Anda di halaman 1dari 11

ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA DENGAN GANGGUAN

INKONTINENSIA URIN TERHADAP PENGARUH SENAM


KEGEL DI PANTI SOSIAL TRISNA WERDHA KOTA
BENGKULU TAHUN 2020

PROPOSAL

Oleh :
WINDA MEILANDA SARI
NPM: 172426040 DP

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN (DIII)


FAKULTAS ILMU KESEHATAN (FIKES)
UNIVERSITAS DEHASEN BENGKULU
TAHUN 2020
ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA DENGAN GANGGUAN
INKONTINENSIA URIN TERHADAP PENGARUH SENAM
KEGEL DI PANTI SOSIAL TRISNA WERDHA KOTA
BENGKULU TAHUN 2020

PROPOSAL

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Ahli


Madya Pada Program Studi Keperawatan (DIII)

Oleh :
WINDA MEILANDA SARI
NPM: 172426040 DP

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN (DIII)


FAKULTAS ILMU KESEHATAN (FIKES)
UNIVERSITAS DEHASEN BENGKULU
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat

dan hidaya-Nya penulis dapat menyelesaikan proposal ini yang berjudul “Asuhan

Keperawatan Gerontik dengan Gangguan Inkontinensia Urin terhadap Pengaruh

Senam Kegel di Panti Jompo Trisna Werdah”. Proposal ini merupakan bagia yang tak

terpisahkan atau merupakan rangkaian kegiatan akademik yang merupakan syarat

yang diwajibkan untuk memperoleh gelar Ahli Madya Keperawatan pada Program

Studi Keperawatan (DIII) Fakultas Ilmu Kesehatan Dehasen Bengkulu.

Selanjutnya, tidak lupa penulis ucapakan terima kasih kepada semua pihak yang

telah banyak membantu sehingga Proposal ini dapat diselesaikan. Ucapan terima

kasih khusunya penulis ucapkan kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Agr. Ir. Johan setianto, selaku Rektor Universitas Dehasen

Bengkulu.

2. Ibu Dr. Ida Samida, S.Kep, M.Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan

Dehasen Bengkulu.

3. Ibu Ns. Berlian Kando. S, S.Kep, M.Kep selaku Wakil Dekan I Fakultas Ilmu

Kesehatan Dehasen Bengkulu.

4. Ibu Dra. Hj. Ice Rakizah Syafrie, M.kes, selaku Wakil Dekan II Fakultas Ilmu

Kesehatan Dehasen Bengkulu.

5. Ibu Ns. Des Metasari, S.Kep, M.Kep selaku Ketua Program Studi Keperawatan

(DIII) Fakultas Ilmu Kesehatan Dehasen Bengkulu dan selaku pembimbing


pendamping yang telah memberi bimbingan dalam penyelesaian Karya Tulis

Ilmiah ini.

6. Ibu Ns. Danur Azissah RS, S.Kep, M.Kes selaku pembimbing utama yeng telah

banyak memberikan bimbingan dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini.

7. Seluruh Dosen dan Staff pengajar Fakultas Ilmu Kesehatan Dehasen Bengkulu

yang telah memberikan bimbingan serta pengarahan dengan penuh perhatian dan

kesabaran berhubungan dengan proses perkuliahan.

8. Pimpinan tempat melaksanakan penelitian yang telah memberikan izin pra

penelitian sehingga proposal ini dapat diselesaikan.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa pembuatan dan peenyusunan Proposal

ini masih banyak kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang

membangun sangat penulis harapkan untuk kesempurnaan Propsal ini.

Bengkulu, .... November 2019

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut data dari WHO (World Health Organization), 200 juta penduduk

dunia mengalami inkontinensia urin. Di Amerika Serikat, jumlah penderita

inkontinensia mencapai 13 juta dengan 85 persen diantaranya perempuan. Jumlah

ini sebenarnya masih sangat sedikit dari kondisi sebenarnya, sebab masih banyak

kasus yang tidak dilaporkan (Maas et al, 2011).

Data di Amerika Serikat diperkirakan sekitar 10-12 juta orang dewasa

mengalami inkontinensia urine. Tingkat keparahannya meningkat seiring

bertambahnya usia dan paritas. Pada usia 15 tahun atau lebih didapatkan kejadian

10%, sedang pada usia 35-65 tahun mencapai 12%. Prevalensi akan meningkat

sampai 16% pada wanita usia lebih dari 65 tahun. Pada nulipara didapatkan

kejadian 5%, pada wanita dengan anak satu mencapai 10% dan meningkat sampai

20% pada wanita dengan 5 anak.

