Anda di halaman 1dari 18

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN TN.

E DENGAN
GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN DEMAM TYPHOID DI
RUANG AR-RASYID RSUD CILILIN KAB. BANDUNG
BARAT

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Komprehensif Stase Keperawatan Maternitas


Dosen :

Oleh :
Prita Nurmaulina
4121042

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
INSTITUT KESEHATAN RAJAWALI
BANDUNG
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa atas
kasih dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyesuaikan studi kasus dengan
judul asuhan keperawatan pada Tn. E dengan gangguan sistem pencernaan demam
typhoid di ruang Ar-Rasyid RSUD Cililin KAB. Bandung Barat

Penulis menyadari dalam menyelesaikan studi kasus ini penulis banyak


mengalami hambatan. Melalui ksempatan ini penulis dengan tulus hati
menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya

Bandung, Januari 2021

Penulis
BABI
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Typhoid merupakan penyakit infeksi akut usus halus yang
disebabkan oleh salmonella typhi, salmonella paratyphi A, salmonella
paratyphi B, salmonella typhi C. Penyakit ini mempunyai tanda - tanda
khas berupa perjalanan yang cepat yang berlangsung kurang lebih 3
minggu disertai gejala demam, nyeri perut, dan erupsi kulit. Penyakit ini
termasuk dalam penyakit daerah tropis dan penyakit ini sangat sering di
jumpai di Asia termasuk di Indonesia (Widodo Djoko, 2009). Dewasa
ini, perkembangan ilmu dan teknologi kedokteran telah banyak
menyelamatkan nyawa manusia. Penyakit - penyakit yang selama ini
tidak terdiagnosis dan terobati, sekarang sudah banyak teratasi. Tetapi
untuk memperbaiki taraf kesehatan secara global tidak dapat
mengendalkan hanya pada tindakan kuratif, karena penyakit yang
memerlukan biaya mahal itu sebagian besar dapat dicegah dengan pola
hidup sehat dan menjauhi pola hidup beresiko. Artinya para pengambil
kebijakan harus mempertimbangkan untuk mengalokasi dana kesehatan
yang lebih menekankan pada segi preventif dari pada kuratif (Muttaqin
Arif, 2011).
Di dunia pada tanggal 27 September 2011 sampai dengan 11
Januari 2012 WHO mencatat sekitar 42.564 orang menderita Typhoid
dan 214 orang meninggal. Penyakit ini biasanya menyerang anak-anak
usia pra sekolah maupun sekolah akan tetapi tidak menutup kemugkinan
juga menyerang orang dewasa. Demam Typhoid atau tifus abdominalis
banyak ditemukan dalam kehidupan masyarakat kita, baik di perkotaan
maupun di pedesaan. Penyakit ini sangat erat kaitannya dengan kualitas
kebersihan pribadi dan sanitasi lingkungan seperti lingkungan kumuh,
kebersihan tempat-tempat umun yang kurang serta perilaku masyarakat
yang tidak mendukung untuk hidup sehat. Di Indonesia penyakit ini
bersifat endemik. Telaah kasus di rumah sakit besar di Indonesia kasus
Demam Typhoid menunjukan kecenderungan meningkat dari tahun ke
tahun (Sudoyo, 2006).
Masalah yang timbul pada pasien demam typhoid yaitu
kemungkinan pada usus halus anatara lain, perdarahan usus, perforasi
usus. Prioritas pada luar usus antara lain, bronkopnemonia, typhoid
ensefalopati, miningitis. Komplikasi yang berat dapat menyebabkan
kematian pada penderita demam typhoid.

1.2 Identifikasi Masalah


Melihat banyaknya penduduk di Indonesia yang menderita penyakit
demam typhoid, banyak angka kematian di Indonesia akibat demam
typhoid maka penulis tertarik untuk melakukan asuhan keperawatan
dengan judul. “Asuhan Keperawatan pada Pasien Tn. E dengan
Gangguan Sistem Pencernaan Demam Typhoid di Ruang Ar-Rasyhid
RSUD Cililin KAB. Bandung Barat”.

