu menghasilkan toxin atau racun,
kemih jika tidak ditangani dengan tepat, dapat menyebabkan gagal ginjal
2. Etiologi
daerah anus dan perineum. Organisme lain yang menyebabkan infeksi saluran
sebagian besar disebabkan oleh bakteri,virus dan jamur tetapi bakteri yang
bakteri gram negatif termasuk bakteri yang biasanya menghuni usus dan akan
naik ke sistem saluran kemih antara lain adalah Escherichia coli, Proteus sp,
3. Patofisiologi
a. Kuman penyebab infeksi saluran kemih pada umumnya adalah kuman yang
berasal dari flora normal usus dan hidup secara komensal introitus vagina,
preposium penis, kulit perineum, dan sekitar anus. Infeksi secara ascending
peredaran darah.
yang menghubungkan kandung kemih dengan ginjal namun ini jarang terjadi.
saluran kemih tetapi setelah itu infeksi saluran kemih predominan pada anak
perempuan. Suatu faktor risiko penting pada anak perempuan adalah riwayat
4. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis infeksi saluran kemih pada anak bervariasi, bergantung pada
usia, tempat infeksi dalam saluran kemih, dan beratnya infeksi atau intensitas
lambat, muntah, mudah terangsang, tidak mau makan, temperatur tidak stabil,
perut kembung.
b. Gejala klinik infeksi saluran kemih tidak spesifik dan dapat berupa demam,
penurunan berat badan, dan gagal tumbuh. Infeksi saluran kemih perlu
dipertimbangkan pada semua bayi dan anak berumur 2 bulan hingga 2 tahun
dengan demam yang tidak jelas penyebabnya. Infeksi saluran kemih pada
kelompok umur ini terutama yang dengan demam tinggi harus dianggap
sebagai pielonefritis.
c. Gejala klinik biasanya lebih ringan, dapat berupa gejala lokal saluran kemih
perut, demam tinggi, dan nyeri ketok sudut kosto vertebra. Infeksi saluran
kemih dapat berulang pada 30-40% pasien terutama pada pasien dengan
6. Penatalaksanaan
Pemantauan dan tindak lanjut terutama ditujukan pada kasus dengan resiko
tinggi terjadinya kerusaka ginjal antara lain pada pielonefritis akut, Infeksi saluran
kemih kompleks dengan refluks yang hebat (derajat IV atau lebih), Infeksi saluran
kemih yang disertai obstruksi atau buli-buli neurogenic. Beberapa pedoman umum
anak yang lahir dari orang tua yang menderita RVU atau pada bayi baru lahir
yang pada pemeriksaan antenatal ada tanda-tanda dilatasi ginjal. Pasien parut
ginjal bilateral dengan RVU berat, penangan sangat sulit dan infeksi cenderung
1) Bayi dan anak kecil, biakan urin dilakukan berkala setiap 3 bulan, terutama
bila ada tanda-tanda kekambuhan. Jika terdapat infeksi saluran kemih berulang
7. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Urinalisis
kemih (80-90%) pada setiap episode infeksi saluran kemih simtomatik, tetapi
urine steril perlu dipertimbangkan pada infeksi oleh kuman proteus sp,klamidia
dengan kreatinin urine (Cr) merupakan pertanda adanya infeksi saluran kemih.
urine (uNGAL/Cr) lebih dari 30 ng/mg merupakan tanda Iinfeksi saluran kemih
(Pardede, 2018).
8. Pathway
Akumulasi Etiologi
dan Faktor Resiko
Aliran balikg
Reflek
renointestin
Perkembangan kumang
Mual,munta
Infeksi saluran kemihg h,anoreksia
g
Respon peradangangf
MK: kekurangan
volume cairanf
MK:
Hipertermi
Rasa sakit & panas pada g MK: gangguan eliminasi
simpisis dysuria urinef
1. Pengkajian
a. Identitas pasien
Berisikan nama, umur, jenis kelamin, alamat, diagnosa medis dan tanggal
b.Keluhan utama
Merupakan riwayat kesehatan klien saat ini yang meliputi keluhan pasien,
biasanya jika klien mengalami infeksi saluran kemih bagian bawah, keluhan
klien biasanya berupa rasa sakit atau rasa panas di uretra sewaktu kencing
dengan air kemih sedikit- sedikit serta rasa sakit tidak enak di suprapubik.
biasanya jika pasien mengalami infeksi saluran kemih bagian atas keluhan
pasien biasanya sakit kepala, malaise, mual, muntah, demam, menggigil, rasa
c. Riwayat kesehatan
ini yang meliputi keluhan pasien, biasanya jika klien mengalami infeksi
saluran kemih bagian bawah keluhan klien biasanya berupa rasa sakit
atau rasa panas di uretra sewaktu kencing dengan air kemih sedikit-
sedikit serta rasa sakit tidak enak di suprapubik. biasanya jika klien
sakit kepala, malaise, mual, muntah, demam, menggigil, rasa tidak enak
8) Pola kebiasaan
bila adanya mual dan muntah. Apakah terdapat nafsu makan menurun.
c) Eliminasi Buang air besar ada keluhan atau tidak, adakah dysuria pada
sakit.
d) Adakah gangguan tidur karena perubahan pola buang air kecil, atau
keluarga.
2021).
d.Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik yang dilakukan yaitu pemeriksaan fisik head to toe yaitu
pemeriksaan yang dilakukan mulai dari ujung kepala hingga ujung kaki.
1) Kepala Mengetahuii turgor kulit dan tekstur kulit dan mengetahui adanya lesi
b) Palpasi : diraba dan tentukan turgor kulit elastik atau tidak, tekstur kepala
3) Mengetahui bentuk dan fungsi kepala dan untuk mengetahui luka dan kelainan
pada kepala.
a) Inspeksi : lihat kesimetrisan wajah jika muka kanan dan kiri berbeda atau
parase/kelumpuhan.
b) Palpasi : cari adanya luka, tonjolan patologik dan respon nyeri dengan
4) Mengetahui bentuk dan fungsi mata (medan penglihatan visus dan otot-otot
mata), dan juga untuk mengetahui adanya kelainan atau pandagan pada mata.
c) Palpasi : tekan secara rinagn untuk mengetahui adanya TIO (tekanan intra
kebersihan, lesi.
kelenturan kartilago.
secret.
jumlah dan bentuk gigi, berlubang, warna plak dan kebersihan gigi.
b) Palpasi : pegang dan tekan darah pipi kemudian rasakan ada massa
usus, dan mengetahui respon nyeri tekan pada organ dalam abdomen.
wheezing/crecles.
11) Ekstremitas atas dan bawah Mengetahui mobilitas kekuatan otot dan
kekuatan otot dengan memberi penahanan pada anggota gerak atas dan
bawah.
12) Mengetahui adanya lesi atau gangguan pada kulit pasien. Lakukan
inspeksi dan palpasi pada kulit dengan mengkaji kulit kering/lembab, dan
2. Diagnosa Keperawatan
Menurut Tim Pokja, SDKI DPP PPNI (2017) Diagnosa keperawatan merupakan
Inflamasi)
tidur.
