Anda di halaman 1dari 61

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN INFEKSI SALURAN KEMIH

DIRUANGAN PAVILIUN ESTER RSU GMIM PANCARAN KASIH


MANADO

Usulan Penelitian Untuk Laporan Tugas Akhir

Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya


Pada Pendidikan Diploma III Jurusan Keperawatan

Diajukan oleh
Nadia Enjelina Aseng
Nim. 711440119020

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MANADO
2023
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Infeksi Saluran Kemih (ISK) merupakan keadaan dimana terdapat infeksi

bakteri pada struktur saluran kemih yang banyak terjadi pada anak. Infeksi ini

merupakan infeksi kedua tersering setelah infeksi saluran pernafasan.

Penyebab terbanyak infeksi saluran kemih adalah bakteri Escherichia coli.

Sekitar 8% anak mengalami infeksi saluran kemih antara usia 1 bulan hingga 11

tahun. 30% bayi dan anak-anak mengalami infeksi saluran kemih berulang di 6

hingga 12 bulan pertama setelah terjadinya infeksi saluran kemih . (Dobit R dkk,

2022). Infeksi saluran kemih merupakan masalah morbiditas akut yang jika tidak

diterapi dengan baik akan menimbulkan masalah medis di kemudian hari, berupa

pembentukan jaringan parut di ginjal dan menimbulkan komplikasi pada saat

dewasa, berupa hipertensi dan penyakit ginjal stadium akhir (Trihono P, P Dkk

2018)).

Masalah medis yang timbul didasarkan pada gejala yang muncul dan

ditemukannya pertumbuhan bakteri dalam urine, di sisi lain infeksi saluran kemih

pada anak berbeda dengan orang dewasa dan memerlukan pertimbangan khusus,

sehingga penting untuk mengklasifikasikan diagnosa pada pasien yang terinfeksi

infeksi saluran kemih. Anak yang mengalami infeksi saluran kemih sering disertai
adanya refluks dari vesikoureter yang menyebabkan kerusakan jangka panjang

(Anggela A, 2023).

Infeksi saluran kemih juga dapat mengakibatkan terjadinya penurunan status

gizi karena pada sebagian besar penderita dapat mengalami muntah, diare,

nafsu makan menurun, dan metabolisme mmeningkat akibat keluhan demam

yang dialaminya sehingga dapat mengurangi asupan makanan dan penyerapan

(Hadiyanto S Dkk, 2023).

Dampak dari infeksi saluran kemih dapat mempengaruhi tumbuh kembang

pada anak dan infeksi saluran kemih yang terjadi pada perempuan ketika masih

ana k-anak dapat menimbulkan komplikasi kelak pada saat dewasa ketika menjadi

ibu hamil. Masih banyaknya kasus infeksi saluran kemih yang ditemukan dan

komplikasi infeksi saluran kemih yang dapat mengarah pada kerusakan ginjal,

infeksi seluruh tubuh (sepsis), dan bahkan kematian perlu mendapat perhatian

tenaga kesehatan di mana keterlambatan penanganan dan apabila tidak dilakukan

penanganan secara tepat dapat meningkatkan terjadinya komplikasi yang mugkin

terjadi, karena infeksi saluran kemih merupakan penyakit yang sering

menyebabkan komplikasi gagal ginjal pada orang dewasa maupun anak yang

mengakibatkan anak memerlukan tindakan cuci darah (dialisis) dan cangkok

ginjal/transplantasi ginjal (Pardede 2018).

Menurut world health organization (WHO) tahun 2019 sebanyak 25 juta

kematian diseluruh dunia tahun 2015, 1/3 disebabkan oleh penyakit infeksi.Infeksi
saluran kemih merupakan penyakit infeksi yang menempati posisi kedua tertinggi

dinegara berkembang setelah infeksi luka operasi dengan presentase kasus sebesar

23,9%. Infeksi saluran kemih dengan keterlibatan tersering dikomunitas dan

hampir 10% orang pernah terkena infeksi saluran kemih selama hidupnya. Sekitar

150 juta penduduk diseluruh dunia tiap tahunnya terdiagnosis menderita infeksi

saluran kemih.

Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tahun tercatat sebanyak

5-15% penduduknya pernah mengalami Infeksi saluran kemih dengan penderita

infeksi saluran kemih di Indonesia sendiri berjumlah 90-100 kasus per 100.000

penduduk pertahunnya atau sekitar 180.000 kasus baru per tahun. Keadaan ini tidak

terlepas dari taraf Kesehatan Masyarakat Indonesia yang masih jauh dari standar

yang menyebabkan tingginya kasus infeksi saluran kemih di Indonesia (Kemenkes

RI,2018).

Berdasarkan data rekam medis dari ruang pavilium Ester RSU GMIM Pancaran

Kasih Manado tahun 2023 diperoleh data pada 3 bulan terakhir kasus infeksi

saluran kemih pada anak berjumlah sebanyak 21 orang dimulai pada bulan April

terhitung sebanyak 7 orang, Mei sebanyak 9 orang, Juni sebanyak 5 orang pasien

anak dengan infeksi saluran kemih.

Peran promotif perawat dalam memberikan asuhan keperawatan pada anak

dengan infeksi saluran kemih yaitu memberikan promosi kesehatan pada anak dan
orang tua terkait infeksi saluran kemih untuk mencegah infeksi saluran kemih

(menjaga kebersihan genetalia terutama saat buang air besar dan buang air kecil

dengan membasuh kemaluan dari arah depan ke belakang, konsumsi air putih

minimal 2 liter perhari, hindari penggunaan celana dalam yang terlalu ketat,

memilih bahan celana dalam yang berbahan katun, dan edukasi kebiasaan menahan

buang air kecil yang tidak baik bagi tubuh) Peran preventif perawat contohnya yaitu

dengan melakukan cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan kepada

pasien dan melakuan tindakan pencegahan seperti memonitoring perawatan dalam

pemasangan selang kateter pasien. Kemudian peran kuratif perawat contohnya

memberikan pengobatan yang setepat-tepatnya sehingga tercapai penyembuhan

yang sempurna dan mencegah terjadinya kejadian kecacatan atau komplikasi akibat

infeksi saluran kemih. peran rehabilitatif perawat pada anak dengan infeksi saluran

kemih yaitu dengan membantu anak untuk memulai aktivitas dengan

kemampuannya sendiri agar mulai perlahan beraktivitas secara mandiri.

Pengetahuan tentang pencegahan penyakit dan perawatan anak sakit dirumah sangat

diperlukan oleh orang tua, karena orang tua adalah orang terdekat yang membantu

tugas perkembangan anak, sehingga orang tua bertanggung jawab pada pola asuh

anak untuk menjaga Kesehatan anak (Rita Pupa Sari 2022).

Berdasarkan latar belakang di atas, maka mahasiswa tertarik meneliti “Asuhan

Keperawatan Anak Dengan Infeksi Saluran Kemih Diruangan Paviliun Ester RSU

GMIM Pancaran Kasih Manado”.


B. Rumusan Masalah

Mengetahui lebih lanjut dari perawatan penyakit ini, penulis akan melakukan

pengkajian lebih lanjut dengan melakukan asuhan keperawatan pasien anak

infeksi saluran kemih dengan membuat rumusan masalah “Asuhan keperawatan

pada pasien anak dengan infeksi saluran kemih”.

C. Tujuan Penulisan

1. Tujuan umum

Menerapkan asuhan keperawatan pada anak dengan infeksi saluran

kemih di ruangan Paviliun Ester RSU GMIM Pancaran Kasih Manado.

2. Tujuan khusus

a. Melakukan pengkajian asuhan keperawatan pada Anak dengan infeksi

saluran kemih di ruangan Paviliun Ester RSU GMIM Pancaran Kasih

Manado.

b. Merumuskan diagnosa keperawatan pada anak dengan infeksi saluran

kemih di ruangan Paviliun Ester RSU GMIM Pancaran Kasih Manado.

c. Membuat perencanaan keperawatan pada anak dengan infeksi saluran

kemih di ruangan Paviliun Ester RSU GMIM Pancaran Kasih Manado.

d. Melaksanankan implementasi keperawatan pada anak dengan infeksi

saluran kemih di ruangan Paviliun Ester RSU GMIM Pancaran Kasih

Manado.
e. Melakukan evaluasi keperawatan pada anak dengan infeksi saluran

kemih di ruangan Paviliun Ester RSU GMIM Pancaran Kasih Manado.

f. Membahas kesenjangan antara teori dan praktek asuhan keperawatan

pada anak dengan infeksi saluran kemih di ruangan Paviliun Ester RSU

GMIM Pancaran Kasih Manado.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis

a. Bagi perkembangan IPTEK Keperawatan Studi kasus ini dapat digunakan

sebagai bahan dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di

bidang keperawatan anak khususnya asuhan keperawatan pada anak

dengan infeksi saluran kemih

b. Bagi peneliti Studi kasus ini dapat memberikan pengalaman yang nyata

bagi peneliti untuk memberikan asuhan keperawatan dan menambah

pengetahuan peneliti khususnya dalam penatalaksanaan keperawatan pada

pasien anak dengan infeksi saluran kemih.

2. Manfaat praktis

a. Institusi Pendidikan

Penelitian ini dapat dijadikan tambahan informasi dan ilmu pengetahuan

untuk institusi pendidikan juga dapat digunakan sebagai referensi di

perpustakaan Poltekkes Kemenkes Manado yang bisa digunakan oleh

mahasiswa sebagai bahan bacaan dan dasar untuk penelitian selanjutnya..

b. Lokasi penelitian
Penelitian ini dapat menambah wawasan untuk meningkatkan mutu

pelayanan yang lebih baik, khususnya pada pasien Anak dengan infeksi

saluran kemih di RSU GMIM Pancaran Kasih Manado


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Penyakit Infeksi Salura Kemih

1. Definisi

Infeksi saluran kemih merupakan penyakit infeksi yang sering ditemukan

pada anak selain infeksi saluran nafas akut dan infeksi saluran cerna. Infeksi

saluran kemih adalah penyebab morbiditas dan mortalitas yang signifikan

gejala klinis Infeksi Saluran Kemih sangat bervariasi yaitu infeksi saluran

kemih yang tidak bergejala (asimtomatik) hingga infeksi saluran kemih yang

muncul dengan gejala berat. Gejala yang bervariasi dan tidak spesifik tersebut

membuat infeksi saluran kemih sering tidak terdeteksi dengan tepat sehingga

bisa menyebabkan komplikasi gagal ginjal. Kesalahan dalam menegakkan

diagnosis tentunya akan sangat merugikan sehingga dapat menyebabkan

kerusakan ginjal karena tidak diterapi atau anak menjalani pemeriksaan dan

pengobatan yang tidak perlu (Rahmawati O Dkk 2022).

Infeksi saluran kemih adalah keadaan adanya infeksi yang ditandai

dengan pertumbuhan dan perkembangan bakteri dalam saluran kemih,

meliputi infeksi di parenkim ginjal sampai kandung kemih dengan jumlah

bacteriuria yang bermakna (Hastuti & Noer (2016).


Bakteri penyebab infeksi saluran kemih bisa bertahan hidup dengan

cara menyerang epitel kandung kemih lalu menghasilkan toxin atau racun,

memperbanyak diri dan melawan sistem kekebalan tubuh, selanjutnya

Uropatogen naik ke ginjal melalui ureter, melekat melalui adhesin,

menghasilkan toxin yang dapat merusak jaringan di ginjal. infeksi saluran

kemih jika tidak ditangani dengan tepat, dapat menyebabkan gagal ginjal

kronik yang membutuhkan tindakan dialysis. (Ratu Dobit Dkk 2022).

2. Etiologi

Berbagai jenis orgnisme dapat menyebabkan infeksi saluran kemih.

organisme enterik garam negatif merupakan organisme yang paling sering

menyebabkan infeksi saluran kemih. kuman-kuman ini biasanya ditemukan di

daerah anus dan perineum. Organisme lain yang menyebabkan infeksi saluran

kemih antara lain Proteus, Pseudomonas, Klebsiella, Staphylococcus aureus,

Haemophilus, dan Staphylococcus koagulse negatif. Infeksi saluran kemih

sebagian besar disebabkan oleh bakteri,virus dan jamur tetapi bakteri yang

sering menjadi penyebabnya. Penyebab infeksi saluran kemih terbanyak adalah

bakteri gram negatif termasuk bakteri yang biasanya menghuni usus dan akan

naik ke sistem saluran kemih antara lain adalah Escherichia coli, Proteus sp,

Klebsiella, Enterobacter (Purnomo, 2014).

Selain penyebab terjadinya kejadian infeksi saluran kemih dari berbagai

jenis mikroba terdapat banyak faktor risiko yang menyebabkan terjadinya


peningkatan angka kejadian infeksi saluran kemih. Faktor risiko lain yang

paling sering diidentifikasi adalah penggunaan antibiotik sebelumnya dan

penggunaan katerisasi (Tenney J, 2017).

3. Patofisiologi

Infeksi saluran kemih terjadi ketika bakteri (kuman) atau mikroroganisme

masuk ke dalam saluran kemih dan berkembang biak (Purnomo, 2014).

Mikroorganisme memasuki saluran kemih tersebut melalui empat cara, yaitu:

a. Kuman penyebab infeksi saluran kemih pada umumnya adalah kuman yang

berasal dari flora normal usus dan hidup secara komensal introitus vagina,

preposium penis, kulit perineum, dan sekitar anus. Infeksi secara ascending

(naik) dapat terjadi melalui empat tahapan, yaitu :

1) Kolonisasi mikroorganisme pada uretra dan daerah introitus vagina

2) Masuknya mikroorganisme ke dalam buli-buli

3) Mulitiplikasi dan penempelan mikroorganisme dalam kandung kemih

4) Naiknya mikroorganisme dari kandung kemih ke ginjal

b. Hematogen (descending) disebut demikian bila sebelumnya terjadi infeksi pada

ginjal yang akhirnya menyebar sampai ke dalam saluran kemih melalui

peredaran darah.

c. Limfogen (jalur limfatik) jika masuknya mikroorganisme melalui sistem limfatik

yang menghubungkan kandung kemih dengan ginjal namun ini jarang terjadi.

d. Langsung dari organ sekitar yang sebelumnya sudah terinfeksi


Infeksi saluran kemih biasanya terjadi akibat kolonisasi daerah periuretra

oleh organisme virulen yang kemudian memperoleh akses ke kandung kemih.

Hanya pada 8 minggu pertama dari 12 minggu kehidupan, Infeksi saluran

kemih mungkin terjadi karena penyebaran hematogen. Selama 6 bulan

pertama kehidupan, bayi laki-laki berisiko lebih tinggi mengalami infeksi

saluran kemih tetapi setelah itu infeksi saluran kemih predominan pada anak

perempuan. Suatu faktor risiko penting pada anak perempuan adalah riwayat

pemberian antibiotik yang mengganggu flora normal dan mendorong

pertumbuhan bakteri uropatogenik (Bernstein, 2016).

4. Manifestasi Klinis

Manifestasi klinis infeksi saluran kemih pada anak bervariasi, bergantung pada

usia, tempat infeksi dalam saluran kemih, dan beratnya infeksi atau intensitas

reaksi peradangan, Yaitu :

a. Neonatus, gejala infeksi saluran kemih tidak spesifik, seperti pertumbuhan

lambat, muntah, mudah terangsang, tidak mau makan, temperatur tidak stabil,

perut kembung.

b. Gejala klinik infeksi saluran kemih tidak spesifik dan dapat berupa demam,

nafsu makan berkurang, cengeng, kolik, muntah, diare, distensi abdomen,

penurunan berat badan, dan gagal tumbuh. Infeksi saluran kemih perlu

dipertimbangkan pada semua bayi dan anak berumur 2 bulan hingga 2 tahun

dengan demam yang tidak jelas penyebabnya. Infeksi saluran kemih pada
kelompok umur ini terutama yang dengan demam tinggi harus dianggap

sebagai pielonefritis.

c. Gejala klinik biasanya lebih ringan, dapat berupa gejala lokal saluran kemih

berupa polakisuria, disuria, urgensi, frequency, ngompol. Ditemukan juga sakit

perut, demam tinggi, dan nyeri ketok sudut kosto vertebra. Infeksi saluran

kemih dapat berulang pada 30-40% pasien terutama pada pasien dengan

kelainan anatomi, seperti refluks vesikoureter, hidronefrosis, obstruksi urin,

divertikulum kandung kemih, dan lain lain (Irpandi 2020).

6. Penatalaksanaan

Pemantauan dan tindak lanjut terutama ditujukan pada kasus dengan resiko

tinggi terjadinya kerusaka ginjal antara lain pada pielonefritis akut, Infeksi saluran

kemih kompleks dengan refluks yang hebat (derajat IV atau lebih), Infeksi saluran

kemih yang disertai obstruksi atau buli-buli neurogenic. Beberapa pedoman umum

evaluasi dan tindak lanjut dapat dilakukan sebagai berikut :

a. Anak dengan parut ginjal

Pemantauan meliputi pengukuran berkala tekanan darah, pengukuran

antropometrik, pertumbuhan dan evaluasi fungsi ginjal, pemeriksaan urinalisis,

dan biakan urin berkala.

b. Pencegahan parut ginjal


Dilakukan dengan diagnosis dini kasus RVU sebelum terjadi infeksi yaitu pada

anak yang lahir dari orang tua yang menderita RVU atau pada bayi baru lahir

yang pada pemeriksaan antenatal ada tanda-tanda dilatasi ginjal. Pasien parut

ginjal bilateral dengan RVU berat, penangan sangat sulit dan infeksi cenderung

berulang. Kasus seperti itu sebaiknya diberikan antibiotic profilaksis sampai

umur remaja terutama bila RVU menetap

c. Mendeteksi dan mencegah infeksi berulang

1) Bayi dan anak kecil, biakan urin dilakukan berkala setiap 3 bulan, terutama

bila ada tanda-tanda kekambuhan. Jika terdapat infeksi saluran kemih berulang

diberikan antibiotic yang sesuai dan mengatasi factor predisposisi timbulnya

infeksi saluran kemih berulang.

