Anda di halaman 1dari 18

KERANGKA ACUAN KEGIATAN

RANSEL TBC
Gerakan Bersama Menuju Eliminasi
Tuberkulosis

TAHUN 2022
LATAR BELAKANG

Tuberkulosis (TBC) saat ini masih merupakan masalah kesehatan


dunia termasuk Indonesia dengan jumlah kasus dan kematian
yang tinggi. Indonesia termasuk delapan negara yang
menyumbang 2/3 kasus TBC di seluruh dunia dan berdasarkan
Global TB Report WHO 2020, Indonesia menempati posisi kedua
setelah India dengan kasus sebanyak 845.000 dengan kematian
sebanyak 98.000 atau setara dengan 11 kematian/jam. Estimasi
jumlah kasus TBC anak pada tahun 2019 sebesar 142.000, dengan
demikian kasus TBC anak memiliki persentase 17% di antara jumlah
kasus TBC seluruhnya di Indonesia.

TBC merupakan penyakit yang sangat kompleks karena tidakhanya


berdampak pada segi kesehatan saja tetapi juga berdampak pada
aspek sosial, ekonomi dan budaya. Dampak kerugian ekonomi
yang ditimbulkan oleh TBC adalah sekitar 136,7milyar per tahun.
Mengatasi TBC dengan maksimal dapat meningkatkan kualitas dan
produktivitas sumber daya manusia.
Di Kota Tangerang, hingga
triwulan kedua Tahun 2022
terdapat 2.568 kasus TBCyang
ditemukan dan diobati.
Incidence Rate TBC saat ini 138
kasus per 100.000 penduduk
dengan jumlah penduduk saat
ini 1.864.220 juta jiwa atau
dengan kata lain setiap 1.000
orang warga Kota Tangerang
maka 1 orangnya merupakan
pasien TBC.
LATAR BELAKANG
Terdapat 66 kasus kematian selama pengobatan TBC atau sebesar
2,6%. Sedangkan kasus TBC anak sebanyak 420 kasus, (16%)
hampir sama dengan persentase TBc anak nasional sebesar 17%.

Kota Tangerang dalam penanggulangan TBC mengacu kepada


Strategi Nasional Penanggulangan TBC di Indonesia tahun 2020-
2024 dengan enam strategi untuk mencapai eliminasi TBC, yaitu:
Penguatan komitmen dan kepemimpinan pemerintah
Peningkatan akses layanan TBC bermutu dan berpihak pada
pasien
Intensifikasi upaya kesehatan
Pemanfaatan hasil riset dan teknologi skrining, diagnosis, dan
tatalaksana TBC
Peningkatan peran serta komunitas, mitra dan multisektor
lainnya
Penguatan manajemen program melalui penguatan sistem
kesehatan
Secara khusus keterlibatan
komunitas, mitra dan multi
sektor menjadi strategi penting.
Hal ini karena pencegahan dan
penanggulangan TBC bukan
hanya menjadi tanggung
jawab sektor kesehatan, tetapi
merupakan tanggung jawab
bersama (multisektor) dengan
mengoptimalkan peran swasta.
LATAR BELAKANG

upaya untuk meningkatkan pemberdayaan masyarakat melalui


intensifikasi Komunikasi, Informas dan Edukasi (KIE) kepada
masyarakat terutama dalam pencegahan dan penanggulangan TBC
dilakukan di Satuan Pendidikan dan diwujudkan Sekolah PeduliTBC.
Gerakan ini menjadi penting karena TBC bisa menyerang semua
kelompok umur, termasuk anak-anak. Bahkan anak usia sekolah
merupakan salah satu populasi yang mempunyai risiko tinggi
terjadinya penularan TBC.