Di Indonesia jumlah penderita Inkontinensia urin sangat signifikan. Pada

tahun 2012 diperkirakan sekitar 5,8% dari jumlah penduduk mengalami

Inkontinensia urin, tetapi penanganannya masih sangat kurang. Hal ini di

sebabkan karena masyarakat belum tahu tempat yang tepat untuk berobat disertai

kurangnya pemahaman tenaga kesehatan tentang inkontinensia urin (Depkes,

2012).
Lansia adalah seorang dapat dinyatakan setelah yang bersangkutan berusia 55

tahun ke atas, tidak berdaya mencari nafkah sendiri untuk keperluan hidupnya

sehari-hari dan menerima nafkah dari orang lain (Nugroho, 2008).

Berbagai macam perubahan terjadi pada lanjut usia, salah satunya pada

sistem perkemihan yaitu penurunan tonus otot vagina dan otot pintu saluran

kemih (uretra) yang disebabkan oleh penurunan hormon esterogen, sehingga

menyebabkan terjadinya inkontinensia urine, otot–otot menjadi lemah,

kapasitasnya menurun sampai 200 ml atau menyebabkan frekuensi BAK

meningkatdan tidak dapat dikontrol (Nugroho, 2008).

Inkontinensi urine merupakan masalah kesehatan yang cukup sering

dijumpai pada Orang berusia lanjut, khususnya perempuan. Inkontinensia urine

sering kali tidak dilaporkan oleh pasien atau keluarganya, antara lain karena

menganggap bahwa masalah tersebut merupakan masalah yang memalukan atau

tabu untuk diceritakan dan juga karena ketidaktahuan mengenai masalah

inkontinensia urine dan menganggap bahwa kondisi tersebut merupakan sesuatu

yang wajar terjadi pada orang usia lanjut serta tidak perlu diobati (Sudoyono dkk.,

2006).

Latihan untuk memperkuat otot panggul (sering disebut latihan senam

kegel) telah lama digunakan untuk mengobati / menurunkan inkontinensia urin

(Nygaard, 2010). Latihan otot panggul (senam kegel) diikutsertakan dalam

intervensi primer dalam menangani inkontinensia urine (Potter&Perry, 2006).

Senam kegel adalah senam untuk menguatkan otot panggul atau senam yang
bertujuan untuk memperkuat otot–otot dasar panggul terutama otot puboccygeal

sehingga seorang wanita dapat memperkuat otot–otot saluran kemih. Senam kegel

juga dapat menyembuhkan ketidak-mampuan menahan kencing (inkontinensia

urine) (Widianti & Proverawati, 2010). Senam kegel berguna untuk

mengencangkan dan memulihkan otot di daerah alat Genital dan anus (Cendika &

Indarwati, 2010).

Tingginya angka kejadian inkotinensia urin menyebabkan perlunya

penanganan yang sesuai, karena jika tidak segera ditangani inkontinensia dapat

menyebabkan berbagai komplikasi seperti infeksi saluran kemih, infeksi kulit

daerah kemaluan, gangguan tidur, dekubitus, dan gejala ruam. Selain itu, masalah

psikososial seperti dijauhi orang lain karena berbau pesing, minder, tidak percaya

diri, mudah marah juga sering terjadi dan hal ini berakibat pada depresi dan

isolasi sosial (Stanley & Beare, 2006).

Berdasarkan data kejadian penderita inkontinensia urine pada lansia di Panti

Sosial Trisna Werdha Bengkulu diketahui 18 orang dari 2016 samapai 2019

dimana 12 orang adalah wanita dan 6 orang laki-laki (BPPLU Bengkulu, 2019).

Berdasarkan uraian latar belakang diatas peneliti tertarik dan berkeinginan

untuk melakukan “Asuhan Keperawatan Lansia Dengan Gangguan Inkontinensia

Urin terhadap Pengaruh Senam Kegel di Panti Jompo Trisna Werdah Kota

Bengkulu Tahun 2020.”


B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas dirumuskan masalah yaitu

bagaimana pelaksanaan Asuhan Keperawatan Gerontik dengan Gangguan

Inkontinensia Urin terhadap Pengaruh Senam Kegel di Panti Jompo Trisna

Werdah?

C. Tujuan Studi Kasus

1. Tujuan Umum

Mampu Melaksankan asuhan keperawatan dan mendokumentasikan hasil

asuhan keperawatan gerontik pada lansia dengan masalah inkontinensia urine

di Panti Sosial Tresna Werdha Bengkulu Tahun 2020.