2) Anak besar, dilakukan supervise berkala terutama penyuluhan pentingnya

eradikasi infeksi akut (

7. Pemeriksaan Penunjang

a. Pemeriksaan Urinalisis

Pemeriksaan urinalisis meliputi leukosituria, nitrit, leukosit esterase,

protein, dan darah. Leukosituria merupakan petunjuk kemungkinan adanya

bakteriuria, leukosituria biasanya ditemukan pada anak dengan infeksi saluran

kemih (80-90%) pada setiap episode infeksi saluran kemih simtomatik, tetapi

tidak adanya leukosituria tidak menyingkirkan infeksi saluran kemih.


Bakteriuria dapat juga terjadi tanpa leukosituria. Leukosituria dengan biakan

urine steril perlu dipertimbangkan pada infeksi oleh kuman proteus sp,klamidia

sp, dan ureaplasma urealitikum. neutrophil gelatinase associated lipocalin urin

(uNGAL) dan rasio neutrophil gelatinase associated lipocalin urin (uNGAL)

dengan kreatinin urine (Cr) merupakan pertanda adanya infeksi saluran kemih.

Peningkatan rasio neutrophil gelatinase associated lipocalin urin dan kreatinin

urine (uNGAL/Cr) lebih dari 30 ng/mg merupakan tanda Iinfeksi saluran kemih

(Pardede, 2018).
8. Pathway

Akumulasi Etiologi
dan Faktor Resiko

Kelainan Obstruksi & Mikroorganisme jMK: Kurang


Kongenital Gangguan Pengetahuan
Neurogenik
Kelainan Kurang peronal
Fungsi Kutub hygene saluran
uretrove Reflek
anatomi kemih bawah
sikuler pengaliran tidak
ffd
lancar
uretra
Ureter Penimbunan gvc Distensi,nyeri
sempit cairan & kuman pinggungc

Aliran balikg
Reflek
renointestin
Perkembangan kumang

Mual,munta
Infeksi saluran kemihg h,anoreksia
g
Respon peradangangf
MK: kekurangan
volume cairanf
MK:
Hipertermi
Rasa sakit & panas pada g MK: gangguan eliminasi
simpisis dysuria urinef

MK: nyeri akut

Gambar 2.1 Pathway infeksi saluran kemih


Sumber : (Amin Hardi,2015)
B. Konsep Asuhan Keperawatan Anak

1. Pengkajian

Pengkajian merupakan tahap yang sistematis dalam mengumpulkan data tentang

individu, keluarga, dan kelompok. Proses pengkajian anak dengan infeksi

saluran kemih menurut (Cempaka 2018) sebagai berikut:

a. Identitas pasien

Berisikan nama, umur, jenis kelamin, alamat, diagnosa medis dan tanggal

masuk serta tanggal pengakajian dan identitas penanggung jawab.

b.Keluhan utama

Merupakan riwayat kesehatan klien saat ini yang meliputi keluhan pasien,

biasanya jika klien mengalami infeksi saluran kemih bagian bawah, keluhan

klien biasanya berupa rasa sakit atau rasa panas di uretra sewaktu kencing

dengan air kemih sedikit- sedikit serta rasa sakit tidak enak di suprapubik.

biasanya jika pasien mengalami infeksi saluran kemih bagian atas keluhan

pasien biasanya sakit kepala, malaise, mual, muntah, demam, menggigil, rasa

tidak enak atau nyeri pinggang.

c. Riwayat kesehatan

1) Riwayat kesehatan sekarang merupakan riwayat kesehatan klien saat

ini yang meliputi keluhan pasien, biasanya jika klien mengalami infeksi
saluran kemih bagian bawah keluhan klien biasanya berupa rasa sakit

atau rasa panas di uretra sewaktu kencing dengan air kemih sedikit-

sedikit serta rasa sakit tidak enak di suprapubik. biasanya jika klien

mengalami Infeksi Saluran Kemih bagian atas keluhan klien biasanya

sakit kepala, malaise, mual, muntah, demam, menggigil, rasa tidak enak

atau nyeri pinggang.

2) Riwayat kesehatan dahulu pada pengkajian biasanya di temukan

kemungkinan penyebab infeksi saluran kemih dan memberi petunjuk

berapa lama infeksi sudah di alami klien.

3) Riwayat kesehatan keluarga Merupakan riwayat kesehatan yang biasanya

dapat meperburuk keadaan pasien akibat adanya gen yang membawa

penyakit turunan seperti Diabetes Mellitus, hipertensi. Infeksi saluran

kemih bukanlah penyakit turunan karena penyakit ini lebih disebabkan

dari anatomi reproduksi, higiene seseorang dan gaya hidup seseorang,

namun jika ada penyakit turunan di curigai dapat memperburuk atau

memperparah keadan pasien.

4) Riwayat psikososial adanya kecemasan, mekanisme koping menurun dan

kurangnya berinteraksi dengan orang lain sehubungan dengan proses

penyakit. Adakah hambatan dalam interaksi sosial dikarenakan adanya

ketidaknyamanan (nyeri hebat).


5) Riwayat kesehatan lingkungan. Lingkungan kotor dapat menyebabkan

berkembang biaknya penyakit seperti stafilokok, juga kuman lainnya yang

dapat menyebabkan terjadinya Infeksi Saluran Kemih

6) Riwayat imunisasi Bagaimana riwayat imunisasi anak sejak anak lahir

sampai dengan usia saat ini.

7) Riwayat tumbuh kembang

Data tumbuh kembang dapat diperoleh dari hasil pengkajian dengan

mengumpulkan data tumbang dan dibandingkan dengan ketentuan-

ketentuan perkembangan normal. Perkembangan motorik, perkembangan

bahasa, perkembangan kognitif, perkembangan emosional, perkembangan

kepribadian dan perkembangan sosial.

8) Pola kebiasaan

a) Nutrisi frekuensi makan dan minum berkurang atau tidak dikarenakan

bila adanya mual dan muntah. Apakah terdapat nafsu makan menurun.

Bagaimana keadaan nafsu makan anak sebelum dan sesudah sakit.

b) Bagaimana kebutuhan cairan selama 24 jam, apa saja jenis minuman

yang dikonsumsi, dan berapa frekuensi minum dalam 24 jam.

Bagaimana intake dan ouput cairan.

c) Eliminasi Buang air besar ada keluhan atau tidak, adakah dysuria pada

buang air kecil, bagaimana frekuensi miksi bertambah atau berkurang.


Adakah nyeri pada bagian suprapubik. Bagaimana bau urine pasien

adakah bau kekhasan, bagaimana warna air kencingnya, bagaimana

karakteristik urine, dan bagaimana volume urine sebelum dan setelah

sakit.

d) Adakah gangguan tidur karena perubahan pola buang air kecil, atau

adanya rasa nyeri dan rasa mual muntah.

e) Personal hygine Bagaimana personal hygine pasien ditinjau dari pola

mandi, gosok gigi, mencuci rambut, dan memotong kuku.

f) Aktivitas atau mobilitas fisik pergerakan terbatas atau tidak dalam

melaksanakan aktivitasnya, apakah memerlukan bantuan perawat dan

keluarga.

g) Bagaimana kegiatan fisik keseharian dan olahraganya.

h) Bagaimana kegiatan untuk melepas penat yang dilakukan (Syarofinah U

2021).

d.Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik yang dilakukan yaitu pemeriksaan fisik head to toe yaitu

pemeriksaan yang dilakukan mulai dari ujung kepala hingga ujung kaki.

Pemeriksaan ini meliputi:

1) Kepala Mengetahuii turgor kulit dan tekstur kulit dan mengetahui adanya lesi

atau bekas luka.


a) Inspeksi : lihat ada atau tidak adanya lesi, warna kehitaman atau

kecoklatan, edema, dan distribusi rambut kulit.

b) Palpasi : diraba dan tentukan turgor kulit elastik atau tidak, tekstur kepala

kasar atau halus, akral dingin atau hangat.

2) Mengetahui warna, tekstur dan percabangan pada rambut dan untuk

mengetahui mudah rontok dan kotor

a) Inspeksi : distribusi rambut merata atau tidak, kotor atau tidak,

bercabang atau tidak.

b) Palpasi : mudah rontok atau tidak, tektur kasar atau halus.

3) Mengetahui bentuk dan fungsi kepala dan untuk mengetahui luka dan kelainan

pada kepala.

a) Inspeksi : lihat kesimetrisan wajah jika muka kanan dan kiri berbeda atau

misal lebih condong ke kanan atau ke kiri, itu menunjukkan ada

parase/kelumpuhan.

b) Palpasi : cari adanya luka, tonjolan patologik dan respon nyeri dengan

menekan kepala sesuai kebutuhan

4) Mengetahui bentuk dan fungsi mata (medan penglihatan visus dan otot-otot

mata), dan juga untuk mengetahui adanya kelainan atau pandagan pada mata.