1.3 Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengaplikasikan asuhan keperawatan komprehensif pada Tn. E
dengan Gangguan Sistem Pencernaan Demam Typhoid di Ruang Ar-
Rasyhid RSUD Cililin KAB. Bandung Barat.
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengkajian pada Tn. E dengan Gangguan Sistem
Pencernaan Demam Typhoid di Ruang Ar-Rasyhid RSUD Cililin
KAB. Bandung Barat.
b. Menegakan diagnosa keperawatan pada Tn. E dengan Gangguan
Sistem Pencernaan Demam Typhoid di Ruang Ar-Rasyhid RSUD
Cililin KAB. Bandung Barat.
c. Menyusun intervensi keperawatan pada Tn. E dengan Gangguan
Sistem Pencernaan Demam Typhoid di Ruang Ar-Rasyhid RSUD
Cililin KAB. Bandung Barat.
d. Melakukan implementasi keperawata pada Tn. E dengan
Gangguan Sistem Pencernaan Demam Typhoid di Ruang Ar-
Rasyhid RSUD Cililin KAB. Bandung Barat.
e. Melakukan evaluasi keperawatan pada Tn. E dengan Gangguan
Sistem Pencernaan Demam Typhoid di Ruang Ar-Rasyhid RSUD
Cililin KAB. Bandung Barat.

1.4 Manfaat Penulisan


a. Bagi Rumah Sakit
Dapat digunakan sebagai acuan dalam melakukan asuhan
keperawatan khususnya bagi pasien dengan demam typhoid.
b. Bagi Perawat
Agar mampu memberikan asuhan keperawatan pada klien penderita
demam typhoid dengan baik.
c. Bagi Pasien dan Keluarga
Agar pasien dan keluarga mendapatkan gambaran tentang penyakit
demam typhoid dan cara perawatan demam typhoid dengan benar
d. Bagi Pembaca
Sebagai sumber informasi bagi pembaca tentang penyakit demam
typhoid dan cara perawatan pasien dengan demam typhoid.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian
Demam Typhoid adalah penyakit infeksi akut usus halus, yang
disebabkan oleh salmonella typhi, salmonella paratyphi A, salmonella
paratyphi B, salmonella paratyphi C, paratifoid biasanya lebih ringan,
dengan gambaran klinis sama (Widodo Djoko, 2009).

2.2 Etiologi
Demam Typhoid merupakan penyakit yang ditularkan melalui makanan
dan minuman yang tercemar oleh bakteri Salmonella typhosa. Seseorang
yang sering menderita penyakit demam typhoid menandakan bahwa ia
mengonsumsi makanan dan minuman yang terkontaminasi bakteri ini.

2.3 Manifestasi Klinis


Pada minggu pertama gejala klinis penyakit ini ditemukan keluhan dan
gejala serupa dengan penyakit infeksi akut pada umumnya yaitu :
demam, nyeri kepala, pusing, nyeri otot, anoreksia, mual, muntah,
obstipasi atau diare, perasaan tidak enak diperut, batuk dan epistaksis.
Pada pemeriksaan fisik hanya didapatkan suhu tubuh meningkat. Sifat
demam adalah meningkat perlahan-lahan dan terutama pada sore hingga
malam hari (Widodo Djoko, 2009).

2.4 Patofisiologis
Penularan bakteri salmonella typhi dan salmonella paratyphi terjadi
melalui makanan dan minuman yang tercemar serta tertelan melalui
mulut. Sebagian bakteri dimusnahkan oleh asam lambung. Bakteri yang
dapat melewati lambung akan masuk ke dalam usus, kemudian
berkembang. Apabila respon imunitas humoral mukosa (immunoglobulin
A) usus kurang baik maka bakteri akan menembus sel-sel epitel
(terutama sel M) dan selanjutnya ke lamina propia. Didalam lamina
propia bakteri berkembang biak dan ditelan oleh sel-sel makrofag
kemudian dibawa ke plaques payeri di ilium distal. Selanjutnya Kelenjar
getah bening mesenterika melalui duktus torsikus, bakteri yang terdapat
di dalam makrofag ini masuk kedalam sirkulasi darah mengakibatkan
bakteremia pertama yang asimtomatik atau tidak menimbulkan gejala.
Selanjutnya menyebar keseluruh organ retikuloendotelial tubuh terutama
hati dan limpa diorgan-organ ini bakteri meninggalkan sel-sel fagosit dan
berkembang biak di luar sel atau ruang sinusoid, kemudian masuk lagi
kedalam sirkulasi darah dan menyebabkan bakteremia kedua yang
simtomatik, menimbulkan gejala dan tanda penyakit infeksi sistemik.