2. Tujuan Khusus

a. Mampu melaksanakan pengkajian keperawatan gerontik pada lansia

dengan masalah inkontinensia urine di Panti Sosial Tresna Werdha Kota

Bengkulu Tahun 2020.

b. Mampu menentukan diagnosa keperawatan gerontik pada lansia dengan

masalah inkontinensia urine di Panti Sosial Tresna Werdha Kota

Bengkulu Tahun 2020.

c. Mampu menyusun rencana tindakan keperawatan gerontik lansia dengan

masalah inkontinensia urine di Panti Sosial Tresna Werdha Kota

Bengkulu Tahun 2020.


d. Mampu melaksanakan tindakan keperawatan gerontik pada lansia dengan

masalah inkontinensia urine di Panti Sosial Tresna Werdha Kota

Bengkulu Tahun 2020.

e. Mampu melaksanakan evaluasi akhir pada lansia dengan masalah

inkontinensia urine di Panti Sosial Tresna Werdha Kota Bengkulu Tahun

2020.

f. Mampu membandingkan dan menganalisa kesenjangan teori dan kasus

keperawatan gerontik pada lansia dengan masalah inkontinensia urine di

Panti Sosial Tresna Werdha Kota Bengkulu Tahun 2020.

g. Mampu melaksanakan dokumentasi keperawatan gerontik pada lansia

dengan masalah inkontinensia urine di Panti Sosial Tresna Werdha Kota

Bengkulu Tahun 2020.

D. Manfaat Studi Kasus

Diharapkan dengan peneliti ini dapat memberikan manfaat :

1. Manfaat Masyarakat

a. Pasien

Diharapkan dapat dijadikan sumber informasi bagi pasien dengan cara

mencegah stress dan mengkonsumsi makanan bergizi, menghindari faktor

resiko seperti merokok.

b. Keluarga

Sebagai bahan tambahan ilmu pengetahuan dan informasi bagi keluarga

pasien di Panti Sosial Trisna Werdha Kota Bengkulu dalam merawat


anggota keluarganya yang mengalami inkontinensia urine, sehingga

keluarga lebih memperhatikan penderita inkontinensia agar tidk merasa

sendiri.

2. Manfaat Pengembangan Ilmu dan Tekhnologi Keperawatan

a. Perawat/Tempat Studi Kasus

Sebagai bahan masukan dan informasi bagi tenaga keperawatan untuk

melakukan perawat gerotik inkontinensia urine, sehingga menambah

pengetahuan dalam meningkatkan keterampilan dan memberikan

pelayanan kesehatan dalam penanganan kasus keperawatan gerontik pada

pasien inkontinensia urine.

b. Pendidikan

Sebagai tambahan informasi bacaan, sehingga memperbanyak refrensi

dalam melakukan perawatan pasien dengan masalah inkontinensia urine

agar mahasiswa/i dapat memberikan pelayanan kesehatan dalam praktik

klinik dengan melakukan penanganan kasus keperawatan, khususnya

kasus keperawatan inkontinensia urine pada lansia, serta dapat

mengaplikasikan ilmu yang diperoleh.

3. Manfaat Penulis

Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi tambahan informasi,

pengetahuan dalam menerapkan ilmu keperawatan terhadap lansia dengan

demensia, sehingga apabila menemui kasus keperawatan gerontik pada lansia


yang mengalami masalah inkontinensia urine sehingga dapat menangani kasus

tersebut sesuai dengan standar asuhan keperawatan.

E. Implikasi Studi Kasus Terhadap Keperawatan

1. Implikasi Perawat Sebagai Edukator

Peran perawat sebagai edukator dalam memberikan penjelasan pendidikan

kesehatan cara pencegahan inkontinensia urine pada lansia, memberikan

edukasi mengenai gaya hidup sehat.

2. Implikasi Perawat Sebagai Advocat

Implikasi bagi perawat sebagai advocat antara lain membantu pasien dalam

upaya pemenuhan kebutuhan pasien, membela kepentingan klien dan

membantu klien memahami semua informasi dan upaya kesehatan mengenai

pencegahan dan penatalaksanaan pasien dengan inkontinensia urine.

3. Implikasi Perawat sebagai Care Provide

Implikasi sebagai care provide yaitu perawat memberikan layanan berupakan

asuhan keperawatan gerontik secara langsung pada pasien inkontinensia urine

sesuai wewenang perawat. Asuhan keperawatn ini diberikan karena adanya

pengeluaran urine involunter atau kebocoran urine yang sangat nyatadan

menimbulkan masalah social dan higienis.

Anda mungkin juga menyukai