Bila terjadi hematuria, kemungkinan konjungtiva anemis.


a) Inspeksi: kelopak mata ada lubang atau tidak, reflek kedip baik/tidak,

konjungtiva dan sclera merah atau konjungtivitis, ikterik/indikasi

hiperbilirubin atau gangguan pada hepar.

b) pupil : isokor, miosis atau medriasis.

c) Palpasi : tekan secara rinagn untuk mengetahui adanya TIO (tekanan intra

okuler) jika ada peningkatan akan teraba keras (pasien

glaucoma/kerusakan dikus optikus) kaji adanya nyeri tekan.

5) Telinga Mengetahui kedalaman telinga luar, saluran telinga, gendang telinga.

a) Inspeksi : daun telinga simetris atau tidak, warna, ukuran bentuk,

kebersihan, lesi.

b) Palpasi : tekan daun telinga apakah ada respon nyeri, rasakan

kelenturan kartilago.

6) Hidung Mengetahui bentuk dan fungsi hidung dan mengetahui adanya

inflamasi atau sinusitis.

a) Inspeksi : apakah hidung simetris, apakah ada inflamasi, apakah ada

secret.

b) Palpasi : apakah ada nyeri tekan massa.

7) Mengetahui bentuk dan kelainan pada mulut, dan untuk mengetahui

kebersihan mulut dan gigi.


a) Inspeksi: amati bibir apa ada kelainan kongenital (bibir

sumbing)warna,kesimetrisan, kelembaban pembengkakan, lesi, amati

jumlah dan bentuk gigi, berlubang, warna plak dan kebersihan gigi.

b) Palpasi : pegang dan tekan darah pipi kemudian rasakan ada massa

atau tumor, pembengkakan dan nyeri.

8) Menentukan struktur imtegritas leher, untuk mengetahui bentuk dan organ

yang berkaitan dan untuk memeriksa system limfatik.

a) Inspeksi : amati mengenai bentuk, warna kulit, jaringan parut, amati

adanya pembengkakan kelenjar tiroid, amati kesimetrisan leher dari

depan belakan dan samping.

b) Palpasi : letakkan telapak tangan pada leher klien, minta pasien

menelan dan rasakan adanya kelenjar tiroid.

9) Mengetahui bentuk dan gerakan perut , mendengarkan bunyi peristaltik

usus, dan mengetahui respon nyeri tekan pada organ dalam abdomen.

a) Inspeksi : amati bentuk perut secara umum, warna kulit, adanya

retraksi, penonjolan, adanya ketidak simetrisan, adanya asites.

b) Palpasi : adanya massa dan respon nyeri tekan.

c) Auskultasi : bising usus normal 10-12x/menit.

d) Perkusi : apakah perut terdapat kembung/meteorismus


10) Mengetahui bentuk dada kesimetrisan, frekuensi, irama pernafasan,

adanya nyeri tekan, dan untuk mendengarkan bunyi paru.

a) Inspeksi : amati kesimetrisan dada kanan kiri, amati adanya retraksi

interkosta, amati pergerakan paru.

b) Palpasi : adakah nyeri tekan , adakah benjolan

c) Perkusi : untuk menentukan batas normal paru.

d) Auskultasi : untuk mengetahui bunyi nafas, vesikuler,

wheezing/crecles.

11) Ekstremitas atas dan bawah Mengetahui mobilitas kekuatan otot dan

gangguan-gangguan pada ektremitas atas dan bawah. Lakukan inspeksi

identifikasi mengenai ukuran dan adanya atrofil dan hipertrofil, amati

kekuatan otot dengan memberi penahanan pada anggota gerak atas dan

bawah.

12) Mengetahui adanya lesi atau gangguan pada kulit pasien. Lakukan

inspeksi dan palpasi pada kulit dengan mengkaji kulit kering/lembab, dan

apakah terdapat oedem (Irpandi,2020)

2. Diagnosa Keperawatan

Menurut Tim Pokja, SDKI DPP PPNI (2017) Diagnosa keperawatan merupakan

penilaian klinis terhadap pengalaman atau respon individu,keluarga,komunitas

pada masalah Kesehatan.


a. (D.0077) Nyeri Akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis (mis.

Inflamasi)

dibuktikan dengan mengeluh nyeri, tampak meringis, bersikap protektif (mis.

waspada,posisi menghindari nyeri), gelisah, frekuensi nadi meningkat, sulit

tidur.

b. (D.0040) Gangguan eliminasi urin berhubungan dengan penuruan kapasitas

kandung kemih, iritasi kandung kemih, penurunan kemampuan menyadari

tanda-tanda gangguan kandung kemih, efek Tindakan medis (mis. operasi

saluran kemih), ketidakmampuan mengakses toilet (mis. imobilisasi),

ketidakmampuan mengkominikasikan kebutuhan eliminasi, outlet kandung

kemih tidak lengkap (anomaly saluran kemih kongenital) dibuktikan dengan

desakan berkemih (urgensi), urin menetes (dribbling), sering buang air kecil,

distensi kandung kemih, berkemih tidak tuntas (hesitancy).

c.(D0130) Hipertermi berhubungan dengan proses penyakit (mis. infeksi) ditandai

dengan suhu tubuh diatas nilai normal.

3. Perencanaan Keperawatan

Perencanaan keperawatan adalah segala sesuatu yang dikerjakan perawat

berdasarkan pengetahuan dan penilaian klinia untuk mencapai tujuan yang

diharapkan. (Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2018).


No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

. Keperawatan (SDKI) (SLKI) Keperawatan

(SIKI)

D.0077 L.08066 Manajemen


Nyeri akut berhubungan Setelah dilakukan tindakan Nyeri
dengan agen pencedera keperawatan selama 3x8 jam Observasi :
fisiologis (mis.inflamasi) maka Tingka nyeri menurun 1.identifikasi
dibuktikan dengan mengeluh dengan kriteria hasil : lokasi,
nyeri, tampak meringis, 1.Keluhan nyeri karakteristik,
bersikap protektif (mis. menurun durasi,
waspada,posisi menghindari frekuensi,
2.Meringis menurun
nyeri), gelisah, frekuensi kualitas,
nadi meningkat, sulit tidur. 3.kesulitan tidur intensitas nyeri.
menurun 2.Identifikasi
skala nyeri
4.fungsi berkemih
3.Identifikasi
membaik
respons nyeri
5.pola tidur membaik non verbal.
4.Identifikasi
factor yang
memperberat
dan
memperingan
nyeri..
Terapeutik :
5.Kontrol
lingkungan
yang
memperberat
rasa nyeri (mis.
Suhu ruangan,
pencahayaan,
kebisingan).
6.Fasilitasi
istirahat dan
tidur.
7.Pertimbangkan
jenis dan
sumber nyeri
dalam
pemilihan
strategi
meredakan
nyeri.
Edukasi :
8.Jelaskan
penyebab,
periode,
pemicu nyeri.
9.Jelaskan
strategi
meredakan
nyeri.
10.Anjurkan
menggunakan
analgetik
secara tepat.
11.Ajarkan
teknik
nonfarmakolog
i untuk
mengurangi
rasa nyeri.
Kolaborasi :
12.Kolaborasi
pemberian
analgetik jika
perlu.

I.04152
D.0040 I.04034 Manajemen
Gangguan eliminasi urine Setelah dilakukan tindakan eliminasi
berhubungan dengan keperawatan selama 3 x 8 jam urine
penurunan kapasitas maka pengosongan kandung Observasi :
kandung kemih,iritasi kemih yang lengkap membaik 1.Identifikasi
kandung kemih,penurunan dengan kriteria hasil : tanda dan
kemampuan menyadari 1. sensai berkemih meningkat gejala retensi
tanda-tanda gangguan 2. desakan berkemih menurun atau
kandung kemih,efek 3.distensi kandung kemih inkontinensia
Tindakan medis (mis. menurun urine
operasi saluran kemih) 4.disuris menurun 2.Identifikasi
ketidakmampuan mengakses faktor yang
toilet (mis. menyebabkan
imobilisasi),ketidakmampua retensi atau
n mengkomunikasikan inkontinensia
kebutuhan eliminasi urine
dibuktikan dengan desakan 3.monitor
berkemih (urgensi),urin eliminasi urine
menetes (dribbling),sering Terapeutik :
buang air kecil,distensi 4.Catat waktu-
kandung kemih,berkemih waktu haluaran
tidak tuntas (hesitancy). berkemih
5.batasi asupan
cairan,jika perlu
6.ambil sampel
urine tengah
Kolaborasi :
7.Kolaborasi
pemberian obat
suppositoria,jika
perlu

I.15506
D.0130 L.14134 Manajemen
Hipertermi berhubungan Setelah dilakukan tindakan Hipertermi
dengan proses penyakit keperawatan 3 x 8 jam Observasi :
(infeksi) ditandai dengan diharapkan suhu tubuh tetap 1.Identifikasi
suhu tubuh diatas nilai berada pada rentang normal penyebab hipertermi
normal dengan kriteria hasil : (mis dehidras)
1.Mengigil menurun 2.Monitor suhu tubuh
2.Suhu tubuh membaik 3.Monitor kadar
3.Suhu kulit membaik elektrolit
4.Monitor haluaran
urine
Terapeutik :
5.berikan cairan oral
6.longgarkan atau
lepaskan pakaian
Edukasi :
7.Anjurkan tirah
baring
Kolaborasi :
a.Kolaborasi
pemberian cairan dan
elektrolit
intravena,jika perlu

4. Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan merupakan tahap keempat dari suatu proses

keperawatan setelah selesai menyusun rencana keperawatan. Implementasi

keperawatan adalah suatu rangkaian kegiatan dalam proses keperawatan yang

dilakukan oleh seorang perawat untuk membantu klien dalam mengatasi masalah

kesehatan yang dihadapi klien, sehingga masalah tersebut dapat teratasi. Tujuan

dari dilakukannya tahapan ini adalah untuk mencapai tujuan yang berpusat pada

klien dan juga untuk mengetahui tindakan perawatan selanjutnya untuk pasien.