Usia sekolah merupakan usia di mana anak menempuh


pendidikan di satuan pendidikan, dan sedang aktif
memaksimalkan bakat potensi dirinya, serta mengenal lingkungan
sekelilingnya. Hal ini mengakibatkan banyaknya interaksi yang
dilakukan dengan orang lain di lingkungan sekitarnya, bahkan
dengan orang dewasa
sekali pun.

berdasarkan hal diatas, Pemerintah Kota Tangerang menyusun


suatu konsep penanggulangan TBC tematik sekolah yang diberi
nama "Gerakan Bersama Menuju Eliminasi TBC"atau yang disingkat
dengan RANSEL TBC.

Gerakan ini meliputi upaya


promotif dan preventif TBC di
sekolah berupa edukasi/
sosialisasi masif mengenai TBC,
penyediaan sarana prasarana
untuk pencegahan, deteksi dini
TBC berkala menggunakan
aplikasi, mendukung pengobat-
an dan investigasi kontak
berbasis sekolah yang dalam
pelaksanaannya bebas stigma
dan diskriminasi.
DASAR HUKUM

Undang-Undang Nomer 36 tahun 2009 tentang Kesehatan


Peraturan Bersama (PB) 4 Kementerian, yaitu Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Kesehatan,
Kementerian Agama dan Kementerian Dalam Negeri Nomor
6/X/PB/2014; Nomor 73 Tahun 2014; Nomor 41 Tahun 2014
dan Nomor 81 Tahun 2014 tentang Pembinaan dan
Pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah/Madrasah (UKS/M)
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 74 Tahun 2015 tentang
Upaya Peningkatan Kesehatan dan Pencegahan Penyakit
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 67 Tahun 2016 tentang
Penanggulangan Tuberkulosis
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 8 Tahun 2019 tentang
Pemberdayaan Masyarakat Bidang Kesehatan
Peraturan Presiden Republik Indonesoa nomor 67 Tahun 2021
tentang Penanggulangan Tuberkulosis
Peraturan Daerah Kota Tangerang Nomor 4 Tahun 2019 tentang
Sistem KesehatanDaerah
 Peraturan Wali Kota Tangerang Nomor 77 Tahun 2022 tentang
Penanggulangan Tuberkulosis
MAKSUD, TUJUAN, SASARAN, KELUARAN

MAKSUD:
Sebagai standar bagi sekolah di Kota Tangerang dalam
mewujudkan serta mengembangkan Program RANSEL TBC

TUJUAN:
1. Meningkatkan peran sekolah
dalam pencegahan dan penanggulangan TBC
2. Meningkatkan angka penemuan kasus dan angka
memulai pengobatan di sekolah, terutama pada peserta
didik
3. Memperkuat peran Usaha Kesehatan Sekolah dalam
upaya penanggulangan TBC di sekolah
4.Meningkatkan upaya promosi kesehatan di sekolah
5. Meningkatkan upaya pengendalian faktor risiko
penularan TBC di sekolah
6. Meningkatkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di sekolah
dalam pencegahan TBC dan peningkatan kesehatan
MAKSUD, TUJUAN, SASARAN, KELUARAN

SASARAN:
Ekosistem Satuan Pendidikan khususnya yang berada di dalam
sekolah, seperti Peserta Didik, Guru, Tenaga Kependidikan dan orang
Tua/Wali Peserta Didik. Adapun satuan pendidikan yang menjadi
sasaran adalah:
1. TK/RA atau bentuk lain yang sederajat
2. SD/MI atau bentuk lain yang sederajat
3. SMP/MTs atau bentuk lain yang sederajat

KELUARAN:
Terbentuknya satuan tugas (satgas) penanggulangan TBC
sekolah
Adanya upaya promosi kesehatan melalui media sosial dan
pendidikan muatan lokal sekolah
Adanya upaya pengendalian faktor risiko penularan TBC di
sekolah
Adanya kegiatan Penanggulangan TBC (skrining, rujukan ke
faskes, investigasi kontak dan pemantauan pengobatan)
KONSEP DAN KOMPONEN RANSEL TBC

Penerapan upaya penanggulangan TBC sekolah melalui empat


komponen pelaksanaan Sekolah RANSEL TBC:

1. Komponen Kebijakan, adalah tersedianya peraturan di satuan


Pendidikan untuk mewujudkan Sekolah RANSEL TBC. Indikator dalam
komponen ini meliputi:
Adanya komitmen tertulis di sekolah untuk pelaksanaan Sekolah
RANSEL TBC
Terbentuknya tim pelaksana internal di sekolah dengan SK
Satgas Penanggulangan TBC Sekolah yang terdiri dari peserta
didik, pendidik, dan tenaga kependidikan.
Melakukan berbagai upaya untuk peningkatan kesadaran dan
kampanye TBC kepada seluruh warga sekolah
adanya mekanisme penemuan kasus TBC di sekolah diantaranya
melalui penapisan/screening TBC bagi warga sekolah
adanya mekanisme agar peserta didik, pendidik dan tenaga
kependidikan dapat tetap mendapat hak didik apabila sedang
menjalani pengobatan TBC
terbentuknya kader UKS/M di sekolah
dilaksanakannya pengawasan atau monitoring pelaksanaan
serta pemantauan dan evaluasi
adanya prosedur operasional standar di sekolah untuk
penanggulangan serta pencegahan TBC
KONSEP DAN KOMPONEN RANSEL TBC

2. Komponen Komunikasi, Informasi, dan Edukasi. Indikator dalam


komponen ini meliputi:
Adanya kegiatan pelatihan tentang TBC bagi tim pelaksana
Sekolah RANSEL TBC serta UKS/M
Adanya kegiatan edukasi kepada ekosistem di sekolah dan
orang tua/wali peserta didik tentang pencegahan dan
penangggulangan TBC
Tersedianya media KIE tentang TBC dan PHBS di sekolah dan di
UKS/M

3. Sarana dan Prasarana


Ruang kelas memiliki sirkulasi udara yang baik/ventilasi alami,
Bangunan sekolah memiliki bukaan untuk pencahayaan alami
Tersedianya sarana dan prasarana untuk PHBS seperti tempat
mencuci tangan, tisu, masker, tempat sampah yang tertutup,
sabun cuci tangan, dan air bersih yang mengalir

.4. Layanan Kesehatan/Kelengkapan Ruang UKS/M


Tersedianya ruang UKS/M yang bersih
Tersedia Penanggung jawab UKS/M sudah terlatih tentang TBC
Terhubungnya UKS/M dengan Puskesmas setempat sehingga
peserta didik yang terindikasi sakit TBC bisa segera ditangani
dan dilakukan Investigasi Kontak
UKS/M memiliki media KIE TBC, seperti lembar balik dan poster
UKS/M memiliki tempat tidur untuk istirahat
UKS/M memiliki alat kesehatan seperti alat ukur Berat Badan dan
Tinggi Badan, obat-obatan sederhana, tensimeter, kartu
snellen, alat peraga kesehatan
UKS/M memiliki buku pencatatan pemeriksaan kesehatan peserta
didik, buku/lembar rujukan
KONSEP DAN KOMPONEN RANSEL TBC

Selain pemenuhan empat komponen tersebut di atas, pada setiap


tingkat dapat ditambahkan materi sesuai dengan kebutuhan,
misalnya:

1. Satuan Pendidikan Anak Usia Dini


Himbauan untuk membawa bekal makanan dan minuman
bergizi.
Edukasi cuci tangan pakai sabun
Edukasi etika batuk/bersin yang tepat
Edukasi mengenai Terapi Pencegahan Tuberkulosis (TPT)
Program Pembinaan lingkungan (fisik maupun nonfisik)

2. Jenjang Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah


Memahami perlunya keseimbangan gizi
Edukasi mengenai Terapi Pencegahan Tuberkulosis (TPT)
Penapisan pasien TBC satu kali dalam enam bulan
Program Pembinaan lingkungan (fisik maupun nonfisik)
KONSEP DAN KOMPONEN RANSEL TBC

satuan tugas (satgas) penanggulangan TBC sekolah terdiri dari


komponen sekolah dan kesehatan dalam hal ini Puskesmas
setempat. Terdapat 3 bidang dalam struktur Satgas TBC
dengan tugasnya sebagai berikut:
1. bidang promosi, edukasi dan pencegahan
mensosialisasikan perilaku hidup bersih dan sehat dilingkungan
sekolah dan diluar sekolah
memberikan edukasi dan informasi kepada peserta didik dan
orang tua/wali mengenai pencegahan dan penanggulangan
TBC
membentuk kader UKS/M untuk penanggulangan TBC
melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan
penanggulangan TBC
menyusun materi pengayaan TBC dalam pendidikan muatan
lokal sekolah

2. bidang pelayanan kesehatan


memfasilitasi pemeriksaan diagnostik dan rujukan sesuai
panduan dari puskesmas
menyusun SOP pencegahan dan penanggulangan TBC sekolah
melakukan penjaringan dan pemeriksaan TBC melalui skrining
umum dan investigasi kontak yang terintegrasi dengan
pemeriksaan kesehatanlainnya
bekerja sama dengan keluarga Warga Sekolah dalam
pemantauan pengobatan
memberikan bimbingan teknis/pelatihan terkait TBC kepada
kepala sekolah, guru dan tenaga kependidikan
KONSEP DAN KOMPONEN RANSEL TBC

Promosi kesehatan di sekolah merupakan pelayanan kesehatan


esensial yang diselenggarakan oleh puskesmas maupun institusi
kesehatan lainnya, bekerja sama dengan lintas sektor melalui
wadah koordinasi yang sudah ada yaitu Tim Pembina Usaha
Kesehatan Sekolah (TP UKS/M).

Strategi promosi kesehatan di sekolah adalah advokasi, kemitraan


dan pemberdayaan masyarakat, yang diselenggarakan melalui:
1. pengembangan kebijakan sekolah sehat
2. pemberdayaan / kemandirian
Warga Sekolah dalam mewujudkan
sekolah sehat
3. kemitraan penyelenggaraan promosi kesehatan di sekolah
4. peningkatan kompetensi peserta didik dan warga sekolah
menjadi "agen perubahan" dalam penerapan dan peningkatan
PHBS bagi masyarakat di lingkungannya
5. peningkatan akses pelayanan kesehatan terutama upaya
promotif dan preventif bagi Warga Sekolah

Upaya kesehatan dalam mendukung Sekolah RANSEL TBC meliputi


kegiatan promotif, preventif, serta penyembuhan
1. Kegiatan Peningkatan (Promotif)
Kegiatan promotif (peningkatan) dilaksanakan melalui kegiatan
penyuluhan kesehatan dan latihan keterampilan yangdilaksanakan
secara ekstrakurikuler, yaitu:
Latihan keterampilan teknis dalam rangka pemeliharan kesehatan,
dan pembentukan peran serta aktif peserta didik dalam pelayanan
kesehatan, antara lain: Kader UKS/M, Dokter Cilik, Gugus
Pramuka, dll.
KONSEP DAN KOMPONEN RANSEL TBC

Pembinaan sarana keteladanan yang ada di lingkungan


sekolah antara lain:
- Pembinaan Kantin Sekolah Sehat;
- Pembinaan lingkungan sekolah yang terpelihara dan bebas
dari faktor pembawa penyakit.
Pembinaan keteladanan berperilaku hidup bersih dan sehat
(PHBS)

2. Kegiatan Pencegahan (Preventif)


Kegiatan pencegahan dilaksanakan melalui kegiatan peningkatan
daya tahan tubuh, kegiatan pemutusan mata rantai penularan
penyakit dan kegiatan penghentian proses penyakit pada tahap dini
sebelum timbul penyakit, yaitu:
Pemeliharaan kesehatan yang bersifat umum maupun yang
bersifat khusus untuk TBC
Penjaringan (screening) TBC bagi peserta didik selama 6 bulan
sekali
Mengikuti (memonitoring/memantau) pertumbuhan peserta
didik
Usaha pencegahan penularan penyakit dengan jalan memutus
potensi penularan dan pengawasan kebersihan lingkungan
sekolah
Konseling kesehatan remaja oleh kader kesehatan/kader UKS/M
di sekolah, didampingi guru atau petugas UKS/M
KONSEP DAN KOMPONEN RANSEL TBC