2.5 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan


A. Pengkajian
Pengkajian menurut (Carpenito, 2007), yaitu tahap pertama proses
keperawatan yang meliputi pengumpulan data secara sistematis dan
cermat untuk menentukan status kesehatan klien saat ini dan riwayat
kesehatan masa lalu, serta menentukan status fungsional serta
mengevaluasi pola koping klien saat ini dan masa lalu. Pengumpulan
data diperoleh dengan cara wawancara, pemeriksaan fisik, observasi,
peninjauan catatan dan laporan diagnostik, kolaborasi dengan rekan
sejawat.
B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinis tentang respon
individu, keluarga atau masyarakat terhadap masalah kesehatan atau
proses kehidupan yang aktual atau potensial. Diagnosa keperawatan
menjadi dasar pemilihan intervensi keperawatan untuk mencapai
tujuan yang merupakan tanggung jawab perawat (Carpenito, 2007).
C. Intervensi Keperawatan
Perencanaan ini merupakan langkah ketiga dalam membuat suatu
proses keperawatan. Intervensi keperawatan adalah suatu proses
penyusunan berbagai rencana tindakan keperawatan yang dibutuhkan
untuk mencegah, menurunkan atau mengurangi masalah – masalah
pasien (Carpenito, 2007).
D. Implementasi Keperawatan
Implementasi merupakan realita dari rencana tindakan keperawatan
yang telah penulis susun. Pembahasan pada tahap ini meliputi
pelaksanaan rencana tindakan perawatan yang dapat dilakukan dan
yang tidak dapat dilakukan sesuai dengan intervensi pada masing -
masing diagnosa.
E. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan yang telah
digunakan untuk menentukan seberapa baik rencana keperawatan
yang telah penulis susun, apakah tujuan dapat tercapai, tercapai
sebagian, atau belum tercapai dengan meninjau respon pasien dan
kriteria hasil yang telah ditetapkan.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 PENGUMPULAN DATA


A. Identitas Klien
1. Nama : Tn. E
2. Umur : 52 tahun
3. Pendidikan : SMP
4. Pekerjaan : Buruh
5. Agama : Islam
6. Alamat : Kp. Bojong
7. Suku/bangsa : Sunda/Indonesia
8. Tanggal pengkajian : 09/10/2021
9. Diagnosa Medik : Demam Typhoid

B. Identitas penanggung jawab


1. Nama : Ny. L
2. Alamat : Kp. Bojong
3. Umur : 49 tahun
4. Hubungan dgn keluarga : Istri

C. Keluhan Utama
Pasien mengatakan badannya panas

D. Riwayat Kesehatan Sekarang


Pasien datang dengan keluhan badannya demam, tidak enak badan, lesu,
nyeri kapala, pusing dan nafsu makan kurang. Demam dirasakan sudah 4 hari
yang lalu. Demam meningkat pada sore dan malam hari dan menurun pada pagi
dan siang hari. kesadaran pasien menurun, ditemukan pula bradikardia dan
epitaksis
E. Riwayat Kesehatan yang lalu
Pasien mengatakan mempunyai Riwayat penyakit seperti hipertensi.

F. Riwayat Kesehatan Keluarga


Pasien mengatakan tidak ada Riwayat kesehatan keluarga seperti hipertensi,
DM, Asma, Jantung, dsb.

G. Pola Aktifitas Sehari-hari

Jenis Aktifitas Dirumah Dirumah Sakit


1. Nutrisi Makan Makan
Frekuensi : 2x/sehari
Frekuensi : 3x/sehari
Jumlah : piring kecil ±
Jumlah : ± habis 2
2 sendok sendok
Jenis makanan : bubur
Jenis makanan : bubur
lauk pauk lauk pauk
Minum Minum
Frekuensi : 2x/hari Frekuensi : 3x/hari
Jumlah : ± 800 ml Jumlah : ± 500 ml
Jenis minuman : Susu,
Jenis minuman : Susu,
air putih air putih
2. Eliminasi Buang air besar Buang air besar
a. BAB Frekuensi : 1 x/hariFrekuensi : 1 x/hari
b. BAK Konsistensi : padat Konsistensi : agak
Warna : kuning lembek
Buang air kecil Warna : kuning
Warna : kuning Buang air kecil
Warna : kuning
3. Istirahat tidur Pola Tidur : 8 jam Pola Tidur : 6 jam
sehari sehari
4. Personal Hygiene Mandi 1x /hari Mandi 1x /hari (seka)
Gosok gigi 2x/hari Ganti baju 1x/hari
Keramas 1x/seminggu
Ganti baju 2x/hari

H. Status Psikososial, Spiritual dan Kultural


a. Status psikologis : Pasien tampak gelisah
b. Status mental : Pasien sadar dan orientasi baik
c. Status sosial : Tinggal Bersama orang tua dan suami
d. Status spiritual : selalu melakukan ibadah dengan sholat 5 waktu, dan
mampu beribadah selama sakit

I. Pemeriksaan Fisik

1. Kesadaran Compos Mentis (GCS: E4 M6 V4)


Keadaan umum Sedang
2. Tanda-tanda vital TD:150/90 N: 101 R: 24 S: 37,9 ̊c
3. Resiko jatuh Ringan
4. Skala nyeri Ringan dengan nilai (5-10)
5. Status fungsional Aktifitas dan mobilisasi sedikit dibantu
6. Kepala Normochepal
Mata : konjungtiva tidak anemis warna
merah muda, tidak ikterik
Telinga : pendengaran jelas
Hidung : tidka ada pembengkakan
Mulut : bibir pucat, dan lembab
Gigi : lengkap
Lidah : bersih
Reflek menelan : dapat
Reflek mengunyah : dapat
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar
tiroid
7. Dada Simetris
Paru Vesikuler
Jantung Bunyi teratur
Ketiak Tidak ada pembesaran kelenjar getah
bening
8. Integument Turgor < 2 detik
Lembab
9. Ekstremitas atas Simetris kekuatan otot 4
10. Ekstremitas bawah Simetris kekuatan otot 4

J. Terapi
Ceftriaxone : 2x1
Paracetamol : 3x500 mg
Esome : 1x40
Amlodipin : 1x10 mg
Ambroxol : 3x1
3.2 Analisa Data

No Hari/tgl Data Etiologi Problem


1 09/10/202 DS : Bakteri masuk Nyeri Akut
1 - Pasien mengatakan kedalam usus
nyeri dibagian halus
abdomen
- Pasien mengatakan Masuk ke hati dan
nafsu makan limfa
menurun
Imflamasi pada
DO : hati dan limfa
- Pasien tampak
meringis kesakitan Hematomegali
dan gelisah
- Adanya nyeri tekan Nyeri tekan
saat dilakukan
palpasi di kuadran Nyeri
dua sebelah kanan
- KU : Sedang
- Kesadaran
Composmentis
- Skala nyeri 5 dari
10
2 09/10/202 DS : Inflamasi pada Resiko
1 - Pasien mengatakan limfa kekurangan
sering mual dan volume cairan
muntah Penurunan
- Pasien mengatakan mobilisasi usus
nafsu makan
menurun Penurunan
peristaltik usus
DO :
Peningkatan
- Pasien hanya
asam lambung
menghabiskan 2
sendok setiap
Iritasi asam pada
makan
selaput lendir
- Makan tidak habis esofagus
- Pasien tampak
lemah Anoreksia mual
- Pasien tampak pucat dan muntah

3 Rabu, DS : Bakteri masuk Hipertermi


01/12/202 - Pasien kedalam tubuh
1 mengatakan
badannya panas Masuk ke aliran
dan demam darah
- Kepalanya
pusing Endotoksi
DO :
- Pasien tampak Mengakibatkan
gelisah komplikasi pada
- Suhu tubuh kardiovaskular
37,8ºC
- Kulit kemerahan Merangsang
- Kulit terasa melepas sel
hangat. perogen
- Takikardi
Mempengaruhi
pusat
thermoregulerator
di hipotalamus

Peningkatan suhu
tubuh

3.3 DIAGNOSA KEPERAWATAN

No. Dx Diagnosa Keperawatan


1 Hipertermi berhubungan dengan proses penyakit
2 Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis
3 Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan intake yang
tidak adekuat dan penigkatan suhu tubuh
3.4 INTERVENSI KEPERAWATAN

Tanggal/ No. Tujuan dan Intervensi


waktu Dx kriteria hasil Keperawatan
09/10/2021 1 Demam berkurang 1. Kaji warna kulit
setelah dilakukan 2. Monitor suhu tubuh
Tindakan keperawatan minimal tiap 2 jam.
selama 2x24 jam. 3. Monitor TD, N dan RR.
Dengan kriteria hasil : 4. Identifikasi adanya
- Suhu tubuh dalam penurunan tingkat
rentang normal, kesadaran.
antara 36,5 - 37,5 5. Tingkatkan intake cairan
derajat celsius. dan nutrisi
- Nadi dan pernafasan 6. Beri kompres hangat
dalam rentang pada sekitar axilla dan
normal. lipatan paha
- Tidak ada perubahan 7. Beri pakaian yang tipis
warna kulit dan tidak dan menyerap keringat.
ada pusing. 8. Kolaborasi pemberian
obat antiperetik.
09/10/2021 2 Nyeri hilang setelah 1. Lakukakan pengkajian
dilakukan Tindakan nyeri secara
keperawatan selama 2x24 komprehensif termasuk
jam. Dengan kriteria lokasi, karakteristik,
hasil : durasi, frekuensi,
- Mampu mengontrol kualitas dan faktor
nyeri presipitasi
- Menyatakan rasa 2. Observasi reaksi non
nyaman setelah nyeri verbal dari
berkurang. ketidaknyamanan.
3. Gunakan komunikasi
terapeutik untuk
mengetahui pengalaman
nyeri pasien
4. Kontrol lingkungan yang
dapat mempengaruhi
nyeri seperti suhu
ruangan, pencahayaan
dan kebisingan
5. Ajarkan tehnik non
farmakologi
6. Kolaborasi pemberin
obat analgetik.

09/10/2021 3 Volume cairan terpenuhi 1. Kaji status cairan


setelah dilakukan termasuk intake danoutput
Tindakan keperawatan 2. Monitor vital sign.
selama 2x24 jam. 3. Monitor status dehidrasi
Dengan kriteria hasil : (kelembaban membran
- Tekanan darah, nadi, mukosa).
suhu tubuh dalam 4. Dorong keluarga untuk
batas normal membantu pasien makan
- Tidak ada tandatanda 5. Kolaborasi pemberian
dehidrasi, elastisitas berikan cairan IV
turgor kulit baik,
membram mukosa
lembab, tidak ada rasa
haus yang berlebihan.