Implementasi yang dilakukan sesuai dengan perencanaan keperawatan yang telah

disusun (Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2018).

5. Evaluasi keperawatan

Evaluasi keperawatan merupakan langkah terakhir dalam proses keperawatan

untuk mengetahui hasil dari tindakan yang telah dilakukan, sejauh mana tujuan

sudah tercapai (Tim Pokja SLKI DPP PPNI, 2019). Adapun hasil dari evaluasi

keperawatan pada anak dengan infeksi saluran kemih yaitu:

a. (D.0077) Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis

(mis.inflamasi)

Status nyeri menurun :

1) Keluhan nyeri menurun

2) Meringis menurun

3) Kesulitan tidur menurun

4) Fungsi berkemih membaik


5) Pola tidur membaik

b. (D.0040) Gangguan eliminasi urin berhubungan dengan penurunan kapasitas

kandung kemih.

Status eliminasi urin membaik :

1) Sensai berkemih meningkat

2) Desakan berkemih menurun

3) Distensi kandung kemih menurun

4) Disuris menurun

c. (D.0130) Hipertermi berhubungan dengan proses penyakit (infeksi)

Tingkat suhu menurun:

1) Mengigil menurun

2) Suhu tubuh membaik

3) Suhu kulit membaik

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis penelitian

Jenis penelitian yang akan digunakan adalah deskrptif dengan rancangan studi

kasus, yaitu mencari fakta dengan penjelasan yang benar, bertujuan untuk

mendeskripsikan secara sistematis, actual, dan akurat mengambarkan atau melukiskan

hubungan antara fakta, ciri dan fenomena yang diteliti serta memaparkan peristiwa-

peristiwa yang terjadi pada masa kini yang kemudian dilaksanakam dalam penerapan

asuhan keperawatan.

B. Variable penelitian

Variable yang digunakan dalam penelitian ini yaitu monovariable yaitu dengan

Asuhan Keperawatan pada Anak Dengan Infeksi Saluran Kemih.

C. Definisi operasional

. Definisi operasional, merupakan variabel operasional yang dilakukan penelitian

berdasarkan karakteristik yang diamati. Definisi operasional penelitian ini meliputi,

1. Pengkajian keperawatan pada anak dapat menggunakan format pengkajian pada

anakl diawali dengan pengumpulan data primer dan sekunder sesuai dengan

format pengkajian anak selanjutnya dilakukan pengolahan dan analisa data untuk

menentukan masalah keperawatan yang dialami.

2. Diagnosis keperawatan pada anak menggunakan Standar Diagnosa

Keperawatan Indonesia (SDKI). Adapun diagnosis keperawatan pada anak

dengan infeksi saluran kemih, yaitu :


a. (D.0077) Nyeri Akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis (mis.

Inflamasi) dibuktikan dengan mengeluh nyeri, tampak meringis, bersikap

protektif (mis. waspada,posisi menghindari nyeri), gelisah, frekuensi nadi

meningkat, sulit tidur.

b. (D.0040) Gangguan eliminasi urin berhubungan dengan penuruan

kapasitas kandung kemih, iritasi kandung kemih, penurunan kemampuan

menyadari tanda-tanda gangguan kandung kemih, efek Tindakan medis (mis.

operasi saluran kemih), ketidakmampuan mengakses toilet (mis. imobilisasi),

ketidakmampuan mengkominikasikan kebutuhan eliminasi, outlet kandung

kemih tidak lengkap (anomaly saluran kemih kongenital) dibuktikan dengan

desakan berkemih (urgensi), urin menetes (dribbling), sering buang air kecil,

distensi kandung kemih, berkemih tidak tuntas (hesitancy).

c. (D0130) Hipertermi berhubungan dengan proses penyakit (mis. infeksi)

ditandai dengan suhu tubuh diatas nilai normal.

3. Perencanaan keperawatan pada anak dengan infeksi saluran kemih

menggunakan Standar Intervensi Indonesia (SIKI). Perencanaan keperawatan

adalah proses penetapan diagnosa keperawatan, tujuan dan kriteria hasil serta

tindakan yang akan dilakukan dalam mengatasi masalah keperawatan yang

dialami anak dengan infeksi saluran kemih. Rencana yang dilakukan pada

pasien atas persetujuan pasien dan keluarga pasien. Adapun perencanaan

keperawatan anak dengan infeksi saluran kemih, yaitu :


a. (D.0077) Nyeri akut

b. (D.0040) Ganguan eliminasi urin

c. (D.0130) Hipertermi

4. Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang sesuai dengan

perencanaan yang dirancang oleh perawat untuk membantu pasien dari

masalah kesehatan ke status kesehatan yang lebih baik.

5. Evaluasi keperawatan adalah proses keperawatan yang dilakukan untuk

menentukan keberhasilan dari rencana dan pelaksanaan tindakan keperawatan

dalam mengatasi masalah dari pasien.

D. Subjek Penelitian

Subjek studi kasus ini mengambil satu partisipan yaitu pasien anak yang

terdiagnosa infeksi saluran kemih. Kriteria sampel dalam penelitian ini adalah :

1. Kriteria inklusi

a. Pasien anak Infeksi Saluran Kemih di Ruangan Paviliun Ester RSU GMIM

Pancaran Kasih Manado

b. Pasien bersedia menjadi responden selama penelitian berlangsung

2. Kriteria eksklusi

a. Pasien yang tidak bisa bekerja sama selama proses penelitian

b. Pasien yang sudah ada rencana pulang saat akan melakukan penelitian
E. Teknik pengumpulan data

Studi kasus menggunakan sumber data primer dan sekunder yang termuat dalam

analisa data. Sumber data primer yang didapat langsung dari pasien dan keluarga.

Sedangkan sumber data sekunder diperoleh dari data rekam medis pasien untuk

mengetahui diagnosa dan riwayat perjalanan penyakit pasien. Metode yang

digunakan dalam studi kasus ini adalah :

1. Wawancara

Wawancara yaitu hasil anamnesa berisi tentang identitas klien, keluhan utama,

riwayat kesehatan. Sumber data yang digunakan bisa dari pasien atau keluarga

pasien. Wawancara menggunakan format format pengkajian pada anak.

2. Observasi dan pemeriksaan fisik

Pengumpulan data ini perawat mengamati dan melakukan observasi perkembangan

kondisi kesehatan pasien. Perawat juga melakukan pemeriksaan fisik untuk

menentukan status kesehatan pasien, mengidentifikasi masalah Kesehatan, dan

mengambil data dasar untuk menentukan rencana Tindakan keperawatan.

F. Pengolahan dan Analisa data

Pengolahan data yang di lakukan dalam penelitian ini yaitu dengan melihat

hasil dari pengkajian, penentuan diagnosa, penyusunaan perencanaan,

implementasi, dan evaluasi.

G. Keabsahan Data
Keabsahan data yang dilakukan peneliti dimaksud untuk membuktikan

kualitas data atau informasi yang diperoleh peneliti dengan melakukan

pengumpulan data menggunakan format asuhan keperawatan sehingga

menghasilkan sebuah data yang akurat. Keabsahan data dilakukan dengan

memperpanjang waktu pengamatan atau Tindakan minimal tiga hari, sumber

informasi tambahan menggunakan triagulas idari tiga sumber data utama yaitu

pasien, perawat, keluarga pasien yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.

H. Etika penelitian

Menurut Nursalam (2018), masalah etika pada penelitian ini yang menggunakan

subjek manusia menjadi isu sentral yang berkembang saat ini. Pada penelitian ilmu

keperawatan, karena hampir 90% subjek yang dipergunakan adalah manusia, maka

penelitian ini harus memahami prinsip-prinsip etika penelitian. Jika hal ini tidak

dilaksanakan, maka peneliti akan melanggar hak-hak (otonomi) manusia yang

kebetulan sebagai kliennya, hal ini sangat bertentangan dengan prinsip-prinsip etika

penelitian.

Secara umum prinsip etika dalam penelitian/pengumpulan data dapat dibedakan

menjadi tiga bagian, yaitu :

1. Prinsip manfaat

a. bebas dari penderitaan

Penelitian ini harus dilaksanakan tanpa melibatkan penderita kepada subjek,

khususnya jika menggunakan Tindakan khusus.


b. Bebas dari eksploitasi

Partisipan subjek dalam penelitian ini harus dihindarkan dari keadaan yang tidak

menguntungkan, subjek harus diyakinkan partisipannya dalam penelitian atau

informasi yang telah diberikan, tidak akan dipergunakan dalam hal-hal yang

dapat merugikan subjek dalam bentuk apapun.

c. Resiko (benefits rasio)

Peneliti harus hati-hati mempertimbangkan resiko dan keuntungan yang akan

berakibat kepada subjek pada setiap Tindakan.

2. Prinsip menghargai hak asasi manusia (respect to self dignity)

a. Hak untuk ikut/tidak menjadi responden (right to self determination)


Subjek harus diperlakukan secara manusiawi, subjek memiliki hak untuk memutuskan
apakah mereka bersedia menjadi subjek atau tidak, tanpa adanya sanksi apapun atau
akan berakibat terhadap kesembuhannya,
b. Hak untuk mendapat jaminan dari perlakuan yang diberikan (right to full disclosure)
Seorang peneliti harus memberikan penjelasan secara rinci serta bertanggung jawab jika
ada sesuatu yang terjadi terhadap subjek
c. Informed consent
Subjek harus mendapatkan informasi secara lengkap tentang tujuan penelitian yang akan
dilaksanakan, mempunyai hak untuk bebas berpartisipasi atau menolak menjadi
responden. Pada informed consent juga perlu dicantumkan bahwa data diperoleh hanya
akan dipergunakan untuk pengembangan ilmu.
3. Prinsip keadilan
a. Hak untuk mendapatkan pengobatan yang adil ( right in fair treatment)

Subjek harus diperlakukan secara adil baik sebelum, selama dan sesudah

keikutsertaannya dalam penelitian tanpa adanya diskriminasi apabila ternyara

mereka tidak bersedia atau dikeluarkan dari penelitian.


b. Hak dijaga kerahasiaannya (right to privacy)

Subjek mempunyai hak untuk meminta data yang akan diberikan harus

dirahasiakan, untuk itu perlu adanya tanpa nama (anonymity) dan rahasia

(confidentiality).
DAFTAR PUSTAKA

Angela A (2023) Literature review : Infeksi Saluran Kemih pada Anak.Vol 02. No.
01. April 2023.
file:///C:/Users/U%20S%20E%20R/Downloads/8-TP-
JMedScientia_2820_46-53%20(2).pdf Diakses pada tanggal 23 Agustus
2023, Jam 19.40

Amin, Hardi. (2015). Asuhan keperawatan berdasarkan diagnose medis dan NANDA
NIC-NOC. Yogyakarta : Medi action

Bernstein, D., & P. shelov, S. (2016). Ilmu Kesehatan anak untuk majhasiswa
kedokteran. Jakarta: EGC.

Cempaka, C. (2018) Asuhan Keperawatan pada An. S Dengan Infeksi Saluran Kemih
Di Ruang Rawat Inap Anak RSUD Dr. achmad mochtar Bukittingi Tahun
2018 (Doctoral dissertation, STIKes PERINTIS PADANG).

Dobit, R,. Sekarwarna, N,. Purnomo (2018). Hubungan sirkumsisi dalam pencegahan
infeksi saluran kemih pada anak. Vol. 01 No. 07 Juni 2018.
file:///C:/Users/U%20S%20E%20R/Downloads/1767-Article%20Text-3627-
1-10-20220331%20(1).pdf Diakses pada tanggal 23 Agustus 2023 jam
01.30
Hastuti, R. dan Noer,m.s. (2016) Infeksi saluran kemih. Kumpulan makalah penyakit
tropis dan infeksi di Indonesia jilid 3,3,171
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/6581/8/REFERENCES.pdf Diakses pada tanggal
18 Agustus 2023, Jam 16.00
Irpandi. (2020). Asuhan keperawatan pada Tn. A dengan diagnose medikninfeksi
saluran kemih di ruang dahlia B rumah sakit umum daerah Tarakan.
http://repository.borneo.ac.id/index.php?
p=show_detail&id=2918&keywords=
Diakses tanggal 07 September 2023, jam 21.00
Justin Tenney,. Dkk (2017). Risk factors for.borneo. aquiring multidrug resistant
organisms in urinary tract infections : A systematic Literature review. Saudi
pharmaceutical journal, 1-7.

Nursalam. (2008). Konsep dan penerapan metodologi penelitian ilmu keperawatan


(Edisi 2). Salemba medika
https://repository.unmul.ac.id/bitstream/handle/123456789/33657/Pengmas-Edukasi
Pencegahan Infeksi.pdf?sequence=1 Diakses pada tanggal 25 Agustus 2023, Jam
10.11
Oktaviani, N, R. , Danang T, Y, Made S. Asuhan Keperawatan Gangguan Eliminasi Urin pada
Ny.K dengan infeksi saluran kemih di ruang Ar-Rahman RSI Purwokerto. Journal of
nursing education & practice. Vol 02 No. 03 2023
Purnomo, B, B., 2014. Dasar-dasar Urnologi. Malang : Cv Sagung Seto

Pardede, S. O. (2018). Infeksi pada ginjal dan saluran kemih anak : Manifestasi klinis dan
tata laksana. Jurnal Sari Pediatri ,19(16), 364-374.

https://saripediatri.org/index.php/ Diakses pada tanggal 27 Agustus 2023 jam


19.20
Partini P. T, Riki A, Aryono H, Dalima A, W, A (2018). Pewarnaan gram urin untuk
Diagnosis Infeksi Saluran Kemih pada Anak Usia 2 Bulan hingga 2 Tahun.
Vol. 20, No, 4, Desember 2018.

Rizky Adliana dan Rifky saldi A wahid. (2023). Pemeriksaan urin lengkap dengan
alat Dirui Fus-2000 dilaboratorium patologi klinik RSUD Abdoel Wahab
sjharanie Samarinda, JSN : Jurnal sains natural, Vol.01, No, 03 Agustus 2023,
Hlaman 56-83
Rita pupa sari, Ruminem, Bachtiar, Mayusef sukmana, Iskandar muda, M.
aminuddin, dan Dwi Nopriyanto. Edukasi pencegahan infeksi saluran kemih
(sirkumsisi) pada orang tua dan anak usia sekolah Jamaah Masjid Darusalam
Bengkuring Kota Samarinda.
https://repository.unmul.ac.id/bitstream/handle/123456789/33657/Pengmas-Edukasi
Pencegahan Infeksi.pdf?sequence=1 Diakses pada tanggal 05 Agustus 2023 Jam
14.00

Sherly vanessa putri hadiyanto, Amirah zatil izzah dan siti nurhajjah. Hubungan factor resiko
dengan kejadian infeksi saluran kemih pada anak RSUP Dr.M .Djamil Padang. Vol 4,
No. 2 16 Juni 2023.

http://jikesi.fk.unand.ac.id/index.php/jikesi/article/view/1059 Diakses pada


tanggal 05 agustus 2023, Jam 19.00
Tim Pokja SDKI PPNI, (2017). Standar diagnose keperawatan Indonesia: definidi dan
indicator diagnostic, edisi 1. Jakarta.

Tik Pokja SLKI PPNI, (2017). Standar luaran keperawatan Indonesia : definisi dan
kriteria hasil keperawatan, edisi. 1. Jakarta
Tim Pokja SIKI DPP PPNI, (2017). Standar intervensi keperawatan Indonesia :
definisi dan Tindakan keperawatan, edisi1. jakarta

Syarofina, U. (2021). Asuhan keperawata pada a.n dengan infeksi saluran kemih
(isk) di Rumah Sakit Umum Daerah Panembahan Senopati Bantul. July, 1-23
LAMPIRAN 1

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada Yth.

Keluarga Pasien

Di Ruangan Paviliun Ester RSU GMIM Pancaran Kasih Manado

Dengan hormat,

Mahasiswi Poltekkes Kemenkes Manado, Jurusan Keperawatan tingkat 3, akan


melakukan penelitian dengan judul “ Asuhan Keperawatan pada Anak dengan Infeksi
Saluran Kemih di Ruangan Paviliun Ester RSU GMIM Pancaran Kasih Manado”.

Saya mohon kesediaan Ibu/Sdri untuk berpartisipasi menjadi responden dalam


penelitian ini. Data yang diperoleh untuk pengembangan ilmu pengetahuan
khususnya ilmu keperawatan. Apabila Ibu/Sdri bersedia menjadi responden, maka
saya mohon untuk menandatangani lembar persetujuan yang telah disediakan.

Atas bantuan dan kerjasamanya saya ucapkan terima kasih.

Manado,
Peneliti

Nadia Enjelina Aseng


NIM. 711440119020

LAMPIRAN 2
PERNYATAAN KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama ibu :

Tanggal Lahir/umur ibu :

Alamat :

No. Telp/Hp :

Memberikan persetujuan untuk menjadi responden dalam penelitian berjudul


“Asuhan Keperawatan pada Anak dengan Infeksi Saluran Kemih di Ruangan Paviliun
Ester RSU GMIM Pancara Kasih Manado”.Yang dilakukan oleh Nadia Enjelina
Aseng sebagai mahasiswi Program Studi Diploma Tiga Keperawatan Jurusan
Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Manado.

