Anda di halaman 1dari 20

Hati-hati!

Reumatoid Arthritis Lebih Banyak Terjadi pada


Wanita
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Surveilans Epidemiologi
Dosen pengampu: Lukman Fauzi, S.KM, M.PH.
Oleh
1. Isyfina Fikrotul M
2. Ginka Vigaretha
3. Siti Fatimah

(6411414013)
(6411414014)
(6411414020)

Rombel 1

JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2016
PRAKATA
1

Puji syukur kehadhirat Tuhan Yang Maha Esa penulis panjatkan, karena rakhmat
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul Hatihati! Reumatoid Arthritis Lebih Banyak Terjadi pada Wanita. Makalah ini disusun
untuk memenuhi tugas Surveilans Epidemiologi.
Penulis sadar bahwa selesainya karya makalah ini tidak terlepas dari bantuan
berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Pengajar Surveilans Epidemiologi, Lukman Fauzi, S.KM, M.PH, atas bekal
pengetahuan yang diberikan.
2. Para teman dan sahabat yang telah memberikan semangat dan dorongan
kepada penulis
Makalah ini ditulis berdasarkan pengamatan dari data Puskesmas Purwantoro 1
mengenai penyakit Reumatoid Arthritis. Berbagai upaya telah dilakukan penulis
untuk mendapatkan hasil terbaik dalam makalah ini. Penulis menyadari bahwa
makalah ini tak lepas dari kesalahan dan kekurangan dikarenakan kemampuan
penulis yang terbatas. Oleh karena itu penulis mengharap kritik dan saran yang
bersifat membangun dari pembaca guna kesempurnaan makalah ini. Penulis berharap
semoga makalah ini dapat bermanfaat serta menambah pengetahuan bagi pembaca.
Semarang, 25 September 2016
Penulis

DAFTAR ISI

DAFTAR GAMBAR

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Rematik atau muskuloskeletal terdiri lebih dari 150 penyakit dan sindrom, yang
biasanya progresif dan berhubungan dengan nyeri. Rematik dapat dikategorikan
sebagai penyakit sendi, kecacatan fisik, gangguan tulang belakang, dan kondisi yang
dihasilkan dari trauma. (WHO, 2016). Kebanyakan penyakit rematik berlangsung
kronis, yaitu sembuh dan kambuh

kembali secara berulang-ulang sehingga

menyebabkan kerusakan sendi secara menetap. Keluhankaku dan nyeri sendi pada
penyakit rematik adakalanya disertai oleh perasaan mudah lelah (Nainggolan, 2009).
Menurut WHO tahun 2010 penderita arthritis rheumatoid di seluruh dunia telah
mencapai angka 355 juta jiwa, artinya 1 dari 6 orang di dunia ini menderita
rheumatoid. Diperkirakan angka ini terus meningkat hingga tahun 2025 dengan
indikasi lebih dari 25% akan mengalami kelumpuhan. Organisasi kesehatan dunia
(WHO) melaporkan bahwa 20%, penduduk dunia terserang penyakit arthritis
rheumatoid (Wiyono, 2010). Berdasarkan hasil penelitian terakhir dari Zeng QY et al
2008, prevalensi nyeri rematik di Indonesia mencapai 23,6% hingga 31,3%. Angka
ini menunjukkan bahwa rasa nyeri akibat rematik sudah cukup mengganggu aktivitas
masyarakat Indonesia. Akibat dari rematik yang tidak segera diatasi yaitu dapat
mengakibatkankecacatan,ketidakmampuan, penurunan kualitas hidup, serta dapat
meningkatkan beban ekonomi penderita dan keluarganya.
Data pelayanan kesehatan tahun ketahun menunjukkan proporsi kasus rematik di
Jawa Tengah mengalami peningkatan dibanding dengan kasus penyakit tidak
menular. Secara keseluruhan pada tahun 2007 proporsi kasus rematik sebesar 17,34%,
meningkat menjadi 29,35% di tahun 2008 . kemudian pada tahun 2009 mengalami
peningkatan menjadi 39,47% (Seksi PZPTM, 2009). Menurut data Sistem Informasi
Manajemen Puskesmas Purwantoro 1 kasus kejadian rheumatoid meningkat, pada
tahun 2014 sebesar 27,39 per 1000 penduduk dan pada tahun 2015 sebesar 29,83 per
1000 penduduk. Kejadian rematik yang tinggi di Wonogiri
menyebabkan kami memilih mengolah data rematik, karena penyakit rematik
biasanya dianggap penyakit yang tidak serius dan cenderung diabaikan

Dari berbagai observasi menunjukkan bahwa hormon seks merupakan salah satu
faktor predisposisi penyakit ini. Hubungan hormon seks dengan rematik/pegal linu
sebagai penyebabnya dapat dilihat dari prevalensi penderitanya yaitu 3 kali lebih
banyak diderita kaum wanita dibandingkan dari kaum pria (Sudoyo, dkk, 2007). Dari
data tersebut kami ingin mengetahui presentase terbesar kasus rheumatoid arthritis
berdasarkan jenis kelamin.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana karakteristik penyakit Arthritis di Puskesmas Purwantoro 1 menurut
bulan pada tahun 2016 (Januari-Agustus)?
1.2.2 Bagaimana karakteristik penyakit Arthritis di Puskesmas Purwantoro 1 menurut
wilayah?
1.2.3 Bagaimana karakteristik penyakit Arthritis di Puskesmas Purwantoro 1 menurut
jenis kelamin?
1.2.4 Bagaimana karakteristik penyakit Arthritis di Puskesmas Purwantoro 1 menurut
kasus kejadian?
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui karakteristik penyakit Arthritis di Puskesmas Purwantoro 1
menurut bulan pada tahun 2016 (Januari-Agustus).
1.3.2 Untuk mengetahui penyakit Arthritis di Puskesmas Purwantoro 1 menurut
wilayah.
1.3.3 Untuk mengetahui karakteristik penyakit Arthritis di Puskesmas Purwantoro 1
menurut jenis kelamin.
1.3.4 Untuk mengetahui karakteristik penyakit Arthritis di Puskesmas Purwantoro 1
menurut kasus kejadian.

BAB II
HASIL
2.1 Gambaran Umum
Kecamatan Purwantoro merupakan salah satu dari 25 kecamatan di Kabupaten
Wonogiri. Jumlah penduduk di Kecamatan Purwantoro 48.702 Jiwa. Letak

Kecamatan Purwantoro kurang lebih 45 km dari Kota Wonogiri. Kecamatan


Purwantoro terdiri dari 2 kelurahan yaitu Tegalrejo dan Purwantoro serta 13 desa
yaitu Sumber, Bangsri, Biting, Kepyar, Gondang, Miricinde, Joho, Sukomangu,
Talesan, Sendang, Kenteng, Ploso dan Bakalan. Sementara wilayah kerja Puskesmas
Purwantoro I sendiri terdiri dari 2 kelurahan Tegalrejo dan Purwantoro serta 8 desa
yaitu Bangsri, Biting, Kepyar, Gondang, Sendang, Kenteng, Ploso dan Bakalan.
Letak Geografis Wilayah Kerja Puskesmas Purwantoro I sebagian besar adalah
dataran rendah (60%) , ada juga daerah berbukit dan pegunungan (40%). Luas
wilayah : 5925 ha terdiri dari 8 desa dan 2 Kelurahan dan jumlah RT 246.
Letak strategis :
- Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Puhpelem dan Bulukerto
- Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Kismantoro
- Sebelah Barat berbatasan dengan wilayah kerja Puskesmas Purwantoro II
- Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur
2.2 Karakteristik Penyakit Arthritis di Puskesmas Purwantoro 1 Menurut Bulan
pada Tahun 2016 (Januari-Agustus)
Distribusi frekuensi responden berdasarkan bulan digambarkan dengan grafik
batang (Gambar 2.1)

Distribusi Frekuensi Responden


Berdasarkan Bulan
250
200
150
Frekuensi 100
50
0

Januari Februari Maret

April

Mei

Juni

Bulan
Gambar 2.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Bulan

Juli

Agustus

Dari gambar 2.1 dapat diketahui bahwa pasein RA paling banyak terjadi pada
bulan April dengan presentase 19,34% dan kunjungan pasien terendah dengan kasus
RA terjadi pada bulan Juli dengan presentase 4,20%.
2.3 Karakteristik Penyakit Arthritis di Puskesmas Purwantoro 1 Menurut
Wilayah
Distribusi frekuensi responden berdasarkan wilayah asal digambarkan dengan
grafik lingkaran (Gambar 2.2)

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Wilayah Asal


Dalam
Luar

Gambar 2.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Wilayah Asal


Dari gambar 2.2 dapat diketahui bahwa pasein RA paling banyak terjadi pada
pasein yang berasal dari wilayah kerja Puskesmas Purwantoro 1, yaitu dengan
presentase 84%.
2.4 Karakteristik Penyakit Arthritis di Puskesmas Purwantoro 1 Menurut Jenis
Kelamin
Distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin digambarkan dengan
grafik lingkaran (Gambar 2.3)

Distribusi Frekuensi Responden


Berdasarkan Jenis Kelamin

Laki-laki

Perempuan

Gambar 2.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin


Dari gambar 2.3 dapat diketahui bahwa pasein RA paling banyak terjadi
Perempuan dengan presentase 72%.
2.5 Karakteristik Penyakit Arthritis di Puskesmas Purwantoro 1 Menurut
Status Pasien
Distribusi frekuensi responden berdasarkan kasus kejadian digambarkan dengan
grafik lingkaran (Gambar 2.4)

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kasus Kejadian

Baru Lama

Gambar 2.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kasus Kejadian


Dari tabel 2.4 dapat diketahui bahwa pasein dengan kasus baru penyakit RA
paling banyak yaitu dengan presentase 98%.

BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Karakteristik Penyakit Arthritis di Puskesmas Purwantoro 1 Menurut
Bulan pada Tahun 2016 (Januari-Agustus)
Dari hasil pengamatan yang dilakukan, pasien dengan keluhan penyakit Athritis
paling banyak terjadi pada bulan April yaitu sebanyak 19,34%. Dengan penduduk
yang mayoritas petani hal ini dimungkinkan karena bulan April merupakan musim
panen. Pada musim panen ini, sebagian besar warga berbondong-bondong untuk pergi
ke sawah dan memetik panen hasil tanamannya. Selain pemilik hasil panen, warga
sekitar pun tiba-tiba beralih profesi sebagai buruh tani. Pekerjaan mereka lakukan
dari pagi hari sampai sore. Beban pekerjaan yang terlalu berat dan sering
menyebabkan kelelahan, merasa nyeri pada sendi dan tulang yang berkepanjangan
sehingga menimbulkan rematik tanpa mereka sadari. Hal ini sesuai dengan penelitian
(Ernie, 2013) bahwa aktivitas masyarakat Indonesia yang kian padat dapat
menimbulkan berbagai ketidakmampuan yang diakibatkan oleh bermacam gangguan
khusunya Reumatik. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Indonesia
tahun 2013,

prevalensi tertinggi pada pekerjaan petani/nelayan/buruh baik yang

didiagnosis nakes (15,3%) maupun tidak didiagnosis nakes (31,2%). Penelitian lain
(Hasiibi, 2014) juga membuktikan bahwa kejadian rematik berdasarkan sosiodemografi lebih banyak dialami oleh kelompok usia 50-70 tahun (61.2%), berjenis
kelamin perempuan (57.1%), dan memiliki pekerjaan fisik (petani, peternak, buruh
dan ABRI) (65.3%). Sedangkan berdasarkan faktor risiko, kejadian lebih banyak
terjadi pada responden dengan riwayat beban kerja sedang-berat (71.4%) dengan
faktor biomekanika antara lain responden dengan riwayat membawa beban saat
bekerja (71.4%) dimana perkiraan berat beban < 25 kg (79.6%), frekuensi bekerja
dengan beban sebanyak 4 kali/minggu (53.1%).

3.2 Karakteristik Penyakit Arthritis di Puskesmas Purwantoro 1 Menurut


Wilayah
Pada pengamatan ini, pasien yang mengalami Arthritis lebih banyak berada
dalam lingkup wilayah kerja Puskesmas Purwantoro 1. Biaya berobat di Puskesmas
Purwantoro 1 gratis dan jarak rumah penderita ke Puskesmas mudah terjangkau,
sehingga biaya yang dikeluarkan sedikit. Hal ini sesuai dengan hasil Riset Kesehatan
Dasar (Riskesdas) Indonesia tahun 2013 bahwa kelompok yang didiagnosis nakes,
prevalensi tertinggi pada pendapatan terbawah (15,4%) dan menengah bawah
(14,5%). Demikian juga pada kelompok yang terdiagnosis nakes, prevalensi tertinggi
pada pendapatan terbawah (32,1%) dan menengah bawah (29,0%). Hal ini
dikarenakan sebagian besar masyarakat di dalam wilayah kerja Puskesmas
Purwantoro 1 berpenghasilan rendah.
3.3 Karakteristik Penyakit Arthritis di Puskesmas Purwantoro 1 Menurut Jenis
Kelamin
Dari hasil penelitian, diketahui bahwa perempuan lebih banyak menderita
Arthritis Reumatoid dibandingkan dengan laki-laki. Hal ini sesuai dengan penelitian
yang dilakukan oleh Mclnees bahwa risiko rheumatoid arthritis lebih besar pada
perempuan dibandingkan pada laki-laki. Penelitian lain (Deni, 2013) diperoleh data
angka penderita reumatik pada perempuan sebesar 76,6% sedangkan laki-laki sebesar
23,4%. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Indonesia tahun 2013,
prevalensi yang didiagnosis nakes lebih tinggi pada perempuan (13,4%) dibanding
laki-laki (10,3%) demikian juga yang didiagnosis nakes atau gejala pada perempuan
(27,5%) lebih tinggi dari laki-laki (21,8%).
Penyakit Reumatik dengan presentase nilai 49% dan penyakit tersebut lebih
banyak terjadi pada perempuan dibandingkan terjadi pada laki-laki (Darmojo dalam
Azizah, 2011). Pada perempuan yang memiliki hormon estrogen lebih berisiko
menimbulkan reumatik. Karena semakin tinggi kandungan estrogen, semakin tinggi
pula terkena reumatik (Handono & Isbagyo, 2005).

3.4 Karakteristik Penyakit Arthritis di Puskesmas Purwantoro 1 Menurut


Status Pasien
Dari hasil penelitian, diketahui bahwa penyakit RA paling banyak pada pasein
dengan kasus baru. Hal ini sesuai dengan data di poliklinik reumatologi RSUPN
Cipto Mangunkusumo Jakarta, kasus baru RA merupakan 4,1% dari seluruh kasus
baru pada tahun 2000 dan pada periode januari s/d juni 2007 didapatkan sebanyak
203 kasus RA dari jumlah seluruh kunjungan sebanyak 12.346 orang (15,1%).

BAB IV
PENUTUP
4.1 Simpulan
Dari pengamatan data RA dapat diketahui bahwa pasien dengan keluhan penyakit
Athritis paling banyak terjadi pada bulan April. Selain itu diketahui juga bahwa
pasien yang mengalami Arthritis lebih banyak berada dalam lingkup wilayah kerja
Puskesmas Purwantoro 1. Dari hasil pengamatan juga dapat diketahui bahwa
perempuan lebih banyak menderita Reumatoid Arthritis dibandingkan dengan lakilaki dan penyakit RA paling banyak pada pasein dengan kasus baru.
4.2 Saran
4.2.1 Saran untuk Puskesmas
Pelaporan data di Puskesmas Purwantoro I sudah baik, namun alangkah lebih
baik jika dalam penulisan data atau pelaporan data lebih lengkap. Sebaiknya data
diberi data karakteristik dengan lengkap dengan mencantumkan usia, jenis pekerjaan,
tempat tinggal agar dalam evaluasi program kesehatan lebih baik.
4.2.2 Saran untuk Masyarakat
Sebaiknya masyarakat lebih memperhatikan kesehatannya dengan memperbaiki
pola hidup, tidak melakukan aktivitas berat, memperbanyak istirahat jika sudah
merasa lelah.

DAFTAR PUSTAKA
Choy,Ernest.2012. Understanding the dynamics: pathways involved in the
pathogenesis of rheumatoid arthritis. Rheumatology
Department of Social Protection. Rheumatoid Arthritis.Atos Healthcare
Hasiibi,Wan Amin.Prevalensi Dan Distribusi Osteoartritis Lutut Berdasarkan
Karakteristik Sosio-Demografi Dan Faktor Risiko Di Wilayah Kerja Puskesmas
Susut I, Kecamatan Susut, Kabupaten Bangli Pada Tahun 2014.Universitas
Udayana
McInnes,Iain dan Georg Schett.2011.The Pathogenesis of Rheumatoid
Arthritis.The new england and journa l o f medicine.Washington Univ Sch
Med Medical Lib
PURNOMO,JOKO.2010. Hubungan Antara Tingkat Pengetahua Tentang Penyakit
Reumatik Dengan Sikap Lansia Dalam Mengatasi Kekambuhan Penyakit
Reumatik Di Posyandu Lansia Kalurahan Karangasem Kecamatan Laweyan
Kota Surakarta.Skripsi. Universitas Muhammadiyah Surakarta
SINGH,JASVINDER A.2015.2015 American College of Rheumatology Guideline
for the Treatment of Rheumatoid Arthritis.Arthritis Care &
Research.American
Vianti,Deni Okta,Dkk.2013.Hubungan Antara Obesitas Dengan Kejadian Reumatik
Pada Wanita Usia 40-64 Tahun Di Wilayah Kerja Puskesmas Margorejo
Kabupaten Pati.STIKES Ngudi Waluyo
Yuliati,dkk.Gambaran Pengetahuan Keluarga Tentang Pengobatan Rematik Dengan
Air Rebusan Jahe Di Kelurahan Meranti Pandak Wilayah Kerja Puskesmas
Rumbai

LAMPIRAN
Lampiran 1.1
Tabel 2.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Bulan
Distribusi Frekuensi
Bulan
Jumlah
%
(1)
(2)
(3)
Januari
174
15,58
Februari
189
16,92
Maret
138
12,35
April
216
19,34
Mei
177
15,84
Juni
113
10,12
Juli
47
4,20
Agustus
63
5,65
Total
1117
100,00
Sumber: Sistem Informasi Manajemen Puskesmas Purwantoro 1
Tabel 2.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Wilayah Asal
Distribusi Frekuensi
Wilayah
Jumlah
%
(1)
(2)
(3)
Dalam
936
84,0
Luar
180
16,0
Total
1,116
100,00
Sumber: Sistem Informasi Manajemen Puskesmas Purwantoro 1

Tabel 2.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin


Distribusi Frekuensi
Jenis Kelamin
Jumlah
%
(1)
(2)
(3)
Laki-laki
262
28,0
Perempuan
806
72,0
Total
1,068
100,00

Sumber: Sistem Informasi Manajemen Puskesmas Purwantoro 1


Tabel 2.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Status Pasien
Distribusi Frekuensi
Status Pasien
Jumlah
%
(1)
(2)
(3)
Baru
1,094
98
Lama
23
2,0
Total
1,117
100,00
Sumber: Sistem Informasi Manajemen Puskesmas Purwantoro 1

Lampiran 1.2

Anda mungkin juga menyukai