3. Kegiatan Penyembuhan dan Pemulihan (Kuratif dan


Rehabilitatif)
Kegiatan penyembuhan dan pemulihan dilakukan melalui kegiatan
mencegah komplikasi dan kecacatan akibat proses penyakit atau
untuk meningkatkan kemampuan peserta didik yang cedera atau
cacat agar dapat berfungsi optimal, yaitu:
a. Diagnosa dini
b. Pengobatan ringan
c. Rujukan medik

Tempat Pelayanan Kesehatan


Pelayanan kesehatan terhadap peserta didik dilakukan di Sekolah
dan Puskesmas
1. Di sekolah, pelayanan kesehatan di sekolah dilakukan sebagai
berikut:
kegiatan peningkatan (promotif), pencegahan (preventif) dan
dilakukan pengobatan sederhana pada waktu terjadi keluhan
atau gejala sakit yang dialami peserta didik, sehingga selain
menjadi kegiatan pelayanan, juga menjadi kegiatan pendidikan
pelayanan kesehatan oleh petugas Puskesmas dilaksanakan
sesuai dengan waktu yang telah direncanakan secara terpadu
antara Tim Satgas Penanggulangan TBC Sekolah dengan
petugas puskesmas
KONSEP DAN KOMPONEN RANSEL TBC

2. Di Puskesmas dan instansi kesehatan jenjang berikutnya sesuai


kebutuhan, Pelayanan kesehatan di Puskesmas adalah bagi peserta
didik, pendidik, atau tenaga kependidikan yang dirujuk darisekolah
karena terduga TBC. Setiap pendidik atau tenaga kependidikan
harus memiliki buku/kartu rujukan sesuai tingkat pelayanan
kesehatan. Adapun peserta didik yang perlu dirujuk adalah:
Peserta didik yang sakit atau terduga sakit sehingga tidak dapat
mengikuti pelajaran dengan efektif, dan bila masih
memungkinkan segera dipulangkan dengan membawa surat
pengantar dan buku/kartu rujukan agar dibawa orang tuanya ke
sarana pelayanan kesehatan yang terdekat.
Bila Peserta didik sakit atau terduga sakit yang tidak
memungkinkan untuk dipulangkan dan segera membutuhkan
pertolongan agar dibawa ke sarana pelayanan kesehatan yang
terdekat untuk mendapatkan pengobatan. Setelah itu agar
segera diberitahukan kepada orang tuanya untuk datang ke
sarana pelayanan kesehatan tersebut.
METODE PELAKSANAAN

kegiatan ini dilaksanakan dengan cara:

1. Pertemuan sosialisasi pembentukan Sekolah RANSEL TBC


dengan peserta Dinas Pendidikan, Kementerian Agama
puskesmas (program TBC, kesehatan lingkungan, promosi
kesehatan, UKS, dan gizi) dan sekolah
2. Membentuk wadah komunikasi dan koordinasi tingkat
puskesmas
3. Pembentukan Satgas Penanggulangan TBC disetiap sekolah
4.Kick Off Sekolah RANSEL TBC melalui skrining massal serentak
5. Pelaksanaan RANSEL TBC tingkat SMP
6. Pelaksanaan RANSEL TBC tingkat SD
PENUTUP

Upaya penanggulangan TBC di Kota Tangerang melalui


pembentukan Sekolah RANSEL TBC ini membutuhkan
dukungan dan keterlibatan semua pihak. Gerak aktif,
masif dan serentak sebagai upaya mencapai Standar
Pelayanan Minimal serta tercapainya kesehatan
masyarakat setinggi-tingginya. Akhir kata semoga
kegiatan bersama dan berpadu ini dapat menjadi
kontribusi baik serta berkesinambungan bagi
masyarakat Kota Tangerang.

Anda mungkin juga menyukai