Surat persetujuan menjadi responden ini saya setujui dengan ikhlas tanpa
adanya unsur paksaan. Demikian surat persetujuan ini saya buat dengan sebenarnya
untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Peneliti Responden

Nadia Enjelina Aseng


Nim. 711440119020 (………………………………)

FORMAT PENGKAJIAN ANAK


I. Biodata

A. Identitas Klien
1. Nama/Nama panggilan :
……………………………………………………………………

2. Tempat tgl lahir/usia :


……………………………………………………………………

3. Jenis kelamin :
……………………………………………………………………

4. A g a m a :
……………………………………………………………………

5. Pendidikan :
……………………………………………………………………

6. Alamat :
……………………………………………………………………

7. Tgl masuk : ...................................... (jam ............)

8. Tgl pengkajian :
……………………………………………………………………

9. Diagnosa medik :
……………………………………………………………………

10. Rencana terapi :


……………………………………………………………………

………………………………………………………
……………

B. Identitas Orang tua


1. Ayah
a. N a m a :
……………………………………………………………………

b. U s i a :
……………………………………………………………………

c. Pendidikan :
……………………………………………………………………

d. Pekerjaan/sumber penghasilan :
……………………………………………………………

e. A g a m a :
……………………………………………………………………

f. Alamat :
……………………………………………………………………

2. Ibu

a. N a m a :
……………………………………………………………………

b. U s i a :
……………………………………………………………………

c. Pendidikan :
……………………………………………………………………

d. Pekerjaan/Sumber penghasilan:
……………………………………………………………

e. Agama :
……………………………………………………………………

f. Alamat :
……………………………………………………………………
C. Identitas Saudara Kandung

NA
No US IA HUBUNGAN STATUS KESEHATAN
MA

…….tahun Saudara Sehat/sakit


kandung/tiri/angkat sebutkan……………………….

II. Riwayat Kesehatan

A. Riwayat Kesehatan Sekarang :


Keluhan Utama :
……………………………………………………………………………..

Riwayat Keluhan Utama :

…………………………………………………………………………………………
……………

…………………………………………………………………………………………
……………

Keluhan Pada Saat Pengkajian :

…………………………………………………………………………………………
……………

…………………………………………………………………………………………
……………
B. Riwayat Kesehatan Lalu (khusus untuk anak usia 0 – 5 tahun)
1. Prenatal care

a. Ibu memeriksakan kehamilannya setiap minggu di…………………….


Keluhan selama hamil yang dirasakan oleh ibu, tapi oleh dokter dianjurkan
untuk…………………………………………………………………………
…………..

b. Riwayat terkena radiasi : ……………………………………….


c. Riwayat berat badan selama hamil : …………………………………..

e. Riwayat Imunisasi TT : ………………………………………..

f. Golongan darah ibu ………….. Golongan darah ayah …………..

2. Natal

a, Tempat melahirkan : ………………………………………….

b. Jenis persalinan : …………………………………………….

c. Penolong persalinan : …………………………………………

a. Komplikasi yang dialami oleh ibu pada saat melahirkan dan setelah
melahirkan :
............................................................................................................................
................

3. Post natal

a. Kondisi bayi : …………………………….APGAR


…………………………….

b. Anak pada saat lahir tidak mengalami :


……………………………………………….
(Untuk semua Usia)
¤ Klien pernah mengalami penyakit : ……………………….pada umur :
………………….. diberikan obat oleh :
…………………………………………..

¤ Riwayat kecelakaan :
……………………………………………………………………………

¤ Riwayat mengkonsumsi obat-obatan berbahaya tanpa anjuran dokter dan


menggunakan zat/subtansi kimia yang berbahaya :
…………………………………………………………….

¤ Perkembangan anak dibanding saudara-


saudaranya : ...................................................................

C. Riwayat Kesehatan Keluarga


¤ Genogram

Ket :

IV. Riwayat Immunisasi (imunisasi lengkap)

Reaksi setelah
NO Jenis immunisasi Waktu pemberian Frekuensi Frekuensi
pemberian

1. BCG

2. DPT (I,II,III)

3. Polio (I,II,III,IV)

4. Campak

5. Hepatitis

V. Riwayat Tumbuh Kembang

A. Pertumbuhan Fisik
1. Berat badan : ………………kg
2. Tinggi badan :……………. cm.
3. Waktu tumbuh gigi …………………. gigi tanggal ………….........
…………..… Jumlah gigi ...................... buah.
B. Perkembangan Tiap tahap
Usia anak saat

1. Berguling : …………… bulan


2. Duduk : …………… bulan
3. Merangkak : …………… bulan
4. Berdiri : …………… tahun
5. Berjalan : …………… tahun
6. Senyum kepada orang lain pertama kali : …………… tahun
7. Bicara pertama kali : …………… tahun dengan menyebutkan :
……………
8. Berpakaian tanpa bantuan : ……………
VI. Riwayat Nutrisi

A. Pemberian ASI
.........................................................................................................................................
...............

B. Pemberian susu formula


1. Alasan pemberian : ……………………………………………………………

2. Jumlah pemberian : ……………………………………………………………

3. Cara pemberian :
……………………………………………………………

Pola perubahan nutrisi tiap tahap usia sampai nutrisi saat ini
Usia Jenis Nutrisi Lama Pemberian

VII. Riwayat Psikososial

¤ Anak tinggal bersama : ................................................


di : ................................................

¤ Lingkungan berada di : ................................................

¤ Rumah dekat dengan : ................................................, tempat


bermain ................................................

kamar klien : ................................................

¤ Rumah ada tangga : ................................................

¤ Hubungan antar anggota keluarga : ................................................

¤ Pengasuh anak : ................................................

VIII. Riwayat Spiritual

¤ Kegiatan keagamaan : ................................................

IX. Reaksi Hospitalisasi

A. Pengalaman keluarga tentang sakit dan rawat inap

- Ibu membawa anaknya ke RS karena : ................................................

- Apakah dokter menceritakan tentang kondisi anak : ................................................

- Perasaan orang tua saat ini : ................................................


- Orang tua selalu berkunjung ke RS : ................................................

- Yang akan tinggal dengan anak : ................................................

B. Pemahaman anak tentang sakit dan rawat inap

...................................................................................................................................
........................
X. Aktivitas sehari-hari

A. Nutrisi
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit

1. Selera makan

………….kali/hari ………….kali/hari

B. Cairan
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit

1. Jenis minuman ASI/PASI/Air Putih/Juice.. ASI/PASI/Air Putih/Juice..


2. Frekuensi minum Lainnya…….. Lainnya……..
3. Kebutuhan cairan
………….kali/hari ………….kali/hari
4. Cara pemenuhan
....…….cc/ gelas/hari ....…….cc/ gelas/hari

C. Eliminasi (BAB&BAK)
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit

1. Tempat pembuangan BAB: ……… BAB: ………


2. Frekuensi (waktu) BAK: ………… BAK: …………
3. Konsistensi
BAB: ……… BAB: ………
4. Kesulitan
BAK: ………… BAK: …………
5. Obat pencahar BAB: ……….. BAB: ………..

BAB: ……….. BAB: ………..


BAK: …………. BAK: ………….

BAB: ………… BAB: …………

D. Istirahat tidur
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit

1. Jam tidur
- Siang
…..…..jam …..…..jam
- Malam
2. Pola tidur …….…jam …….…jam
3. Kebiasaan ………kali/hari ……kali/hari
sebelum tidur
Tidak ada/ Ada : Tidak ada/ Ada :
4. Kesulitan tidur
……………………….. ………………………..

Tidak ada/ Ada : Tidak ada/ Ada :


……………………….. ………………………..

E. Olah Raga
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit

1. Progra Ada/Tidak ada Ada/Tidak ada


m olah
…………………/…………x/ …………………/…………x/
raga
minggu minggu
2. Jenis
dan Baik/ buruk …………….. Baik/ buruk………………….
frekue
nsi
3. Kondis
i
setelah
olah
raga

F. Personal Hygiene
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit

1. Mandi
a. Cara
Berendam/guyur/ Berendam/guyur/
b. Frekuensi
lainnya…………. lainnya………….
c. Alat mandi
2. Cuci rambut ……………..kali/hari ……………..kali/hari
a. Frekuensi Sabun mandi :ya/tidak Sabun mandi :ya/tidak
3. Gunting kuku
a. Frekuensi
b. Cara …………….kali/hari …………….kali/hari
4. Gosok gigi
a. Frekuensi
b. Cara ……………. Kali/hari ……………. Kali/hari

Digunting ya/ Digunting ya/


tidak/lainnya……….. tidak/lainnya………..

……………. Kali/ hari ……………. Kali/ hari

Menyikat ya/ Menyikat ya/


tidak/lainnya…………. tidak/lainnya………….