desakan berkemih (urgensi), urin menetes (dribbling), sering buang air kecil,
3. Perencanaan Keperawatan
(SIKI)
I.04152
D.0040 I.04034 Manajemen
Gangguan eliminasi urine Setelah dilakukan tindakan eliminasi
berhubungan dengan keperawatan selama 3 x 8 jam urine
penurunan kapasitas maka pengosongan kandung Observasi :
kandung kemih,iritasi kemih yang lengkap membaik 1.Identifikasi
kandung kemih,penurunan dengan kriteria hasil : tanda dan
kemampuan menyadari 1. sensai berkemih meningkat gejala retensi
tanda-tanda gangguan 2. desakan berkemih menurun atau
kandung kemih,efek 3.distensi kandung kemih inkontinensia
Tindakan medis (mis. menurun urine
operasi saluran kemih) 4.disuris menurun 2.Identifikasi
ketidakmampuan mengakses faktor yang
toilet (mis. menyebabkan
imobilisasi),ketidakmampua retensi atau
n mengkomunikasikan inkontinensia
kebutuhan eliminasi urine
dibuktikan dengan desakan 3.monitor
berkemih (urgensi),urin eliminasi urine
menetes (dribbling),sering Terapeutik :
buang air kecil,distensi 4.Catat waktu-
kandung kemih,berkemih waktu haluaran
tidak tuntas (hesitancy). berkemih
5.batasi asupan
cairan,jika perlu
6.ambil sampel
urine tengah
Kolaborasi :
7.Kolaborasi
pemberian obat
suppositoria,jika
perlu
I.15506
D.0130 L.14134 Manajemen
Hipertermi berhubungan Setelah dilakukan tindakan Hipertermi
dengan proses penyakit keperawatan 3 x 8 jam Observasi :
(infeksi) ditandai dengan diharapkan suhu tubuh tetap 1.Identifikasi
suhu tubuh diatas nilai berada pada rentang normal penyebab hipertermi
normal dengan kriteria hasil : (mis dehidras)
1.Mengigil menurun 2.Monitor suhu tubuh
2.Suhu tubuh membaik 3.Monitor kadar
3.Suhu kulit membaik elektrolit
4.Monitor haluaran
urine
Terapeutik :
5.berikan cairan oral
6.longgarkan atau
lepaskan pakaian
Edukasi :
7.Anjurkan tirah
baring
Kolaborasi :
a.Kolaborasi
pemberian cairan dan
elektrolit
intravena,jika perlu
4. Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan merupakan tahap keempat dari suatu proses
dilakukan oleh seorang perawat untuk membantu klien dalam mengatasi masalah
kesehatan yang dihadapi klien, sehingga masalah tersebut dapat teratasi. Tujuan
dari dilakukannya tahapan ini adalah untuk mencapai tujuan yang berpusat pada
klien dan juga untuk mengetahui tindakan perawatan selanjutnya untuk pasien.
5. Evaluasi keperawatan
untuk mengetahui hasil dari tindakan yang telah dilakukan, sejauh mana tujuan
sudah tercapai (Tim Pokja SLKI DPP PPNI, 2019). Adapun hasil dari evaluasi
(mis.inflamasi)
2) Meringis menurun
kandung kemih.
4) Disuris menurun
1) Mengigil menurun
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis penelitian
Jenis penelitian yang akan digunakan adalah deskrptif dengan rancangan studi
kasus, yaitu mencari fakta dengan penjelasan yang benar, bertujuan untuk
hubungan antara fakta, ciri dan fenomena yang diteliti serta memaparkan peristiwa-
peristiwa yang terjadi pada masa kini yang kemudian dilaksanakam dalam penerapan
asuhan keperawatan.
B. Variable penelitian
Variable yang digunakan dalam penelitian ini yaitu monovariable yaitu dengan
C. Definisi operasional
anakl diawali dengan pengumpulan data primer dan sekunder sesuai dengan
format pengkajian anak selanjutnya dilakukan pengolahan dan analisa data untuk
desakan berkemih (urgensi), urin menetes (dribbling), sering buang air kecil,
adalah proses penetapan diagnosa keperawatan, tujuan dan kriteria hasil serta
dialami anak dengan infeksi saluran kemih. Rencana yang dilakukan pada
c. (D.0130) Hipertermi
D. Subjek Penelitian
Subjek studi kasus ini mengambil satu partisipan yaitu pasien anak yang
terdiagnosa infeksi saluran kemih. Kriteria sampel dalam penelitian ini adalah :
1. Kriteria inklusi
a. Pasien anak Infeksi Saluran Kemih di Ruangan Paviliun Ester RSU GMIM
2. Kriteria eksklusi
b. Pasien yang sudah ada rencana pulang saat akan melakukan penelitian
E. Teknik pengumpulan data
Studi kasus menggunakan sumber data primer dan sekunder yang termuat dalam
analisa data. Sumber data primer yang didapat langsung dari pasien dan keluarga.
