Anda di halaman 1dari 15

INOVASI

B- TB
(BEBAS TUBERKULOSIS)

TOPAN ARIYANTO,S.KEP NERS


RINGKASAN

 B-TB adalah inovasi yang di kususkan untuk pemantauan dan pengobatan pasien, dimana
banyaknya pasien TB ada yang drop out obat, rendahnya kesembuhan pada pasien
TB,terdapatnya kasus TB-MDR dan tidak tercpainya penemuan kasus TB BTA+. Hal ini
dapat menyebabkan cepat nya penyebaran Bakteri Tuberkulosis
TUJUAN

: Inovasi ini bertujuan untuk menekan timbulnya penyakit akibat penyebaran


Bakteri Tuberculosis, Disamping itu untuk meningkatkan angka kesembuhan bagi
pasien Tuberkulosis, tercapainya target penemuan pasien TB dengan BTA+ dan PMO
melaksanakan Tugas dan Fungsinya secara optimal
KESELARASAN

 Inovasi ini berkaitan dengan kesehtan mengacu pada Praturan mentri kesehatan
No 67 Tahun 2016 tentang penanggulangan Tuberkulosis, karena sampai dengan
saat ini masih merupakan salahsatu masalah kesehtan di dunia
SIGNIFIKANSI

 Pada saat penemuan kasus BTA positif dengan B-TB dapat membantu
menoptimalkan fungsi PMO dengan diberikan edukasi trelebih dahulu dan
dilakukan monitoring dan evaluasi. Selain itu untuk mendukung memaksimalkan
konsumsi obat, melalui medisa sosial dapat menjadi pengingat pasien setiap
harinya sehingga meminimalisir drop out obat dan memberikan motivasi pasien
untuk mencapai kesembuhan. Guna mendeteksi penyebaran penularan di
lingkungan sekitar pasien BTA postif, kader ketuk pintu TB sehingga penemuan
kasus penularan lebih cepat ditemukan dan meningkatkan pengetahuan
masyarakat mengenai penyakit TB sehingga masyarakat paham dan teredukasi.
Selain wilayah sekitar pemberdayaan kader ini dilakukan juga pada masyarakat
dengan keluhan batuk 2 minggu. Dari segi program ketuk pintu TB dapat
meningkatkan capaian sehingga temuan kasus TB dapat mencapai target.
INOVATIF

 Sisi inovatif dari inovasi B-TB ini menggunakan Media Sosial dan aplikasi.
Dalam Media social dan aplikasi ini berisi mengenai informasi kesehetan dan
pemantauan meminum obat TB.
 Inovasi ini merupakan modifikasi dari program ketuk pintu dan kader TB, dengan
menggunakan media komunikasi elektronik berupMedia social dan aplikasi. Dan
kader kesehatan dan kader TB tidak hanya scrining saja tetapi melakukan edukasi
kepada masyarakat mengenai tb dengan menggunakan media cetak berupa leaflet.
TRANSFERABILITAS

 Inovasi ini memiliki potensi untuk diadaptasi di tempat kesehatan lain.


SUMBER DAYA

 pada program ini di butuhkan Sumberdaya Manusia diantaranya : Dokter perawat,


Kesehatan lingkungan, ATLM, promosi kesehatan, programmer gizi , kader
kesehatan, kader TB. Adapun biaya yang di butuhkan untuk program ini meliputi
pembiayaan untuk honor kader kesehatan dan kader TB.
DAMPAK

Inovasi B-TB ini dievaluasi per 3 bulan, pelaksanaan evaluasi


B-TB dievaluasi setiap lokakarya mini bulanan di puskesmas dan lokakarya mini
tribulan lintas sector dan program. Setelah adanya inovasi B-TB ini penemuan TB
BTA+ penemuan TB BTA+ kesembuhan Pasien TB meningkat , dan pasien TB tidak
ada yang drop out obat. Evaluasi ini menggunakan daftar tilik TB 03
Pada tahun 2019-2020 penemuan pasien TB meningkat 50% dan angka kesembuhan
pasien TB meningkat 20% dan tahun 2019 dan pada 2020 penemuan TB meningkat
20% dan angka kesembuhan TB meningkat 35% dari tahun 2021
PEMANGKU KEPENTINGAN

 Pemangku kepentingan yang terlibat dalam program ini diantaranya Kepala


Puskesmas selaku penanggung jawab, membantu membuat suatu kebijakan,
aturan program agar sesuai dan tercapai dengan arah pengembangan puskesmas.
Kepala puskesmas juga menjadi pengawas yang mengamati kinerja pelaksana.
1. Pelaksana B-TB: Eksekutor program B- TB.
2. ATLM: Sebagai Pemeriksa sputum pasien suspek TB
3. Dokter: Turut berperan dalam keputusan, kebijakan, dan strategi penanganan TB.
4. Sanitarian: mengobserfasi keadaan lingkungan rumah dan prilaku pasien TB
5. Promosi kesehatan : Memberikan edukasi kepada masyaralkat terkait Penyakit TB
6. Kesehatan jiwa: Memberikan edukasi kepada pasien/ Keluarga agar tetap Optimis dan semangat
menjalani aktifitas sehari hari selama pengobatan.
7. Programer Gizi : untuk memberikan asupan makanan dan vitamin dan meningkatkan imun
8. Kader kesehatan dan kader : turut membantu kinerja pelaksana program dalam pengawasan
selama pasien dalam pengobatan
PELAJARAN

 Untuk mereduksi jumlah penderita TB, Tim Puskesmas meningkatkan kualitas


pelayanan kesehatan sesuai dengan standar kepada seluruh orang dengan TB. Hal
ini juga bertujuan untuk mencegah penyebarluasan virus TB di wilayah kerja
Puskesmas
 Dilihat dari penemuan penderita TB yang diobati, maka tahun 2019 sebanyak 27
orang,meningkat dibandingkan 32 orang di tahun 2020. Hal ini mengindikasikan
keseriusanPetugas Penganganan TB menanggulangi penyakit Dengan nrealisasi
 peningkatan kualitas pelayanan kesehatan pada tahun 2020 sebesar 85,7%, maka capaiannya
100% dantermasuk dalam kategori sebesar 100 %,
 Dalam penanggulangan TB, tak heran jika penderita mengalami gangguan mental seperti stress,
cemas berlebihan, mudah terbawa emosi, depresi dsb.
 Kondisi ini sangat penting untuk dijaga karena ketika seseorang stress, maka sistem imun dalam
tubuh berkurang. Ini akan menyebabkan tubuh mudah terserang penyakit.
 Menyadari bahwa kecemasan akibat menderita TB, dapat meliputi penderitanya, maka sangat
penting menggerakkan kader & masayarkat untuk
1.Berempati terhadap penderita TB
2.Mengurangi stigma negatif thd penderita TB
3.Memastikan berita & media sosial bersumber dari akun yg jelas
4.Melindungi diri & keluarga dgn menjaga ber-PHBS
5.Berikan dukungan kpd penderita TB untuk menjalani pengobatan hingga tuntas
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai