PROPOSAL SKRIPSI
Di Susun oleh :
IDA NURDIANINGSIH
20180301124
PENDAHULUAN
merupakan nyeri yang dirasakan di area yang tertekan bervariasi lama terjadinya
nyeri. Low back pain(LBP) adalah suatu pengalaman sendorik dan emosional
bagian bawah pinggul atau lubang dubur yang timbul akibat adanya potensi
dapat berupa spasme otot sehingga menyebabkan nyeri yang sangat berat dan
epidemik. Prevalensi kejadian low back pain di dunia menunjukkan bahwa 33%
orang pernah mengalami nyeri punggung dan dari jumlah tersebut sekitar 1,1
juta orang mengalami kelumpuhan yang diakibatkan oleh nyeri punggung. 26%
orang dewasa Amerika dilaporkan mengalami LBP setidaknya satu hari dalam
durasi tiga bulan. Data epidemiologi mengenai Low back pain di Indonesia
belum ada, namun insiden berdasarkan kunjungan pasien beberapa rumah sakit
Berdasarkan hasil riset studi pada 9.482 warga dalam usia produktif
penyakit LBP paling banyak dialami oleh pekerja. Data epidemiologi Jawa
sekitar 40% orang mengalami LBP (Purnamasari H., Untung Gunarso, 2010)
Faktor penyebab Low back pain salah satunya adalah gangguan otot akan
diperberat oleh situasi tertentu misalnya posisi duduk yang tidak benar, umur,
jenis kelamin, Indeks Masa Tubuh (IMT) yang overweight, postur tubuh serta
kursi yang tidak ergonomis. Tekanan antara ruas tulang belakang akan
meningkat pada saat duduk, seperti cara duduk dikendaraan dimana ada getaran,
dan seorang tidak siap untuk mengubah sikap duduknya. Faktor lain yang
menyebabkan keluhan gangguan otot maka posisi duduk yang tidak benarlah
faktor paling banyak ditemukan. Posisi duduk yang tidak alamiah atau tidak
pada otot-otot utama yang terlibat dalam pekerjaan. Posisi duduk baik tegak
antara umur dengan kejadian low back pain. Peningkatan frekuensi kejadian low
Sejalan dengan meningkatnya umur akan terjadi degenerasi pada tulang. Pada
stabilitas pada tulang dan otot menjadi berkurang. Jadi semakin tua seseorang,
Keluhan otot skeletal mulai dirasakan pada umur kerja yaitu 25-65 tahun
(Widjaya, 2015).
overweight dengan kejadian low back pain. Kelebihan berat badan dan lemak
akan disalurkan ke daerah perut yang berarti kerja lumbal akan bertambah. Saat
berat badan bertambah tulang belakang akan tertekan untuk menahan beban
tersebut sehingga mudah terjadi kerusakan struktur tulang dan bahaya bagi
tulang belakang. Daerah yang paling berbahaya adalah daerah vertebra lumba
yang dapat menyebabkan LBP. Hal tersebut dapat terjadi karena adanya
mempengaruhi terjadinya Low Back Pain (LBP) salah satunya adalah jenis
kelamin (Sekar, 2013). Faktor jenis kelamin dan hormonal seseorang juga dapat
mempengaruhi timbulnya low back pain. Jenis kelamin perempuan lebih sering
mengalami low back paindibandingkan jenis kelamin laki-laki. Hal ini dapat
pada daerah pinggang. Selain itu proses menopause juga dapat menyebabkan
laki-laki(Sekar, 2013).
Rumah sakit adalah sebuah institusi kesehatan professional yang
dan tenaga kesehatan lainnya(Jais, 2018). Begitu pula RSPAD Gatot Soebroto
merupakan rumah sakit rujukan tertinggi, TNI dan Umum dengan jumlah pasien
khususnya pasien low back painyang banyak setiap tahunnya bahkan bertambah
jumlah tiap tahunnya. Berdasarkan data yang diperoleh dari total kunjungan
prevalensi pasien dengan diagnosa low back painpada tahun 2017 berjumlah
13,8% dari total kunjungan pasien, adapun kenaikan jumlah pasien ditahun 2018
sebanyak 16,25% dari total kunjungan pasien dan terus meningkat pada tahun
bahwa dampak yang dialami oleh pasien dengan keluhan low back pain ini
pekerjaannya sehingga harus diberikan surat izin sakit. Data yang digunakan
dalam penelitian ini diambil di bulan yang paling tinggi jumlah kasus low back
pain dari bulan – bulan yang lain yaitu bulan Februari 2019 dengan total kasus
mencapai 90 kunjungan.
low back painmaka penulis tertarik untuk meneliti dengan judul Gambaran
Umur dan Indeks Masa Tubuh pada Pasien Low back pain di Poliklinik
Tingginya jumlah pasien low back painselama 3 tahun terakhir dan terus
pasien dan terus meningkat pada tahun 2019 sebesar 17,4% dari total kunjungan
pasien. Keluhan low back pain ini berdampak pada pasien diantaranya kesulitan
harus diberikan surat izin sakit. Dari data di atas maka penulis tertarik untuk
meneliti Gambaran Umur, Jenis Kelamin dan Indeks Masa Tubuh pada Pasien
Low back pain di Poliklinik Rehabilitasi Medik RSPAD Gatot Soebroto Periode
Februari 2019
4. Bagaimana gambaran indeks masa tubuh pada Pasien Low back pain di
Februari 2019
2019
Februari 2019
Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai bahan bacaan dan acuan untuk
sakit.
Penelitian ini bertujuan ingin melihat gambaran umur, jenis kelamin dan
indeks masa tubuh pada pasien low back pain di poliklinik rehabilitasi medik
diteliti adalah pasien dengan kasus baru (bukan kujungan ulang) di Poliklinik
Penelitian ini dilakukan karena dalam kurun 3 tahun terjadi peningkatan jumlah
pasien low back paindari total kunjungan pelayanan rawat jalan di Poli
yang digunakan adalah umur, jenis kelamindan indeks masa tubuh. Data yang
digunakan menggunakan data sekunder yang diperoleh dari hasil rekam medik
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Low back pain
yang tertekan bervariasi lama terjadinya nyeri. Low back pain merupakan
mengacu pada rasa nyeri atau sakit di mana pun di daerah antara tulang
rusuk bawah dan di atas kaki. Rasa nyeri pada punggung bawah akibat
dari cidera atau ketegangan otot, atau bisa juga disebabkan oleh kondisi
Nyeri ini terasa diantara sudut iga terbawah sampai lipat bokong bawah
Klasifikasi Low back pain (LBP) Internasional Association for the Study
3. Low back pain subakut telah dirasakan minimal 5-7 minggu, tetapi
2.1.3 Etiologi
Low back pain disebabkan oleh suatu hernia nucleus pulposus yang
paling sering di daerah lumbal atau servikal dan jarang sekali pada
daerah torakal. Nucleus terdiri dari megamolekul proteoglikan yang
dapat menyerap air sampai sekitar 250% dari beratnya. Sampai dekade
ketiga, gel dari nucleus pulposus hanya mengandung 90% air dan akan
dari anulus fibrosis bagian dalam tergantung dari difusi air dan
luar dari anulus yang menerima suplai darah dari ruang epidural. Pada
b. Non-diskogenik
Low back pain penyebab LBP yang non-diskogenik adalah iritasi pada
P., 2007)
2.1.4 Pemeriksaan Low back pain
LBP adalah
1. Inspeksi
abnormal
3. Pemeriksaan Neurologik
atau karena sebab yang lain (Utami, G. T., & Utami, 2015).
a. Pemeriksaan sensorik.
suhu, rasa dalam dan rasa getar (vibrasi). Bila ada kelainan maka
yang terganggu
b. Pemeriksaan motorik
2) Perhatikan atrofiotot
c. Pemeriksaan reflek
motor neuron bawah dan meningkat pada lesi motor atas. Pada
dikarenakan iritasi pada saraf ini maka nyeri akan dirasakan pada
sepanjang perjalanan saraf ini, mulai dari pantat sampai ujung kaki.
2) Tes Bragard
3) Tes Sicard
Sama seperti tes laseque namun ditambah dorsofleksi dari ibu jari
kaki. Bila nyeri punggung dikarenakan iritasi pada saraf ini maka
4) Tes Patrick
Pada tes ini pasien berbaring, tumit dari salah satu kaki diletakkan
pada sendi lutut tungkai yang lain. Setelah ini dilakukan penekanan
pada sendi lutut hingga terjadi rotasi keluar. Bila timbul rasa nyeri,
maka hal ini berarti ada suatu sebab yang non neurologik misalnya
dan bagian lateral dari lutut. Setelah itu lakukan penekanan pada
6) Tes Valsalva
sebagai berikut:
a. Faktor individu
1) Umur
Umur merupakan salah satu faktor utama yang
2015).
biasanya terjadi pada umur 30-50 tahun. low back pain juga dapat
> 30 tahun.
2) Jenis Kelamin
rendah daripada pria. Selain itu, wanita dengan umur kisaran 41-
a) Untuk perempuan
sebagai berikut:
2) Normal: 17 – 23 kg/m²
3) Kegemukan: 23 – 27 kg/m²
b) Untuk laki-laki
2) Normal: 18 – 25 kg/m²
3) Kegemukan: 25 – 27 kg/m²
b. Faktor lingkungan
Ada dua faktor lingkungan yang menyebabkan risiko low back pain,
1) Pekerjaan
(1) Duduk dan berdiri terlalu lama Postur duduk dan berdiri
beban kerja statis pada otot punggung dan kaki. Kondisi tersebut
2014)
2) Tekanan
menetap(Andini, 2015).
3) Getaran
apabila tersedia akses pelayanan yang baik atau dengan kata lain,
mekanik, yaitu penggunaan otot yang berlebihan. Hai ini dapat terjadi pada saat
tubuh dipertahankan dalam posisi statis atau postur yang salah untuk jangka
waktu yang cukup lama di mana otot di daerah punggung akan berkontraksi
untuk mempertahankan postur tubuh yang normal, atau pada saat aktivitas yang
Penggunaan otot yang berlebihan ini menimbulkan iskemia dan inflamasi. Setiap
gerakan otot akan menimbulkan nyeri sekaligus akan menambah spasme otot
massa otot dan penurunan kekuatan otot. Akhirnya individu akan mengalami
a. Gejala ringan, seperti nyeri mendadak pada tulang belakang, pegal dan
terasa panas.
b. Terasa sakit bila digerakkan baik pada saat membungkuk kedepan dan
c. Gejala-gejala tadi akan semakin bertambah berat terutama pada saat akan
mengangkat beban berat, mengejan, bersin atau batuk. Hal ini dapat
14 kebawah (bagian otot –otot belakang), otot – otot paha bagian belakang
yang berat.
bagian pinggang sampai kaki. Hal ini terjadi karena terjepitnya sarafsaraf
lutut dan gerakkanlah menuju dada lalu tahan beberapa detik. Kemudian
3) Berbaringlah terlentang dengan kaki ditekuk dan telapak kaki berada flat di
lantai. Lakukan sit up parsial dengan melipatkan tangan dan mengangkat bahu
mengangkatnya.
2) Tekukkan lutut, bukan punggung untuk mengangkat benda yang lebih rendah.
2) Jika memerlukan waktu yang lama untuk duduk saat bekerja, pastikan bahwa
secara periodik.
4) Tegakkanlah kursi mobil sehingga lutut dapat tertekuk dengan baik tidak
teregang.
5) Gunakanlah bantal di punggung bila tidak cukup menyangga pada saat duduk
di kursi.
5) Coping dengan nyeri leher Kakukan leher, nyeri leher dan bahu bisa
disebabkan oleh akut injuri, regangan kronik, arthritis dan masalah serta
tulang lainnya.
Faktor Lingkungan
Pekerjaan
Tekanan
Getaran
Akses terhadap
pelayanan kesehatan
Sumber: Modifikasi Lionel (2014); Septadina (2014), Umami (2014), Tan dan Horn
Variabel Variabel
No Judul Penulis Hasil
Independen Dependen
1 Overweight Hendy 1. IMT Low Back Dari 90
Sebagai Faktor Purnamasari 2. Jenis Pain responden yang
Resiko Low Back (Purnamasari, Kelamin diteliti
Pain Pada Pasien 2010a) 3. Umur diperoleh data
Poli Saraf Rsud bahwa sebagian
Prof. Dr. besar
Margono responden adalah
Soekarjo overweight yaitu
Purwokerto sebanyak
65,6%.Jumlah
pasien
LBP yang
berjenis kelamin
perempuan
(60,98%) lebih
banyak daripada
yang berjenis
kelamin laki
laki (39,02%)
Pasien
LBP paling
banyak terdapat
pada usia > 54
Tahun (63,3%)
2 Pengaruh Latihan Diki Prawira 1. Jenis Pengaruh Latihan akuatik
Rutin Akuatik Adifa, Khairun Kelamin Latihan berpengaruh
pada Low back Nisa Berawi 2. Umur Akuatik untuk
pain Tahun 2019 3. Lama mengurangi rasa
latihan nyeri, spasme
akuatik otot dan
dekompresu
langsung pada
diskus serta akan
memberikan efek
dekompresi dan
stabilitas akibat
terlatihnya otot-
otot perut dan
punggung pada
LB.
3 Hubungan Maria Septiana 1. Umur Low Back Dari 51
Indeks Massa Setyaningrum 2. Jenis Pain responden yang
Tubuh Dengan (Setyaningrum kelamin diteliti
Angka Kejadian , 2014) 3. IMT diperoleh data
bahwa sebagian
Low Back Pain
besar
Di Rsud Dr. responden yang
Moewardi mengalami low
Surakarta back pain adalah
overweight yaitu
sebanyak
51%.Berdasarkan
jenis kelamin
yang terbanyak
adalah jenis
kelamin
perempuan
(52,9%) dan
berdasarkan usia
responden
LBP paling
banyak terdapat
pada usia > 50
Tahun (74,5%)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Variabel yang diteliti adalah variabel umur, jenis kelamin, dan indeks masa tubuh.
Dengan demikian, kerangka konsep yang akan digunakan dalam penelitian ini
Variabel Independen
Umur
Indeks masa tubuh Variabel Dependen
Jenis kelamin Low back pain
Pusat.
data pada waktu yang bersamaan antara variabel dependen dan variabel
3.6.1 Populasi
RSPAD Gatot Soebroto Periode Bulan Februari 2019 yang memiliki data
rekam medis lengkap sesuai dengan variabel yang akan di teliti yaitu
sebanyak 90 orang.
3.6.2 Sampel
Sampling atau teknik pengambilan sampel merupakan sebuah proses
menurut Sugiyono jumlah populasi yang kurang dari 100, seluruh populasi
Data dalam penelitian ini diperoleh dari data sekunder yaitu dari dokumen rekam
Februari 2019.
1. Berisiko : ≥ 35 tahun
2. Tidak berisiko : < 35 tahun
b. Data indeks masa tubuh diperoleh dari dokumen rekam medis di Poliklinik
1. Berisiko : overweight ≥ 23
2. Tidak berisko : normal <23
c. Data jenis kelamin diperoleh dari dokumen rekam medis di Poliklinik
1. Berisiko : perempuan
2. Tidak berisko : laki – laki
Pada tahap ini data yang telah terkumpul diseleksi untuk mendapatkan data
yang akurat. Editing data dilakukan dengan cara memeriksa dan mengamati
b. Coding
berbentuk angka/bilangan.
c. Entry Data
dalam bentuk kode (angka dan huruf) dimasukkan ke dalam program atau
d. Cleaning
Cleaning yaitu proses pengecekan kembali data yang sudah di entry untuk
independen yaitu umur, jenis kelamin dan indeks masa tubuh dengan variabel
dependen yaitu Low back paindi Poliklinik Rehabilitasi Medik RSPAD Gatot
Alhalabi, M. S., Alhaleeb, H. & Madani, S. (2015). Risk factors associated with chronic
low back pain in Syria. Avicenna Journal of Medicine, 5(4), Pp. 110-116.
Andini, F. (2015). Risk Factory of Low Back Pain in Workers. J Majority. Vol.4 No.1.
Januari 2015.
Cohen, Steven P., et al. (2007). “Management of Low Back Pain.” BMJ (Clinical
Delitto A, et al. (2012). Low back pain clinical practice guidelines linked to the
Guyton AC, J. dan H. (2014). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 12.
Jakarta:Elsevier.
Hadyan, M. F. (2015). Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Low Back Pain
Universitas Lampung, 4.
Pain (LBP) Pada Pekerja Pengrajin Batik Tulis Di Kecamatan Pelayangan Kota
Harsono. (2015). Nyeri Punggung Bawah. Kapita Neurologi Gadjah Mada University
Press.
Harwanti, S. (2018). Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Low Back Pain (Lbp)
Jais, A. (2018). Analisis Sistem Pelayanan Penyakit Jantung di RSUD Dr. Kanujoso
Vol 4.
Khaizun. (2013). Faktor Penyebab Keluhan Subyektif Pada Nyeri Punggung Mekanik
Pekerja Tenun Sarung Desa Wanarejan Utara. Unnes Journal of Public Health
Nurlis, E. et al. (2014). Pengaruh Terapi Dingin Ice Massage Terhadap Perubahan
Intensitas Nyeri Pada Penderita Low Back Pain. Jurnal Alumni Keperawatan
Pirade, A., Angliadi, E., Sengkey, L. S. (2013). Hubungan Posisi Dan Lama Duduk
Dengan Nyeri Punggung Bawah Mekanik Kronik Pada Karyawan Bank. Jurnal
Purnamasari H., Untung Gunarso, & L. R. (2010). Overweight Sebagai Faktor Resiko
Low Back Pain Pada Pasien Poli Saraf RSUD Prof. DR. Margono Soekarjo
Purnamasari, H. (2010a). Overweight Sebagai Faktor Resiko Low Back Pain Pada
2010.
Sekar, W. (2013). Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Low Back Pain
Banyumas.
Utami, G. T., & Utami, S. (2015). Pengaruh Latihan Peregangan terhadap Penurunan
Intensitas Nyeri pada Perawat yang Menderita Low Back Pain (Lbp). Jurnal
Online Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Riau, 2(1), 600-
605.
www.ilo.org/wcmsp5/groups/public/wcms_204755.pdf).
WHO. (2015). Low Back Pain: Bulletin of the World Health Organization.
http://www.who.int/bulletin/volumes/81/9/Ehrlich.pdf
Widjaya, M. (2015). Faktor – Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Low Back
Yuliana. (2011). Low Back Pain. RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.