Sedangkan sumber data sekunder diperoleh dari data rekam medis pasien untuk
1. Wawancara
Wawancara yaitu hasil anamnesa berisi tentang identitas klien, keluhan utama,
riwayat kesehatan. Sumber data yang digunakan bisa dari pasien atau keluarga
Pengolahan data yang di lakukan dalam penelitian ini yaitu dengan melihat
G. Keabsahan Data
Keabsahan data yang dilakukan peneliti dimaksud untuk membuktikan
informasi tambahan menggunakan triagulas idari tiga sumber data utama yaitu
pasien, perawat, keluarga pasien yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.
H. Etika penelitian
Menurut Nursalam (2018), masalah etika pada penelitian ini yang menggunakan
subjek manusia menjadi isu sentral yang berkembang saat ini. Pada penelitian ilmu
keperawatan, karena hampir 90% subjek yang dipergunakan adalah manusia, maka
penelitian ini harus memahami prinsip-prinsip etika penelitian. Jika hal ini tidak
kebetulan sebagai kliennya, hal ini sangat bertentangan dengan prinsip-prinsip etika
penelitian.
1. Prinsip manfaat
Partisipan subjek dalam penelitian ini harus dihindarkan dari keadaan yang tidak
informasi yang telah diberikan, tidak akan dipergunakan dalam hal-hal yang
Subjek harus diperlakukan secara adil baik sebelum, selama dan sesudah
Subjek mempunyai hak untuk meminta data yang akan diberikan harus
dirahasiakan, untuk itu perlu adanya tanpa nama (anonymity) dan rahasia
(confidentiality).
DAFTAR PUSTAKA
Angela A (2023) Literature review : Infeksi Saluran Kemih pada Anak.Vol 02. No.
01. April 2023.
file:///C:/Users/U%20S%20E%20R/Downloads/8-TP-
JMedScientia_2820_46-53%20(2).pdf Diakses pada tanggal 23 Agustus
2023, Jam 19.40
Amin, Hardi. (2015). Asuhan keperawatan berdasarkan diagnose medis dan NANDA
NIC-NOC. Yogyakarta : Medi action
Bernstein, D., & P. shelov, S. (2016). Ilmu Kesehatan anak untuk majhasiswa
kedokteran. Jakarta: EGC.
Cempaka, C. (2018) Asuhan Keperawatan pada An. S Dengan Infeksi Saluran Kemih
Di Ruang Rawat Inap Anak RSUD Dr. achmad mochtar Bukittingi Tahun
2018 (Doctoral dissertation, STIKes PERINTIS PADANG).
Dobit, R,. Sekarwarna, N,. Purnomo (2018). Hubungan sirkumsisi dalam pencegahan
infeksi saluran kemih pada anak. Vol. 01 No. 07 Juni 2018.
file:///C:/Users/U%20S%20E%20R/Downloads/1767-Article%20Text-3627-
1-10-20220331%20(1).pdf Diakses pada tanggal 23 Agustus 2023 jam
01.30
Hastuti, R. dan Noer,m.s. (2016) Infeksi saluran kemih. Kumpulan makalah penyakit
tropis dan infeksi di Indonesia jilid 3,3,171
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/6581/8/REFERENCES.pdf Diakses pada tanggal
18 Agustus 2023, Jam 16.00
Irpandi. (2020). Asuhan keperawatan pada Tn. A dengan diagnose medikninfeksi
saluran kemih di ruang dahlia B rumah sakit umum daerah Tarakan.
http://repository.borneo.ac.id/index.php?
p=show_detail&id=2918&keywords=
Diakses tanggal 07 September 2023, jam 21.00
Justin Tenney,. Dkk (2017). Risk factors for.borneo. aquiring multidrug resistant
organisms in urinary tract infections : A systematic Literature review. Saudi
pharmaceutical journal, 1-7.
Pardede, S. O. (2018). Infeksi pada ginjal dan saluran kemih anak : Manifestasi klinis dan
tata laksana. Jurnal Sari Pediatri ,19(16), 364-374.
Rizky Adliana dan Rifky saldi A wahid. (2023). Pemeriksaan urin lengkap dengan
alat Dirui Fus-2000 dilaboratorium patologi klinik RSUD Abdoel Wahab
sjharanie Samarinda, JSN : Jurnal sains natural, Vol.01, No, 03 Agustus 2023,
Hlaman 56-83
Rita pupa sari, Ruminem, Bachtiar, Mayusef sukmana, Iskandar muda, M.
aminuddin, dan Dwi Nopriyanto. Edukasi pencegahan infeksi saluran kemih
(sirkumsisi) pada orang tua dan anak usia sekolah Jamaah Masjid Darusalam
Bengkuring Kota Samarinda.
https://repository.unmul.ac.id/bitstream/handle/123456789/33657/Pengmas-Edukasi
Pencegahan Infeksi.pdf?sequence=1 Diakses pada tanggal 05 Agustus 2023 Jam
14.00
Sherly vanessa putri hadiyanto, Amirah zatil izzah dan siti nurhajjah. Hubungan factor resiko
dengan kejadian infeksi saluran kemih pada anak RSUP Dr.M .Djamil Padang. Vol 4,
No. 2 16 Juni 2023.
Tik Pokja SLKI PPNI, (2017). Standar luaran keperawatan Indonesia : definisi dan
kriteria hasil keperawatan, edisi. 1. Jakarta
Tim Pokja SIKI DPP PPNI, (2017). Standar intervensi keperawatan Indonesia :
definisi dan Tindakan keperawatan, edisi1. jakarta
Syarofina, U. (2021). Asuhan keperawata pada a.n dengan infeksi saluran kemih
(isk) di Rumah Sakit Umum Daerah Panembahan Senopati Bantul. July, 1-23
LAMPIRAN 1
Kepada Yth.
Keluarga Pasien
Dengan hormat,
Manado,
Peneliti
LAMPIRAN 2
PERNYATAAN KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN
Nama ibu :
Alamat :
No. Telp/Hp :
Surat persetujuan menjadi responden ini saya setujui dengan ikhlas tanpa
adanya unsur paksaan. Demikian surat persetujuan ini saya buat dengan sebenarnya
untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya.
Peneliti Responden
A. Identitas Klien
1. Nama/Nama panggilan :
……………………………………………………………………
3. Jenis kelamin :
……………………………………………………………………
4. A g a m a :
……………………………………………………………………
5. Pendidikan :
……………………………………………………………………
6. Alamat :
……………………………………………………………………
8. Tgl pengkajian :
……………………………………………………………………
9. Diagnosa medik :
……………………………………………………………………
………………………………………………………
……………
b. U s i a :
……………………………………………………………………
c. Pendidikan :
……………………………………………………………………
d. Pekerjaan/sumber penghasilan :
……………………………………………………………
e. A g a m a :
……………………………………………………………………
f. Alamat :
……………………………………………………………………
2. Ibu
a. N a m a :
……………………………………………………………………
b. U s i a :
……………………………………………………………………
c. Pendidikan :
……………………………………………………………………
d. Pekerjaan/Sumber penghasilan:
……………………………………………………………
e. Agama :
……………………………………………………………………
f. Alamat :
……………………………………………………………………
C. Identitas Saudara Kandung
NA
No US IA HUBUNGAN STATUS KESEHATAN
MA
…………………………………………………………………………………………
……………
…………………………………………………………………………………………
……………
…………………………………………………………………………………………
……………
…………………………………………………………………………………………
……………
B. Riwayat Kesehatan Lalu (khusus untuk anak usia 0 – 5 tahun)
1. Prenatal care
2. Natal
a. Komplikasi yang dialami oleh ibu pada saat melahirkan dan setelah
melahirkan :
............................................................................................................................
................
3. Post natal
¤ Riwayat kecelakaan :
……………………………………………………………………………
Ket :
Reaksi setelah
NO Jenis immunisasi Waktu pemberian Frekuensi Frekuensi
pemberian
1. BCG
2. DPT (I,II,III)
3. Polio (I,II,III,IV)
4. Campak
5. Hepatitis
A. Pertumbuhan Fisik
1. Berat badan : ………………kg
2. Tinggi badan :……………. cm.
3. Waktu tumbuh gigi …………………. gigi tanggal ………….........
…………..… Jumlah gigi ...................... buah.
B. Perkembangan Tiap tahap
Usia anak saat
A. Pemberian ASI
.........................................................................................................................................
...............
3. Cara pemberian :
……………………………………………………………
Pola perubahan nutrisi tiap tahap usia sampai nutrisi saat ini
Usia Jenis Nutrisi Lama Pemberian
...................................................................................................................................
........................
X. Aktivitas sehari-hari
A. Nutrisi
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
1. Selera makan
………….kali/hari ………….kali/hari
B. Cairan
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
C. Eliminasi (BAB&BAK)
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
D. Istirahat tidur
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
1. Jam tidur
- Siang
…..…..jam …..…..jam
- Malam
2. Pola tidur …….…jam …….…jam
3. Kebiasaan ………kali/hari ……kali/hari
sebelum tidur
Tidak ada/ Ada : Tidak ada/ Ada :
4. Kesulitan tidur
……………………….. ………………………..
E. Olah Raga
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
F. Personal Hygiene
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
1. Mandi
a. Cara
Berendam/guyur/ Berendam/guyur/
b. Frekuensi
lainnya…………. lainnya………….
c. Alat mandi
2. Cuci rambut ……………..kali/hari ……………..kali/hari
a. Frekuensi Sabun mandi :ya/tidak Sabun mandi :ya/tidak
3. Gunting kuku
a. Frekuensi
b. Cara …………….kali/hari …………….kali/hari
4. Gosok gigi
a. Frekuensi
b. Cara ……………. Kali/hari ……………. Kali/hari
G. Aktifitas/Mobilitas Fisik
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
1. Kegiatan Belajar/bermain/olahraga Belajar/bermain/olahraga
sehari- lainnya………. lainnya……….
hari
Ada / tidak Ada / tidak
2. Pengatura
sebutkan………………………. sebutkan……………………….
n
jadwal Tongkat/ Tongkat/
harian lainnya………………………….. lainnya…………………………..
4. Pengguna Berjalan/Berdiri/ Berjalan/Berdiri/
an alat lainnya………………….. lainnya…………………..
Bantu
aktifit
as
3. Kesulitan
perger
akan
tubuh
H. Rekreasi
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
11. Mulut
Inspeksi
a. Gigi
- Keadaan gigi : .........................................................................................................
- Karang gigi / karies : .........................................................................................................
- Pemakaian gigi palsu : .........................................................................................................
b. Gusi
Merah / radang / tidak : .........................................................................................................
c. Lidah
Kotor / tidak : .........................................................................................................
d. Bibir
- Cianosis / pucat / tidak : ..................................................................................................
- Basah / kering / pecah : ..................................................................................................
- Mulut berbau / tidak : ..................................................................................................
- Kemampuan bicara : ..................................................................................................
Data lain : ..................................................................................................
12. Tenggorokan
a. Warna mukosa :
b. Nyeri tekan :
c. Nyeri menelan :
13. Leher
Inspeksi
Kelenjar thyroid : Membesar / tidak
Palpasi
a. Kelenjar thyroid : Teraba / tidak
b. Kaku kuduk / tidak :
c. Kelenjar limfe : Membesar atau tidak
Data lain : .........................................................................................................
14. Thorax dan pernapasan
a. Bentuk dada :
b. Irama pernafasan :
c. Pengembangan di waktu bernapas : .................................................................................
d. Tipe pernapasan :
Data lain : .................................................................................