G. Aktifitas/Mobilitas Fisik
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
1. Kegiatan Belajar/bermain/olahraga Belajar/bermain/olahraga
sehari- lainnya………. lainnya……….
hari
Ada / tidak Ada / tidak
2. Pengatura
sebutkan………………………. sebutkan……………………….
n
jadwal Tongkat/ Tongkat/
harian lainnya………………………….. lainnya…………………………..
4. Pengguna Berjalan/Berdiri/ Berjalan/Berdiri/
an alat lainnya………………….. lainnya…………………..
Bantu
aktifit
as
3. Kesulitan
perger
akan
tubuh

H. Rekreasi
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit

1. Perasaan saat Gembira/Sedih/Marah Gembira/Sedih/Marah


sekolah lainnya…………… lainnya……………
2. Waktu luang
Ada/ tidak ada Ada/ tidak ada
3. Perasaan setelah
rekreasi Gembira/Sedih/Marah Gembira/Sedih/Marah
4. Waktu senggang lainnya…………… lainnya……………
keluarga Ada/ tidak ada Ada/ tidak ada
5. Kegiatan hari
Berenang/main game Berenang/main game
libur
lainnya……………
lainnya……………

XI. Pemeriksaan Fisik

1. Keadaan umum : ............................................................................................................................


2. Kesadaran : ............................................................................................................................
3. Tanda – tanda vital :
a. Tekanan darah : ..................................... mmHg
b. Denyut nadi : ..................................... x / menit
c. Suhu : ..................................... o C
d. Pernapasan : ..................................... x/ menit
4. Berat Badan : ............................................................................................................................
5. Tinggi Badan : ............................................................................................................................
6. Kepala
Inspeksi
Keadaan rambut & Hygiene kepala : ...................................................................................
a. Warna rambut : ...................................................................................
b. Penyebaran : ...................................................................................
c. Mudah rontok : ...................................................................................
d. Kebersihan rambut : ...................................................................................
Palpasi
Benjolan : ada / tidak ada : ...................................................................................
Nyeri tekan : ada / tidak ada : ...................................................................................
Tekstur rambut : kasar/halus : ...................................................................................
7. Muka
Inspeksi
a. Simetris / tidak :
b. Bentuk wajah :
c. Gerakan abnormal :
d. Ekspresi wajah :
Palpasi
Nyeri tekan / tidak : ...............................................................................................................
Data lain : ...............................................................................................................
8. Mata
Inspeksi
a. Pelpebra : Edema / tidak
Radang / tidak
b. Sclera : Icterus / tidak
c. Conjungtiva : Radang / tidak
Anemis / tidak
d. Pupil : - Isokor / anisokor
- Myosis / midriasis
- Refleks pupil terhadap cahaya : ...........................................................
e. Posisi mata :
Simetris / tidak : .........................................................................................................
f. Gerakan bola mata : .........................................................................................................
g. Penutupan kelopak mata : .........................................................................................................
h. Keadaan bulu mata : .........................................................................................................
i. Penglihatan : - Kabur / tidak
- Diplopia / tidak
Palpasi
Tekanan bola mata : .........................................................................................................
Data lain : .........................................................................................................
9. Hidung & Sinus
Inspeksi
a. Posisi hidung :
b. Bentuk hidung :
c. Keadaan septum :
d. Secret / cairan :
Data lain : .........................................................................................................
10. Telinga
Inspeksi
a. Posisi telinga :
b. Ukuran / bentuk telinga : .........................................................................................................
c. Lubang telinga : Bersih / serumen / nanah
d. Pemakaian alat bantu : .........................................................................................................
Palpasi
Nyeri tekan / tidak
Pemeriksaan uji pendengaran
a. Rinne :
b. Weber :
c. Swabach :
Pemeriksaan vestibuler : .........................................................................................................
Data lain : .........................................................................................................

11. Mulut
Inspeksi
a. Gigi
- Keadaan gigi : .........................................................................................................
- Karang gigi / karies : .........................................................................................................
- Pemakaian gigi palsu : .........................................................................................................
b. Gusi
Merah / radang / tidak : .........................................................................................................
c. Lidah
Kotor / tidak : .........................................................................................................
d. Bibir
- Cianosis / pucat / tidak : ..................................................................................................
- Basah / kering / pecah : ..................................................................................................
- Mulut berbau / tidak : ..................................................................................................
- Kemampuan bicara : ..................................................................................................
Data lain : ..................................................................................................
12. Tenggorokan
a. Warna mukosa :
b. Nyeri tekan :
c. Nyeri menelan :
13. Leher
Inspeksi
Kelenjar thyroid : Membesar / tidak
Palpasi
a. Kelenjar thyroid : Teraba / tidak
b. Kaku kuduk / tidak :
c. Kelenjar limfe : Membesar atau tidak
Data lain : .........................................................................................................
14. Thorax dan pernapasan
a. Bentuk dada :
b. Irama pernafasan :
c. Pengembangan di waktu bernapas : .................................................................................
d. Tipe pernapasan :
Data lain : .................................................................................
Palpasi
a. Vokal fremitus :
b. Massa / nyeri :
Auskultasi
a. Suara nafas : Vesikuler / Bronchial / Bronchovesikuler
b. Suara tambahan : Ronchi / Wheezing / Rales
Perkusi
Redup / pekak / hypersonor / tympani
Data lain : .................................................................................
15. Jantung
Palpasi
Ictus cordis : .................................................................................
Perkusi
Pembesaran jantung : .................................................................................
Auskultasi
a. BJ I :
b. BJ II :
c. BJ III :
d. Bunyi jantung tambahan : .................................................................................
Data lain : .................................................................................
16. Abdomen
Inspeksi
a. Membuncit :
b. Ada luka / tidak :
Palpasi
a. Hepar :
b. Lien :
c. Nyeri tekan :
Auskultasi
Peristaltik : .................................................................................
Perkusi
a. Tympani :
b. Redup :
Data lain : .................................................................................
17. Genitalia dan Anus : .................................................................................
18. Ekstremitas
Ekstremitas atas
a. Motorik
- Pergerakan kanan / kiri : .................................................................................
- Pergerakan abnormal : .................................................................................
- Kekuatan otot kanan / kiri : .................................................................................
- Tonus otot kanan / kiri : .................................................................................
- Koordinasi gerak : .................................................................................
b. Refleks
- Biceps kanan / kiri : .................................................................................
- Triceps kanan / kiri : .................................................................................
c. Sensori
- Nyeri : .................................................................................
- Rangsang suhu : .................................................................................
- Rasa raba : .................................................................................
Ekstremitas bawah
a. Motorik
- Gaya berjalan :
- Kekuatan kanan / kiri : .................................................................................
- Tonus otot kanan / kiri : .................................................................................
b. Refleks
- KPR kanan / kiri : .................................................................................
- APR kanan / kiri : .................................................................................
- Babinsky kanan / kiri : .................................................................................
c. Sensori
- Nyeri : .................................................................................
- Rangsang suhu : .................................................................................
- Rasa raba : .................................................................................
Data lain : .................................................................................
19. Status Neurologi.
Saraf – saraf cranial
a. Nervus I (Olfactorius) : penghidu : .................................................................................
b. Nervus II (Opticus) : Penglihatan : .................................................................................
c. Nervus III, IV, VI (Oculomotorius, Trochlearis, Abducens)
- Konstriksi pupil : .................................................................................
- Gerakan kelopak mata : .................................................................................
- Pergerakan bola mata : .................................................................................
- Pergerakan mata ke bawah & dalam : .................................................................................

d. Nervus V (Trigeminus)
- Sensibilitas / sensori : .................................................................................
- Refleks dagu : .................................................................................
- Refleks cornea : .................................................................................
e. Nervus VII (Facialis)
- Gerakan mimik : .................................................................................
- Pengecapan 2 / 3 lidah bagian depan : .................................................................................
f. Nervus VIII (Acusticus)
Fungsi pendengaran : .................................................................................
g. Nervus IX dan X (Glosopharingeus dan Vagus)
- Refleks menelan : .................................................................................
- Refleks muntah : .................................................................................
- Pengecapan 1/3 lidah bagian belakang :
- Suara : .................................................................................
h. Nervus XI (Assesorius)
- Memalingkan kepala ke kiri dan ke kanan : .................................................................................
- Mengangkat bahu : .................................................................................
i. Nervus XII (Hypoglossus)
- Deviasi lidah : .................................................................................
Tanda – tanda perangsangan selaput otak
a. Kaku kuduk :
b. Kernig Sign :
c. Refleks Brudzinski : .................................................................................
d. Refleks Lasegu :
Data lain : .................................................................................
XI. Pemeriksaan Tingkat Perkembangan (0 – 6 Tahun )

Dengan menggunakan DDST

1. Motorik kasar
2. Motorik halus
3. Bahasa
4. Personal social
XII. Test Diagnostik

= Laboratorium

…………………………………………………………………………………………………
……………..

…………………………………………………………………………………………………
……………..
…………………………………………………………………………………………………
……………..

= Foto Rotgen, CT Scan, MRI, USG, EEG, ECG

XIII. Terapi saat ini (ditulis dengan rinci)

Manado,

Perawat,

(……………………
…………..)

Anda mungkin juga menyukai