3.5 IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Tanggal/ No.
Implementasi Keperawatan TTD
waktu dx
09/10/2021 1 1. Mengkaji warna kulit
2. Memonitor suhu tubuh minimal tiap 2 jam.
3. Memonitor TD, N dan RR.
4. Mengidentifikasi adanya penurunan tingkat
kesadaran.
5. Meningkatkan intake cairan dan nutrisi
6. Memberikan kompres hangat pada sekitar
axilla dan lipatan paha
7. Menganjurkan pasien menggunakan pakaian
yang tipis dan menyerap keringat.
8. Melakukan kolaborasi pemberian obat
antiperetik.
09/10/2021 2 1. Melakukakan pengkajian nyeri secara
komprehensif termasuk lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan
faktor presipitasi
2. Melakukan observasi reaksi non verbal dari
ketidaknyamanan.
3. Mengunakan komunikasi terapeutik untuk
mengetahui pengalaman nyeri pasien
4. Mengontrol lingkungan yang dapat
mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan,
pencahayaan dan kebisingan
5. Mengajarkan tehnik relaksasi
6. Kolaborasi pemberin obat analgetik.
09/10/2021 3 1. Mengkaji status cairan termasuk intake
danoutput
2. Memonitor vital sign.
3. Memonitor status dehidrasi (kelembaban
membran mukosa).
4. Mendorong keluarga untuk membantu pasien
makan
5. Melakukan kolaborasi pemberian berikan
cairan IV
10/10/2021 1 1. Memonitor suhu tubuh minimal tiap 2 jam.
2. Memonitor TD, N dan RR.
3. Meningkatkan intake cairan dan nutrisi
4. Memberikan kompres hangat pada sekitar
axilla dan lipatan paha
5. Menganjurkan pasien menggunakan pakaian
yang tipis dan menyerap keringat.
6. Melakukan kolaborasi pemberian obat
antiperetik.
10/10/2021 2 1. Mengajarkan tehnik relaksasi
2. Kolaborasi pemberin obat analgetik.
10/10/2021 3 1. Memonitor status dehidrasi (kelembaban
membran mukosa).
2. Mendorong keluarga untuk membantu pasien
makan
3. Melakukan kolaborasi pemberian berikan
cairan IV

3.6 EVALUASI KEPERAWATAN

No.
Tanggal/waktu Evaluasi Keperawatan TTD
Dx
09/10/2021 1 S : Pasien mengatakan badan nya masih panas
O:
- Pasien masih demam
- Hasil TTV :
TD : 150/90 mmHg
N : 100 x/menit
R : 24 x/menit
S : 37,8 ̊c
A : Masalah teratasi Sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
09/10/2021 2 S : pasien mengatakan masih ada nyeri
O:
- KU : Baik
- Kesadaran : Composmentis
-Skala nyeri 5 dari 10
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan

09/10/2021 3 S : Pasien mengatakan masih lemas dan mual


makan tidak masuk hanya makan 2-4 sendok
O:
- Pasien tampak gelisah
- Makan tidak habis setengan porsi
A : Masalah teratasi Sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
10/10/2021 1 S : Pasien mengatakan demam berkurang
O:
KU = Baik
Hasil ttv
TD :130/90 mmHg
N : 90 x/menit
R : 20 x/menit
S : 37,3 ̊c
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan

10/10/2021 2 S : Pasien mengatakan sudah tidak ada nyeri


O:
- Kesadaran Komposmentis
- Pasien sudah bisa diajak komunikasi
dengan baik
- Skala nyei 3 dari 10
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan

10/10/2021 3 S : pasien mengatakan sudah enak makan dan


banyak minum
O:
- Pasien terlihat lebih tenang dan nyaman
- Porsi makan habis
- Minum 2-3 botol sehari 600 ml
A : Masalah teratasi
P : Intervensi di hentikan
DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, 2007. Diagnosa Keperawatan. Aplikasi Pada Praktek Klinis. Edisi Ix.
Alih Bahasa: Kusrini Semarwati Kadar. Editor: Eka Anisa Mardella,
Meining Issuryanti. Jakarta: EGC.
Doenges, Maryllin. 2003. Rencana asuhan keperawatan. Edisi 3. Alih Bahasa:
Yasmin Asih. Jakarta: EGC.
Safii Li. 2012. Asuhan Keperawatan Pada Tn. E Dengan Demam Typhoid Di
Bangsal Sofa Rs Pku Muhammadiyah Surakarta. Surakarta.
Handu K. 2018. Asuhan keperawatan pada pasien anak dengan demam typhoid di
rumah sakit Samarinda Medika Citra. Samarinda.

Anda mungkin juga menyukai