Palpasi
a. Vokal fremitus :
b. Massa / nyeri :
Auskultasi
a. Suara nafas : Vesikuler / Bronchial / Bronchovesikuler
b. Suara tambahan : Ronchi / Wheezing / Rales
Perkusi
Redup / pekak / hypersonor / tympani
Data lain : .................................................................................
15. Jantung
Palpasi
Ictus cordis : .................................................................................
Perkusi
Pembesaran jantung : .................................................................................
Auskultasi
a. BJ I :
b. BJ II :
c. BJ III :
d. Bunyi jantung tambahan : .................................................................................
Data lain : .................................................................................
16. Abdomen
Inspeksi
a. Membuncit :
b. Ada luka / tidak :
Palpasi
a. Hepar :
b. Lien :
c. Nyeri tekan :
Auskultasi
Peristaltik : .................................................................................
Perkusi
a. Tympani :
b. Redup :
Data lain : .................................................................................
17. Genitalia dan Anus : .................................................................................
18. Ekstremitas
Ekstremitas atas
a. Motorik
- Pergerakan kanan / kiri : .................................................................................
- Pergerakan abnormal : .................................................................................
- Kekuatan otot kanan / kiri : .................................................................................
- Tonus otot kanan / kiri : .................................................................................
- Koordinasi gerak : .................................................................................
b. Refleks
- Biceps kanan / kiri : .................................................................................
- Triceps kanan / kiri : .................................................................................
c. Sensori
- Nyeri : .................................................................................
- Rangsang suhu : .................................................................................
- Rasa raba : .................................................................................
Ekstremitas bawah
a. Motorik
- Gaya berjalan :
- Kekuatan kanan / kiri : .................................................................................
- Tonus otot kanan / kiri : .................................................................................
b. Refleks
- KPR kanan / kiri : .................................................................................
- APR kanan / kiri : .................................................................................
- Babinsky kanan / kiri : .................................................................................
c. Sensori
- Nyeri : .................................................................................
- Rangsang suhu : .................................................................................
- Rasa raba : .................................................................................
Data lain : .................................................................................
19. Status Neurologi.
Saraf – saraf cranial
a. Nervus I (Olfactorius) : penghidu : .................................................................................
b. Nervus II (Opticus) : Penglihatan : .................................................................................
c. Nervus III, IV, VI (Oculomotorius, Trochlearis, Abducens)
- Konstriksi pupil : .................................................................................
- Gerakan kelopak mata : .................................................................................
- Pergerakan bola mata : .................................................................................
- Pergerakan mata ke bawah & dalam : .................................................................................
d. Nervus V (Trigeminus)
- Sensibilitas / sensori : .................................................................................
- Refleks dagu : .................................................................................
- Refleks cornea : .................................................................................
e. Nervus VII (Facialis)
- Gerakan mimik : .................................................................................
- Pengecapan 2 / 3 lidah bagian depan : .................................................................................
f. Nervus VIII (Acusticus)
Fungsi pendengaran : .................................................................................
g. Nervus IX dan X (Glosopharingeus dan Vagus)
- Refleks menelan : .................................................................................
- Refleks muntah : .................................................................................
- Pengecapan 1/3 lidah bagian belakang :
- Suara : .................................................................................
h. Nervus XI (Assesorius)
- Memalingkan kepala ke kiri dan ke kanan : .................................................................................
- Mengangkat bahu : .................................................................................
i. Nervus XII (Hypoglossus)
- Deviasi lidah : .................................................................................
Tanda – tanda perangsangan selaput otak
a. Kaku kuduk :
b. Kernig Sign :
c. Refleks Brudzinski : .................................................................................
d. Refleks Lasegu :
Data lain : .................................................................................
XI. Pemeriksaan Tingkat Perkembangan (0 – 6 Tahun )
1. Motorik kasar
2. Motorik halus
3. Bahasa
4. Personal social
XII. Test Diagnostik
= Laboratorium
…………………………………………………………………………………………………
……………..
…………………………………………………………………………………………………
……………..
…………………………………………………………………………………………………
……………..
Manado,
Perawat,
(……………………
…………..)